Главная / Lainnya / Kebangkitan Sang Bayangan / Bab 6: Pertemuan dalam Bayang-bayang

Share

Bab 6: Pertemuan dalam Bayang-bayang

Aвтор: Pyyupyy_
last update Последнее обновление: 2024-11-10 22:03:35

Beberapa minggu berlalu sejak serangan Luca terhadap kasino keluarga Rosso. Dampak serangan itu berhasil merusak salah satu sumber pendapatan utama mereka dan menyebabkan ketegangan yang lebih dalam di antara dua keluarga besar yang sedang bertikai. Namun, Luca tahu bahwa Rosso tidak akan tinggal diam. Serangan balik dari pihak musuh bukan hanya sekadar kemungkinan, melainkan kepastian yang hanya tinggal menunggu waktu.

Pada suatu malam yang dingin, di tengah temaram lampu jalanan, Luca menerima pesan dari seseorang yang tak ia duga akan menghubunginya—Matteo, salah satu pemimpin keluarga besar lain di kota itu. Matteo dikenal licik dan hanya peduli pada kekuasaannya sendiri. Keluarganya tidak berpihak pada Ombra atau Rosso, tetapi memiliki hubungan bisnis dengan keduanya. Matteo adalah tipe orang yang menyeimbangkan aliansinya berdasarkan keuntungan, dan biasanya ia menghindari keterlibatan dalam konflik antar-keluarga besar.

Pesan Matteo singkat, namun jelas: ia ingin bertemu dengan Luca secara pribadi, tanpa ada orang lain yang tahu. Matteo berjanji bahwa pertemuan ini bukanlah jebakan dan menawarkan tempat netral, yaitu di sebuah gudang tua di tepi kota yang sudah lama tak digunakan.

Luca menyadari risiko yang ia hadapi, tetapi nalurinya mengatakan bahwa Matteo bukan seseorang yang suka bermain dengan api. Jika Matteo mengundangnya untuk bertemu, pasti ada hal penting yang ingin ia sampaikan. Dengan persiapan matang, Luca memutuskan untuk menemui Matteo, namun ia tetap membawa Dante dan beberapa orang terpercaya, yang akan berjaga di sekitar lokasi untuk memastikan keamanan.

**

Malam itu, Luca tiba di gudang tua yang sudah lusuh dan gelap. Gudang itu terlihat sepi dan tak terawat, namun dari balik kegelapan, sebuah lampu kecil menyala, memperlihatkan siluet Matteo yang sedang menunggunya di dalam.

Luca memasuki gudang dengan waspada, memperhatikan setiap sudut ruangan untuk memastikan bahwa tidak ada jebakan di sekitarnya. Ia melangkah mendekat, dan akhirnya berdiri berhadapan dengan Matteo. Pria itu menatapnya dengan senyum licik, senyum yang telah lama dikenal Luca sebagai tanda manipulasi.

“Luca Ombra,” sapa Matteo dengan nada rendah. “Senang sekali bisa bertemu langsung denganmu, pewaris keluarga Ombra yang terkenal.”

“Matteo,” balas Luca dingin. “Kau tahu ini berisiko. Kau mengundangku ke sini, di tengah perang yang sedang berkobar. Jadi, beritahu aku—apa yang kau inginkan?”

Matteo terkekeh pelan, matanya bersinar tajam. “Langsung pada intinya, ya? Baiklah. Aku tahu bahwa kau sedang dalam konflik serius dengan Rosso, dan aku tahu betapa pentingnya posisi keluargamu dalam mempertahankan kekuasaan di kota ini.”

Matteo berhenti sejenak, menatap Luca dengan intens. “Aku punya informasi penting yang bisa membantumu mengalahkan keluarga Rosso. Informasi ini bernilai tinggi, dan jika kau memanfaatkannya dengan baik, Rosso bisa hancur lebih cepat daripada yang kau kira.”

Luca menyipitkan mata, berusaha menilai niat Matteo. “Apa yang kau inginkan sebagai imbalan, Matteo? Aku tahu kau bukan orang yang memberi bantuan cuma-cuma.”

Matteo tersenyum licik. “Aku ingin bagian dari wilayahmu di distrik timur. Sebagai jaminan bahwa aliansi kita bisa memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak.”

Luca memandang Matteo dengan waspada. Distrik timur adalah salah satu area strategis bagi keluarga Ombra, penuh dengan bisnis yang menghasilkan pendapatan tetap. Menyerahkan sebagian wilayah ini sama saja dengan membiarkan keluarga lain menancapkan pengaruh di daerah kekuasaannya. Tetapi, jika informasi Matteo benar-benar berguna, mungkin risiko ini layak untuk diambil.

“Apa informasi yang kau punya?” tanya Luca, mencoba mengulur waktu sebelum membuat keputusan.

Matteo mendekat, dan dengan suara pelan ia menjelaskan, “Rosso saat ini sedang merencanakan serangan besar, tetapi mereka menyimpan rencana itu di tempat yang tidak terduga. Mereka telah mengumpulkan senjata dan pasukan di sebuah tempat persembunyian rahasia, jauh dari perhatian publik. Tempat itu dijaga ketat, namun tidak ada seorang pun di kota ini yang mengetahui lokasinya, kecuali aku.”

Luca merasa jantungnya berdegup lebih cepat. Informasi ini bisa menjadi kunci untuk mengantisipasi pergerakan Rosso. Jika ia berhasil menyerang gudang senjata rahasia itu, keluarga Rosso akan kehilangan banyak sumber daya dan tidak akan mampu melanjutkan pertempuran.

“Aku bisa mengungkapkan lokasi itu padamu, tetapi aku harus mendapat kepastian bahwa wilayah yang kuminta akan menjadi milikku,” kata Matteo, nadanya penuh kepercayaan diri.

Luca berpikir sejenak, mempertimbangkan semua opsi. Menyerahkan sebagian wilayah memang akan berdampak pada kekuasaan keluarganya, namun dampak menghancurkan Rosso jauh lebih penting. Setelah beberapa saat, Luca mengangguk perlahan.

“Setuju,” katanya akhirnya. “Kau dapat wilayah yang kau inginkan, jika informasi ini terbukti benar dan aku berhasil memanfaatkannya.”

Matteo tersenyum puas. “Kau membuat pilihan yang cerdas, Luca.” Ia kemudian memberitahu Luca tentang lokasi rahasia yang digunakan keluarga Rosso sebagai tempat penyimpanan senjata mereka.

“Pastikan kau berhati-hati, Luca. Rosso tidak akan membiarkan tempat itu dijangkau dengan mudah,” tambah Matteo, sebelum meninggalkan gudang dengan langkah tenang.

**

Dalam perjalanan pulang, Luca merasakan kombinasi antara kegelisahan dan kepuasan. Jika informasi Matteo benar, ini bisa menjadi pukulan yang sangat besar bagi keluarga Rosso. Tetapi, ia juga menyadari bahwa keputusan ini akan membawa konsekuensi jangka panjang. Keluarga Ombra harus siap menghadapi ancaman dari Matteo jika aliansi sementara ini berakhir.

Luca mengumpulkan Dante dan beberapa orang terpercaya begitu sampai di markas. Ia segera memberi instruksi untuk menyusun rencana penyerangan ke tempat yang diinformasikan oleh Matteo. Mereka akan bergerak dengan sangat hati-hati, karena Rosso pasti sudah mempersiapkan pertahanan yang ketat di sana.

**

Malam penyerangan tiba. Luca dan timnya bergerak dengan cepat dan senyap, menuju lokasi yang disebutkan Matteo. Mereka memilih waktu tengah malam ketika penjagaan mungkin lebih lengah. Sesampainya di lokasi, mereka melihat sebuah gudang besar yang terlihat sepi dari luar, namun terlihat beberapa penjaga yang berjaga-jaga di sekitar tempat itu.

Dante memberi isyarat kepada timnya untuk menyebar, mengambil posisi yang telah ditentukan untuk melakukan serangan secara bersamaan. Luca berdiri di tempat aman, mengamati seluruh operasi dengan penuh perhatian. Rasa tegang memenuhi udara saat mereka menunggu waktu yang tepat untuk bergerak.

Dalam sekejap, tembakan pertama meletus, diikuti dengan suara senjata lainnya yang memenuhi malam. Para penjaga di gudang terkejut dan mulai membalas serangan, tetapi tim Luca telah berada di posisi yang lebih menguntungkan. Mereka menghancurkan setiap penjaga yang mencoba melawan, dan berhasil memasuki gudang.

Begitu berada di dalam, mereka melihat berbagai senjata dan bahan peledak yang tersimpan rapi di rak-rak besar. Gudang itu memang benar-benar tempat penyimpanan utama keluarga Rosso. Dante dan beberapa anak buahnya segera menempatkan bahan peledak di sekitar gudang, memastikan bahwa semua sumber daya Rosso di tempat itu akan hancur.

Luca berdiri di luar gudang, memperhatikan saat Dante memberi tanda bahwa bahan peledak sudah siap. Dengan isyaratnya, mereka semua mundur, menjauh dari gudang. Dalam hitungan detik, ledakan besar mengguncang malam, menerangi langit dengan kobaran api yang membumbung tinggi.

Luca menatap api itu dengan ekspresi tenang. Ia tahu bahwa serangan ini akan mengirimkan pesan yang kuat kepada Rosso—bahwa keluarga Ombra adalah musuh yang tak bisa diremehkan.

Namun, di balik kemenangan ini, Luca juga merasakan bahwa langkah yang ia ambil telah membawanya lebih dalam ke dunia gelap yang penuh dengan intrik dan pengkhianatan. Dunia ini tidak akan memberinya waktu untuk menyesal, dan ia harus terus bergerak maju.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Kebangkitan Sang Bayangan   Bab 55: Perang Dimulai

    Berlin menjadi saksi bisu ketegangan yang tak terlihat di balik gemerlapnya lampu-lampu kota. Setelah berhasil menyusup ke markas Bayangan Kedua, Luca, Elena, dan Marco tahu mereka tidak bisa berlama-lama di kota ini. Informasi yang mereka bawa terlalu penting untuk disimpan terlalu lama tanpa tindakan. Namun, pergerakan mereka kini diikuti, dan waktu untuk bersembunyi sudah hampir habis. Di apartemen kecil yang mereka sewa, Elena memimpin analisis mendalam terhadap data yang mereka curi. Peta digital, pesan-pesan terenkripsi, dan dokumen keuangan menjadi bahan utama mereka. Semua bukti itu menunjukkan bahwa Bayangan Kedua sedang mempersiapkan sebuah operasi besar, yang disebut “Proyek Valhalla.” “Elena, apa sebenarnya proyek ini?” tanya Marco, duduk di sofa dengan pistol di pangkuannya. Elena mengerutkan kening sambil mengetik cepat di laptopnya. “Proyek Valhalla tampaknya adalah serangkaian serangan terkoordinasi di berbagai negara. Mereka menarget

  • Kebangkitan Sang Bayangan   Bab 54: Jejak di Berlin

    Hening malam Berlin hanya sesekali terganggu oleh deru mobil yang melintasi jalan-jalan sempitnya. Kota itu menyimpan sejuta rahasia, dan malam ini, Luca, Elena, dan Marco berada di tengah-tengahnya, menyamar sebagai turis yang tampak biasa. Mereka tiba di Berlin dengan tujuan yang jelas: menemukan titik koordinat terakhir yang ditandai pada peta yang mereka curi dari markas Bayangan Kedua di Budapest. "Tempat ini jauh lebih sibuk dibandingkan hutan tempat kita bersembunyi," kata Marco, berjalan di trotoar sambil memegang tasnya dengan erat. "Dan aku tidak suka itu." "Kita hanya perlu menyatu dengan keramaian," jawab Elena. "Tidak ada yang akan mencurigai kita kalau kita terlihat seperti orang lokal." Luca mengangguk setuju. "Kita fokus pada misi. Gedung yang kita cari ada di distrik Mitte, sebuah kawasan perkantoran yang cukup sibuk. Kita akan bergerak tengah malam, saat keamanan paling lemah." Mereka berjalan menuju s

  • Kebangkitan Sang Bayangan   Bab 53: Pertarungan yang Tak Terhindarkan

    Suara kendaraan yang mendekat membuat suasana di pondok semakin tegang. Marco berdiri di ambang pintu, mencoba mengintip dari celah kecil. Di kejauhan, lampu sorot kendaraan terlihat menembus kegelapan hutan. “Mereka sudah sampai,” bisik Marco. Elena segera mengambil posisi di samping jendela, senjata di tangan. Luca memeriksa Krylov yang tetap terikat di kursinya, wajahnya masih dengan senyuman mengejek. “Apakah kau memberitahu mereka lokasimu?” tanya Luca dingin. Krylov mengangkat bahu. “Mungkin saja. Kau tahu, Bayangan Kedua punya cara mereka sendiri.” “Bungkam dia,” kata Elena tajam. Luca memutuskan untuk menyumpal mulut Krylov dengan kain, memastikan dia tidak bisa berteriak atau memberi isyarat apa pun. “Marco, berapa banyak?” tanya Luca sambil memeriksa senjatanya. “Dua mobil, setidaknya delapan orang,” jawab Marco sambil melangkah mundur dari pintu.

  • Kebangkitan Sang Bayangan   Bab 54: Jejak di Berlin

    Hening malam Berlin hanya sesekali terganggu oleh deru mobil yang melintasi jalan-jalan sempitnya. Kota itu menyimpan sejuta rahasia, dan malam ini, Luca, Elena, dan Marco berada di tengah-tengahnya, menyamar sebagai turis yang tampak biasa. Mereka tiba di Berlin dengan tujuan yang jelas: menemukan titik koordinat terakhir yang ditandai pada peta yang mereka curi dari markas Bayangan Kedua di Budapest. "Tempat ini jauh lebih sibuk dibandingkan hutan tempat kita bersembunyi," kata Marco, berjalan di trotoar sambil memegang tasnya dengan erat. "Dan aku tidak suka itu." "Kita hanya perlu menyatu dengan keramaian," jawab Elena. "Tidak ada yang akan mencurigai kita kalau kita terlihat seperti orang lokal." Luca mengangguk setuju. "Kita fokus pada misi. Gedung yang kita cari ada di distrik Mitte, sebuah kawasan perkantoran yang cukup sibuk. Kita akan bergerak tengah malam, saat keamanan paling lemah." Mereka berjalan menuju sebuah hostel sederha

  • Kebangkitan Sang Bayangan   Bab 52: Jaring Perangkap

    Setelah perjalanan panjang, Luca, Elena, dan Marco akhirnya tiba di sebuah pondok kecil di tengah hutan, tempat perlindungan yang sebelumnya mereka gunakan sebagai markas darurat. Pondok itu sederhana, dengan dinding kayu yang mulai lapuk dan jendela kecil yang hampir tidak memberikan cahaya. Namun, di dalamnya terdapat persediaan yang cukup untuk bertahan beberapa hari. Krylov, yang tangannya masih terikat, diseret masuk oleh Marco. Pria itu tetap tersenyum seperti biasanya, meskipun keadaannya sekarang jauh dari menyenangkan. “Tempat ini cukup terpencil. Kita aman untuk sementara,” kata Marco sambil mengunci pintu belakang. “Kita harus bergerak cepat,” ujar Elena sambil memeriksa senjatanya. “Bayangan Kedua tidak akan menyerah sampai mereka mendapatkan Krylov kembali.” Luca mengangguk setuju. “Kita harus memanfaatkan waktu ini untuk menggali informasi sebanyak mungkin darinya.” ### **Interogasi Dimulai** Krylov didu

  • Kebangkitan Sang Bayangan   Bab 51: Jejak Bayangan yang Memudar

    Kendaraan melaju kencang melewati jalan-jalan sepi di luar Praha. Di dalamnya, suasana penuh ketegangan. Luca duduk di kursi depan, tangannya erat menggenggam setir. Di belakang, Elena dan Marco duduk berjaga dengan senjata di tangan, sementara Krylov yang terborgol tersenyum sinis, seolah tidak gentar sedikit pun meski dia sudah menjadi tawanan mereka. “Kita ke mana sekarang?” tanya Elena, memecah keheningan. “Markas sementara di luar kota,” jawab Luca sambil tetap fokus pada jalan. “Kita tidak bisa menuju pangkalan utama. Mereka mungkin sudah memantau semua jalur ke sana.” Marco menatap Krylov dengan tajam. “Pria ini pasti punya lebih banyak trik. Jangan sampai kita lengah.” Krylov tertawa kecil. “Ah, kalian terlalu berlebihan. Aku hanya seorang pria tua yang kalah dalam pertarungan, bukan?” “Kalah?” Elena mendekatkan wajahnya ke Krylov. “Jangan terlalu percaya diri. Kita sudah menghancurkan sebagian besar jaringanmu. Kau buka

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status