Nau Sang berjalan mengikuti Gaura yang sudah berjalan lebih dulu di depannya, Gaura sengaja mengeluarkan auranya agar Nau Sang mengetahui kalau saat ini dirinya sangat marah bahkan sampai mau membunuh banyak orang.
Nau Sang walau bisa merasakan aura membunuh Gaura yang terlihat sangat marah masih terlihat biasa saja, Nau Sang sama sekali tidak takut karena dirinya sama sekali tidak berbohong pada Gaura, dari awal dirinya tidak pernah mengaku mengaku kalau dirinya adalah Nau Sang sang Raja Demon sebelumnya walau namanya juga Nau Sang.Setelah berjalan cukup jauh Gaura yang berhenti di depan sebuah ruangan yang sangat besar langsung memutar badannya, Gaura menatap Nau Sang sekilas lalu kembali memutar badannya dan membuka pintu yang ada di depannya.Suara pintu yang terbuka sangat keras terdengar berbeda dari pintu yang lainnya, Nau Sang yang sama sekali tidak mau memikirkannya langsung masuk ke dalam mengikuti Gaura.Dua buah rantai yang sangat besar langsung mengikat kaki dan tangan Nau Sang tepat setelah masuk ke dalam ruangan, dari arah belakangnya sebuah kursi menyambutnya dan membuatnya terduduk.Nau Sang masih diam walau Gaura memperlakukannya seperti itu, Nau Sang hanya menatap Gaura yang duduk sambil mengangkat kakinya dan menyeringai ke arahnya.Cambuk cambuk besar satu persatu ditaruh di atas meja tidak jauh di samping Gaura, masih sama seperti sebelumnya Gaura menatap tajam ke arah Nau Sang yang hanya diam menatapnya."Aku adalah raja Demon kejam yang tidak pernah memberikan ampunan kepada siapapun yang sudah membuat kesalahan, itu juga berlaku bagi anggota keluargaku dan orang luar tanpa terkecuali," ucap Gaura."Tapi hukuman yang aku berikan kepada seseorang yang memiliki kesalahan tergantung perbuatan yang dilakukannya, Jika dia berbohong aku akan memotong lidahnya dan membiarkan lidahnya tumbuh sendiri atau aku akan menebas kepalanya dan memasangnya lagi," sambung Gaura."Dan masih banyak hukuman lainnya yang sudah aku persiapkan termasuk hukuman cambuk sampai Mati," ucap Gaura lagi.Nau Sang sama sekali tidak takut mendengar perkataan Gaura, hanya hukuman seperti itu saja sangat kecil baginya jika dirinya harus menerimanya.Melihat wajah datar Nau Sang Gaura mengernyitkan dahinya tidak senang, seharusnya setelah mendengarkan perkataannya Nau Sang tidak mengeluarkan ekspresi seperti itu, setidaknya dia harus ketakutan dan langsung mengatakan kesalahannya dan segera meminta maaf."Apa kamu masih tidak menyadari kesalahanmu?" tanya Gaura sambil menghentakkan tongkat saktinya."Memangnya aku salah apa? Aku tidak pernah berbohong dan tidak pernah melakukan kesalahan lainnya," ucap Nau Sang.Braaaaaaaaaaaaaak.Mendengar Nau Sang tidak menyadari kesalahannya Gaura semakin merasa sangat kesal, Gaura yang menarik rantai Nau Sang membuatnya terlempar ke belakang."Aku sudah bilang semakin kamu tidak mengakui kesalahanmu aku semakin menyiksamu," ucap Gaura."Sama seperti sebelumnya aku tetap tidak akan mengaku salah karena aku memang tidak salah, Jadi kenapa kamu tidak menjelaskan di mana kesalahanku," sahut Nau Sang."Kamu bukan Raja Demon sebelumnya dan kamu juga bukan kakak ku," Ucap Gaura yang langsung berdiri dan menatap tajam ke Nau Sang yang bangkit berdiri.Walau kekuatan Demon di tubuhnya sudah bangkit Nau Sang sama sekali tidak bisa menggunakannya, dua rantai yang mengikat kaki tangannya mengunci kekuatan Demon nya yang sudah bangkit."Namaku Nau Sang," sahut Nau Sang sambil kembali duduk."Tapi kamu bukan Nau Sang Kakak ku," ucap Gaura."Coba kamu ingat lagi apa aku ada mengatakan kalau aku adalah Kakak mu, saat pertama bertemu denganmu aku tidak mengatakan apapun, aku bahkan kebingungan karena kamu menganggap ku adalah Raja Demon sebelumnya," sahut Nau Sang.Deg.Gaura yang mendengar itu terdiam tidak bisa berkata apa-apa lagi, jika diingat kembali memang seperti itu kenyataannya, orang yang ada di depannya itu sama sekali tidak pernah mengatakan Jika dia adalah kakaknya atau Raja Demon sebelumnya.Tapi karena aura yang ada di dalam tubuh itu adalah aura Kakaknya Gaura langsung menganggapnya sebagai Kakaknya dan membawanya ke istananya, Gaura yang sebelumnya tidak mengira semua itu hanyalah kesalahan tetap tidak bisa mengatakan apapun."Kalau begitu kenapa kamu tidak mengatakannya padaku dari awal?" Tanya Gaura."Memangnya kapan waktuku untuk berbicara? Kamu terus melakukan semuanya yang kamu mau dan mengatakan kalau malu jika aku sama sekali tidak memiliki kekuatan," ucap Nau Sang."Tapi aku tidak menyalahkan mu karena kamu menganggap ku Kakak mu karena sebenarnya kami memiliki sedikit hubungan," sambung Nau Sang.Gaura semakin tidak mengerti apa yang sebenarnya ingin dikatakan oleh Nau Sang, Memangnya Apa hubungannya dia dan Kakaknya pikirnya."Seharusnya kamu tidak terlambat mendatanginya, selama ini Kakakmu itu selalu disiksa dan tidak pernah mendapatkan kasih sayang orang tuanya semasa hidupnya, hanya jiwanya saja yang Demon tapi dia memiliki tubuh manusia dan karena karma membuatnya tidak memiliki kekuatan Demon sama sekali Karena telah di segel," ucap Nau Sang."Tubuh yang aku gunakan saat ini memang benar adalah tubuh manusia Kakak mu yang sekarang jiwanya sudah benar-benar tidak ada lagi di dunia ini, Aku sama sekali tidak heran kamu bisa menganggap ku sebagai Kakak mu karena masih ada aura Demon tersendiri dalam tubuh ini," sambung Nau Sang.Gaura masih mendengarkan dengan sangat serius perkataan Nau Sang, Gaura menatap Nau Sang dan memberinya isyarat agar kembali melanjutkan apa yang ingin dikatakannya."Aku reinkarnasi di tubuh ini tepat setelah jiwa Kakak mu tidak ada, semua penderitaan yang dialaminya selama berada di dunia manusia aku sudah mengingatnya aku juga berjanji akan membalaskan dendam pada mereka semua sudah berani menyiksanya," ucap Nau Sang."Jadi maksudmu selama di dunia manusia Kakak ku mendapatkan siksaan tanpa henti? Jika benar seperti itu aku akan datang ke sana dan membasmi mereka semua," sahut Gaura."Setelah aku pikir-pikir lagi kamu tidak bisa pergi ke sana, karena jika kamu bisa pergi ke sana sudah lama kamu menjemputnya tepat setelah kelahirannya," ucap Nau Sang.Gaura sama sekali tidak menyangka Nau Sang mengetahui jika dirinya tidak bisa keluar dari wilayah Osaka, Sebenarnya ada sebuah perjanjian khusus dengan Dewa yang membuatnya tidak bisa keluar dari wilayah Osaka sampai waktu batas berakhir, tapi perjanjian khusus itu hanya diketahui oleh dirinya dan mereka saja, lalu bagaimana orang yang ada di depannya itu mengetahuinya."Kamu harus mengetahui satu hal manusia dilahirkan dengan pikiran yang tajam, Apalagi aku adalah mantan Jenderal perang, Aku bisa membaca semuanya dengan sangat cepat," ucap Nau Sang."Karena kamu tidak bisa pergi ke dunia manusia biarkan aku saja yang membalaskan dendamnya, tapi aku memiliki syarat untuk itu," sambung Nau Sang."Katakan apa syaratnya," sahut Gaura."Karena tubuh ini memiliki Aura Demon dan tingkat pelatihan Demon aku tidak bisa berkultivasi seperti manusia lainnya, aku akan menjalani kultivasi para Demon di dunia Osaka ini sampai benar-benar menjadi kuat," ucap Nau Sang."Jika hanya itu sama sekali tidak masalah untuk ku, tapi aku juga memiliki syarat sendiri," sahut Gaura sambil tersenyum.Karena sudah terlanjur Gaura berpikir untuk menjadikannya nyata saja, tidak peduli yang di depannya saat ini Kakaknya atau bukan dirinya akan menganggapnya seperti Kakaknya, Gaura juga berpikir sebenarnya bagus juga orang di depannya bukan kakaknya jadi posisi Raja Demon tetap miliknya.Melewati portal Nau Sang dan Pangeran Fua mendapatkan sorakan besar-besaran dari para warga, rencana Nau Sang yang menempatkan pasukan bantuan di berbagai tempat membuahkan hasil, tanpa rencana Nau Sang para warga yakin kalau mereka pasti sudah mati sekarang."Hidup Jenderal Nau Sang.""Hidup Jenderal Nau Sang.""Hidup Jenderal Nau Sang.""Para warga bersorak untuk mu," ucap Pangeran Fua."Apa Pangeran juga tidak mendengar ada yang juga bersorak untuk mu," sahut Nau Sang."Memang ada tapi tidak sebanyak sorakan untuk mu," ucap Pangeran Fua."Heeeeh, kalau begitu maafkan aku yang mengambil perhatian semua warga," sahut Nau Sang."Hahahaha, Jenderal Nau Sang memang sangat suka bercanda," ucap Pangeran Fua."Kalau begitu aku pergi lebih dulu kembali ke istana," sambung Pangeran Fua yang langsung menunggangi kudanya dengan cepat meninggalkan Nau Sang."Ketua Jain, tugas mu juga sudah selesai kamu b
Tahu dirinya tidak akan bisa menang melawan pasukan yang dibawa oleh Nau Sang Raja Sanwan memutuskan mendatangi pasukannya yang masih terus menyerang, lebih dari setengah pasukannya sudah mati dan hanya menyisakan petarung terkuatnya saja.Menggunakan jubah perang lengkapnya Raja Sanwan mengangkat bendera putih, Raja Sanwan yang hanya berdiri langsung berjalan ke arah Pangeran Fua dan berharap bisa bernegosiasi dengannya."Kamu pasti Pangeran Fua, aku menyerah," ucap Raja Sanwan."Menyerah? Apa Raja Sanwan berpikir hanya dengan kata itu semua akan selesai," sahut Pangeran Fua."Tentu saja tidak, tapi aku di sini sudah tidak memiliki pasukan," ucap Raja Sanwan."Tidak ada lagi yang bisa digunakan untuk melawan pasukan kalian," sambung Raja Sanwan."Tentu saja kami mengetahuinya, Karena tujuan peperangan ini memang untuk menghancurkan kerajaan Namgala sampai ke akarnya," sahut Pangeran Fua."Berhentilah banyak bicara dan l
Jleeeeeeeeb.Jleeeeeeeeeb.Ayunan pedang dan hujanan anak panah terus mengarah ke kedua pasukan yang bertempur sekuat tenaga, Nau Sang yang sangat mempercayai para pasukannya tidak melihat ke belakang, Nau Sang bahkan tidak melihat ke arah Pangeran Fua yang bertarung berjauhan darinya.Wheeeeeeeeeeesss.Treeeeeeeeeeeeeeng.Treeeeeeeeeeeeeeng.Nau Sang yang hanya menyerang menggunakan kekuatan kultivasinya masih bisa ditangkis oleh jenderal Ran, jenderal Ran aendiri mantan adiknya di kehidupan sebelumnya hampir semua yang dikuasainya juga dikuasai adiknya."Apa ini? Kenapa setiap gerakan mu hampir sama dengannya?" Tanya jenderal Ran sambil terus mengayunkan pedangnya."Apa kamu teringat dengan seseorang yang sudah kamu khianati? Seseorang yang sudah banyak berkorban untuk mu tapi kamu bunuh dengan tanganmu sendiri," ucap Nau Sang."Siapa kamu sebenarnya?" Tanya jenderal Ran."Seperti yang kamu d
Sang wanita hanya diam dan menatap Nau Sang dari balik topi penutup wajahnya, sebenarnya sang wanita bukan bermaksud memata-matai Nau Sang, dirinya hanya ingin memberikan sesuatu sebelum Nau Sang pergi.Tapi karena Nau Sang penasaran dengan wajahnya dirinya tidak memiliki pilihan selain memperlihatkannya, lagipula wanita itu yakin Nau Sang tidak akan tahu siapa dirinya."Kalau begitu aku akan memperlihatkan wajah ku dengan senang hati," ucap sang wanita yang langsung membuka topinya.Deg.Nau Sang menatap wajah wanita itu tanpa berkedip, Nau Sanh yakin dirinya tidak mengenal wanita itu tapi tidak tahu kenapa Nau Sang seperti merasa wanita itu tidak asing."Apa kamu puas," ucap sang wanita."Aneh, Aku yakin tidak mengenalmu tapi kenapa... ." Nau Sang tidak melanjutkan perkataannya."Kenapa apa? Sudahlah tidak perlu kamu khawatirkan, Sebenarnya aku hanya ingin memberikan mu ini, ambillah," sahut sang wanita melemparkan kantong yang diambilnya dari balik bajunya."Buka saja nanti, itu ak
Surat sudah dibaca oleh Raja Tandua dan semua tepat seperti yang dilaporkan penasehat Yutang yang sebelumnya menemui Nau Sang, untung saja semua persiapan Nau Sang sudah selesai dan hanya tinggal berangkat saja."Penasehat Yutang menurut mu apa yang dilakukannya saat ini semua sangat tepat?" Tanya Raja Tandua."Tentu saja Yang Mulia, semua sudah dipikirkannya dengan sangat matang dan dia memikirkannya jauh-jauh hari hingga terbuat lah persiapan seperti saat ini," ucap penasehat Yutang."Menurutmu kesalahannya yang membebaskan tahanan apa bisa diselesaikan hanya karena persiapannya ini?" tanya Raja Tandua lagi."Jika dia berhasil membawa kemenangan tentu saja kesalahan itu sudah seharusnya dimaafkan apalagi dia melakukan semua itu juga demi kerajaan ini," ucap penasehat Yutang."Dan menurutku seharusnya dia mendapatkan hadiah yang besar jika berhasil," sambung penasehat Yutang."Baiklah, aku mengerti sekarang kita hanya perlu menunggu hasilnya saja," sahut Raja Tandua."Tidak juga Yang
Penasehat Yutang yang baru datang langsung duduk di depan Nau Sang, penasehat Yutang menatap Nau Sang yang terlihat sangat santai seperti peperangan yang sebentar lagi terjadi bukan masalah besar baginya."Apa aku membuat mu menunggu lama?" Tanya penasehat Yutang."Lumayan," ucap Nau Sang."Jadi apa yang membuat mu ingin bertemu dengan Yang Mulia Raja, apa ada masalah dalam persiapan mu?" Tanya penasehat Yutang."Apa aku terlihat seperti orang yang sedang dalam masalah sekarang?" Tanya Nau Sang balik."Tentu saja tidak," ucap penasehat Yutang."Sebenarnya kedatanganku kemari karena ingin memberitahu persiapanku semua sudah selesai dan surat peperangan juga akan dikirim besok, di dalam surat itu juga tidak tertera tanggal mereka akan menyerang, tapi seperti yang sudah kukatakan sedari awal semua akan dimulai dua hari setelah surat dikirim," sahut Nau Sang."Aku ingin memberitahu pada yang mulia karena aku juga membutuhkan surat kepergian, sekaligus meminta pasukan Raja bersiap jika saj