Share

Episode 8 Penyerangan di perjamuan

Rosaline menarik Pangeran Yuasa, dia terus mencari keberadaan Adrian. Sayangnya sosok Adrian tidak terlihat juga hingga dia memutuskan pergi tanpanya.

"Rosaline, tunggu!"

"Ada apa?" tanya Rosaline panik.

"Berhenti sebentar, kita harus menemukan Adrian terlebih dahulu," usul Pangeran Yuasa.

"Ini mungkin penyerangan, mana bisa berhenti. Ayo, kita cari tempat yang aman," sanggah Rosaline. Dia juga mencari Adrian tapi keselamatan Pangeran tetap prioritas utama. Adrian bisa menjaga dirinya sendiri.

"Rosaline!" teriak Pangeran Yuasa mendorong gadis berambut merah itu hingga terjatuh.

"Pangeran!"

Rosaline melihat sebuah anak panah tertancap di lengan Pangeran Yuasa. Dengan cepat dia mencabut panah itu dan menarik gaunnya lalu mengikat luka Pangeran Yuasa.

“Terima kasih telah melindungiku, tapi lain kali tolong jangan pernah mengorbankan diri untuk melindungiku,” ucap Rosaline membantu Pangeran Yuasa berdiri setelah merawat lukanya.

“Tenanglah, sebentar juga sembuh,” ucap Pangeran Yuasa. Dia meletakkan tangannya lalu melakukan pemulihan.

“Anak panah tadi mengandung racun,” batin Pangeran Yuasa.

Pangeran Yuasa menyembunyikan kenyataan dirinya terkena racun, luka luar dari anak panah tersebut telah sembuh.

“Sudah sembuh, jadi tak masalah,” lanjut Pangeran Yuasa. Mereka meneruskan berjalan perlahan dan mencari jalan keluar dari tempat itu.

“Apa tidak ada pintu lain,” Rosaline kesal dan memukul tembok di sebelahnya. Kemanapun mereka melangkah tidak ada jalan keluar. Ruangan itu tertutup dan sepertinya hanya pintu masuk saja satu-satunya akses keluar dari tempat ini.

“Bukankah itu balkon,” ucap Pangeran Yuasa menunjuk tempat yang disinari cahaya rembulan.

Baru mau melangkah mereka dikepung oleh sekelompok orang berbaju hitam, sungguh tidak seimbang. Kelompok itu serba hitam ditambah dengan pencahayaan minim membuat Rosaline kesulitan menghadapi semuanya.

“Dimana kamu Adrian,” gumam Rosaline. Andai saja ada pria itu pasti lebih mudah keluar dari situasi ini.

“Pangeran mundur!” seru Rosaline saat menerjang sekelompok orang berbaju hitam seorang diri. Gerakan gesit dan cepat Rosaline melumpuhkan satu per satu orang-orang berbaju hitam ini.

“Ayo kita ke balkon,” ajak Rosaline menarik Pangeran Yuasa.

“Rosaline kamu terluka,” ucap Pangeran Yuasa, dia khawatir dengan kondisi Rosaline yang dipenuhi luka.

“Abaikan, kita harus segera keluar dari sini.” Rosaline melihat kanan dan kiri. Balkon di hadapannya berada di lantai lima, tidak mungkin melompat dengan ketinggian ini.

Kali ini orang-orang berbaju hitam datang lagi, lebih banyak dari yang tadi.

“Tetap di belakang saya, Pangeran!” Rosaline bersiap. Di kedua tangannya sepasang belati sudah siap mencari korbannya. Tarian indah seorang pengawal yang menikam, menusuk dan berputar serta menendang dilakukan Rosaline. Tapi satu melawan banyak orang tidak akan pernah bisa seimbang.

“Pangeran jangan!” teriak Rosaline yang merasakan aliran energi dalam tubuhnya. Pangeran Yuasa menggunakan kemampuan penyembuhnya untuk membantu Rosaline.

“Hanya itu yang aku bisa, biarkan aku membantumu,” balas Pangeran Yuasa. Dia terus menerus mengobati luka-luka di tubuh Rosaline.

“Tidak ada habisnya,” keluh Rosaline yang tangannya mulai kebas menyerang lawan yang tak kunjung habis.

“Argh ….” Suara dari belakang orang-orang berbaju hitam ini.

“Adrian! Kemana saja kamu!” pekik Rosaline.

“Maaf, aku mencari informasi dan juga mencari senjata, tak bagus tapi lumayan,” jawab Adrian menunjukkan pedang kecil di tangannya.

Bersama mereka membantai orang-orang berbaju hitam itu hingga tak tersisa.

“Adrian!” pangeran Yuasa menyentuh lengan Adrian dan seketika luka besar di lengannya lenyap bersama rasa sakit yang sedari tadi menyiksanya.

“Terima kasih, Pangeran,” ucap Adrian.

Rosaline memperhatikan lagi balkon tempat mereka berdiri.

“Menurutmu bagaimana kalau meloncat dari sini?” tanya Rosaline meminta pendapat Adrian.

“Tak masalah buatku,” jawab Adrian yang langsung melompat ke balkon di bawahnya.

“Ayo!” teriak Adrian.

Pangeran Yuasa melihat ke bawah, kepalanya mendadak pusing.

“Tidak bisa Rosaline, aku takut,” ucap Pangeran Yuasa.

“Tidak ada jalan lain, sebelum mereka datang lagi. Ayo Pangeran!” bujuk Rosaline dan Pangeran Yuasa masih belum mau melompat.

“Tunggu apa lagi, ayo!” teriak Adrian yang berada satu lantai di bawah mereka.

Pangeran Yuasa sudah berdiri di atas pembatas balkon dan bersiap melompat. Ketinggian dan desiran angin membuat nyalinya ciut.

“Tak apa, saya di sini,” ucap Rosaline menenangkan. Gadis itu melingkarkan tangannya di pinggang sang pangeran. Jika saja posisi itu di balik pastilah akan sangat romantis.

Pangeran Yuasa berhasil melompat dan sampai di lantai 4 berkat bantuan Rosaline. Dia masih belum menguasai dirinya, sensasi melompat yang baru saja dia lalkukan mambuat jantungnya tidak baik-baik saja.

“Tunggu dulu,”

“Tidak perlu menunggu,” bantah Adrian yang langsung menarik Pangeran Yuasa dan menggendongnya di pundak.

“Adrian!” teriak Pangeran Yuasa saat dia dibawa melompat satu hingga dua kali tanpa jeda, berhenti sebentar dan melompat lagi hingga sampai di bawah.

“Ayo cepat!”

Hujan anak panah menyerang mereka, dengan barrier yang dibuat Rosaline mereka bisa terus bergerak. Rosaline menarik tangan Pangeran Yuasa dan memaksanya untuk lari bersama dengannya dan Adrian.

“Arah mana?” Adrian berhenti dan bingung kemana mereka harus kabur. Dari dua arah terlihat sekelompok orang berbaju hitam menuju ke arah mereka.

“Hutan,” ucap Pangeran Yuasa yang napasnya sudah tersengal-sengal.

“Tidak, Pangeran jangan bercanda hutan Onyx merupakan salah satu hutan yang paling ditakuti karena banyak monster di dalamnya,” balas Rosaline tidak setuju dengan pilihan Pangeran Yuasa.

“Tidak ada pilihan lain, Rosaline. Lihat, arah ke depan gedung di hadang mereka, sementara arah keluar di hadang juga hanya tinggal ke hutan,” balas Adrian mendukung  usulan Pangeran Yuasa.

“Arah keluar, kita terobos mereka,” usul Rosaline.

“Hutan saja,”

Suara Pangeran Yuasa terlalu lemah, dia juga tidak melangkah saat Adrian dan Rosaline berlari menuju sekelompok orang berbaju hitam yang menghalangi jalan mereka.

“Paman, tolong,” lirih Pangeran Yuasa. Pandangannya sudah kabur dan dia tak sanggup lagi berdiri.

Adrian dan Rosaline berhenti menyerang. Musuh mereka tiba-tiba mundur teratur. Hujan anak panah juga sudah tidak terlihat lagi. Salah satu dari mereka menunjuk ke arah belakang Rosaline dan Adrian.

“Na … na … naga!” teriak salah satu dari mereka.

Adrian dan Rosaline menoleh ke belakang dan tercengang dengan pemandangan tak biasa di hadapannya. Seekor naga hitam berdiri gagah dan di bawahnya sosok pria serba hitam dari atas hingga bawah.

“Pangeran?!”

Rosaline dan Adrian kembali bersiap bertarung. Pangeran Yuasa berada bersama pria itu dalam gendongannya.

“Lepaskan Pangeran!” seru Rosaline.

Pria itu bergeming, tidak ada suara maupun pergerakan. Naga hitam di belakangnya menekuk kakinya dan menunduk lalu pria itu meletakkan tubuh Pangeran Yuasa yang sudah tidak berdaya di atas sang naga.

“Lepaskan Pangeran!” teriak Rosaline mulai menyerang pria itu.

“Bodoh,” ucap lirih pria itu.

Rosaline terjatuh padahal belum sempat dia menyentuh pria itu dengan senjatanya.

“Dia terkena racun, ikutlah, kita sembuhkan dia,” ucap pria itu.

Adrian dan Rosaline yang telah berdiri kembali saling pandang. Lalu memandang kea rah pria itu.

“Aku bukan orang jahat yang akan melukai keponakanku sendiri,” ucapnya. “Ayo ikut.”

Rosaline dan Adrian mengikuti pria dan naganya masuk ke dalam hutan. Hutan Onyx yang terkenal dengan banyaknya monster.

“Siapa dia?” Adrian berbisik kepada Rosaline dan gadis itu menggelengkan kepalanya.

Rai Seika

Hai, salam dari Rai Seika. Senang akhirnya buku ini terbit juga. Selamat membaca dan jangan lupa tinggalkan jejak komentar dan gems untuk mendukung penulis. Selamat membaca

| Sukai
Komen (2)
goodnovel comment avatar
Amier
di perjelas
goodnovel comment avatar
Pury alliens
penasaran dengan sosok pria berkendara seekor naga yang mengaku pangeran yuasa keponakannya, semoga pangeran yuasa baik-baik saja setelah terkena panah beracun,
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status