Share

238.

Author: Al_Fazza
last update Last Updated: 2025-10-12 10:22:05

Langit dini hari di perbatasan utara Jiancin tampak pucat. Hujan gerimis turun perlahan membasahi jalan berbatu yang membentang menuju pegunungan kecil. Sebuah van hitam melaju pelan menembus kabut, lampu depannya menyala redup.

Di dalamnya, Junaidi masih terlihat gelisah, sesekali menatap ke arah kaca belakang. “Guru… sepertinya ada kendaraan mengikuti kita sejak tadi.”

Bintang tidak menjawab langsung. Ia memejamkan mata, mendengarkan dengan saksama. Dalam keheningan, ia menangkap suara samar dari kejauhan, itu dengungan mesin yang berusaha menahan kecepatan agar tidak ketahuan.

“Empat motor dan dua mobil… mereka menemukan kita,” katanya tenang.

Junaidi menelan ludah. “Apa yang harus kita lakukan, Guru?”

Bintang membuka matanya. Pandangannya tajam, tenang, seolah hujan di luar tidak berarti apa-apa.

“Tenang saja. Mereka pikir kita kabur, padahal… kita sedang menuntun mereka ke tempat yang salah.”

Ia menekan tombol kecil di dashboard mobil. Terdengar bunyi bip tiga kali, yang memicu t
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   245. Season 2. Perjalanan Ardhana Putra mengobrak abrik negara Dumai.

    "Hahaha! Guru kau pasti sangat penasaran kan? Sekarang bagaimana kamu segera lihat apa isinya?!" ungkap Junaidi semangat yang disetujui oleh Kiana.Melangkahkan kaki kearah truk kontainer, seketika puluhan set pakaian bayi dengan bahan kualitas terbaik di tiga negara muncul dihadapan Bintang. Bola matanya seketika bergetar, dia mengingat saat ini dia bukan hanya seorang Raja Naga.Tapi akan menjadi seorang ayah. "Kalian...""Guru kami hanya bisa memberikan hadiah ini padamu... Maafkan kami berdua yang selalu merepotkan mu, tanpa mu... Kami tidak akan bisa menginjakan kaki di istana kebesaranmu ini..." keduanya berlutut secara khidmad. Tidak memandang wajah, hanya penuh kehormatan kepada Bintang."Berdirilah terimakasih telah memberi hadiah besar ini..."Bintang menarik nafasnya dalam dalam. Hari demi hari berlalu begitu cepat. Nama Raja Naga tersebar keseluruh benua.Satu persatu negara besar, mulai menarik diri untuk menjalin hubungan dengan negara Amerta. Menaruh banyak aset, bahka

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   244.

    Kabut pagi belum luruh ketika Huan Li dan ratusan Silver Blades berbaris seperti bayangan tajam, pedang mereka berkilau dingin, wajah mereka kosong. Di seberang, Bintang melangkah sendiri bukan sekadar manusia, melainkan sosok yang dipahat takdir, jubahnya tertiup angin, dan di pinggangnya tergantung Pedang Naga sarungnya bertatahkan motif sisik, gagangnya memantulkan warna matahari pagi.Huan Li menatap, bibirnya melengkung sinis. “Hari ini, kami akan membuktikan, bahwa Raja Naga dari Amerta, bukanlah sosok yang mengerikan lagi?!""Hahahahaha! Aku juga ingin melihat sendiri dia menggunakan pedang disarungnya itu?!"Bintang tidak menjawab. Ia mengeluarkan pedang itu perlahan, bunyi logam pada sarungnya seperti dengung jauh. Saat pedangnya melepaskan cahaya, udara di sekelilingnya seakan menegang seakan udara bisa terbelah!“Sebenarnya pedang naga ini tidak pantas untuk membunuh seekor hewan,” kata Bintang pelan, “tapi yasudahlah, puluhan anjing ini benar benar terlalu brisik.”Huan L

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   243.

    Bintang menatapnya sebentar. “Aku tidak kabur.”Ia menekan tombol merah di panel. Ledakan keras mengguncang bagian bawah kapal Azure Fang melepaskan torpedo ke lambung Dark Leviathan.Getaran besar meruntuhkan sebagian dek. Air laut menyembur masuk melalui dinding yang retak.Dalam kekacauan itu, Bintang dan Dewi Medist meluncur ke atas, keluar melalui lorong evakuasi menuju dek terbuka.Di atas, angin badai berputar. Kapal berguncang keras. Sebuah helikopter hitam menurunkan tali dari langit Zidane berdiri di pintu, melambaikan tangan.“Cepat, Tuan!”Bintang membantu Dewi Medist naik lebih dulu, lalu menyusul. Begitu mereka terangkat, kapal di bawah mulai miring. Api dan asap memenuhi langit.Dari kejauhan, Veyra berdiri di dek yang terbakar, menatap mereka pergi. Tatapannya bukan kekalahan, tapi sumpah yang dingin.“Baik, Bintang Ardhana… kau menang malam ini. Tapi kau baru saja menandatangani awal dari perang yang tak bisa kau hentikan.”Helikopter menjauh, meninggalkan kapal raksa

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   242.

    Suara ombak menggulung di tengah malam. Angin laut menusuk kulit, menyapu kabut asin yang menggantung di udara.Dari balik gelapnya permukaan laut, sebuah titik kecil hitam muncul, kapsul selam seukuran satu orang, meluncur senyap mendekati kapal besar Dark Leviathan.Di dalamnya, Bintang duduk diam. Tidak ada suara, tidak ada napas berat. Hanya detak jam kecil di pergelangan tangannya yang menjadi satu-satunya tanda bahwa waktu masih berjalan.“Jarak dua ratus meter,” suara Zidane terdengar melalui earpiece. “Kau akan menabrak lambung bawah mereka dalam waktu tiga menit.”“Jangan tunggu aku,” jawab Bintang pelan. “Begitu sinyal hilang, ledakkan sonar di sisi barat. Buat mereka sibuk di sana.”“Salin.”Hening kembali. Bintang menatap ke depan, matanya dingin seperti laut yang ia hadapi. Di layar kecil, siluet raksasa Dark Leviathan tampak samar sebuah monster baja hitam yang berdiri di atas air.Ia menarik napas dalam, membuka panel di sisinya, lalu menekan tombol merah.Tskkkk!Kapsu

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   241.

    Sementara jauh di tengah lautan, sebuah kapal hitam tanpa lampu meluncur tanpa suara Dark Leviathan, kapal perang milik Sindikat Laut Hitam.Di ruang kendali kapal itu, Veyra berdiri tegak di depan layar besar. Wajahnya diterangi cahaya biru dari monitor, sorot matanya tajam dan dingin. Di sampingnya, Raiden Luo menatap laporan misi.“Target sudah keluar dari istana. Pengawalnya hanya dua orang. Jika kita ingin melakukannya, sekarang saatnya.”Raiden mulai menatap jam di pergelangan tangannya. “Lakukan. Tapi jangan ada darah di jalan. Aku ingin Bintang tahu... bahwa aku bisa mengambil apa pun darinya tanpa perlu menumpahkan satu tetes pun.”Veyra tersenyum samar. “Perintah yang sangat mengisyaratkan dendam pribadi..”“Ini bukan perang,” jawab Raiden datar. “Ini peringatan.”Di sisi lain kota Amerta, di taman bunga istana bagian timur, Dewi Medist berjalan sendirian sambil membawa buku kecil dan secangkir teh hangat. Ia baru saja menyelesaikan laporan ekonomi yang akan dibawa ke Bintan

  • Kedatangan Kembali Sang Pewaris Raja Naga!   240.

    Langit Jiancin malam itu tidak berwarna biru seperti biasanya. Gelap, pekat, dan bergolak, seolah laut sendiri menolak untuk diam. Di bawah kilatan petir yang menyambar bertubi-tubi, sebuah kapal tua tanpa bendera melintas di antara ombak tinggi. Di atas dek kapal itu, berdiri seorang pria dengan mata merah penuh amarah. Bajunya robek, wajahnya penuh luka, tapi tatapan itu tatapan milik Veyra, terlihat masih tajam seperti pisau.Ia selamat.Meski seluruh jaringan bawah tanahnya hancur, meski pemerintah memburunya, dan meski Golden Serpent kini hanya tinggal nama, tapi Veyra belum mati.Di sisinya, seorang pria asing bertubuh tinggi besar menyalakan cerutu dan memandang ke laut. Ia mengenakan mantel panjang warna hitam dengan lambang ombak berwarna perak di bahunya. “Kau benar-benar keras kepala, Veyra. Sudah kehilangan segalanya, tapi masih menolak mati. Apa yang kau kejar sekarang? Balas dendam?”Veyra menyeka darah di sudut bibirnya dan tersenyum miring. “Aku kehilangan uang, nama,

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status