Share

Bab 1019

Penulis: Galang Damares
Aku tidak menyangka Harmin ternyata memiliki visi yang begitu luas sampai-sampai aku sangat mengaguminya.

Aku tidak pernah memiliki pola pikir seperti itu.

Aku seperti orang biasa yang masih sibuk mencari nafkah.

Sementara pemikiran Harmin telah mencapai ketinggian yang tidak dapat aku capai.

Pemikirannya cukup untuk membuatku merasa kagum seumur hidup.

Kekagumanku terhadap Harmin makin kuat.

"Edo, lakukan saja apa yang ingin kamu lakukan. Jangan khawatirkan apa pun."

"Begitu kamu memiliki terlalu banyak kekhawatiran, kamu akan mengkhawatirkan banyak hal, menjadi malu-malu dan nggak berani bertindak bebas."

"Siapa pun yang ingin melakukan hal-hal besar harus memiliki keberanian yang tinggi, sehingga mereka dapat menjadi nggak terkalahkan dan dapat melangkah maju dengan berani."

Harmin membagikan pengalamannya padaku.

Aku meresapi semua perkataannya itu dalam-dalam.

Saat ini, Yuna datang sambil membawa buah yang telah dicuci.

"Edo, makanlah."

Melihat kaki Yuna yang putih dan ramping, ak
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1647

    "Saat Pak Harmin mengalami musibah, aku ikut dia ke Kota Gulma untuk menanganinya. Aku lelah mengurusnya. Tapi, akhirnya, bukannya berterima kasih, dia malah berbalik melawan aku.""Dia berbalik melawanmu? Kenapa begitu?" Akhirnya, Dinda tertarik pada ceritaku.Aku kesal setengah mati. "Aku mana tahu? Aku merasa kayak niat baikku nggak dihargai, hatiku rasanya sesak banget!""Nggak, kamu bohong. Waktu di pemakaman, jelas-jelas kamu masih membela si jalang itu." Dinda ternyata cukup cerdas. Dia tidak mudah dibodohi.Aku berkata sambil tersenyum getir, "Aku berbuat seperti itu menghormati Pak Harmin. Dia pernah berjasa padaku, tapi kamu malah terus menghina orang yang paling dia cintai di hadapan makamnya.""Ditambah lagi, waktu itu aku belum terlalu mengenalmu. Aku pikir kamu sengaja menyerang Yuna, jadi aku cuma membelanya.""Tapi, kamu juga lihat sendiri. Dari awal sampai akhir, dia bahkan nggak menoleh padaku, satu kata terima kasih pun nggak ada."Dinda mengangguk. "Itu memang benar

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1646

    Aku mengangkat tanganku. Aku hampir memukulnya.Dinda tetap tidak menghindar atau bergerak. Dia hanya menatapku tanpa gentar."Sialan ... biasanya aku nggak pernah pukul wanita, tapi jangan paksa aku!" kataku sambil menggertakkan gigi.Dinda menyeringai, "Aku memang mau paksa kamu. Kalau berani pukul saja!"Akhirnya, aku tidak memukulnya.Bukan karena aku takut padanya, tetapi karena dia bilang barusan, alasannya datang ke Kota Jimba karena Yuna.Kemungkinan besar Yuna memintanya datang ke Kota Jimba karena aku.Jika aku memukulnya, itu sama saja tidak menghargai Yuna.Aku bisa tidak menghargai wanita itu. Namun, aku tidak boleh tidak menghargai Yuna.Aku duduk dan menenangkan diri terlebih dahulu."Yuna memintamu datang untuk apa?" tanyaku.Dinda duduk di depanku dan menyilangkan kaki sambil mengisap sebatang rokok.Wajahnya tampak sangat percaya diri dan keren.Tak bisa dipungkiri, wanita ini memang memiliki aura wanita tangguh dan percaya diri.Jika dia tidak ngomong kasar begitu, d

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1645

    Jadi, aku sama sekali tidak terlalu memikirkannya.Namun, kenyataan adalah hal yang paling sulit untuk aku percaya.Keesokan harinya, Dinda kembali muncul di hadapanku. Kali ini, dia datang ke Aula Juve.Saat mata kami saling bertemu, kami sama-sama terkejut."Kamu? Sialan!" Dinda langsung menunjukkan ekspresi penuh jijik.Aku juga menatapnya dengan jijik. "Kenapa kamu datang ke tempatku?""Sialan, kalau aku tahu yang dimaksud jalang itu ternyata kamu, mati pun aku nggak akan datang.""Bisa nggak kamu berhenti pakai kata jalang ....""Aku mau bilang, apa urusannya sama kamu!"Wanita itu berteriak keras, hingga para staf menoleh ke arahku.Aku malas meladeni dia, jadi aku berbalik dan pergi."Berhenti!" Dinda mengejarku. "Apa hubunganmu dengan Yuna?""Teman.""Teman apaan? Teman tidur?"Sialan!Wanita ini gila, bukan?Wajahku langsung menjadi masam. "Kamu sengaja cari gara-gara, ya?""Aku datang untuk menanyakan ini demi Harmin," kata Dinda dengan tidak tulus.Aku berkata dengan ekspres

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1644

    Baiklah. Aku tidak bisa bersembunyi lagi.Aku tidak punya pilihan selain berjalan mendekat bersama Bella.Aku memberi penghormatan pada Harmin terlebih dulu.Lalu, aku melihat ke arah Yuna. Namun, Yuna sama sekali tidak melihatku.Saat ini, Dinda selesai memberi penghormatan. Dia menatap Yuna dan berkata, "Yuna, dasar jalang. Dulu, aku seharusnya nggak percaya sama kamu."Mendengar wanita itu memaki Yuna, hatiku langsung dipenuhi amarah.Yuna begitu lembut. Apa hak dia memaki Yuna seperti itu?Namun, dengan posisiku sekarang, aku memang tidak pantas banyak bicara.Dinda terus memaki. Setiap kalimatnya selalu diselipi kata jalang.Aku benar-benar tidak tahan lagi. Aku merasa wanita itu keterlaluan."Hei, kamu sudah selesai ngomong?" selaku sambil menatap Dinda dengan kesal.Dinda menatapku dengan tajam, "Siapa kamu? Apa urusannya sama kamu dengan perkataanku?""Aku temannya Pak Harmin. Di depan makam Pak Harmin, kamu malah menghina istrinya. Apa kamu nggak merasa keterlaluan?""Haha, ju

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1643

    "Sialan ...." Dinda berdiri dengan emosi. "Harmin baru mati. Kamu sudah main mencari pria di luar. Yuna, kamu benar-benar murahan!"Yuna berkata dengan acuh tidak acuh, "Bukan hubungan seperti yang kamu bayangkan.""Aku nggak peduli. Kalau pria, aku nggak peduli. Mati malah lebih bagus."Dinda bereaksi dengan kuat karena dia tidak tahan melihat Yuna bisa sedekat itu dengan pria lain.Hal itu benar-benar membuat Harmin merasa dikhianati."Orang itu nggak boleh mati. Kalau dia mati, aku nggak punya alasan untuk hidup lagi.""Sialan .... Kalian sudah sampai sejauh itu? Katakanlah, apa kamu selingkuh di belakang Harmin. Setelah dia tahu, kamu menabraknya sampai mati buat tutup mulut?"Pemikiran Dinda benar-benar aneh!Yuna sebenarnya tidak ingin membuat segalanya menjadi rumit, tetapi akhirnya masalah tetap menjadi rumit.Sekarang, hati Yuna merasa lelah. Dia tidak ingin menjelaskan terlalu banyak."Pokoknya, kamu harus bantu. Untuk hal lain, jangan tanya hal-hal yang nggak perlu.""Orang

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1642

    Keesokan harinya.Seorang wanita masuk ke Aula Damai dengan penuh semangat.Wanita itu mengenakan mantel khaki, memakai kacamata hitam dan memancarkan aura yang kuat."Di mana Yuna?" begitu masuk, wanita itu langsung berteriak ke arah orang-orang di dalam klinik.Para staf klinik itu terkejut.Saat itu, Yuna keluar dari kantor lama Harmin.Yuna keluar dengan aura dingin dan tenang. Penampilannya tampak sangat kontras dengan wanita di depannya yang penuh gejolak seperti api.Keduanya saling menatap dan mengamati satu sama lain dalam waktu lama.Wanita itu buka mulut terlebih dulu. "Dasar jalang, setelah sekian lama, kamu ternyata nggak berubah sama sekali. Kamu masih tetap cantik!"Yuna mengulurkan tangan, memberi isyarat pada wanita itu. "Ayo, ke kantor. Jangan ganggu stafku."Wanita itu melangkah ke kantor dengan semangat.Yuna segera menyusul di belakangnya.Begitu masuk, Yuna langsung mengunci pintu dari dalam.Seorang pegawai berbisik dengan pelan, "Apa-apaan? Siapa wanita itu? Ber

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status