Share

Bab 1563

Penulis: Galang Damares
Lydia masih tersenyum. "Kenapa?"

Gita mengepalkan tinjunya dengan erat hingga kukunya hampir menancap ke dalam dagingnya.

Dia ingin membalas, tetapi omelan ayahnya terus terngiang di telinganya.

Hari itu, jika ayahnya tidak menggunakan koneksinya untuk membebaskannya, Gita mungkin masih dipenjara sekarang.

Ayahnya berkata bahwa dia tidak ingin melihat hal seperti itu lagi.

Baru beberapa hari berlalu sejak kejadian itu. Jika terjadi apa-apa lagi padanya sekarang, dia khawatir ayahnya tidak akan peduli padanya lagi.

Namun, apakah dia akan membiarkannya begitu saja? Bukankah ini terlalu menyedihkan?

Gita merasa dadanya seolah akan meledak. Ada bola amarah yang membara di dalam dirinya, hingga membuatnya merasa sangat tidak nyaman.

"Nggak, nggak apa-apa." Menghadapi kenyataan, akhirnya dia memilih untuk menyerah dan berkompromi.

Lydia sengaja membantu Vania hanya untuk mempermalukannya. Mungkin perlawanan Gita akan sia-sia.

Gita memanjat keluar dari sungai dengan patuh. Namun, wajahnya bas
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1565

    "Aku mungkin lebih unggul di hadapan orang lain. Tapi, aku nggak lebih unggul di hadapanmu. Daripada terus bertengkar denganmu dan mempermalukan diriku sendiri, aku lebih baik berdamai.""Kalau kamu ingin mengubah permusuhan menjadi persahabatan, kamu butuh persetujuanku, 'kan?" Lydia sengaja mempersulit situasi.Gita masih berusaha untuk tetap tersenyum. "Yah, kamu benar. Tapi, aku masih berharap kamu bisa memberiku kesempatan."Lydia mengelus dagunya dan berpikir, lalu dia menatapku. "Kak, menurutmu dia tulus?"Aku berkata, "Sulit untuk mengatakannya. Terutama karena ini terjadi begitu tiba-tiba, aku sama sekali nggak siap mental."Gita segera menjelaskan, "Itu memang agak mendadak, tapi aku baru memikirkannya saat sedang istirahat. Aku nggak memintamu langsung memaafkanku. Aku hanya memintamu memberiku kesempatan.""Kak, menurutmu?""Menurutku, lupakan saja. Kita nggak perlu berteman. Asal kamu jangan mencari masalah lagi.""Oke, aku akan mendengarkanmu. Kakakku bilang, lupakan saja

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1564

    Jika dia tidak bisa membalas dendam pada Lydia, tidak bisakah dia membalas dendam padaku?Hubunganku dengan Lydia sangat baik. Melihatku sedih, dia pasti juga akan sedih.Namun, kali ini pembalasan dendamnya tidak bisa sembrono seperti sebelumnya.Gita harus memikirkan solusi jitu yang tidak akan menimbulkan kecurigaan Lydia. Namun, dia juga tidak boleh meninggalkan jejak atau bukti.Tampaknya, cara terbaik bukanlah mencari orang lain. Namun, melakukannya sendiri....Kami tidak tahu apa yang dipikirkan Gita. Kami hanya berpikir dia sedang dalam suasana hati yang buruk, jadi dia tidak ingin bermain lagi.Saat kami kembali, hari sudah hampir tengah hari."Oke, ayo makan." Lydia mengusap perutnya.Setelah bermain sepanjang pagi, aku memang lapar.Namun, aku harus mengakui itu sungguh mengasyikkan dan menyenangkan.Perasaan tidak bahagia sebelumnya terhapus. Semua orang masih dalam keadaan gembira.Aku berkata pada Lydia, "Aku akan mentraktirmu kali ini.""Kenapa?""Kamu telah mengundangk

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1563

    Lydia masih tersenyum. "Kenapa?"Gita mengepalkan tinjunya dengan erat hingga kukunya hampir menancap ke dalam dagingnya.Dia ingin membalas, tetapi omelan ayahnya terus terngiang di telinganya.Hari itu, jika ayahnya tidak menggunakan koneksinya untuk membebaskannya, Gita mungkin masih dipenjara sekarang.Ayahnya berkata bahwa dia tidak ingin melihat hal seperti itu lagi.Baru beberapa hari berlalu sejak kejadian itu. Jika terjadi apa-apa lagi padanya sekarang, dia khawatir ayahnya tidak akan peduli padanya lagi.Namun, apakah dia akan membiarkannya begitu saja? Bukankah ini terlalu menyedihkan?Gita merasa dadanya seolah akan meledak. Ada bola amarah yang membara di dalam dirinya, hingga membuatnya merasa sangat tidak nyaman."Nggak, nggak apa-apa." Menghadapi kenyataan, akhirnya dia memilih untuk menyerah dan berkompromi.Lydia sengaja membantu Vania hanya untuk mempermalukannya. Mungkin perlawanan Gita akan sia-sia.Gita memanjat keluar dari sungai dengan patuh. Namun, wajahnya bas

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1562

    "Nggak, aku ingin dia menarikku." Gita sudah berdiri di air dengan bantuan orang lain. Dia menatap Vania dengan kesal.Vania tahu Gita sengaja seperti itu. Amarahnya pun memuncak. "Kenapa? Bukannya aku yang mendorongmu jatuh."Gita berkata, "Yah, aku nggak sengaja menabrakmu. Aku nggak sengaja terjatuh. Tapi, sekarang, aku hanya ingin kamu menarikku. Katakan, kamu bersedia nggak."Ekspresi Gita yang serius membuat Vania sedikit takut.Vania ragu-ragu.Wendy mencibirkan bibirnya. Kemudian, dia mendayung perahu menjauh. Dia tidak ikut campur dalam urusan mereka lagi.Vania menatap Gita, lalu berkata sambil menggertakkan giginya, "Kenapa kamu terus menargetkanku?"Gita mencibir, "Karena kamu hanya penjilat di sisiku. Kamu pikir semudah itu menjadi penjilat? Kamu pikir kamu bisa datang dan pergi sesukamu?""Kamu ...." Vania begitu marah hingga matanya memerah dan suaranya tercekat. "Gita, ada begitu banyak orang di sini. Kata-katamu keterlaluan sekali?""Yah, aku memang keterlaluan. Memang

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1561

    Aku mengangguk. "Sedikit. Ini pertama kalinya aku memainkan game semenarik ini.""Kalau begitu, peganglah tanganku." Lydia mengulurkan tangannya ke arahku.Aku berkata, "Nggak, ini terlalu berbahaya. Sebaiknya kamu berpegangan erat. Aku bisa sendiri."Aku tidak bisa membiarkan Lydia terlibat karena ketakutanku.Dalam permainan menggairahkan seperti itu, kecelakaan dapat dengan mudah terjadi jika tidak berhati-hati. Namun, selama kita mengikuti instruksi petugas keselamatan, kita dapat menghindari situasi itu.Setelah kami semua siap, petugas keselamatan mendorong perahu kami keluar.Perahu itu tiba-tiba hanyut terbawa arus. Kami begitu dekat dengan air sungai dan segala sesuatu yang ada di sungai.Setelah menuruni lereng yang curam, perahu menjadi lebih mulus dengan perlahan. Aku merasa tidak begitu mengasyikkan atau menakutkan lagi.Setelah itu, perahu hanya mengalir perlahan di sepanjang sungai. Kami menikmati pemandangan di sepanjang jalan.Akhirnya, suasana hatiku mulai tenang deng

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1560

    "Nggak apa-apa. Duduklah. Aku yang ambil ahli.""Kita harus menunggu sebentar. Masih ada beberapa orang lagi yang datang."Lydia suka bermain. Dia juga suka mengatur banyak orang untuk bermain bersama.Kami tidak masalah menunggu lama. Jika hanya kami yang bermain, itu tidak masalah.Aku menemukan ruang terbuka untuk duduk, lalu memandangi danau dan pegunungan di depanku. Melihat pemandangan yang indah dan penuh warna ini, aku merasa sangat nyaman.Lydia juga duduk dan berkata, "Kak, kamu nggak ingin bertanya siapa lagi yang aku ajak?""Aku nggak kenal satu pun temanmu. Aku nggak bisa menebak siapa mereka," kataku dengan jujur.Lydia berkata sambil tersenyum, "Nggak, kamu kenal mereka. Aku memanggil Gita dan yang lainnya."Aku mengerutkan kening. "Kenapa kamu ingin memanggil mereka?""Bersenang-senang.""Tapi, bukankah kamu nggak akur dengan mereka?""Aku memang nggak suka mereka, tapi itu nggak berarti aku nggak bisa bermain dengan mereka."Sulit bagi aku untuk memahami pikiran Lydia.

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status