Ditugaskan mengantar pesanan ke rumah seorang pelanggan, Xander Sanjaya tidak pernah menyangka dirinya malah berujung menangkap basah perselingkuhan sang istri dengan pria lain. Seakan tidak cukup menyedihkan, kala bergelut dengan selingkuhan istrinya tersebut, dirinya malah berakhir kehilangan nyawa karena ketidak sengajaan sengatan listrik. Namun, detik berikutnya, dia malah terbangun di suatu tempat yang asing, yang justru memberinya suatu sistem kekayaan. Xander Sanjaya pada awalnya gembira setelah memiliki sistem yang membuatnya menjadi kaya dalam sekejab mata. Dan dia yakin, misi balas dendam pada semua yang pernah menyakiti dan menghinanya pasti berjalan mulus setelah memiliki kekayaan sebesar satu Kuadralin. Namun, kenyataan demi kenyataan di depan mata membuka mata Xander Sanjaya, semua kekayaan itu harus ia tebus dengan misi demi misi dengan nyawa sebagai taruhannya. Apakah Xander Sanjaya dapat menyelesaikan misi demi misi dari Sistem, dan mempertahakan kekayaan? Apakah misi balas dendamnya akan berjalan lancar? Mati baca kisahnya.
View MoreBRAK!
“Istriku, kenapa kamu…” Plastik yang berisi beberapa kopi gula aren terjatuh dari tangannya.
Sebagai seorang barista yang diminta menjadi petugas delivery, pesanan itu harusnya ia antarkan untuk seorang pelanggan bernama Kevin Ng. Namun, alamat pengiriman mengarahkannya pada rumah tempat ia menemukan fakta yang membuat tubuhnya lemas seketika.
Di hadapannya, Lucy Setiawan, istri yang ia kira tengah menunggunya di rumah dengan setia, kini tengah bersama seorang pria tanpa busana. Wajah Xander memucat.
Jantungnya berdegup kencang, tubuhnya gemetar. Kakinya tak sanggup menopang tubuhnya ketika ia melihat istrinya dipeluk pria yang ia yakini adalah sosok bernama Kevin itu. Xander bahkan sudah tak mampu berkata-kata.
Namun, sosok Kevin Ng itu bukannya terkejut atau merasa malu, justru berbicara santai.
“Wah, wah, Lucy. Sepertinya suamimu memergoki kita!” ucap pria bertubuh tinggi besar itu sambil melepas pelukannya dari tubuh Lucy, wajahnya menyungging senyum menggoda yang membuat Xander kalap.
Sementara itu, Lucy dengan wajah memerah menahan hasrat yang terjeda, menatap tajam ke arah Xander dengan seulas senyum, lalu berteriak, “Apa yang kau lakukan, Xander bodoh? Pergi! Ini bukan urusanmu!”
“Jawab dulu, Lucy! Kenapa kamu melakukan ini!?” bentak Xander, masih mencoba menjaga kesadarannya meski rasanya ia ingin pingsan saja.
Lucy, sambil menyampirkan selimut untuk menutupi tubuhnya, tersenyum sinis. “Kenapa? Kamu masih bertanya? Ayolah jangan bodoh. Jelas sekali sebabnya karena Kevin lebih kaya darimu! Bagaimana bisa kamu membandingkannya dengan dirimu yang hanya seorang barista? Aku bosan hidup miskin denganmu!”
Tiba-tiba, sebuah tawa menyeruak. Pria bernama Kevin itu melangkah ke arah Xander sambil menatapnya penuh provokasi.
“Ah, Xander. Sesungguhnya aku prihatin, Lucy selama ini tidak bahagia bersamamu. Kamu terlalu miskin, bahkan untuk membeli sebuah sepatu seharga satu juta rupiah. Sedangkan denganku, dia bisa menikmati semua hal dengan mudah.” Kevin Ng dengan kurang ajar, mengedipkan mata genitnya ke arah Lucy.
Seketika, Lucy tersenyum cerah.
Ia menyambut lirikan maut Kevin, seolah-olah Xander tidak ada di depan mata. Bahkan, tidak ada raut penyesalan, apalagi ekspresi malu sedikit pun atas perbuatan perselingkuhannya yang dipergoki Xander.
Dengan suara merdu yang dibuat-buat, ia berbicara penuh kelembutan, “Kevin baru saja membelikanku mobil mewah keluaran terbaru. Bahkan, ia berjanji proyek besar dari perusahaan ayahnya akan diserahkan pada perusahaan keluarga Setiawan kami.”
Jika aku mau melayaninya di ranjang, aku akan diangkat menjadi direktur Setiawan Group dan memperoleh status yang tinggi di kota ini! Sedangkan denganmu, yang kudapat hanyalah kesengsaraan, Xander!”
Xander hanya menelan ludah mendengar ini. Selama menjadi suaminya, Xander selalu berusaha sekuat tenaga memenuhi segala permintaan Lucy. Namun, segala usahanya justru tak dihargai sama sekali oleh Lucy. Bahkan, ia membalasnya dengan perbuatan yang tercela!
Melihat keadaan genting itu, Kevin masuk dan menambah keruh suasana. “Sebenarnya, aku memesan kopi itu agar kamu sendiri yang akan mengantarkannya, melihat sendiri kejadian ini. Dan, sepertinya rencanaku berhasil!” ucap Kevin seraya menyunggingkan senyum picik.
Xander mendelik, bajingan ini telah merencanakan semuanya? “Sebaiknya kamu enyah dari sini, sampah! Orang sepertimu tidak pantas hidup layak seperti kami para orang kaya!” ejek Kevin Ng.
“Keparat kau, Kevin! Aku akan membuatmu menyesali perbuatanmu!”
Xander tak bisa lagi menahan emosinya. Dengan gegabah, ia menyerbu ke arah Kevin, mengarahkan pukulannya ke wajahnya. Namun, dasar Xander yang dipengaruhi emosi, Kevin yang memang memiliki postur lebih besar dengan mudah menangkis pukulannya.
Ketika Xander lengah, sebuah tendangan menghantam dadanya dan membuatnya terpental membentur dekorasi kuno di kamar itu. Kepalanya tanpa sengaja membentur sebuah patung giok berkarakter wanita yang tersenyum bijaksana, sementara lampu hias di dekatnya memercikkan kilatan saat tegangan listrik rendah putus dan menyengat Xander.
"ARRGH!"
Seketika dunia berubah menjadi gelap. Xander kehilangan kesadarannya.
Namun, tiba-tiba matanya dipenuhi dengan cahaya-cahaya putih yang berkelebat.
Dalam penglihatannya, ia berada di sebuah taman yang sangat luas. Pohon-pohon willow berjajar rapi, sementara daun-daun tanaman wisteria yang berwarna mencolok tampak indah dan memukau.
Namun, ia hanya sendirian di sana. Suasana terasa aneh dan misterius.
“Apakah kamu ingin mengubah hidupmu?” Sebuah suara tiba-tiba terdengar di benaknya.
Xander berpaling dan terkejut.
Seorang perempuan berwajah cantik dengan pakaian zaman kuno berdiri di depannya.
Aneh, wajah perempuan ini mirip dengan salah satu patung giok yang berjejer di meja kamar Kevin.
“Apa yang terjadi? Apakah aku bermimpi?” batin Xander tak percaya.
Suara perempuan itu kembali bergema di benak Xander.
“Selamat! Kamu adalah salah satu manusia yang beruntung bertemu denganku secara tidak sengaja. Aku memberikanmu sistem kekayaan, yang akan membuatmu membalas dendam dan mengubah takdirmu!”
Dia mengusap wajah Xander. Tangannya terasa dingin namun halus seperti pualam. Tiba-tiba, sebuah layar terpampang di depan matanya. Anehnya, ada suara yang terdengar di telinga, mirip suara robot.
[Selamat, Xander Sanjaya. Anda sudah mengaktifkan sistem kekayaan. Silahkan tunggu quest dari Sistem!]
Perasaan gugup memenuhinya, tidak mengerti kenapa semua ini tiba-tiba melandanya.
“Tunggu sebentar. Apa itu sistem kekayaan? Aku tak mengerti!” teriak Xander tidak percaya. “Dan tolong jelaskan siapa Anda!”
Namun, Xander langsung merasa mengantuk dan ingin tertidur. Tak lama kemudian, ia kembali ke posisi semula, tidak sadarkan diri.
Xander seketika terbangun dan menyadari dirinya berada di sebuah jurang pendek dengan tanaman perdu liar mengitarinya.
“Lucy... Lucy Setiawan!” desis Xander, mencoba berdiri sekali lagi. Ingatan tentang pengkhianatan istrinya itu masih membekas di kepalanya.
Kali ini dia berhasil berdiri tegak, meski punggungnya masih menahan sakit.
Saat mendongak ke atas dan melihat kedalaman jurang yang mencapai tiga meter serta ditumbuhi tanaman perdu liar, Xander mengepalkan tangannya marah.
Sejak bertahun-tahun menikah, Lucy tak pernah sekalipun membiarkan tubuhnya disentuh oleh Xander. Ternyata, ia telah menyimpannya untuk orang lain.
Xander seketika putus asa. Harapan untuk hidup langsung sirna saat membayangkan diselingkuhi dan menyaksikan sendiri Lucy bersama Kevin di kamar.
Sambil berbaring lagi di antara rumput tebal, Xander membayangkan kemungkinan terbaik baginya saat ini.
Namun, pelan-pelan bayangan pertemuannya dengan perempuan cantik dan kuno itu kembali muncul di ingatannya. Matanya terbelalak dan ia langsung teringat.
“Sistem kekayaan? Apa maksudnya aku mendapatkan uang begitu banyak?”
Tetapi, seketika Xander menepis anggapan tersebut. Menurutnya, kejadian yang ia alami mungkin saja hanya mimpi.
Kepalanya terbentur begitu kuat ketika ia dihempaskan oleh Kevin. Jadi, wajar saja mimpi seperti itu bisa lolos ke kepalanya.
“Tidak, tidak mungkin. Itu hanya terjadi di novel-novel online yang aku baca. Jangan bodoh, Xander!”
Pria itu kini berdiri dan berusaha memanjat keluar dari jurang itu.
Tuut!
Tiba-tiba, sebuah pesan singkat masuk ke gawainya. Namun, tanah yang menempel menghalangi tulisan yang muncul di layar.
Setelah susah payah membersihkannya, nama bank tempatnya menabung tertera di aplikasi pesan.
"Dari Bank Central Halilintar?" batinnya dengan ekspresi heran.
Xander tak pernah menduga ini ada hubungannya dengan mimpi semalam, sesuatu yang akan membuat impiannya menjadi kenyataan.
Di bawah sinar matahari pagi yang hangat, tulisan di layar ponselnya terbaca samar-samar.
[Saldo rekening Anda bertambah sejumlah Rp. 1.000.000.000.000.000,-]
Bersambung
Ternyata, perasaan Lisa Nuya sama sekali tidak berdasar.Nyonya pemarah itu, mengenakan mantel bulu cerpelai mewah yang mengkilap, tampak seperti seseorang yang terbiasa dengan perhatian. Ia adalah seorang anggota Dewan Kota, dengan pengaruh yang tak perlu dipertanyakan. Kepergiannya menggunakan pesawat Diamond Air bukan hanya sekadar perjalanan biasa.Itu adalah ujicoba—kesempatan langka untuk menguji kecepatan dan pelayanan pesawat baru yang menghubungkan Kota Air dengan dunia luar, membuka pintu bagi semua yang ingin merasakan sensasi bepergian dengan layanan eksklusif.Di dalam pesawat, wanita eksklusif itu memanfaatkan momen dengan sangat baik.Dengan gaya khasnya, dia mulai mengambil gambar dari berbagai sudut, berusaha menangkap setiap detil yang menunjukkan kemewahan pesawat tersebut.Setelah beberapa kali mengambil gambar, ia akhirnya mengunggahnya ke akun media sosial pribadinya, seperti yang sudah diprediksi banyak orang.“Semua pemirsa, Pesawat Diamond Air ini benar-benar
Akhirnya, David Li mendapatkan masa percobaan selama tiga bulan.Jika dalam periode itu ia gagal mengubah kepemimpinan di perusahaan penerbangan yang sebelumnya lemah dan kurang pengawasan, maka kali ini Xander, sebagai pemilik perusahaan, menegaskan bahwa ia harus bersikap lebih tegas."Setelah tiga bulan, saya akan melakukan evaluasi terhadap kinerja Anda.” Jangan salahkan saya jika kali berikutnya saya terpaksa mengambil keputusan tegas, bahkan mungkin memecat Anda," ancam Xander, tatapannya tajam dan dingin."Mengerti, Tuan Sanjaya. Saya paham..." jawab David Li, sembari mengusap keringat dingin yang mengucur deras dari keningnya—padahal suhu ruangan itu sangat dingin."Saya akan bekerja lebih keras dan meningkatkan pengawasan di perusahaan. Terima kasih, Tuan Sanjaya, telah memberi saya kesempatan untuk terus menjadi direktur utama," tambah David Li dengan suara yang penuh kekukuhan.David Li menjabat tangan Xander dengan kuat.Xander hanya melempar senyum tipis kepada sang direk
Di dalam kantor Direktur Utama, Michael Chen duduk sendiri dengan tubuh gemetar dan pikiran kalut.Rasa takut terus menghantuinya sejak pertama kali menyadari kemungkinan mengerikan—pemuda yang ia anggap remeh itu ternyata benar-benar Tuan Sanjaya.Keyakinannya semakin kuat ketika melihat bagaimana Direktur Utama, David Li, memperlakukan pemuda sederhana itu dengan penuh hormat, nyaris seperti seorang abdi pada majikannya."Apa yang harus kukatakan untuk menyelamatkan diri?" pikir Michael, berulang kali, seperti mantra yang terus menggema di dalam kepalanya.Pikiran itu menggerogoti ketenangannya, membuat waktu terasa berjalan sangat lambat, bahkan hingga pendingin udara di ruangan yang terlalu dingin membuat tubuhnya menggigil.Akhirnya, setelah penantian panjang yang terasa seperti siksaan, pintu ruangan terbuka.Xander masuk lebih dulu, berjalan dengan tenang namun penuh wibawa.Di belakangnya, David Li mengekor seperti anak ayam yang patuh pada induknya.Dua perempuan yang sebelum
Sophia adalah seorang influencer. Meskipun pengikutnya tidak lebih dari lima ribu orang, dia tetap rutin mengadakan siaran langsung.Setiap sesi ia manfaatkan untuk fleksing gaya hidupnya yang terlihat mewah dan glamor.Mayoritas kontennya hanya pamer, mulai dari tutorial makeup dengan produk-produk mahal yang ia beli dari uang hasil memeras Michael Chen, hingga tips berpakaian “stylish” dengan barang-barang dari butik premium.Sophia sangat cerdik memanfaatkan pengikutnya yang berasal dari masyarakat kelas bawah.Dengan manipulasi halus, ia membangun citra sebagai wanita karier sukses, meskipun kenyataannya jauh berbeda.Sebagian besar biaya hidup Sophia dibiayai Michael Chen. Liburan ke tempat-tempat terkenal yang biasa dikunjungi pasangan bulan madu, hingga biaya operasi plastik untuk mengubah hidungnya yang dulu pesek menjadi menjulang seperti puncak Gunung Himalaya, semua dibiayai oleh pria itu.Dengan cermat, Sophia menutupi fakta di balik kemewahan hidupnya, menciptakan citra
Sophia berjalan dengan langkah genit yang dipenuhi kepercayaan diri, mendekati Direktur David Li.Tatapannya sempat melirik David Chen yang melangkah lesu ke arah pintu, tetapi ia tidak menunjukkan niat untuk menghentikannya.Fokusnya kini telah berubah. "Jika aku bisa menguasai Direktur Li, bukankah ini berarti aku akan menjadi nyonya sejati di kantor Diamond Air ini?" pikirnya sambil tersenyum tipis."Michael Chen terlalu lemah. Memang dia direktur, tapi tak mampu memecat karyawan tetap!"Dengan pemikiran dangkal itu, Sophia mendekat sambil mengadopsi sikap yang dibuat-buat."Pemimpin Li, apa yang terjadi? Anda memarahi Direktur Chen? Apakah Anda memerlukan bantuan profesional saya?" tanyanya dengan nada prihatin.Tapi setiap kata yang meluncur dari bibirnya terasa mengandung racun tersembunyi.Tatapan Sophia berbinar saat ia menghela napas, menikmati momen yang menurutnya adalah langkah awal menuju kemenangan.Dalam benaknya, David Li sudah berada dalam genggamannya.Dengan tatapan
Sementara itu, di depan pintu lift, Direktur David Li menahan langkah Xander yang baru akan turun mengikuti instruksi Hani, si petugas keamanan.“Tuan Sanjaya...” suara David Li terdengar ragu. Ia mencoba menghentikan aksi keempat orang itu.“Direktur utama...” sapa Hani buru-buru membungkuk dalam-dalam, hampir mencium lantai. Sebuah tindakan menjilat yang parah tak terselamatkan.Amy Liu dan Jessica Huang mengikuti dengan hormat, meskipun sikap mereka jauh lebih wajar.Namun, David Li tidak memedulikan ketiga orang itu. Fokusnya sepenuhnya tertuju pada Xander.“Anda adalah...” suara David Li menggantung, seolah mencoba memastikan apa yang ia pikirkan. Sorot matanya bertemu dengan Xander, yang mengedipkan mata santai, memberi sinyal jelas bahwa identitasnya sebaiknya tetap tersamarkan.“Panggil saja aku Xander. Xander Sanjaya...” ujar Xander dengan nada acuh tak acuh, seolah nama itu tak berarti apa-apa.Meski sudah jelas menyebutkan nama “Sanjaya,” Amy Liu dan Jessica Huang tidak men
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Comments