Share

Bab 3

Penulis: Galang Damares
Aku segera berdiri seperti anak kecil yang berbuat jahat, "Kak ... Kak Nia, kenapa kamu ada di sini?"

Lina pun merasa bersalah dan segera duduk di sofa.

Wajah cantiknya semerah apel.

"Nia, jangan terlalu banyak berpikir. Nggak terjadi apa-apa antara aku dan Edo. Aku hanya merasa dada dan napas sesak, jadi ingin dia pijat." Lina menjelaskan dengan rasa bersalah.

Kak Nia tersenyum dan berkata, "Aku nggak bilang apa-apa tentang kalian. Kenapa kamu gugup sekali?"

"Atau jangan-jangan kalian melakukan sesuatu yang buruk di belakangku?"

Lina dan aku menggelengkan kepala pada saat bersamaan.

Di saat yang sama, kami merasa panik.

Aku ternyata menyentuh sahabat Kak Nia. Kalau Kak Nia mengetahui hal ini, dia pasti akan mengusirku.

Tapi, Lina gelisah, dia berbohong bahwa ada urusan dan pergi dengan tergesa-gesa.

Kulihat Kak Nia memandangi punggung Lina yang pergi dengan tertegun.

Beberapa saat kemudian, Kak Nia menatapku dan berkata, "Edo, apa pendapatmu tentang sahabatku?"

"Hah?" tanya Kak Nia tiba-tiba yang membuatku semakin panik.

Aku tergagap, "Kak Lina lumayan bagus. Dia cantik, bodinya bagus dan sifatnya baik."

"Kalau begitu, kalau aku memintamu untuk mengejarnya, apa kamu mau?"

Perkataan Kak Nia sungguh mengagetkanku.

Aku sangat panik sehingga aku tidak tahu harus berkata apa.

Aku takut Kak Nia melihatku menyentuh sahabatnya barusan dan dengan sengaja mengujiku.

Saat aku sedang gugup, Kak Nia tiba-tiba meraih tanganku dan menepuk punggung tanganku sebanyak dua kali, "Jangan gugup, katakan saja sejujurnya."

"Kak Nia, tolong jangan mempersulitku. Kak Lina itu sahabatmu, beraninya aku?"

"Kalau nggak berani, lalu kenapa bagian bawah tubuhmu keras sekali?" kata Kak Nia sambil menatap area itu.

Aku segera membungkuk karena malu.

"Hei, ukuran ini sangat besar."

Entah itu hanya khayalanku saja, tapi kuperhatikan cara Kak Nia memandangku sepertinya sudah berubah.

Kak Nia lalu berkata, "Aku serius, pergilah tidur dengan sahabatku, anggap saja itu membantu kakakmu."

Aku jadi bingung. Apa hubungannya tidur dengan Lina dengan membantu kakakku?

Kak Nia mengajakku duduk di sofa, lalu menjelaskan kepadaku, "Perusahaan kakakmu ada urusan bisnis dengan suami Lina. Suami Lina punya simpanan di luar. Dia meminta kakakmu membantu mencari seseorang untuk merayu istrinya. Dengan begitu, mereka bisa bercerai secepatnya."

"Sekarang, apakah kamu mengerti?"

Aku mengangguk berulang kali.

Paham sih paham, tapi aku juga tidak mengerti, kenapa Lina begitu cantik, tapi suaminya masih berselingkuh di luar?

Saat aku sedang berpikir liar, Kak Nia mencubit pahaku dan berkata, "Apa yang kamu pikirkan?"

Aku mengerang kesakitan dan segera menggelengkan kepalaku, "Nggak ada apa-apa."

"Ingat apa yang kubilang tadi pagi, barang milik pria itu harus digunakan pada tempat yang tepat."

"Suami Lina sudah lebih dari setengah tahun nggak menyentuhnya. Kamu hanya perlu menggunakan sedikit trik untuk mendapatkannya."

"Kamu belum pernah melakukannya dengan seorang wanita 'kan? Kali ini, ini adalah kesempatan."

Aku tersipu dan merasa lebih tidak nyaman di area sana.

Terutama karena kata-kata itu diucapkan Kak Nia kepadaku, yang membuatku malu dan canggung.

Kalau itu orang lain, mungkin akan mendingan.

Kak Nia melihatku duduk diam dan tiba-tiba duduk di sebelahku.

Tiba-tiba, sebuah aroma menusuk hidungku.

Apalagi aku dan Kak Nia belum pernah duduk sedekat ini, aku bisa merasakan suhu tubuhnya.

Hal ini membuat jantungku berdetak lebih cepat dan aku merasa semakin panik.

"Apakah kamu sedikit takut? Apa kamu nggak yakin?" tanya Kak Nia hati-hati.

Aku mengangguk dengan kencang.

Bukan takut, tapi sangat takut.

Aku bahkan belum pernah punya pacar, sekarang aku diminta merayu seorang nyonya muda.

Kak Nia meraih tanganku lagi dan nadanya menjadi lebih lembut dari sebelumnya, "Jangan takut, dia hanya seorang nyonya muda yang kesepian, pergi kejar dia dengan percaya diri."

"Biar kuberi tahu, cara paling efektif untuk menghadapi nyonya muda yang kesepian adalah dengan membangkitkan hasrat mereka."

"Ketika hasrat mereka terangsang, mereka akan lepas kendali."

"Ketika saatnya tiba, kamu nggak perlu melakukan apa pun, semuanya akan beres."

"Apakah kamu sudah mengerti?"

Aku mengangguk tanpa sadar, tapi pikiranku sudah melayang jauh.

Adegan yang aku dengar di pagi hari terus terlintas di benakku.

Saat melihat Kak Nia pun, aku juga membayangkan betapa menawannya dadanya.

Yang tak kusangka ternyata Kak Nia benar-benar memperhatikan mataku.

"Apa milikku besar?"

Kak Nia tiba-tiba bertanya padaku.

Jantungku tiba-tiba hampir copot, mulutku kering dan tiba-tiba aku berkata, "Besar."

"Mau sentuh?"

Darahku semakin melonjak dan kepalaku berdengung.

Tapi, aku tidak berani mengucapkan kata itu sama sekali.

Kak Nia tiba-tiba mendekat dan menempelkan seluruh dadanya ke tubuhku.

Aku merasa seperti menjadi orang bodoh dan pikiran aku menjadi kosong sama sekali.

"Katakan saja kalau mau. Kenapa malu-malu? Ini adalah keinginan manusia yang paling primitif. Terkadang kamu harus melampiaskannya saat perlu melampiaskannya."

Aku tidak bisa mengendalikannya lagi, jadi aku menggertakkan gigi dan langsung berkata, "Mau! Mau sekali!"

"Hahaha, ini baru benar. Lakukan saja apa pun yang kamu pikirkan di dalam hati, jadi kamu nggak akan takut pada apa pun."

"Tapi, kamu hanya bisa melakukannya pada Lina, bukan pada Kak Nia, paham?"

Tiba-tiba aku merasakan frustrasi.

Kupikir Kak Nia bersiap menyerahkan dirinya padaku.

Ternyata dia hanya ingin mengajari aku cara melepaskan hasrat.

Tapi, tak masalah. Kalau terjadi sesuatu antara aku dan Kak Nia, bagaimana aku bisa bertanggung jawab pada kakakku?

Aku benar-benar tidak berani tinggal lebih lama lagi, jadi aku berbohong kalau aku sakit perut dan lari ke kamar mandi.

Saat aku memijat Lina barusan, aku merasa sangat tidak nyaman, lalu Kak Nia menggodaku, sekarang selangkanganku hampir robek.

Biarpun Kak Nia baru saja mengajariku di pagi hari bahwa masturbasi kecil itu menyenangkan, tapi masturbasi besar-besaran berbahaya bagi tubuh, tapi aku benar-benar tidak bisa mengendalikannya saat ini.

Yang tidak aku duga adalah aku menemukan sebuah celana dalam wanita di rak handuk.

Tak perlu diragukan lagi, celana dalam wanita ini pasti milik Kak Nia.

Aku sangat dilema dan ragu-ragu. Aku tidak tahu apakah aku harus mengambil celana dalam itu?

Saat aku memejamkan mata dan mencoba menenangkan diri, pemandangan pagi itu kembali muncul tak terkendali di benakku.

Ada suara di hatiku yang terus berteriak, "Ini hanya membayangkan sedang melakukan hubungan seksual, bukan benar-benar dilakukan, jadi nggak masalah. Selain itu, kalau kamu melewatkan kesempatan sekali seumur hidup ini, akan sulit untuk menemukannya lagi di masa depan."

Di bawah godaan suara setan, aku akhirnya tidak bisa mengendalikan diri dan mengambil celana dalam itu.
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (10)
goodnovel comment avatar
Richard Ripawael
bikin penasaran ceritanya
goodnovel comment avatar
aidil aidilrubob
lanjut kan
goodnovel comment avatar
Aris Susanto
bikin penasaran
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1611

    Nini menceritakan apa yang baru saja terjadi pada sahabatnya, Yani.Yani berkata dengan tidak berdaya, "Dia hanya pria berengsek, kenapa kamu malah seperti ini?""Tapi, pria itu sungguh luar biasa. Aku benar-benar tertarik padanya."Yani berkata, "Sekalipun dia luar biasa, dia hanya memperlakukanmu seperti boneka. Kamu bersedia? Kalau kamu bersedia, kamu benar-benar bodoh! Aku, Yani nggak punya teman sebodoh kamu."Setelah dimarahi, Nini tampak tersadar. Dia berkata dengan ekspresi cemberut, "Jadi, aku nggak setuju. Tapi, aku sedikit sedih.""Nggak apa-apa kamu merasa sedih. Setelah semuanya berlalu, kamu harus bersemangat lagi." Yani bertingkah seperti seorang pria. Auranya itu sangat memengaruhi Nini.Akhirnya, suasana hati Nini membaik. Senyum pun muncul di wajahnya."Omong-omong, bukankah hari ini hari baru? Kamu nggak kerja? Kenapa kamu kemari?"Yani menggenggam lengannya dan berkata, "Hari ini, aku mengambil cuti khusus untuk menemuimu. Sahabatku, Charlene akan menikah bulan depa

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1610

    Setelah pesta, Nini mengikuti Winston keluar."Pak Winston, kamu baik-baik saja?"Secara logika, pelayanan sudah selesai. Hubungan antara mereka dengan tamu pun telah berakhir.Namun, Winston memanggil Nini, seolah-olah dia ingin mengatakan sesuatu?"Sudah berapa lama kamu bekerja di sini?" tanya Winston.Nini berkata, "Tiga tahun. Aku sudah bekerja di sini selama tiga tahun.""Kamu selalu menjadi gadis malam?""Nggak, aku berjualan anggur dulu. Tapi, penghasilannya nggak terlalu bagus. Jadi, aku beralih menjadi gadis malam. Tapi, aku hanya menjual anggur, bukan menjual diri."Nini tampaknya menjelaskan sesuatu dengan sengaja.Winston tersenyum tipis, lalu dia meraih tangan Nini dan berkata, "Jangan bekerja di sini lagi. Ikuti aku. Aku akan menafkahimu."Tiba-tiba, wajah Nini memerah sampai ke pangkal lehernya. "Pak Winston, kamu bilang apa?""Aku bilang aku akan menafkahimu, jadi kamu ikutilah aku.""Tapi ... kamu nggak merasa jijik padaku?""Kenapa aku merasa jijik? Aku nggak berenca

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1609

    Rony merobek seluruh pakaian Nini. Nini meronta mati-matian. Namun, dia terlalu lemah untuk melepaskan diri.Wanita lain ketakutan. Mereka ingin membantu Nini, tetapi mereka tidak berani.Akhirnya, berkat perlawanan putus asa Nini, dia berhasil menyelamatkan pakaian dalamnya."Sialan, keras kepala sekali."Rony bukan hanya tidak berhenti. Namun, hal itu malah membangkitkan kebencian dalam hatinya.Dia langsung mengambil pisau buah dari meja kopi, lalu berkata sambil mencibir, "Kamu nggak mau melepasnya, 'kan? Kalau begitu, aku akan membantumu. Tapi, jangan salahkan aku kalau aku nggak sengaja melukaimu."Nini menatap pisau yang bersinar dengan cahaya dingin. Dia sangat ketakutan.Dia berjuang mati-matian. "Aku hanya melindungi diri sendiri, kamu nggak bisa seperti ini.""Plak!"Rony menampar wajahnya. "Diri sendiri? Apa yang kamu dapatkan sebagai gadis malam? Karena kamu menjual dirimu di sini, jangan berpura-pura polos. Kamu harus melakukan apa pun yang aku perintahkan."Nini berkata,

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1608

    Di ruang VIP di tempat hiburan.Winston datang terlambat.Rony sedang asyik bermain dengan segelas anggur merah. Saat melihat Winston masuk, dia berkata sambil tersenyum, "Pak Winston, kenapa kamu? Kenapa wajahmu sangat masam?"Ada empat orang di dalam ruang VIP. Selain Winston dan Rony, ada dua tuan muda lainnya, Leo Santoso dan Liam Maxson.Keempat orang ini dikenal sebagai empat tuan muda di Kota Jilin. Mereka tidak hanya memiliki status yang sangat terhormat, tetapi mereka juga gemar bersenang-senang.Kali ini, mereka datang ke Kota Jimba khusus untuk mencari Winston."Nggak apa-apa." Winston duduk di sebelah Rony, lalu menuangkan segelas anggur untuk dirinya sendiri.Rony berkata sambil menyeringai, "Tapi, Pak Winston tampaknya nggak baik-baik saja. Bagaimana kalau Pak Winston menceritakannya pada kami dan membuat kami tertawa juga?"Di antara keempat orang itu, status Winston relatif rendah.Orang-orang ini selalu suka mengolok-oloknya, terutama Rony. Dia sudah terbiasa mengejek

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1607

    Siapa tahu kedua orang itu pasti sangat marah setengah mati!Begitu kedua pria itu pergi, Zudith dan Kiki segera menggendongku."Edo, kita menang. Kita menang!""Sialan, turunkan aku. Apa-apaan kalian?"Kiki berkata sambil tertawa, "Edo, kamu idolaku. Aku ingin belajar darimu. Aku akan membaca buku untuk meningkatkan temperamen serta momentumku.""Astaga, kamu terlihat sangat tampan tadi. Kamu nggak tahu betapa marahnya Ghali dan Winston padamu.""Melihat ekspresi wajah mereka, aku hampir nggak bisa menahan tawa."Kami telah bertarung melawan Winston berkali-kali. Kali ini adalah pertama kalinya kami menang.Hal ini juga merupakan dorongan besar bagiku.Aku meminta mereka untuk menurunkanku, lalu aku merangkul bahu mereka. "Sebenarnya, aku merasa aku nggak sekeren itu waktu menghadapi mereka tadi. Aku yang paling keren waktu kalian melindungiku!""Memang benar Winston memiliki kekuasaan dan status, tapi aku memilikimu. Kamu adalah kekayaan yang nggak ada habisnya!"Semua yang aku katak

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1606

    Dengan Perusahaan Lugos di belakangku, dia tidak akan bisa membunuhku dengan mudah. Jika Winston ingin berurusan denganku, dia harus mempertimbangkan Perusahaan Lugos.Sekarang, Winston sangat menyesal karena dia tidak seharusnya menggunakan bantuan Tiano. Dia seharusnya membunuhku secara langsung!Dengan begitu, dia bisa melampiaskan kebenciannya!Namun, aku punya Perusahaan Lugos yang mendukungku sekarang. Jadi, dia tidak akan mudah untuk membunuhku sesuka hatinya.Melihat ekspresi Winston, aku mencibir dalam hatiku."Pak Winston datang menemuiku hari ini, mungkin ingin melihat betapa sengsara dan menyedihkannya aku. Tapi, nggak disangka aku nggak seperti yang Pak Winston harapkan. Sebaliknya, aku malah berhubungan dengan Keluarga Lugos."Yah, inilah yang dipikirkan Winston sekarang.Namun, dia tidak dapat mengakuinya. Jika tidak, bukankah dia akan merugikan dirinya sendiri?Namun, dia tidak bisa mengucapkan kata-kata itu dengan lantang. Dia hanya bisa menyimpannya dalam hati. Perasa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status