Share

Bab 4

Penulis: Galang Damares
Celana dalam ini lembut dan halus dan sepertinya masih ada sisa aroma Kak Nia di dalamnya.

Merasakan pakaian dalam di tanganku, mau tak mau aku memikirkan tentang apa yang kudengar di pagi hari.

Hal ini membuat aku semakin antusias dan bersemangat.

Aku tidak bisa benar-benar terjadi apa-apa dengan Kak Nia, tapi aku bisa saja berfantasi dengan barangnya 'kan?

Berpikir seperti ini, aku melepaskan ikat pinggangku dan memasukkan celana dalamku ke dalamnya.

Tepat ketika aku hendak menggunakan kelima jariku untuk melampiaskan hasratku, tiba-tiba ada ketukan di pintu.

Aku ketakutan sampai rohku hampir melayang dan aku hampir muncrat.

Di rumah hanya ada dua orang, Kak Nia dan aku.

Aku segera mengeluarkan celana dalam itu dan menaruhnya di rak handuk.

Lalu berkata dengan perasaan bersalah, "Kak Nia, ada apa?"

"Edo, apa kamu berbuat jahat di dalam sana?" tanya Kak Nia.

"Hah? Aku, aku nggak." Aku merasa sangat bersalah.

"Lalu kenapa suaramu bergetar?"

Kak Nia membuatku takut hanya dengan satu kalimat.

Aku merasa berkeringat dingin.

Biarpun Kak Nia berpikiran terbuka, dia dengan jelas mengatakan kepadaku bahwa aku tidak boleh mengincar dia.

Kalau dia mengetahui apa yang aku lakukan dengan celana dalamnya tadi, dia pasti akan beranggapan aku tidak patuh dan akan mengusir aku.

Tapi, aku tidak tahu bagaimana menjelaskannya, jadi aku hanya bisa berkata tanpa daya, "Benaran nggak, aku hanya sakit perut dan berkeringat ...."

"Kenapa berkeringat? Apa kamu sakit?" Suara Kak Nia menjadi khawatir.

Aku berkata, "Aku nggak tahu, aku hanya merasa nggak nyaman."

"Buka pintunya, biar kulihat."

"Ini, ini nggak pantas."

"Apa yang nggak pantas? Kamu hanya anak kecil bagiku. Cepat buka pintunya."

Aku merasa kecewa. Ternyata aku hanya anak kecil di mata Kak Nia. Pantas saja Kak Nia berpikiran terbuka di hadapanku.

Mungkin dia tidak pernah berpikir untuk memintaku melakukan hal semacam itu.

Aku membungkuk dan membuka pintu kamar mandi. Saat Kak Nia masuk, dia tidak langsung menatapku, melainkan melihat ke rak handuk.

Aku panik, apakah Kak Nia menemukan sesuatu?

Aku merasa sangat bersalah hingga tidak berani menatap mata Kak Nia.

Sedangkan Kak Nia berjalan menuju rak handuk dan bertanya padaku sambil tersenyum, "Apakah kamu menyentuh celana dalamku?"

"Nggak, nggak ada." Aku terus menggelengkan kepalaku.

"Benaran nggak? Lalu kenapa wajahmu memerah? Katakan sejujurnya, apakah kamu tadi berencana melakukan sesuatu yang buruk dengan celana dalamku? Tapi, aku menyela kamu, kamu merasa bersalah dan takut, jadi nggak berani membiarkan aku masuk?"

Aku sangat meragukan kalau Kak Nia itu waskita. Kenapa dia tahu semua yang aku lakukan dan pikirkan?

Kak Nia menatapku dari atas ke bawah, saat melihat aku membungkuk dan tak berani berdiri tegak, kecurigaan di matanya semakin kentara.

"Berdiri tegak." Kak Nia menatapku dan berkata.

Aku tidak berani membangkang Kak Nia.

Ketika aku berdiri tegak, bagian di bawah tubuhku yang memalukan langsung terlihat.

Aku tahu, aku ketahuan oleh Kak Nia.

Aku memejamkan mata, tidak berani menghadapi Kak Nia.

Lalu, aku merasakan Kak Nia perlahan berjongkok di depanku.

Jantungku hampir copot.

Terutama karena aku tidak tahu apa yang ingin Kak Nia lakukan?

Apalagi posisi Kak Nia yang berjongkok saat ini terlalu ambigu sehingga membuatku berpikir lebih jauh.

Aku diam-diam membuka mataku.

Aku melihat Kak Nia memandangi tempatku dengan tergila-gila dan dengan tulus menghela napas, "Alangkah baiknya kalau kakakmu bisa sekuat kamu!"

Saat dia berbicara, ada hasrat tiada tara di matanya.

Pikiranku kosong saat ini dan hatiku merasa tidak tenang. Aku sama sekali tidak tahu harus berkata apa.

Kak Nia memandanginya sebentar, lalu bangkit kembali.

Aku pun menutupinya dengan tanganku.

"Simpan keinginanmu, agar kamu punya motivasi untuk menghadapi Lina."

Ucap Kak Nia tiba-tiba menghampiriku, "Sebenarnya aku sengaja merangsangmu. Kak Nia tahu itu salah, tapi demi kakakmu, Kak Nia terpaksa melakukan ini."

"Kamu terlalu pemalu, Kak Nia terpaksa mencari cara untuk membuka pikiranmu dulu."

"Singkirkan tanganmu, Kak Nia adalah orang yang berpengalaman. Apa yang belum pernah Kak Nia lihat?"

Aku berpikir dalam hati bahwa cara kamu membuka pikiranku begitu istimewa, rasanya bisa membunuhku seketika itu juga.

"Keluarlah, aku akan menelepon Lina, kita pergi jalan-jalan, aku akan membantu mendekatkan kalian."

"Mari kita lihat apakah dia akan mengizinkanmu pergi ke rumahnya pada siang hari ini, biar kita bisa menyelesaikan masalah ini secepat mungkin. Perusahaan kakakmu juga bisa pulih secepatnya."

Setelah Kak Nia selesai berbicara, dia memutar pinggangnya dan pergi.

Aku mengikutinya dengan patuh keluar dari kamar mandi, telapak tanganku sudah berkeringat.

Kutahan.

Digoda Kak Nia berulang kali, tapi belum bisa melampiaskannya, hasratku hampir meledak.

Tapi, demi kakakku, aku hanya bisa menahannya untuk saat ini.

Kak Nia duduk di sofa dan menghubungi nomor telepon Lina, ".... Nggak mau keluar? Kenapa? Nggak bisa, aku mau kamu menemaniku. Kalau kamu nggak pergi, aku akan meminta adikku untuk menggendongmu turun."

"Hah? Apa aku keterlaluan? Aku memang keterlaluan. Apa yang bisa kamu lakukan padaku?"

"Kalau begitu beres, kutunggu di pintu lima menit lagi."

Kak Nia menutup panggilan teleponnya, lalu tersenyum dan berkata padaku, "Beres. Kamu ganti baju, nanti kamu bawa mobil."

"Ingat, lihatlah lebih jauh, akan ada kejutan menunggumu."

Aku berkata "Oh" dan pergi berganti pakaian.

Aku sangat menantikannya dan penasaran dengan kejutan yang Kak Nia bicarakan?

Segera, aku mengganti pakaianku.

Aku dan Kak Nia menunggu di depan pintu sebentar, lalu Lina pun datang.

Lina berganti gaun merah, yang membuat kulitnya terlihat lebih cerah.

Apalagi gaun ini memiliki leher V yang memperlihatkan bagian dada Lina.

Aku langsung tercengang.

Di luar dugaan, bodi Lina ternyata lebih bagus dari yang aku bayangkan.

Mata Lina sepertinya sengaja menghindariku, dia tidak mau menatap langsung ke arahku.

Dia merangkul lengan Kak Nia dan berjalan lewat di depanku.

Aku sangat bingung dan agak sedih.

Saat aku memijatnya tadi, dia jelas-jelas berkesan baik terhadapku. Kenapa dia begitu dingin sekarang? Bahkan tidak menatapku.

Apa aku bertindak keterlaluan? Membuatnya tidak senang?

Kami turun dari lantai atas.

Sepanjang proses, Lina berbincang dan tertawa dengan Kak Nia, tapi aku seperti udara.

Awalnya aku sangat tertekan, tapi setelah masuk ke dalam mobil, tiba-tiba aku teringat perkataan Kak Nia yang memintaku untuk memperhatikan bagian belakang setelah masuk ke dalam mobil, ada kejutan yang menungguku.

Aku penasaran apa kejutannya?

Jadi aku terus melihat ke kaca spion.

Kak Nia dan Lina sedang mengobrol dan tertawa, aku tidak melihat ada kejutan apa pun.

"Kak Nia, kita mau ke mana?" Aku menanyakan arah dan sengaja menoleh ke belakang, tapi tetap tidak menemukan kejutan apa pun.

Tapi, mataku dan mata Lina secara tidak sengaja bertatapan. Wajah Lina tiba-tiba memerah, lalu dia membuang muka dengan salah tingkah.

Aku menangkap tatapan bingung, gelisah dan canggungnya.

Jantungku pun "berdebar" satu kali.

Aku curiga Lina tidak marah, tapi ragu-ragu dan bingung apakah dia harus bersikap ambigu padaku, jadi dia terus mengabaikanku.

Aku sangat senang.

Karena ini menunjukkan bahwa dia tertarik padaku.

"Ke Wanda Plaza," ujar Kak Nia.

Aku mengiyakan, lalu menggunakan ponsel untuk mencari rute, menyalakan mobil dan menuju ke Wanda Plaza.

Sepanjang perjalanan aku masih sesekali melihat ke kaca spion.

Aku hanya ingin tahu kejutan apa yang Kak Nia bicarakan.

Saat mobil sampai di jalan yang padat, mobil melaju sangat lambat. Aku melihat ke kaca spion lagi.

Ini pemandangan yang luar biasa, kebetulan aku melihat Lina melepas celana dalamnya.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (8)
goodnovel comment avatar
aidil aidilrubob
lanjut makin seru
goodnovel comment avatar
Kawi Kelana
lanjut seru
goodnovel comment avatar
Siti Fahreyza
lanjut cerita y
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1516

    "Hari ini adalah pertama kalinya Edo mengundang kita ke tempat makan malam yang mewah. Semuanya, jangan sungkan. Makan dan minumlah sesuka hati kalian."Nancy berteriak dan segera menghidupkan suasana.Lina masih sama seperti sebelumnya. Dia tidak banyak bicara, tetapi dia sangat kooperatif. Dia terus tersenyum dengan penampilan yang sangat lembut dan anggun.Nia masih suka berdebat dengan Nancy. Keduanya saling bertengkar dan saling mengejek. Penampilan mereka cukup menarik.Melihat adegan yang begitu hangat dan harmonis, aku merasa waktu berlalu begitu cepat.Terakhir kali, aku berkumpul, berbincang dan tertawa dengan para wanita ini adalah setengah tahun yang lalu.Dalam sekejap, waktu telah lama berlalu.Banyak hal telah banyak berubah. Namun, hal baiknya adalah semua orang menjalani kehidupan yang baik sekarang.Setiap orang hidup sesuai keinginannya, tanpa ada banyak perhitungan, rencana jahat, kesedihan atau ketidaknyamanan ....Aku mengangkat gelasku dan berkata, "Ayo, kita min

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1515

    Baru pada pukul empat atau lima pagi, rasa kantuk datang dengan perlahan.Aku langsung tertidur di sofa.Aku tidur sampai sekitar pukul sepuluh keesokan harinya.Saat aku terbangun, Nancy telah pergi dan Nia telah kembali.Nia membuatkan sup untukku. Begitu aku bangun, aku bisa langsung meminumnya. Supnya harum dan lezat."Kak Nia, kapan kamu kembali?" Aku mengusap kepalaku dan duduk. Aku merasa pusing.Nia tersenyum dan melotot ke arahku. "Apa yang kamu bicarakan? Kalian sibuk sampai larut malam tadi. Lihatlah, betapa lelahnya kalian.""Kak, kamu salah paham. Aku nggak bisa tidur tadi malam. Aku baru tertidur sekitar pukul empat atau lima," jelasku.Hal semacam ini harus dijelaskan. Jika tidak, Nia akan mengira aku lebih mencintai Nancy daripada mencintainya.Nia langsung duduk di sampingku dengan ekspresi sedih. "Kenapa kamu menderita insomnia? Nancy bilang sesuatu padamu?""Nggak, ini salahku sendiri.""Aku senang kamu baik-baik saja .... Kalau begitu aku ingin bertanya, berapa kali

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1514

    Tidak lama kemudian, Bella mengirimiku pesan panjang. Pesan itu kira-kira mengatakan putra seorang pimpinan rumah sakit jatuh cinta padanya. Dia ingin Bella menjadi pacarnya, tetapi Bella menolaknya beberapa kali. Putra pimpinan itu menaruh dendam padanya dan berusaha membuat masalah bagi Bella dan memaksanya meninggalkan rumah sakit.Setelah membacanya, aku membalas Bella, [Kenapa kamu takut omong kosong semacam ini? Kamu dipekerjakan rumah sakit dengan itikad baik. Selama kamu nggak melakukan kesalahan, kenapa rumah sakit akan memecatmu?]Bella membalasku, [Kesulitan masalah ini terletak pada poin ini. Orang itu sangat jelas tentang peraturan dan ketentuan rumah sakit. Dia tahu dia akan sulit meyakinkan orang untuk memecatku dengan paksa, jadi dia menemukan cara yang sangat tercela dan nggak tahu malu.]Aku bertanya, [Cara apa itu?]Bella berkata, [Dia mengatur pasien untukku yang sangat enggan aku temui. Aku menolaknya. Dia menggunakan ini sebagai alasan untuk mengatakan bahwa aku n

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1513

    Aku tidak dapat menahan diri untuk bertanya dengan khawatir, "Hei, kenapa kamu malam ini?"Bella tidak memedulikanku.Aku menatap Verra sambil bertanya dengan mataku apa yang terjadi?Verra menggelengkan kepalanya dengan cepat, "Jangan tanya aku, aku nggak tahu apa-apa."Pandanganku tertuju pada ponsel Bella yang diletakkan di samping. Layar ponselnya menyala dari waktu ke waktu. Seseorang pasti telah mengiriminya pesan.Tampaknya, suasana hati Bella yang buruk berhubungan dengan konten obrolan di ponselnya.Aku sungguh ingin menolongnya memecahkan masalah. Namun, dia tidak mengatakan apa pun. Aku tidak bisa berbuat apa-apa.Setelah tiba di kompleks, Bella membawa Verra kembali ke rumahnya.Aku kembali untuk mencari Nia.Nia sudah tidur karena aku pulang terlalu larut.Aku berjinjit karena takut mengganggu Nia.Nia sedang berbaring di ranjang dengan selimut. Di bawah cahaya bulan redup di luar jendela, aku bisa melihat sosoknya yang anggun dan cantik.Aku menyingkap selimut dan naik ke

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1512

    Aku takut salah dengar, jadi aku segera berjalan mendekat dan naik ke pintu untuk mendengarkan lagi.Sialan, jika ini bukan suara Henry, suara siapa ini?Aku telah berurusan dengan Henry beberapa kali. Suaranya sangat mudah diingat. Suaranya serak dengan sedikit sarkasme.Henry sebenarnya ada di sini. Dia berhubungan dengan wanita lain.Aku benar-benar ingin menendang pintu hingga terbuka dan menarik Henry keluar.Namun, melakukan hal itu pasti akan menimbulkan kehebohan besar. Kemudian, hubungan antara Bella dan Verra akan terungkap.Tidak, aku tidak bisa melakukan ini. Aku tidak bisa menyakiti mereka.Namun, aku tidak bisa membiarkannya seperti ini.Aku melihat sekeliling kamar mandi, lalu melihat alat pel dan ember di sudut.Aku langsung memindahkan ember itu dan memblokir pintu.Kemudian, dia mengambil sesendok air dengan centong dan menuangkannya dari atas."Ah!""Siapa?"Seketika, terdengar suara Henry dan seorang wanita dari dalam. Suaranya terdengar agak tua.Sialan, apakah Hen

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1511

    Namun, Verra adalah wanita yang sangat baik.Verra pantas mendapatkan yang lebih baik.Hanya saja, aku tidak tahu bagaimana cara memberitahunya.Aku merasa bimbang.Lupakan saja, jangan bicarakan itu dulu. Sekarang, semua orang bersenang-senang. Mari kita bersenang-senang dengan bahagia.Aku mengesampingkan pikiran-pikiran berantakan di benakku dan duduk bersama yang lainnya.Lydia melambaikan tangannya, lalu memesan makanan mewah.Tidak hanya minumannya saja yang beraneka ragam, tetapi juga banyak buah-buahan, makanan penutup dan lainnya.Minuman itu sangat mahal. Memesan sebotol minuman akan menghabiskan biaya beberapa jutaan hingga puluhan juta.Lydia membiarkan kami makan apa pun yang kami inginkan dan bermain sesuka hati kami.Jika tidak ingin bermain, kami bisa tidur."Tentu saja kita harus bersenang-senang. Tempat ini sangat bagus. Kita sudah menghabiskan banyak uang. Akan sangat disayangkan kalau kita nggak bersenang-senang." Yani menunjukkan ekspresi terkejut untuk pertama kal

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status