Share

Bab 2

Penulis: Galang Damares
"Lina, kamu sudah sampai, ayo masuk, duduk dulu." Selagi aku bertanya-tanya, Kak Nia menghampiri dan berkata kepada wanita itu dengan sangat antusias.

Wanita itu masuk ke dalam rumah atas ajakan Kak Nia.

Kak Nia memperkenalkan kami satu sama lain.

Ternyata wanita itu adalah sahabatnya yang bernama Lina Lasma yang tinggal di sebelah.

"Lina, ini adik Wiki dari desa yang sama. Namanya Edo Didi. Dia baru tiba kemarin."

Lina menatapku dengan heran, lalu berkata sambil tersenyum, "Aku nggak menyangka adiknya Wiki begitu muda dan tampan!"

"Edo baru saja lulus kuliah, bagaimana mungkin nggak muda? Selain itu, dia bukan hanya muda, dia juga sangat kuat."

Entah apakah itu hanya imajinasiku, aku merasa perkataan Kak Nia ada maksud lain dan matanya menatap bagian tertentu di tubuhku.

Itu membuatku merasa sangat tidak nyaman.

Lina menatapku dari atas ke bawah dan bertanya, "Nia, kalau begitu tukang pijat yang kamu bicarakan itu adikmu ini 'kan?"

"Benar, itu Edo. Dia belajar ilmu pijat dari kakeknya selama beberapa tahun ketika kecil, tekniknya sangat bagus."

Setelah Kak Nia selesai berbicara, dia menatapku lagi, "Tadi aku nggak sempat memberitahumu, jadi aku akan menjelaskannya padamu sekarang. Sahabatku menderita sakit punggung dan leher sepanjang tahun, kadang-kadang dada dan napas sesak. Dia ingin mencari dokter TCM untuk pemijatan."

"Aku pikir kamu bisa pijat, jadi aku memintanya datang untuk coba."

Ternyata begitu.

Aku langsung setuju.

Kak Wiki dan Kak Nia mengizinkanku tinggal di rumah mereka dan mengatakan mereka akan membantuku mengatur pekerjaan. Bukankah pantas kalau aku memberikan sedikit bantuan untuk mereka?

Lina agak malu dan menarik Kak Nia ke samping, "Ini nggak pantas, adikmu masih sangat muda."

"Apa salahnya dia muda? Bukankah muda itu bagus? Justru karena dia masih muda dan kuat maka dia bisa melayani wanita muda sepertimu dengan nyaman."

"Apa yang kamu bicarakan? Aku bukan orang seperti itu." Lina tersipu.

Kak Nia berkata sambil tersenyum, "Aku hanya bercanda, kamu sendiri yang berpikir aneh-aneh, apa kamu berpikir yang porno? Jujur saja, Johan belum kembali dalam setengah tahun, apa kamu sama sekali nggak mendambakannya?"

"Kalau kamu bicara seperti ini lagi, aku akan pergi." Telinga Lina memerah.

Kak Nia segera menggandeng lengan Lina dan berkata, "Baiklah baiklah, aku nggak akan tanya lagi, aku tahu kamu adalah wanita yang disiplin dan anggun. Tapi, biar kuberi tahu, teknik adikku sangat bagus, kamu coba saja dulu "

"Lebih baik dipijat pria muda dan tampan daripada dipijat pria tua di luar."

Lina merasa perkataan Kak Nia masuk akal, maka dia pun mengangguk.

"Kalau begitu kamu temani aku, kalau nggak, aku akan merasa canggung."

"Baiklah, kutemani."

Mereka berdua "berbisik" sebentar, lalu mendatangiku.

Lina meminta Kak Nia dipijat terlebih dahulu, dia ingin melihat hasilnya terlebih dahulu.

Kak Nia tidak berkata apa-apa dan hanya berbaring di sofa.

"Edo, ayo mulai."

Aku mengambil bangku dan duduk di samping Kak Nia dan mulai memijat bahunya.

Sosok Kak Nia sangat seksi dan montok, bokongnya yang bulat juga menungging.

Itu membuatku ingin menepuknya.

"Nia, bagaimana? Nyaman nggak?" tanya Lina penuh perhatian.

"Tentu saja nyaman. Sudah lama aku nggak merasa senyaman ini," gumam Kak Nia membuat aku dan Lina tersipu malu.

Aku pun merasa sedikit tidak nyaman di bagian bawah perutku.

Lina juga sedikit canggung dan kakinya dijepit erat.

"Oke, Lina, giliranmu."

Kak Nia bangkit dari sofa dan menuangkan air untuk kami.

Lina sedikit pemalu, jadi setelah berbaring, dia menutupi kakinya dengan selimut.

Sangat disayangkan bahwa kaki indah seperti itu tertutupi.

Tapi, betapa pun Lina menutupinya, itu tidak bisa menutupi bodi seksinya.

Dia memiliki sosok yang ramping, tapi montok dan berisi, besar di bagian yang seharusnya dan ramping di bagian yang seharusnya, dengan wajah kekanak-kanakan dan berpayudara besar.

Saat tanganku menyentuh bahunya, seluruh tubuhku menegang.

Aku tidak berani memimpikan terjadi sesuatu dengan Kak Nia. Apakah aku tidak boleh memimpikan terjadi sesuatu dengan sahabatnya?

Selain itu, kudengar dari Kak Nia, wanita ini pasti sangat kesepian karena suaminya lama tidak berada di rumah.

"Kak Lina, nyaman nggak?" tanyaku ragu-ragu.

Lina tidak menjawab, tapi berkata "hmm" dengan malu-malu.

Aku melihatnya merespons dan menjadi lebih berani.

"Ada satu teknik lagi yang bisa membuatmu lebih nyaman."

Tanganku meluncur ke punggungnya perlahan.

Tubuh Lina bergetar, "Apa yang kamu lakukan?"

"Bukankah pinggangmu sakit? Biar kupijat pinggangmu."

Lina tidak mengatakan apa-apa, itu berarti dia menyetujuinya.

Setelah tanganku meluncur ke pinggangnya, aku mulai memijat pinggangnya.

Pinggang Lina kecil sekali!

Sungguh ramping.

Tapi, pantatnya cukup besar, bulat dan montok, itu adalah pinggul yang bagus.

Aku berkata pada Lina, "Kak Lina, sebenarnya nggak ada masalah besar dengan bahumu, tapi cukup banyak masalah dengan pinggangmu."

"Ah, ada apa dengan pinggangku?" Lina bertanya dengan gelisah.

Aku memijat pinggangnya dan berkata, "Kamu mengalami lemah ginjal. Kalau lemah ginjalnya serius, kamu akan mengalami sakit punggung."

"Benarkah hanya laki-laki yang menderita lemah ginjal? Aku perempuan, apa aku juga menderita lemah ginjal"

"Itu sebenarnya salah paham. Bukankah laki-laki dan perempuan punya dua ginjal?"

"Kebanyakan orang hanya mengetahui bahwa pria akan menderita defisiensi ginjal kalau melakukan terlalu banyak hal seperti itu, tapi hanya sedikit orang yang mengetahui bahwa kekurangan energi dan darah pada wanita juga bisa menyebabkan defisiensi ginjal."

"Lihat dirimu, wajahmu sedikit pucat. Ini tandanya energi dan darah nggak mencukupi. Kalau diabaikan dalam waktu lama, itu akan menimbulkan masalah lain."

"Apa yang harus dilakukan?" Lina bertanya tanpa sadar.

Aku tersenyum dan berkata, "Sebenarnya masalah kamu belum serius. Kalau aku memijatmu untuk kurun waktu tertentu, kondisi kamu akan membaik."

"Oke, kalau begitu cepat pijat aku."

"Oke, kalau begitu aku mulai."

Aku menelusuri pinggang bawah Lina.

Aku merasakan tubuh Lina menegang, tapi dia tidak berkata apa-apa.

Hal ini membuatku semakin berani.

Aku menyentuh pinggul Lina dan perlahan mengangkat selimut yang menutupi kakinya.

Kaki mulus dan ramping itu, seperti batu putih, sungguh indah.

Akhirnya aku memegang kaki Lina dan menekan titik akupunktur di telapak kakinya.

Lina mau tidak mau mengerang.

Wajahnya memerah.

"Kak Lina, apa kamu baik-baik saja?" tanyaku khawatir.

Napas Lina menjadi cepat, "Nggak apa-apa, Edo, lanjutkan saja."

Aku terus menekan telapak kakinya.

Di saat yang sama, mau tak mau aku mengintip ke balik roknya.

Sayangnya, Lina selalu menyilangkan kaki sehingga aku tidak bisa melihat apa pun.

Setelah ditekan sebentar, aku merasa ini kurang memuaskan, maka aku dengan berani berkata, "Kak Lina, bukankah dadamu dan napasmu sesak? Bagaimana kalau aku pijat juga."

Saat aku mengatakan itu, tanpa sadar aku melihat ke arah dada Lina. Alangkah baiknya kalau aku bisa memijatnya nanti.

Tadinya aku khawatir Lina akan menolak, tapi tak disangka Lina berkata, "Oke, oke."

Tiba-tiba aku bersemangat dan menarik bangku ke depan, "Kak Lina, kamu berbaring terlentang saja, biar gampang pijatnya."

Lina sangat patuh, dia berbalik dan berbaring di sofa.

Biarpun payudaranya tidak sebesar milik Kak Nia, tapi payudaranya sangat montok.

Aku belum pernah menyentuh seorang wanita sebelumnya, aku merasa sangat gugup saat ini.

Aku hendak memulai ketika suara Kak Nia tiba-tiba terdengar, "Loh, perkembangan kalian sangat pesat."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (18)
goodnovel comment avatar
gigihadid
banyakin yang kaya gini plis
goodnovel comment avatar
Rani Suryaningsih
Kelamjutam ny mna
goodnovel comment avatar
aidil aidilrubob
makin seru
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1611

    Nini menceritakan apa yang baru saja terjadi pada sahabatnya, Yani.Yani berkata dengan tidak berdaya, "Dia hanya pria berengsek, kenapa kamu malah seperti ini?""Tapi, pria itu sungguh luar biasa. Aku benar-benar tertarik padanya."Yani berkata, "Sekalipun dia luar biasa, dia hanya memperlakukanmu seperti boneka. Kamu bersedia? Kalau kamu bersedia, kamu benar-benar bodoh! Aku, Yani nggak punya teman sebodoh kamu."Setelah dimarahi, Nini tampak tersadar. Dia berkata dengan ekspresi cemberut, "Jadi, aku nggak setuju. Tapi, aku sedikit sedih.""Nggak apa-apa kamu merasa sedih. Setelah semuanya berlalu, kamu harus bersemangat lagi." Yani bertingkah seperti seorang pria. Auranya itu sangat memengaruhi Nini.Akhirnya, suasana hati Nini membaik. Senyum pun muncul di wajahnya."Omong-omong, bukankah hari ini hari baru? Kamu nggak kerja? Kenapa kamu kemari?"Yani menggenggam lengannya dan berkata, "Hari ini, aku mengambil cuti khusus untuk menemuimu. Sahabatku, Charlene akan menikah bulan depa

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1610

    Setelah pesta, Nini mengikuti Winston keluar."Pak Winston, kamu baik-baik saja?"Secara logika, pelayanan sudah selesai. Hubungan antara mereka dengan tamu pun telah berakhir.Namun, Winston memanggil Nini, seolah-olah dia ingin mengatakan sesuatu?"Sudah berapa lama kamu bekerja di sini?" tanya Winston.Nini berkata, "Tiga tahun. Aku sudah bekerja di sini selama tiga tahun.""Kamu selalu menjadi gadis malam?""Nggak, aku berjualan anggur dulu. Tapi, penghasilannya nggak terlalu bagus. Jadi, aku beralih menjadi gadis malam. Tapi, aku hanya menjual anggur, bukan menjual diri."Nini tampaknya menjelaskan sesuatu dengan sengaja.Winston tersenyum tipis, lalu dia meraih tangan Nini dan berkata, "Jangan bekerja di sini lagi. Ikuti aku. Aku akan menafkahimu."Tiba-tiba, wajah Nini memerah sampai ke pangkal lehernya. "Pak Winston, kamu bilang apa?""Aku bilang aku akan menafkahimu, jadi kamu ikutilah aku.""Tapi ... kamu nggak merasa jijik padaku?""Kenapa aku merasa jijik? Aku nggak berenca

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1609

    Rony merobek seluruh pakaian Nini. Nini meronta mati-matian. Namun, dia terlalu lemah untuk melepaskan diri.Wanita lain ketakutan. Mereka ingin membantu Nini, tetapi mereka tidak berani.Akhirnya, berkat perlawanan putus asa Nini, dia berhasil menyelamatkan pakaian dalamnya."Sialan, keras kepala sekali."Rony bukan hanya tidak berhenti. Namun, hal itu malah membangkitkan kebencian dalam hatinya.Dia langsung mengambil pisau buah dari meja kopi, lalu berkata sambil mencibir, "Kamu nggak mau melepasnya, 'kan? Kalau begitu, aku akan membantumu. Tapi, jangan salahkan aku kalau aku nggak sengaja melukaimu."Nini menatap pisau yang bersinar dengan cahaya dingin. Dia sangat ketakutan.Dia berjuang mati-matian. "Aku hanya melindungi diri sendiri, kamu nggak bisa seperti ini.""Plak!"Rony menampar wajahnya. "Diri sendiri? Apa yang kamu dapatkan sebagai gadis malam? Karena kamu menjual dirimu di sini, jangan berpura-pura polos. Kamu harus melakukan apa pun yang aku perintahkan."Nini berkata,

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1608

    Di ruang VIP di tempat hiburan.Winston datang terlambat.Rony sedang asyik bermain dengan segelas anggur merah. Saat melihat Winston masuk, dia berkata sambil tersenyum, "Pak Winston, kenapa kamu? Kenapa wajahmu sangat masam?"Ada empat orang di dalam ruang VIP. Selain Winston dan Rony, ada dua tuan muda lainnya, Leo Santoso dan Liam Maxson.Keempat orang ini dikenal sebagai empat tuan muda di Kota Jilin. Mereka tidak hanya memiliki status yang sangat terhormat, tetapi mereka juga gemar bersenang-senang.Kali ini, mereka datang ke Kota Jimba khusus untuk mencari Winston."Nggak apa-apa." Winston duduk di sebelah Rony, lalu menuangkan segelas anggur untuk dirinya sendiri.Rony berkata sambil menyeringai, "Tapi, Pak Winston tampaknya nggak baik-baik saja. Bagaimana kalau Pak Winston menceritakannya pada kami dan membuat kami tertawa juga?"Di antara keempat orang itu, status Winston relatif rendah.Orang-orang ini selalu suka mengolok-oloknya, terutama Rony. Dia sudah terbiasa mengejek

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1607

    Siapa tahu kedua orang itu pasti sangat marah setengah mati!Begitu kedua pria itu pergi, Zudith dan Kiki segera menggendongku."Edo, kita menang. Kita menang!""Sialan, turunkan aku. Apa-apaan kalian?"Kiki berkata sambil tertawa, "Edo, kamu idolaku. Aku ingin belajar darimu. Aku akan membaca buku untuk meningkatkan temperamen serta momentumku.""Astaga, kamu terlihat sangat tampan tadi. Kamu nggak tahu betapa marahnya Ghali dan Winston padamu.""Melihat ekspresi wajah mereka, aku hampir nggak bisa menahan tawa."Kami telah bertarung melawan Winston berkali-kali. Kali ini adalah pertama kalinya kami menang.Hal ini juga merupakan dorongan besar bagiku.Aku meminta mereka untuk menurunkanku, lalu aku merangkul bahu mereka. "Sebenarnya, aku merasa aku nggak sekeren itu waktu menghadapi mereka tadi. Aku yang paling keren waktu kalian melindungiku!""Memang benar Winston memiliki kekuasaan dan status, tapi aku memilikimu. Kamu adalah kekayaan yang nggak ada habisnya!"Semua yang aku katak

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1606

    Dengan Perusahaan Lugos di belakangku, dia tidak akan bisa membunuhku dengan mudah. Jika Winston ingin berurusan denganku, dia harus mempertimbangkan Perusahaan Lugos.Sekarang, Winston sangat menyesal karena dia tidak seharusnya menggunakan bantuan Tiano. Dia seharusnya membunuhku secara langsung!Dengan begitu, dia bisa melampiaskan kebenciannya!Namun, aku punya Perusahaan Lugos yang mendukungku sekarang. Jadi, dia tidak akan mudah untuk membunuhku sesuka hatinya.Melihat ekspresi Winston, aku mencibir dalam hatiku."Pak Winston datang menemuiku hari ini, mungkin ingin melihat betapa sengsara dan menyedihkannya aku. Tapi, nggak disangka aku nggak seperti yang Pak Winston harapkan. Sebaliknya, aku malah berhubungan dengan Keluarga Lugos."Yah, inilah yang dipikirkan Winston sekarang.Namun, dia tidak dapat mengakuinya. Jika tidak, bukankah dia akan merugikan dirinya sendiri?Namun, dia tidak bisa mengucapkan kata-kata itu dengan lantang. Dia hanya bisa menyimpannya dalam hati. Perasa

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status