Share

Bab 54

Penulis: Galang Damares
Aku berkata dengan sedih, "Kak Lina, kamu yang bertanya padaku dulu, sekarang kamu bilang begitu."

Lina tersipu dan berkata dengan malu, "Aku salah. Aku nggak seharusnya seperti ini. Edo, jangan marah, oke?"

Lina ternyata membujukku.

Ini membuatku tersanjung.

Aku langsung tersenyum dan berkata, "Aku nggak akan marah pada Kak Lina."

"Edo baik sekali."

"Edo, bawakan aku selimut."

"Oke."

Aku membantu Lina mengambil selimut dari lemari.

Saat aku berbalik, aku menemukan Lina berbaring di ranjang.

Ini membuatku bertanya-tanya.

Bukankah Lina bilang dia pinggangnya terkilir?

Bagaimana dia berbalik?

Selain itu, kenapa dia berbaring?

Biarpun aku bingung, aku tidak bertanya lagi.

Lina tersipu dan berkata, "Bantu aku tutupi dengan selimut."

Dengan lembut aku membantu Lina menutupi tubuhnya dengan selimut.

Lina pun berkata, "Edo, tolong pijat kakiku."

"Kak Lina, apakah kakimu terkilir juga? Yang terkilir di bagian mana?"

"Kedua kakiku agak sakit, bantu aku pijat."

"Oke."

Aku duduk di samping ranjan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
romy tahitu
suka ceritanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1615

    Tiba-tiba, ekspresi Rony menjadi masam. "Kalau begitu, cobalah.""Cobalah."Aku memapah Nini ke pintu lagi.Pada saat bersamaan, satu tanganku meraih jarum perak.Aku yakin dengan kemampuan dan kombinasi jarum perak, aku seharusnya bisa meninggalkan tempat ini dengan selamat.Namun, saat aku sampai di pintu, aku dihalangi oleh dua sosok yang tinggi dan perkasa.Mereka adalah dua pria yang sangat kekar. Mereka mirip orang asing. Mereka tidak hanya bertubuh kekar, mereka juga bermata tajam.Pria itu memiliki janggut tebal di wajahnya. Satu kata segera muncul di benakku, "Pria berjanggut!"Aku menoleh ke belakang, lalu melihat Rony dan yang lain menatapku dengan ekspresi main-main.Aku mengerti.Kedua pria kekar itu adalah pengawal mereka. Mereka tahu bahwa dengan kedua pengawal ini menghalangi kami, mustahil bagi kami untuk pergi dari sini.Nini menatapku dengan air mata berlinang. "Pak Edo, pergilah. Aku nggak bisa membiarkanmu mendapat masalah. Tolong jaga adikku, Intan baik-baik. Dia

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1614

    "Minggir!" teriakku. Aku tahu Nini mungkin sedang dalam masalah sekarang. Aku harus masuk dan menyelamatkannya tepat waktu.Dua pria di pintu itu bagaikan dua gunung yang menghalangi jalan. Mereka sama sekali tidak memedulikan perkataanku.Aku mendorong mereka secara langsung.Kedua pria itu masih berdiri di sana dan tidak bergerak.Aku begitu marah hingga aku mengeluarkan dua jarum perak dan menusukkannya ke titik akupunktur di tubuh mereka.Tiba-tiba, tubuh kedua pria itu tidak bertenaga dan terjatuh lemas.Aku segera mendorong pintu hingga terbuka, lalu bergegas masuk. Aku melihat Nini berteriak.Rony menekannya dan menyerangnya dari kiri ke kanan. Di bawah cahaya, wajah Nini tampak makin memerah dan bengkak."Hentikan!" teriakku.Rony dan yang lainnya tidak menyangka aku akan masuk dengan terburu-buru. Ekspresi mereka tampak sangat aneh.Aku bergegas menghampiri mereka tanpa menghiraukan apa pun. Kemudian, aku mendorong Rony menjauh dari Nini.Melihat pipi Nini dipukul hingga memer

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1613

    Tatapan mata Rony begitu menakutkan, seolah-olah dia telah melihat mangsanya. Cahaya di matanya begitu bersemangat dan berapi-api.Nini tidak dapat menahan diri untuk berjalan mundur.Aku juga memperhatikan bahwa tatapan Rony pada dasarnya tidak terfokus padaku. Sebaliknya, tatapannya tertuju pada Nini yang berdiri di belakangku."Nini, ayo kita ke sana." Aku hendak pergi ke arah lain."Berhenti!" teriak Rony dengan marah.Aku tidak mendengarkannya sama sekali.Suara Rony menjadi marah. "Sudah aku bilang berhenti, kamu nggak dengar?"Aku tetap mengabaikannya."Sialan, hentikan dia!"Begitu mendengar perintah Rony, beberapa bartender bergegas mendekat untuk menghalangi jalan kami.Aku melotot ke arah Rony dengan marah, "Kamu sudah melukai gadis di punggungku dengan sangat parah. Kalau kami nggak membawanya ke rumah sakit, nyawanya mungkin dalam bahaya.""Jangan khawatir, kamu nggak akan mati. Aku berhati-hati saat memukulnya," kata Rony dengan nada menghina, seolah nyawa manusia tidak b

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1612

    Tepat saat aku hendak pergi, Nini menerima telepon dan berkata dengan tergesa-gesa, "Oke, oke. Aku kembali sekarang."Yani segera bertanya dengan khawatir, "Ada apa? Apa yang terjadi?""Sahabatku dipukul, aku harus kembali dan menjenguknya.""Edo, tolong antar Nini," kata Bella padaku.Aku tidak terlalu memikirkannya. Aku hanya mengangguk.Aku mengantar Nini ke tempat kerjanya secepat mungkin. Kemudian, aku baru mengetahui bahwa Nini bekerja di tempat hiburan.Aku cukup bingung bagaimana Yani bisa mengenal teman seperti itu. Tampaknya, Yani memiliki hubungan baik dengan Nini.Namun, aku tidak terlalu memikirkannya. Lagi pula, itu tidak ada hubungannya denganku.Aku hanya bertanya dengan santai, "Kamu butuh bantuan?""Bolehkah?"Hei, kenapa ini berbeda dari apa yang aku pikirkan?Aku hanya bertanya dengan sungkan. Namun, aku tidak menyangka jika gadis ini benar-benar membutuhkan bantuanku.Aku memarkir mobilku, lalu mengikuti Nini keluar.Sepanjang jalan, Nini berlari tergesa-gesa. Terl

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1611

    Nini menceritakan apa yang baru saja terjadi pada sahabatnya, Yani.Yani berkata dengan tidak berdaya, "Dia hanya pria berengsek, kenapa kamu malah seperti ini?""Tapi, pria itu sungguh luar biasa. Aku benar-benar tertarik padanya."Yani berkata, "Sekalipun dia luar biasa, dia hanya memperlakukanmu seperti boneka. Kamu bersedia? Kalau kamu bersedia, kamu benar-benar bodoh! Aku, Yani nggak punya teman sebodoh kamu."Setelah dimarahi, Nini tampak tersadar. Dia berkata dengan ekspresi cemberut, "Jadi, aku nggak setuju. Tapi, aku sedikit sedih.""Nggak apa-apa kamu merasa sedih. Setelah semuanya berlalu, kamu harus bersemangat lagi." Yani bertingkah seperti seorang pria. Auranya itu sangat memengaruhi Nini.Akhirnya, suasana hati Nini membaik. Senyum pun muncul di wajahnya."Omong-omong, bukankah hari ini hari baru? Kamu nggak kerja? Kenapa kamu kemari?"Yani menggenggam lengannya dan berkata, "Hari ini, aku mengambil cuti khusus untuk menemuimu. Sahabatku, Charlene akan menikah bulan depa

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1610

    Setelah pesta, Nini mengikuti Winston keluar."Pak Winston, kamu baik-baik saja?"Secara logika, pelayanan sudah selesai. Hubungan antara mereka dengan tamu pun telah berakhir.Namun, Winston memanggil Nini, seolah-olah dia ingin mengatakan sesuatu?"Sudah berapa lama kamu bekerja di sini?" tanya Winston.Nini berkata, "Tiga tahun. Aku sudah bekerja di sini selama tiga tahun.""Kamu selalu menjadi gadis malam?""Nggak, aku berjualan anggur dulu. Tapi, penghasilannya nggak terlalu bagus. Jadi, aku beralih menjadi gadis malam. Tapi, aku hanya menjual anggur, bukan menjual diri."Nini tampaknya menjelaskan sesuatu dengan sengaja.Winston tersenyum tipis, lalu dia meraih tangan Nini dan berkata, "Jangan bekerja di sini lagi. Ikuti aku. Aku akan menafkahimu."Tiba-tiba, wajah Nini memerah sampai ke pangkal lehernya. "Pak Winston, kamu bilang apa?""Aku bilang aku akan menafkahimu, jadi kamu ikutilah aku.""Tapi ... kamu nggak merasa jijik padaku?""Kenapa aku merasa jijik? Aku nggak berenca

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status