Share

Bab 961

Author: Galang Damares
"Nia, aku yang mendapatkan semua uang itu. Kenapa aku harus memberikannya padamu?"

Nia berkata dengan ekspresi masam, "Kalau aku nggak membantumu, kamu bahkan nggak akan punya modal awal. Kenapa kamu berani bilang semua uang itu hasil kerja kerasmu?"

"Saat kamu pertama kali memulai bisnis, aku menemanimu keluar untuk mencari klien, bukan? Aku yang menemanimu untuk membicarakan bisnis, bukan?"

"Wiki, di mana hati nuranimu? Kamu memberikannya ke binatang?"

Wiki berkata dengan nada tidak setuju, "Nggak ada gunanya kamu memberitahuku hal ini sekarang. Aku hanya tahu uang yang aku miliki sekarang adalah hasil kerjaku."

"Selain itu, aku sudah mentransfer semua uang itu ke orang tuaku. Sekarang, aku hanya punya beberapa ratus ribu di rekeningku. Kalau kamu mau berbagi, aku akan memberimu 500 ribu."

"Adapun rumah yang kita tinggali sekarang, mati pun aku nggak akan pernah memberikannya padamu. Aku nggak ingin melihatmu dan Edo bermesraan di kamarku."

"Kamu yakin ingin memperlakukanku seperti i
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1639

    "Kenapa banyak novel yang nggak berbobot sekarang? Karena isinya nggak perlu mikir, pembaca cukup membaca saja.""Tapi, kalau tokoh di novel bodoh masih bisa dimaklumi. Tapi, kenapa kamu juga sebodoh itu?""Kamu bilang aku bodoh? Kamu ...." Leo ingin membantah, tetapi dia tidak tahu harus menjawab apa.Kiki berkata, "Apa kamu nggak bodoh? Kita nggak kenal dekat sama kamu, terus kamu tanya apa kami kenal kamu. Mana mungkin kami tahu!""Kalau aku jadi kamu, mending langsung tunjukin identitasmu. Bukannya malah tanya kayak gini."Leo malah merasa ucapan Kiki masuk akal.Namun, jika dia benar-benar mengikuti saran Kiki, bukankah itu sama saja mengakui jika tindakannya barusan memang bodoh?Bagaimanapun, dia adalah salah satu dari Empat Tuan Muda Kota Jilin. Bagaimana mungkin bisa dibilang bodoh semacamnya?Kutu busuk itu seharusnya cuma bisa gentar dan takut padanya!"Kalian pasti celaka!" Setelah berpikir lama, akhirnya Leo menemukan satu kalimat yang menurutnya terdengar garang dan bisa

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1638

    Saat aku, Kiki dan Zudith memasang papan iklan di depan klinik, aku merasa bagian belakang leherku terasa dingin, seolah ada dua tatapan dingin yang sedang mengawasiku.Aku refleks menoleh, kemudian aku melihat seseorang yang terasa agak familier menatapku dengan penuh kebencian.Orang itu berpakaian mewah. Terlihat jelas dia dari kalangan kaya. Usianya pun masih sangat muda.Aku berpikir sejenak. Akhirnya, aku teringat siapa dia.Saat Nini dan Intan dipersulit hari itu, sepertinya orang ini duduk di samping Rony.Leo menatapku dengan garang, seolah dia ingin menelanku hidup-hidup.Pikirannya sama persis dengan Rony. Mereka menganggap aku yang menjadi pemicu pertikaiannya dengan Winston.Namun, apa yang telah aku lakukan?Aku bahkan hampir tidak mengingatnya."Kamu ... cari aku?" tanyaku dengan ragu sambil melangkah mundur dengan waspada. Dari sorot matanya, aku melihat aura membunuh yang membara dengan jelas!Leo langsung mengayunkan tangannya ke arah wajahku.Aku buru-buru mengangkat

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1637

    "Leo, kamu punya hak apa buat meledek aku? Kamu cuma beruntung punya ibu yang selalu pasang badan buat kamu. Semua yang kamu punya sekarang, cuma karena perlindungan dari ibumu.""Kalau bukan karena ibumu, kamu itu bukan siapa-siapa.""Tapi, aku beda sama kamu. Semua yang aku capai sekarang, itu hasil usahaku sendiri!"Leo sangat marah hingga dadanya naik turun.Winston bahkan mengejeknya sebagai anak yang tidak pernah dewasa. Dia hanya bersembunyi di pelukan ibunya.Bagaimana mungkin dia bisa menerima hinaan seperti itu?"Sialan, tutup mulutmu!" teriak Leo sambil menerjang Winston, lalu keduanya pun berkelahi.Liam yang biasanya jarang bicara itu, tiba-tiba mengentakkan cangkirnya ke meja dengan keras.Kedua orang yang sedang bergulat itu terkejut dan berhenti.Sosok Liam memancarkan aura yang makin dingin. Perkataannya pun sangat singkat dan padat.Dia berkata dengan nada dingin, "Kita disebut Empat Tuan Muda Kota Jilin, tapi malah ribut di sini. Penyebabnya cuma gara-gara seekor kut

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1636

    Kiki dan Zudith tidak berkata apa-apa lagi.Karena semua analisis yang bisa aku jelaskan sudah aku jelaskan. Semua pertimbangan juga sudah aku pikirkan. Memang sekarang tidak ada solusi yang lebih baik lagi.Akhirnya, kami sepakat dan memutuskan untuk sementara membiarkan saja begitu.Dugaanku memang tepat. Orang-orang yang bikin onar kali ini memang disuruh oleh Rony.Saat itu, Rony, Leo, Liam dan Winston sedang duduk di sebuah kedai kopi tidak jauh dari sana. Mereka menikmati apa yang baru saja mereka ciptakan."Ckck ...." Rony menggelengkan kepalanya. "Nggak nyangka Edo susah banget disingkirkan. Pak Rony, sepertinya cara kamu kurang manjur, ya."Winston menyesap kopi dengan tenang. "Dia cuma kutu busuk yang keras kepala. Dia selalu berusaha meronta meski tinggal menunggu mati.""Hahaha ... kutu busuk. Pak Winston, perumpamaanmu itu benar-benar kocak sekali." Rony tertawa terbahak-bahak.Leo menuangkan kopi ke cangkir mereka satu per satu. "Tapi, kutu busuk macam itu kabarnya berhas

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1635

    Hal itu juga bisa membuat orang lain merasa aku pilih kasih.Harus aku akui, Hairu memang lebih licik dan juga lebih cerdas dibanding Dono.Aku tersenyum sambil mengangguk. "Yah, kontribusi kalian besar sekali."Melihat suasana sudah pas, Hairu memberi isyarat dengan matanya pada Dono.Dono segera melangkah maju dan berkata, "Lihatlah, makin besar bisnis kita, makin banyak juga orang yang datang cari gara-gara.""Aku tahu kalian nggak suka sama aku, tapi kalau aku tetap di sini, aku bisa kasih sedikit kontribusi.""Benar, 'kan?"Dono menunjukkan sikapnya pada kami. Namun, dia tidak semau sendiri seperti dulu lagi. Kali ini, dia menyerahkan keputusan sepenuhnya pada kami.Harus aku akui, setelah sekian lama tidak bertemu, sepertinya orang ini mulai berpikir.Dia tidak seperti dulu yang selalu gegabah. Sekarang, dia sudah tahu caranya memakai akal juga.Kami bertiga saling berpandangan, lalu tersenyum sambil berkata, "Tentu, tapi soal ini masih perlu kita bicarakan dulu. Nanti, kalau sud

  • Kehidupan Edo yang Menakjubkan   Bab 1634

    "Plak!"Dono langsung melayangkan tamparan keras, hingga orang itu tersungkur.Orang-orang lainnya ketakutan hingga berjalan mundur. Mereka takut jika mereka akan terluka.Dono berdiri dengan gaya garang layaknya preman. Kedua tangannya bertolak pinggang dengan wajah penuh amarah. "Siapa yang nggak terima? Maju sini!"Kebanyakan dari mereka sudah ketakutan melihat aura Dono yang garang.Mereka dibayar untuk membuat onar. Namun, begitu bertemu dengan orang keras kepala, mereka langsung menjadi pengecut.Dono yang memiliki sifat kasar itu, jelas paling pas untuk menghadapi orang-orang seperti mereka.Kiki diam-diam menarik lenganku. "Edo, rencanamu ini manjur banget."Zudith langsung berkata sambil tertawa, "Jelaslah. Edo itu otaknya kita."Mendengar itu, aku cuma bisa tersenyum.Sejak kapan aku jadi andalan mereka?Aku merasa pujian itu berlebihan.Aku buru-buru berkata, "Ah, aku nggak pantas dibilang begitu."Zudith dan Kiki merangkul pundakku. "Sudahlah, nggak usah merendah lagi. Kamu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status