Terima kasih sudah membaca... Terima kasih juga yang sudah memberi dukungan (vote, komentar, dan memberi rate bintang 5) Dukung terus ya... Thank You <3
Sambil mengemudi, Elvin tampak termenung di balik kemudi. Sesekali ia tampak menghela napas dan mendecakkan lidah, sambil sesekali juga memerhatikan kapal nelayan yang berlalu lalang di sungai, di bawah sana. Sebenarnya ia hampir merasa senang setelah mendapatkan banyak keuntungan tanpa sengaja yang tidak pernah direncanakannya sama sekali setelah menyadarinya saat melakukan panggilan pada Rainhard tadi. Rainhard bahkan langsung memujinya dan melakukan analisa dengan cepat setelah mendengar Elvin kebingungan pada ucapan selamat yang diberikannya. Menurut analisa Rainhard tadi, Rainhard mengira Elvin benar-benar jatuh cinta pada Anna, padahal tidak. Ia bahkan mengira saat Elvin memerintahkannya untuk menempatkan seorang pengganti tinggal di apartemennya dan meminta orang itu untuk pulang pergi ke kantor agar dapat mengelabui orang-orang suruhan Simon sementara ia melakukan pendekatan pada Anna, padahal itu juga tidak benar. Elvin sebenarnya ingin mendekati Anna karena merasa penasaran
Tentu saja Anna terkejut dengan pernyataan itu. Ia kemudian teringat pada wanita yang pernah mengisi masa lalu Elvin, yang akhirnya pergi meninggalkan Elvin dan tidak ia ketahui lagi kabar beritanya. “Apa yang dia maksud adalah wanita itu? Bukannya dia sudah meninggalkan Elvin?” pikir Anna. Walau sudah mendapatkan penolakan secara halus, tentu saja Anna tidak mau menyerah. Ia tahu jika dirinya berhasil menjadi istri dari salah satu pria di keluarga Wright —sayangnya hanya Elvin-lah pria muda lajang yang tersisa di dalam keluarga itu—, maka orang-orang di atas sana tidak akan ada lagi yang berani mengusik kehidupannya. Karena itulah ia tidak mau menyerah. Pengakuan Elvin malah memberinya pemikiran, yang tanpa sengaja menjadi sebuah solusi akan apa yang bisa terjadi di masa depan saat ia dan ‘Anna’ sudah kembali ke tubuh mereka masing-masing. “Dengan ini aku malah mendapat ide. ‘Anna’ justru akan terbebas dari pernikahan karenanya!” Anna bersorak dalam hati. “Bagaimana dengan menikah
“Tuan Wright…,” sapa pria itu sebelum mempersilakan Elvin dan Anna masuk ke dalam unit apartemen yang sudah selama beberapa hari ini menjadi tempat tinggal sementara baginya demi mengelabui mata-mata yang Simon tugaskan untuk mengawasi Elvin. Dia adalah orang yang selalu pulang pergi ke kantor Wright Automotive untuk menggantikan Elvin. “Dia pengacaraku,” Elvin memperkenalkan pria berpotongan rambut serupa dengannya itu pada Anna. Bukan hanya rambut, baik postur tubuh, gaya berjalan, dan penampilannya membuat Anna agak heran karena pria itu kini tampak mirip dengan Elvin daripada yang diingatnya. “Apa dia fans Elvin hingga dia menirunya? Atau dia…” Anna buru-buru menggelengkan kepala saat membayangkan hal yang ia anggap mengerikan, yang mungkin saja Elvin dan pria itu sembunyikan dari publik. Anna menyambut uluran tangan pria itu dan mereka pun berjabat tangan. Ia sebenarnya sudah mengenal pria itu dengan cukup baik. Dia adalah satu dari dua orang kepercayaan Elvin selain Rainhard R
Kediaman keluarga Wright, sebuah mansion megah bergaya klasik yang terdiri dari enam lantai dengan halaman yang hampir seluas dari tiga buah lapangan sepakbola yang memisahkan tiap sisi bangunan dengan tembok tinggi yang mengelilingi area mansion juga memisahkannya dari hutan buatan di sekitarnya, membuat Anna terkenang kembali akan masa kecil yang dihabiskannya di mansion yang seperti berada di atas sebuah puncak gunung tersebut. Ia memandangi mansion itu dengan mata berkaca-kaca, terutama saat pandangan dari kedua mata bulatnya melintas dan akhirnya terhenti pada satu dari sekian banyak jendela di mana ia dan ibunya dulu sering menghabiskan waktu untuk mengobrol bersama setiap akhir pekan. Ada banyak kenangan dari obrolan menyenangkan yang tiba-tiba saja tergali kembali dari memorinya hingga membuat seluruh tubuhnya bergetar saat berusaha menahan rasa rindu pada satu dari dua orang yang paling dirindukannya itu. “Kau gugup?” tanya Elvin saat kebetulan melihat kedua tangan Anna yan
“Maksudmu?” tanya Anna, pura-pura tidak mengerti. Sambil berjalan menuju lift yang jaraknya masih lumayan jauh, Anna kemudian mendengarkan penjelasan singkat dari peraturan yang Norman Wright buat untuk selalu diikuti para penghuni mansion, juga para tamu. Elvin juga menjelaskan arti dari banyaknya anak tangga tadi, kemudian menjelaskan arti kepemilikan dan status penghuni dari tiap lantai di mansion itu. Elvin memang sengaja memberitahu Anna karena Anna kini sudah menjadi bagian dari keluarga Wright walau status pernikahan mereka hanya sebatas pernikahan palsu yang berada di bawah sebuah perjanjian yang sudah pasti akan berakhir saat mereka telah mencapai target yang masing-masing dari mereka inginkan. Lantai satu dikhususkan untuk para pengawal. Di sana ada lebih dari 300 kamar yang terbagi menjadi tiga bagian, juga banyak fasilitas olahraga juga gudang penyimpanan senjata. Kemudian lantai dua adalah tempat yang dikhususkan untuk para pekerja yang akan merawat dan menjaga kebersi
Anna mengambil cangkir teh saat Norman Wright mempersilakannya minum dan sempat menghentikan cangkir tersebut tepat di depan bibirnya saat mendengar pertanyaan yang Norman ajukan pada Elvin yang agak mengejutkannya karena dianggapnya terlalu berterus terang. Namun saat ingat jika kakeknya memang orang seperti itu —sebenarnya semua anggota keluarga Wright memang selalu bicara berterus terang pada lawan bicara mereka—, ia pun hanya bisa tersenyum kaku sebelum akhirnya menyesap teh yang kakeknya tuangkan sendiri khusus untuknya. “Bagaimana kau bisa membujuknya?” tanya Norman pada Elvin yang terlihat tidak terima karena kakeknya secara khusus telah menuangkan minuman untuk Anna sementara ia harus menuangkan minumnya sendiri. Elvin sebenarnya agak merasa heran juga karena, seingatnya, kakeknya tidak pernah menuangkan minuman untuk tamu manapun yang pernah mengunjunginya, termasuk juga untuk dirinya, untuk kedua putra dan menantunya, bahkan untuk cucunya. “Kecuali untuk dia… Apa karena Kak
Suasana canggung terasa memenuhi atmosfer ruang makan. Tapi tentu saja hal tersebut hanya berlaku untuk Rudolf Wright dan Jeany Wright yang baru saja duduk di sisi meja makan, juga untuk Simon Igner yang berdiri di belakang Rudolf dan Jeany. Sementara itu bagi Norman Wright yang duduk di bagian kepala meja, dan untuk Elvin dan Anna yang duduk tepat di seberang Rudolf dan Jeany, tampak tenang seakan tidak terganggu dengan kehadiran orang-orang yang menjadi pesaing dalam kepentingan mereka masing-masing. Suasana semakin bertambah canggung saat Norman hanya mempersilakan Anna untuk makan sementara ia sama sekali tidak memandang ke arah Rudolf dan Jeany sekalipun. Baru setelah melihat Anna telah menghabiskan makanannya, Norman akhirnya menatap putranya itu dan berbicara padanya, “Apa pelayan di tempatmu tidak menyediakan makan siang?” Mengira dirinya akan diabaikan sampai jam makan siang berakhir, Rudolf yang tiba-tiba saja diajak bicara buru-buru menegakkan tubuh sembari meletakkan pis
Setelah berpamitan pada Norman Wright, tanpa memedulikan Rudolf dan Jeany yang memberikan tatapan benci padanya, Anna mengikuti Elvin pergi ke rumah sakit tempat ibu dan tubuh aslinya dirawat. Sepanjang perjalanan Anna mengingat suasana tidak nyaman yang terjadi di balkon saat ia dan Simon Igner berdiri diam di sana di bawah pengawasan salah satu ketua tim keamanan milik Wright Group yang juga berada di sana untuk mengawasi dan menjaga dirinya. Walau ia tahu Simon yang terkenal memiliki banyak akal bulus itu tidak mungkin membiarkannya hidup aman dan tentram di kemudian hari, Anna cukup merasa tenang setelah tahu jika Simon yang banyak ditakuti oleh pebisnis kelas atas di Kota X itu tampak tidak berkutik di hadapan salah satu pengawal khusus yang Norman Wright perintahkan untuk menjaga dan melindunginya. Sesampainya di rumah sakit, Elvin mengajak Anna berbicara, mengatakan jika ia akan segera mengurus administrasi kepulangan ibunya, yang sudah diizinkan pulang hari ini, setelah ia m