Terima kasih sudah membaca... Terima kasih juga yang sudah memberi dukungan (vote, komentar, dan memberi rate bintang 5) Dukung terus ya... Thank You <3
Anna dan Norman sama-sama tersentak begitu Norman membuka pintu ruangan dan menemukan dua pria berdiri di sana dengan tatapan kosong. Mereka adalah Elvin, yang datang untuk menjemput Anna, dan Oleg Grigory —asisten Norman—, yang tampak diam tertegun entah karena apa.Namun keduanya akhirnya tahu alasan kenapa mereka terdiam mematung di sana saat Oleg akhirnya membuka mulut, bertanya dengan wajah riang, “Sudah lama tidak mendengar lagu itu secara utuh. Apa Anda akhirnya bisa mengingat lagunya, Tuan?”Norman tertawa canggung. Ia kemudian melambai-lambaikan salah satu tangannya seolah tidak ingin membahas lebih jauh lagi mengenai apa yang Oleg tanyakan.“Urusanmu sudah selesai?” dari Oleg, Norman mengalihkan pandangannya pada Elvin yang sedang menatap jauh ke dalam ruangan yang belum tertutup, tempat di mana Anna tadi memainkan piano.Mendengar lagu yang baru saja melantun dengan sangat indah itu. Elvin terkenang kembali dengan masa kanak-kanaknya, pada saat-saat di mana ia dan ayah angka
“Kenapa kita tidak langsung melakukan pengambilan gambar saja, Tuan Rose?” pria bersetelan jas hitam itu berbisik pada Lucas Rose yang tampak sudah bosan berada di sana untuk melakukan tugasnya.Andai tidak memiliki kontrak kerjasama dengan Wright Automotive, tentu ia sudah pergi dari sana sejak tadi akibat merasa muak dengan kebodohan yang dilakukan ketiga aktris yang akan menjadi model iklan perusahaan otomotif terbesar di Asia itu.Lucas menatap pria yang sedang membungkuk di sebelahnya, yang baru saja berbicara padanya. Kemarahan yang sudah dipendamnya sejak tadi kian memuncak saat merasa jika orang luar sepertinya terkesan ingin mencampuri urusan pekerjaannya.“Memangnya Anda memiliki wewenang untuk mengusulkan hal seperti itu pada saya?”Merasa tidak senang dengan jawaban Lucas, pria itu berusaha menggertaknya, “Saya mungkin tidak memiliki wewenang. Tapi…,” Pria itu kemudian melingkarkan salah satu tangannya di pundak Lucas sementara tangan lain ia gunakan untuk menunjuk pada sal
Sang produser sempat terdiam sebelum akhirnya mengulangi kata-kata brand ambassador yang baru saja Elvin sebutkan dengan menggumamkannya.Merasa jika dirinya adalah orang yang seharusnya menjadi orang pertama yang tahu kalau perusahaan mereka mengontrak brand ambassador baru —sebagai kepala tim periklanan—, pria berusia 35 tahun itu merasa kebingungan karena belum mengetahui sama sekali jika perusahaan mereka telah menetapkan seseorang sebagai brand ambassador baru menggantikan brand ambassador yang kontraknya baru berakhir beberapa bulan lalu.“Anda tidak memeriksa pesan masuk Anda, Tuan Chen?” COO yang berdiri di samping Elvin bertanya sembari memberikan tatapan malas padanya.Chen Feng Yu, sang produser nyentrik, buru-buru mengambil ponsel dan langsung memeriksa emailnya. Ia akhirnya tahu kalau sudah melewatkan undangan rapat yang dikirimkan langsung oleh Rainhard Rover. Dengan wajah menyesal Feng Yu pun buru-buru meminta maaf.Feng Yu bukanlah jenis orang yang teledor walau penampi
“Berani sekali kau bicara demikian pada Nona kami!” pengawal pribadi Lovely maju dan membentak asisten Lucas.Pria bersetelan jas hitam itu bahkan hampir meraih kerah baju sang asisten sebelum akhirnya dicegah seseorang yang baru saja tiba dan mendorongnya mundur dengan kedua tangannya.“Jangan mengganggu pekerjaan orang lain. Tolong menyingkir,” ucap pria yang baru saja mendorong sang pengawal, yang tak lain adalah Thomas Wong.Dipermalukan seperti itu tentu saja membuat sang pengawal naik pitam. Ia hendak menyambar kerah kemeja Thomas sebelum berhasil dicegah lagi oleh gertakan Thomas yang mengarahkan telunjuknya ke kejauhan sembari berkata, “Kau pikir Tuan Wright tidak akan bertindak kalau kau berani membuat keributan di sini?”Sang pengawal akhirnya sadar di mana dirinya berada. Ia menoleh untuk melihat Elvin dan buru-buru mengalihkan pandangannya ke lantai setelah mendapatkan Elvin sedang memerhatikannya dengan ekspresi marah. Ia sadar, sehebat apapun pengaruh keluarga Morgan yang
“Bagaimana, Tuan-tuan?” tanya Anna setelah cukup lama tidak mendapatkan tanggapan.Anna tahu kalau mereka masih terpesona pada kecantikan ‘Anna’ yang sudah membuat dirinya —beserta tim penata busana dan tim penata rias tadi— juga terpesona. Tapi ia harus segera menyelesaikan pekerjaan di tempat itu agar bisa segera pergi mengurus hal lain setelah proses syuting selesai. Jadi, walau masih merasa bangga dan masih ingin menikmati tatapan terpesona orang-orang itu pada penampilan dirinya yang sedang berada di dalam tubuh ‘Anna’, ia harus segera mengakhiri suasana menghipnotis tersebut secepatnya.“Ah… oh… i-ini…” Feng Yu yang mendapatkan tatapan Anna paling lama sampai tergagap, sebenarnya tidak bisa menangkap dengan benar apa yang baru saja Anna katakan pada dirinya dan Lucas.Baru setelah mobil produksi terbaru Wright Automotive tiba di sana, Feng Yu akhirnya bisa mengingat apa yang baru saja Anna tanyakan.“Oh ini… maksud saya…, gerakan meliuk-liuk seperti yang Anda sarankan agar lebih
“Tidak mengambil adegan ulang, Tuan Rose?” tanya Anna setelah cukup lama menunggu keputusan yang biasanya akan seorang sutradara lakukan walau pengambilan gambar pertama dirasa sudah cukup sempurna.Walau tahu apa yang dilakukannya sudah cukup baik, tapi tetap saja seorang sutradara biasanya akan melakukan pengambilan gambar ulang sebagai cadangan atau berharap jika aktrisnya akan melakukan hal yang jauh lebih baik lagi dari yang sebelumnya. Karena itulah Anna bertanya.Namun Lucas yang sudah terlalu senang dengan pengambilan gambar pertama itu mencukupkannya sampai di situ. Ada hal penting lain yang ingin segera dibicarakannya dengan Anna mengenai film Pure Love yang masih tertunda karena Jeany memboikot Anna. Ia lebih memilih untuk tidak membuat ‘masalah’ pada Anna yang mungkin akan kesal jika disuruhnya mengambil gambar ulang.“Tidak… ini sudah cukup. Wow… Anda benar-benar luar biasa, Nona Briel! Dari mana Anda belajar mengemudi seperti itu?” Pertanyaan pertama Lucas layangkan untuk
Di sebuah bar pukul 7 malam…Joey Davies akhirnya memiliki kesempatan untuk bertemu dengan orang yang telah menyelamatkan hidupnya dari jurang kemiskinan. Setelah menunggu cukup lama untuk bisa bertemu dengan orang yang hanya dikenalnya dengan nama Tuan Sei, Joey akhirnya mendapatkan waktu temu dari orang yang dikenal sebagai penguasa dunia mafia Kota X tersebut di bar miliknya, tempat mereka biasa bertemu.“Silahkan ikuti aku,” pinta seorang wanita berpakaian ketat pada Joey yang sudah menunggu di bar selama 1 jam lebih.“Terima kasih,” sahut Joey sembari berdiri dan pergi mengikuti wanita itu menaiki lift ke lantai dua.“Silakan tunggu di sini,” pinta si wanita lagi sebelum pergi meninggalkan Joey di dalam sebuah bilik yang mirip sebuah bilik telepon umum di zaman dahulu.Memang seperti itulah cara Joey selama ini berinteraksi dengan Tuan Sei. Ia akan meminta waktu atau diberikan waktu untuk datang ke tempat itu saat akan diberikan sebuah tugas, dan mereka akan berbicara dari balik d
“Masih berkirim pesan dengan kenalanmu?” tanya Elvin yang sedari tadi merasa gelisah dan berjalan mondar-mandir di sekitar ranjang.Elvin sebenarnya sudah merasakan lelah sejak makan malam tadi dan ingin segera pergi tidur setelah mandi. Namun Anna yang sepertinya tidak peka tampak duduk santai di tengah-tengah ranjang sembari berkirim pesan dengan orang lain di ponselnya.“Ya,” sahut Anna. Ia masih menatap ponselnya beberapa detik lagi sebelum akhirnya mendongak, menatap Elvin yang baru saja memutuskan duduk di tepi ranjang, “Omong-omong, kapan kau akan memberiku kartu kredit?” tanya Anna, membuat Elvin sempat terdiam sebelum menunjuk ke pintu ruang kerja Anna.“Sudah ada di atas meja. Lisensi mengemudimu juga sudah ada di sana. Tapi kami baru bisa memberikan mobilnya setelah iklannya launching,” sahut Elvin. Ia ingat Rainhard sudah mengurus semuanya dan memberitahu jika dirinya sudah meletakkan semua yang nyonya mudanya butuhkan di atas meja, di dalam ruang kerjanya.“Bagus.”“Ada se