Share

Bab 65 Acara Makan Malam

Penulis: Noona Y
last update Terakhir Diperbarui: 2025-05-12 23:40:09

“Malam ini, hanya milik kita,” bisiknya lembut sambil menarik kursi untuk Adelia.

Angin malam bertiup sejuk, mengelus lembut rambut Adelia di bawah cahaya lampu temaram restoran yang elegan. Gaun biru navy yang ia kenakan berkibar pelan, seolah menari bersama hembusan angin, berpadu indah dengan sorot matanya yang berbinar bahagia.

Adelia tersenyum, matanya basah oleh haru. Semua emosi dari pertengkaran sebelumnya perlahan larut oleh perhatian suaminya yang begitu tulus.

“Terima kasih... tempat ini luar biasa indah,” ucapnya lirih, tatapannya terpaku pada kelap-kelip cahaya kota Jakarta yang membentang di hadapan mereka seperti hamparan bintang.

Samuel tak ragu merogoh kocek dalam-dalam demi menciptakan malam istimewa untuk istrinya. Mereka menikmati makan malam di rooftop lantai 30 sebuah hotel bintang lima di jantung kota Jakarta.

Pelayan datang, menyuguhkan dua gelas sparkling water dan buku menu. Musik jazz mengalun pelan. Sesekali, Samuel menggenggam tangan Adelia di atas meja, m
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 165 Pertemuan Kembali

    “Kakak beneran kasih namanya Arya?” suara Amelia lirih penuh haru, matanya tak lepas dari wajah mungil keponakannya. “Itu kan nama yang aku saranin ke kakak…”“Iya, namanya Arya itu bagus. Kata Mas Samuel juga terdengar kuat dan lembut, makanya kami sepakat menamakannya sesuai saran kamu.”Amelia menatap Arya sambil tertawa kecil, lalu menoleh ke kakaknya. “Padahal waktu itu, aku cuma asal nyeletuk loh,” katanya dengan nada bercanda. “Menurutku Arya itu nama orang ganteng.”Adelia terkekeh. “Iya, Papanya kan ganteng, Amel,”“Bayangin aja kak, kalau Arya nanti sudah besar... tampang ganteng, badan tinggi, pintar, cool, terus namanya Arya. Cewek-cewek pasti langsung nge-fans berat!”Adelia menggeleng pelan, tertawa geli melihat gaya centil adiknya. “Kamu ini ngomongnya kayak tante-tante girang, tahu nggak?”Amelia cemberut, “Idih, kak Adel! Aku masih muda gini dibilang kayak tante girang! Tapi emang sih, kalau nanti Arya sudah besar nanti, dia harus terimakasih sama aku, soalnya aku lo

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 164 Devina di Tangkap

    "Kami mohon kerja samanya. Anda akan kami bawa untuk diperiksa lebih lanjut." Devina membelalak. Wajahnya pucat, seolah tak percaya apa yang baru saja ia dengar. "Apa? Tidak! Ini pasti kesalahan! Aku tidak melakukan apa-apa! Adelia mati karena melahirkan, bukan dibunuh!" Suara Devina meninggi, tubuhnya bergerak gelisah, mencoba melawan. Ia menoleh tajam ke arah Jusuf. "Kamu yang lakukan ini padaku? Kamu jebak aku, Jusuf?! Kenapa kau tega fitnah istrimu sendiri?!" Jusuf tetap berdiri tegak, tatapannya tak goyah. "Aku tidak menjebak siapa pun. Aku tidak memfitnahmu! Kamu hanya sedang menuai perbuatan mu, Devina!" Salah satu polisi mendekat dan menunjukkan surat penangkapan. "Ini perintah resmi. Mohon jangan mempersulit, atau kami akan bertindak kasar sesuai prosedur." Devina mengangkat tangannya, tapi langkahnya mundur. Wajahnya mulai berubah panik. Kepura-puraannya luntur. Ia tak lagi tampak seperti seorang yang berduka—tapi seperti seseorang yang akhirnya tahu: kejahatannya sud

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 163 Berita Duka

    Drrrtt.... Drrttt....Ponsel bergetar pelan di atas meja rias, Devina mengerutkan kening saat melihat nama suaminya muncul di layar. Setelah beberapa detik ragu, ia menekan tombol hijau dan mendekatkan ponsel ke telinga.Devina : Halo, Sayang ada apa tiba-tiba meneleponku?Jusuf : Kamu sedang berada di mana sekarang, kenapa tidak pulang ke rumah?Glek!Devina terdiam sejenak. Kedua matanya melirik ke arah jendela besar vila tempatnya bersembunyi. Devina : A.. Aku sedang berada di tempat temanku bantu Melia mengurus yayasannya.Jusuf : Hmmm...Suara Jusuf terdengar seperti helaan napas panjang, entah karena lelah atau sekadar menahan pikirannya sendiri.Jusuf : Aku tidak menelepon untuk itu. Aku baru saja pulang dari rumah sakit.Devina terdiam sejenak. Detak jantungnya tiba-tiba tak teratur.Devina : Rumah sakit? Si... Siapa yang sedang sakit?Tanya Devina dengan nada terkejut yang terdengar dipaksakan, seperti sedang menyusun emosi.Jusuf: Adelia… Dia meninggal, Devina.Devina: A-ap

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 162 Keputusan Terberat

    “Tidak mungkin!” Suara Jusuf bergema di lorong sepi. Ia berdiri dengan kedua tangan mengepal, matanya menatap tajam putra sulungnya. “Aku sudah melihat sendiri rekaman CCTV, Pa!” balas Samuel, penuh bara. “Mama mendorong Adelia sampai jatuh, dan meninggalkannya dalam keadaan sekarat!” “Samuel! Kau yakin dengan apa yang kau lihat?! Jangan-jangan itu hanya salah paham—” “Papa pikir aku akan tega menuduh Mama tanpa bukti?! Aku melihatnya dengan mata kepala sendiri! Mama mendorong Adelia di tangga rumah sakit!” Nada suaranya naik. “Lalu dengan tega, dia pergi begitu saja! Meninggalkan Adelia yang sedang sekarat!" “Tapi dia ibumu, Samuel!” Jusuf menunjuk dada Samuel dengan telunjuknya, napasnya memburu. “Kau tega menuduh ibumu sendiri atas percobaan pembunuhan? Mungkin Mama hanya terpancing emosi—mereka kan sering berselisih!” Samuel menggeleng, mata merahnya penuh emosi. “Bukan berselisih, Pa… ini lebih dari itu. Mama menyimpan kebencian. Aku tahu sekarang, selama ini di

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 161 Sama-sama Menjenguk

    "Rania?" panggil Jusuf. Wanita separuh baya itu menoleh, menampilkan wajah yang masih memancarkan aura kecantikan meskipun usia 55 tahun telah menghampiri. Rambutnya yang tersanggul rapi, gaun lengan panjang berwarna biru donker yang membalut tubuh rampingnya memancarkan kesan kelas dan kecanggihan tanpa berlebihan. "Jusuf. Sudah lama," sahutnya dengan suara yang riang dan ramah.Langkah kaki Jusuf menggema pelan di koridor saat ia mendekati Rania. Ia menjabat tangan Rania dengan senyum hangat. "Aku dengar Adelia melahirkan kemarin malam?" tanya Rania sambil melangkah pelan di sisi Jusuf. ia mengenakan kemeja arang gelap, membalut tubuhnya yang masih tegap, ada sisa lelah di matanya, mengingat ia baru saja menempuh perjalanan panjang dari luar kota. "Ya, Samuel bilang prosesnya cukup panjang. Adelia sempat kritis, namun semuanya baik-baik saja. Putra mereka pun sehat," jawab Jusuf dengan nada bangga. "Syukurlah. Aku selalu mendoakan mereka setiap hari," ujar Rania, tersenyum penu

  • Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta   Bab 160 Berikan Nama

    Pintu kamar VIP terbuka pelan. Seorang suster masuk, mendorong troli inkubator bening beroda yang di dalamnya terbaring seorang bayi mungil—terbungkus selimut lembut, wajahnya tenang, napasnya perlahan.“Bu Adelia…” suara suster lembut. “Ini putra Ibu.”Adelia yang masih berbaring setengah duduk langsung menoleh. Tatapannya tajam, matanya membesar, air mata langsung mengalir tanpa bisa ditahan. Ia menatap bayi itu—kulitnya merah muda, kecil sekali, dengan selang oksigen tipis di hidungnya. “Boleh… aku lihat lebih dekat?” suara Adelia nyaris berbisik, lirih karena lemah, tapi juga penuh dorongan naluri.Suster tersenyum dan mendorong inkubator hingga tepat di sisi tempat tidur Adelia.Adelia mencondongkan tubuh sedikit, sambil menahan nyeri luka operasi. Tapi ia tak peduli. Pandangannya terkunci pada bayinya yang mungil. Samuel berdiri di sisi lain ranjang, meletakkan tangannya di bahu Adelia. ikut menatap ke dalam inkubator. “Dia kuat, sama seperti kamu.”Adelia mengangguk, air mat

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status