author-banner
Noona Y
Noona Y
Author

Novels by Noona Y

Terpaksa Dimadu: Mengandung Benih Kakak Ipar

Terpaksa Dimadu: Mengandung Benih Kakak Ipar

Nasib malang menghimpit Rayana ke jalan yang tak pernah diinginkannnya. Rayana terpaksa menjadi istri kedua suami kakaknya—Arya. Bahkan, ia harus mengandung demi kebahagiaan kakaknya. Arya menganggap Rayana sebagai wanita murahan yang berani mengusik rumah tangganya. Namun di balik sikap dingin dan tatapan bencinya, terselip ketertarikan yang perlahan tumbuh dan menyeret mereka untuk berbagi kehangatan.
Read
Chapter: Bab 35 Mengingat Kembali
Rayana tersenyum miris, menunduk lagi. Jemarinya memainkan permukaan air, seakan mencoba mengusir rasa perih yang muncul.“Mereka... tidak seburuk Ashley, tapi juga tidak pernah benar-benar menganggapku bagian dari keluarga. Aku ada di rumah itu, tapi seperti orang asing. Mereka jarang menegurku, jarang mengajakku bicara.”Sambil bercerita, bayangan masa lalu membawa Rayana jauh mundur ke masa dua belas tahun lalu, hari ketika ia pertama kali menginjakkan kaki di rumah keluarga Jansen.Pintu besar rumah itu terbuka dengan lebar, di ambang pintu berdiri Ruby Jansen, wanita elegan dengan senyum ramah yang memancar dari wajahnya yang cantik.Di sampingnya berdiri seorang pria yang tampaknya seumuran dengan ayahnya, Richard Jansen. Dia memiliki tinggi badan yang tak terlalu tinggi, dan perutnya agak buncit, namun garis wajahnya tegas dan cukup tampan.“Mulai sekarang, kamu tinggal bersama kami,” kata Ruby, nada suaranya hangat menenangkan.Rayana yang kala itu masih usia remaja, menunduk
Last Updated: 2025-09-18
Chapter: Bab 34 Tempat Bercerita
“Rayana, tunggu dulu.” Arya memanggil sambil mengejarnya.Rayana melangkah lebih cepat, menjauh dari Arya. Napasnya tersengal, bukan karena lelah, tapi karena emosi. Sungguh, Arya itu selalu membuatnya naik darah.“Mau apa lagi? Aku sudah muak denganmu!" pekik Rayana sambil berjalan cepat, menyusuri koridor hotel, matanya berkilat penuh amarah.“Ayolah, kamu tahu kan aku ini memang suka bercanda....”Rayana mendengus. “Aku muak bicaramu yang selalu menjurus ke arah itu.”“Hei... Kalau aku tak bisa bercanda denganmu, dengan siapa lagi aku harus jadi diri sendiri?” ucap Arya lirih.Kata-kata itu membuat Rayana kehilangan daya untuk membalas. Ia berhenti berjalan maju, jantungnya berdegup kacau.Tanpa memberi kesempatan Rayana menghindar, Arya melingkarkan kedua lengannya ke tubuh Rayana, memeluknya erat dari belakang.“Lepaskan aku!” suara Rayana bergetar, tubuhnya meronta-ronta minta dilepaskan.Namun Arya mempererat pelukannya, Arya menunduk, bibirnya hampir menyentuh helai rambut Ray
Last Updated: 2025-09-17
Chapter: Bab 33 Hari Pertama Dibali
"Ini bulan madu kita. Simpan saja cerita sedihmu itu, dan jangan pasang wajah suram di hadapanku lagi!" bentak Arya, lalu bergegas masuk ke dalam villa.Rayana hanya bisa diam, menelan ludah pahit. Rasa kecewa menyelinap di hatinya—ternyata suaminya sama sekali tak peduli pada luka kelam yang masih membekas dalam hidupnya.“Hmmp… di kepalanya hanya soal buat keturunan. Benar-benar lelaki yang tak punya hati,” gumam Rayana lirih, sambil menyeret koper masuk ke villa.Beberapa saat, setelah Rayana baru saja selesai menata pakaian di lemari. Ia keluar kamar, lalu mendapati Arya sedang duduk di ruang santai, sibuk menatap layar laptopnya. Jemarinya menari cepat di atas keyboard, seakan dunia di sekeliling tak lagi penting.“Tu–tuan…” suara Rayana pelan, nyaris ragu. "Hmmm," Arya berdehem. Tanpa melihat ke arah Rayana.“Ka–kalau boleh tahu… berapa lama kita akan menetap di Bali?” tanyanya terbata-bata.“Yah... Mungkin seminggu, atau dua minggu,” sahut Arya tanpa menoleh, matanya tetap ter
Last Updated: 2025-09-16
Chapter: Bab 32 Lagi-lagi Gagal Kabur
"Hmm..."Rayana coba membuka kedua mata perlahan, terasa berat karena habis menangis. Sinar mentari pagi menyelinap dari celah jendela membuatnya mengerjap pelan. Begitu sadar, ia sontak bangun kaget—menoleh ke kiri dan kanan. Kosong.“Eh, kemana dia?” gumamnya pelan. Ia bahkan sempat menepuk-nepuk kasur, memastikan tidak ada seseorang yang bersembunyi di balik selimut.Dengan hati yang masih berdegup kencang, Rayana memeriksa sekeliling kamar, memastikan bahwa tidak ada siapa-siapa di sana. Setelah puas dengan penemuan bahwa dirinya benar-benar sendirian, ia menurunkan tatapan ke pakaiannya."Syukurlah, aku masih pakai baju." Ia bernapas lega. Mengingat kejadian yang memalukan di hotel dulu tak ingin terulang lagi.Rayana membuka pintu kamar perlahan, mengintip ke luar. Koridor tampak lengang, tak seorang pun terlihat. Dengan hati-hati ia melangkah keluar, telapak kakinya yang telanjang tak menimbulkan suara di lantai dingin itu.Hening.Hanya kicau burung dan gemericik air mancur da
Last Updated: 2025-09-11
Chapter: Bab 31 Minta Dipijat
“Maaf aku tidak bisa, Anda… masih sakit. Jadi lebih baik aku di kamar sebelah saja, toh aku tetap bisa mendengarmu kalau butuh sesuatu.”Arya menghela napas panjang, sambil memegangi keningnya. “Kamu lupa, kata dokter tadi… kalau aku sampai demam lagi, sakitku bisa tambah parah.”Rayana mendengus, berusaha menutupi rasa cemas yang muncul. “Jangan sok dramatis. Barusan kamu masih bisa bercanda dan habiskan sepiring buah. Lebih baik anda istirahat saja, biar besok cepat pulih dan kembali bekerja.”Arya menutup mata rapat-rapat, suaranya dibuat serak dan lemah, seolah kehilangan tenaga. “Aku tidak bercanda, Rayana… tubuhku benar-benar berat. Tolong, jangan biarkan aku sendirian malam ini.”Rayana terdiam. Batinnya berperang hebat—akalnya ingin menolak, tapi tatapan Arya yang lemah meluluhkan niatnya untuk melarikan diri.“Baiklah… tapi jangan berbuat macam-macam,” ucapnya dengan berat hati.Arya tersenyum puas, mengangkat tangan seolah bersumpah. “Aku janji. Hanya tidur, tidak lebih.”Ma
Last Updated: 2025-09-09
Chapter: Bab 30 Merawat Bayi Besar
"Tuan Arya mengalami demam tinggi akibat radang. Saya sudah memberikan obat penurun panas, tetapi Anda harus terus memantau kondisinya. Pastikan ia cukup istirahat dan diberi cairan yang cukup. Kalau demamnya tinggi lagi, segera hubungi saya lagi," ucap sang Dokter."Terima kasih banyak, Dokter. Saya akan merawatnya dengan baik." seru Rayana, kedua tangannya terus mengepal kaos yang ia pakai.Lagi-lagi tak bisa kabur, tak ada pilihan bagi Rayana, seharian penuh akhirnya ia merawat Arya sesuai instruksi dari sang Dokter. Setiap beberapa jam, ia memberikan obat yang diberikan dokter dan mengompres tubuh Arya dengan air hangat.Kesal teramat kesal, tentu saja hal itu yang sedang Rayana rasakan sekarang. Dirinya harus terpaksa merawat suaminya lebih dari 24 jam, lantaran tak ingin nama kedua mendiang orangtuanya buruk, kalau Arya sampai meninggal karena ia abaikan."Bangunlah Tuan, Anda harus makan bubur, walaupun hanya sedikit, tapi bisa menambah tenaga."Perlahan Arya membuka matanya, i
Last Updated: 2025-09-09
Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta

Kejutan Mencengangkan Dari Suamiku Tercinta

Adelia mengira, ketulusan cinta dan pengorbanannya akan membuat hati Samuel luluh, lalu berbalik mencintainya. Ia rela menjadi babu di rumah mertua demi Samuel. Namun, takdir bertindak kejam padanya. Di hari ulang tahun pernikahan mereka, Samuel justru memberikan kejutan mencengangkan yang mampu mengubah hidup Adelia lebih menderita.
Read
Chapter: Bab 182 Menahan Emosi
“Adel…” Satrio memanggilnya pelan. Sejak tadi ia berdiri bersembunyi di balik tiang, tak berani menampakkan diri. Ia sengaja menunggu sampai Samuel pergi dan Adelia benar-benar sendirian.Adelia menoleh cepat, suaranya tajam dan ketus. “Jangan panggil aku seolah kita ini masih akrab!”Satrio terdiam sejenak, menunduk. “Ma–maaf. Kebiasaan lama.”“Ya, kebiasaan yang seharusnya sudah kamu buang,” balas Adelia datar. Tangannya terlipat di dada, rahangnya mengeras. Ia tak sudi menatap wajah Satrio—lelaki yang dulu hampir menghancurkan segalanya. Pandangannya ia alihkan ke arah pepohonan, mencoba menahan amarah yang bergejolak.“Aku tahu aku pernah berbuat kejam padamu,” ucap Satrio, bibirnya bergetar. “Tapi aku juga bukan Satrio yang dulu lagi. Aku memberanikan diri berbicara denganmu sekarang… agar kamu percaya.”“Percaya?!” potong Adelia tajam. Ia berbalik menatapnya, sorot matanya menusuk. “Kau pikir aku dan Samuel bisa percaya semudah itu padamu?”Satrio terdiam. Angin dingin berembus
Last Updated: 2025-11-04
Chapter: Bab 181 Firasat Buruk
"Kamu, masih kepikiran?” tanya Adelia pada Samuel.Samuel sedang duduk di tepi ranjang dengan bahu sedikit membungkuk. Lampu tidur memantulkan cahaya di wajahnya yang suram. Tangannya sibuk menopang dagu, namun matanya kosong, menatap jendela dengan tirai tertutup.“Aku nggak suka cara mereka datang tiba-tiba begitu. Apalagi Satrio juga ikut datang kesini,” ucap Samuel datar tapi jelas mengandung kekesalan.Adelia menggenggam tangan suaminya erat, berharap bisa menenangkan suasana hatinya. “Sepertinya hubungan, mama dan papa Jusuf sedang tidak baik-baik saja, Mas,” ujarnya hati-hati.Samuel menggeleng pelan. “Bukan soal itu, Sayang. Kau tahu sendiri… selama ini mereka selalu punya maksud lain di balik senyum ramah mereka."Keheningan kembali turun di antara mereka. Dari luar, terdengar sayup suara jangkrik bersahutan. Adelia menggenggam tangan suaminya lebih erat lagi, mencoba menyalurkan kehangatan yang tak bisa diucapkan dengan kata-kata.Ia sendiri tahu, kedatangan Devina dan Satri
Last Updated: 2025-11-02
Chapter: Bab 180 Tamu Tak di Undang
"Ibumu dan Satrio kenapa bisa datang ke Vila ini? Atau kamu yang—”“Tidak, Pa! Aku sama sekali tidak mengatakan apa pun pada mereka soal liburan ini,” potong Samuel cepat. Nadanya meninggi sedikit, ia tahu benar tatapan ayahnya barusan, ada tatapan curiga dan penuh pertanyaan.Mobil perlahan berhenti di depan villa. Dari kaca depan, mereka bisa melihat Devina sudah berdiri di halaman, ditemani oleh Satrio di sisinya.Jusuf mendesah berat, menatap ke luar jendela. “Dari mana mereka bisa tahu kita liburan di vila ini…” desisnya pelan. Ia sempat berbohong kepada Devina, mengatakan bahwa dirInya sedang dinas ke luar kota.Suasana di dalam mobil mendadak sunyi. Ketegangan terasa menggantung di udara hingga akhirnya Rania berusaha memecah kesunyIan.“Lebih baik kita turun dulu dan sapa mereka," ucap Rania, menyarankan.Semua mengangguk setuju, lalu bersiap membuka pintu. Namun tangan mereka enggan mendorong pintu, seperti sedang menahan sesak yang tertahan di dalam dada.Akhirnya, Rania mem
Last Updated: 2025-10-29
Chapter: Bab 179 Liburan Keluarga
“Lihat, Ayah! Itu ada jerapah!” seru Isabella sambil menunjuk ke arah padang rumput yang luas.Arya yang duduk di pangkuan Adelia ikut berdiri, menatap keluar jendela kaca mobil, tangan kecilnya memukul pelan jendela yang tertutup rapat, seolah ingin keluar dari dalam mobil.“Pa! Jerapahnya tinggi sekali, lebih tinggi dari rumah kita!” kata, Isabella dengan mata berbinar.Samuel tertawa, menatap anak-anaknya yang sedang heboh lewat kaca spion. “Masa sih setinggi itu. Nanti kita kasih makan jerapahnya, ya. Tapi jangan takut kalau lidahnya panjang.”“Aku gak takut! Aku berani!” sahut Isabella lantang."Ica duduk dulu, mobil Papa mau jalan lagi, nanti kamu jatuh." ujar Rania, sambil memasangkan seat belt ke cucunya.“Papa jadi ingat, waktu kamu kecil, kamu menangis begitu jerapah mendekat, dan kamu malah sembunyi di belakang Satrio.” kekeh Jusuf, berkata pada Samuel yang sedang mengemudi.“Masa sih Pa, Aku nggak ingat sama sekali,” jawab Samuel sambil terkekeh.“Waktu itu, kamu berumur 7
Last Updated: 2025-10-29
Chapter: Bab 178 Curhat
“Lalu aku bilang ke Amel, warna rambut unicorn itu nggak cocok di sekolah!” seru Isabella dengan nada protes, matanya membulat penuh ekspresi.Rania terkekeh mendengar celotehan cucunya yang bercerita tentang teman sekolahnya. Gadis kecil itu duduk manis pangkuannya, kakinya berayun pelan sementara rambutnya Rania kuncir hingga berbentuk hati.Untuk sesaat, Rania merasa seolah Arabella sedang berdiri di hadapannya. Di sisi lain, Arya yang baru berusia hampir dua tahun mulai berjalan, sambil membawa mobil-mobilan biru kesayangannya. Ia menatap ke arah Jusuf, lalu dengan penuh semangat, memberikan mobilnya ke tangan sang kakek.“Ta-taaa, kek!”Jusuf senyum lebar, “Wah, mobil siapa ini? Punya Arya, ya? Keren loh, bagus.”Tawa cekikikan Arya dan Isabella, memenuhi udara sore di taman Villa. Rania memandang mereka bertiga dengan tatapan hangat. pemandangan seperti ini adalah kebahagiaan sederhana yang selalu ia impikan disetiap waktu.“Lihat mereka… Cucu kita sangat sehat, Adelia merawat b
Last Updated: 2025-10-28
Chapter: Bab 177 Kecurigaan Devina
"Di mana suamiku?!" seru Devina lantang, membuat resepsionis yang bertugas hari itu di perusahaan suaminya, terkejut bukan main, hampir saja menumpahkan kopi diatas meja.Semua karyawan yang berada di lobby perusahaan Jusuf menoleh padanya. Bagaimana tidak, Devina masuk dengan wajah merah padam, rambut dan make up-nya berantakan, membuat para karyawan merasa takut, tak berani menegur. “P–Pak Jusuf sedang tidak di kantor, Nyonya. Hanya ada Pak Satrio di ruangannya.” Sang resepsionis menjawab dengan suara gemetaran."Hah! Bisa-bisanya dia pergi tanpa ijin dariku," gumam Devina kesal, ia melangkah tanpa peduli pada tatapan heran para karyawan yang sedang memperhatikannya. Devina berjalan menuju lift, lalu menekan tombol lift berulangkali, sampai pintu lift terbuka.Ting!Lift berhenti dilantai 4, tempat Satrio, Devina langsung melangkah keluar dari lift, berjalan cepat melewati lorong. Wajahnya tampak tegang, ada amarah yang ia pendam sejak kemarin, dan pagi ini nyaris meledak.Brak!P
Last Updated: 2025-10-23
You may also like
Petaka Dua Garis Merah
Petaka Dua Garis Merah
Rumah Tangga · Dyah Ayu Prabandari
2.4K views
Suami Anak Mami
Suami Anak Mami
Rumah Tangga · Desy Relistia
2.4K views
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status