Keluargamu bukan KeluargakuPart 34POV KaniaDulu Mama pernah bilang. Jika kita sedang marah, maka tidurlah. Karena setelah bangun dari tidur, hati kita tidak akan sekacau sebelumnya. Tapi hari ini, kata-kata Mama tidak lagi benar. Setelah aku bangun dari tidur, aku semakin membenci takdir hidup ini. Rasanya ini sungguh tidak adil, kurang apa aku untuk Mas Noval sehingga dia dengan tega mengkhianati hubungan kami.Tadi malam setelah aku pulang dari rumah Ibu. Aku mengunci semua pintu rumah, sehingga jika Mas Noval pulang. Dia tidak bisa masuk ke dalam rumah. Aku benar-benar sedang tidak ingin bertemu dengannya. Semalam juga aku langsung mencari semua berkas-berkas yang aku anggap penting. Niatku untuk pergi dan lepas dari Mas Noval sudah bulat.Tapi semalam saat aku sedang mengumpulkan semua berkas, aku menemukan kembali kebohongan Mas Noval. Ada beberapa notes yang tertempel di berkas kerjanya. Dan itu dari Winda, Sekretarisnya di kantor. Aku pikir Mas Noval hanya mengkhianatiku den
Keluargamu bukan KeluargakuPart 35Pov KaniaSejak memutuskan pergi dari rumah yang aku tempati dengan Mas Noval. Gairah hidupku seakan kembali. Jika dulunya selera makanku berkurang, berbeda dengan sekarang. Makanku lebih banyak dari biasanya."Bentar lagi kayaknya Papa sama Mama bakalan ngeluarin uang banyak deh," ucap Bang Ruli saat kami sedang sarapan.Bang Ruli sudah pulang sejak hari aku pindah ke sini. Dia pulang sendirian, karena istrinya menolak untuk pulang. Karena dia masih ingin melepas rindu dengan keluarganya di sana. Sedangkan Bang Ruli tidak bisa meninggalkan pekerjaan dengan waktu yang lama.Bang Ruli sekarang sudah menggantikan posisinya Papa. Karena kondisi kesehatan Papa yang bermasalah. Jadi Bang Ruli mengambil alih semuanya."Uang buat apa maksud kamu?" tanya Papa bingung. Aku dan Mama juga menunggu jawaban yang diberikan oleh Bang Ruli."Ya buat beli baju lain untuk Kania, lihat aja tuh dia makannya banyak banget. Bentar lagi pada nggak muat itu baju dia semua,
Keluargamu bukan KeluargakuPart 36Pov Kania"Kamu oke, Kania?" tanya Bang Reno. Saat ini kami sedang dalam perjalanan menuju ke kantor."Lebih baik saat masih bersama dia, Bang," jawabku yang disambut tawa oleh Bang Reno. Aku juga ikut tertawa saat mengingat jawabanku barusan."Baguslah. Itu artinya kamu sudah bisa melepaskan ingatanmu dari dia," balas Bang Reno lagi sambil tetap fokus ke jalanan. Pagi ini jalanan terasa sedikit lenggang, mungkin karena ini akhir pekan. Jadi banyak orang kantor yang libur bekerja.Tapi tidak dengan nasibku hari ini. Aku harus tetap bekerja walaupun di hari Sabtu. Karena pekerjaan sangat banyak terpaksa kami harus ikut lembur. Apalagi Pak Bara orangnya sangat disipilin. Jadi aku harus siap kapanpun dia menyuruhku pergi. Seperti pagi ini, aku harus tetap berangkat ke kantor karena ada pekerjaan dengan perusahaannya Bang Reno."Kamu kok bisa sih kenal sama Noval dulunya?" tanya Bang Reno lagi setelah beberapa menit kami terdiam."Dulu itu aku bekerja j
Keluargamu bukan KeluargakuPart 37Pov Kania"Iya, Kania sengaja pacaran dengan saya. Agar proses perceraian mereka cepat. Karena sudah tidak ada lagi kecocokan diantara mereka. Sekarang cobalah diam, dan layani kami dengan baik jika kamu tidak mau kehilangan pekerjaan ini," sanggah Pak Bara yang membuatku melongo. "Memangnya Anda siapa berani memecat saya?" tanya Siska menantang."Saya pemilik cafe ini," jawab Pak Bara lagi yang membuat Siska terkejut. Wajahnya langsung pucat, aku hanya bisa tersenyum melihat wajahnya yang tegang.Aku tidak menyangka kalau Pak Bara akan berkata demikian. Karena selama ini aku tidak pernah cerita tentang hubunganku dengan Mas Noval. Hanya saja dulu ketika aku dan Pak Bara ke kantornya Bang Reno. Dia pernah melihat aku menangis sambil keluar dari ruangannya Mas Noval. Entah jika Bang Reno ada cerita tentang itu pada Pak Bara."Mau pesan apa?" tanya Siska ketus. Dia tetap melayani kami, walaupun dengan wajah ditekuk. Aku juga sama sekali tidak menyang
Keluargamu bukan KeluargakuPart 38POV Kania"Kamu mau kemana, Kania? Kok udah rapi?" tanya Mama saat aku baru keluar dari kamar.Seharusnya malam ini tetap di rumah dan tidak kemana-mana. Mengingat sudah menolak ajakan Bang Reno untuk makan malam. Tapi karena Pak Bara, terpaksa aku harus mengorbankan waktu rebahan."Ini, Ma. Bosnya Kania ada acara perusahaan. Jadi Kania tetap harus di sana," jawabku lesu. Aku sama sekali tidak ingin pergi sebenarnya, apalagi jika mengingat kelakuan Pak Bara yang sangat dingin. Bisa-bisa nanti di sana aku malah dicuekin."Kan bisa kamu tolak. Lagian itu kan bukan urusan kantor," sahut Bang Ruli sambil menyendokkan nasi ke dalam mulutnya."Udah. Tetap aja dipaksa," balasku kesal."Pantesan kamu nolak ajakan Reno malam ini ya?" sindir Bang Ruli lagi. Dia tetap santai, sedangkan Mama sama Papa melihatku dengan tatapan penasaran."Reno ajak kamu kemana, Kania?" tanya Mama penasaran."Aku nggak tau, Ma. Soalnya Kania nggak nanya sih. Karena kan nggak bisa
Keluargamu bukan KeluargakuPart 39POV KaniaAkhirnya setelah menunggu hingga tiga bulan lamanya. Aku dan Mas Noval resmi bercerai, kami semua berucap syukur karena akhirnya aku bisa lepas dari keluarga toxic seperti itu. Terlihat Ibu marah-marah di depan hakim, karena dia tidak terima jika sebagian dari tanah yang dimiliki oleh Mas Noval jatuh ke tanganku.Karena menurut Ibunya Mas Noval selama pernikahan aku hanya duduk di rumah dan tidak bekerja. Sedangkan tanah itu dibeli oleh Mas Noval dari hasil keringatnya sendiri."Saya dan keluarga tidak terima dengan keputusan ini, Pak Hakim. Tolong jadi hakim yang adil," teriak Ibu marah. Padahal palu baru saja diketuk tiga kali, tanda sidang telah usai."Mohon maaf, Bu. Sidang sudah ditutup. Dan keputusannya sudah diambil. Diantara penggugat dan yang menggugat, tidak ada yang keberatan. Kenapa sekarang malah Ibu marah-marah?" tanya Hakim dengan nada kesal. Padahal dia akan pergi dari ruangan ini. Tapi dicegat oleh Ibu. Kami semua melihat
Keluargamu bukan KeluargakuPart 40POV KaniaSetelah kejadian kemarin, Pak Bara kembali bersikap ketus. Malah terkesan sangat dingin. Hari ini saja sudah berulang kali aku disuruh merevisi dokumen. Padahal dia sama sekali tidak mengecek laporan yang aku berikan. Mau kesal tapi tidak bisa. Mau heran juga tapi bos, gimana dong."Capek ya?" tanya Mama ketika aku baru saja sampai rumah. Aku langsung merebahkan diri di sofa ruang utama. Di sana kebetulan ada Mama yang sedang mengupas mangga. Buah kesukaanku."Enak kayaknya, Ma. Mau dong," ucapku seraya mengambil satu potong mangga. Sangat enak, asam manis."Kamu ini asal comot. Ini buat Abangmu dan Reno," ucap Mama sambil menepis tanganku."Gitu ih, Kania kan mau juga," rengekku mengambil lagi satu potong mangga."Lagian tumben juga Mama beli mangga. Biasanya buah naga sama apel hijau," selorohku lagi. Hampir habis potongan mangga yang ada di atas piring. Mama melihatku dengan tatapan siap menyerang. Aku segera bangkit sebelum genderang p
Keluargamu bukan KeluargakuPart 41POV Kania"Kania, dengar. Abang serius," tegas Bang Reno menatapku dalam. Aku tercekat, bibirku terasa beku. Tidak tau harus mengucapkan apa lagi."Kania. Kamu tau, perasaan ini sebenarnya sudah ada sejak lama. Hanya saja dulu Abang terlalu naif untuk mengungkapkan. Sampai suatu hari kamu dilamar orang lain. Saat itulah Abang merutuki kebodohan ini. Tapi sekarang, Tuhan kembali memberi kesempatan buat Abang menyatakan semua ini. Pleas, ini nyata, rasa ini sungguh Kania," ucap Bang Reno lagi yang semakin membuat tubuhku panas dingin. Jika sudah begini, aku harus bersikap bagaimana?"Maaf, Bang. Jangan bercanda," ucapku lagi dengan sedikit senyuman. Entah mengapa aku memang bisa melihat ketulusan di mata Bang Reno. Hanya saja menurutku ini terlalu terburu-buru."Abang nggak bercanda. Mungkin ini terkesan buru-buru, tapi Abang cuma tidak mau melewatkan kesempatan ini lagi," kilahnya meyakinkan."Tapi Kania….""Abang nggak minta jawabnya malam ini juga