Keluargamu bukan KeluargakuPart 48POV Kania"Huft…." Aku membuang nafas panjang ketika sudah berjalan di bandara. Tidak terasa nyatanya aku sudah pergi selama tiga tahun dari Indonesia. Bukan waktu yang sebentar memang, namun itu bisa memulihkan hatiku yang pernah patah. Jiwa yang pernah layu dan juga raga yang sangat lelah.Aku memutuskan untuk mengambil kesempatan melanjutkan pendidikanku di Swedia. Tempat dimana aku membuka lembaran baru dalam hidupku. Aku meninggalkan semuanya di sini, kenangan, impian dan harapan. Dan kini aku sudah kembali. Semoga hidupku menjadi lebih baik sekarang."Kaniaaa…." Terdengar suara teriakan Mama dan Papa yang sedang menunggu kedatanganku. Mereka bersorak senang dengan binar bahagia terpancar dari wajah tuanya. Mereka sampai membawa spanduk kecil dengan tulisan 'We Miss You Kania. Welcome back.' Aku sampai terpingkal melihat wajah kesal Bang Ruli yang berdiri mematung di samping Mama dan Papa memegang spanduk kecil itu."Mama… Papa… Kania kangen ba
Keluargamu bukan KeluargakuPart 49POV NovalAku meringis kesakitan ketika tendangan kaki Ilham mengenai perutku. Jeritan Vivi tidak ditanggapi oleh Ilham. Dengan beringas Ilham mengambil tongkat bisbol yang ada di dinding kamarnya. Aku menelan ludah yang terasa pahit, sepahit nasibku hari ini."Mas, jangan, Mas. Sadar!" teriak Vivi memegangi Ilham yang sedang dikuasai amarah."Diam. Karena aku lagi sadar, makanya aku melakukan ini. Oh atau kamu msu ikut bergabung dengan laki-laki itu?" tanya Ilham sambil menyeringai lebar. Dia sangat menyeramkan. Lebih menyeramkan daripada setan yang pernah aku jumpai dalam mimpi.Perlahan Vivi melepaskan cengkraman tangannya dari Ilham. Sial, rupanya dia tidak mau membelaku."Tunggu. Kamu jangan salah paham. Aku baru saja sampai ke sini. Yang menikmati tubuh istri kamu bukan aku. Tapi dua laki-laki tadi, kamu pasti jumpa sama kedua laki-laki tadi di luar bukan? Kalau kamu tidak percaya, kamu bisa tanyakan Dino kapan aku sampai ke sini. Jangan berti
Keluargamu bukan KeluargakuPart 50 POV Kania"Kania, kamu baca berita hari ini nggak?" tanya Bang Ruli ketika kami sedang sarapan. Aku menggeleng pelan menjawab pertanyaan Bang Ruli barusan. Karena memang aku tidak menonton Televisi dan juga tidak membaca koran pagi ini."Memangnya berita apa, Ruli?" tanya Mama penasaran."Iya nih. Jangan jahil tapi ya. Beritanya harus yang serius dan juga up to date!" seruku menatap Bang Ruli tajam. Karena aku sudah kapok dikerjain terus sama Bang Ruli. Apalagi dia pernah bohong tentang Bang Reno yang sudah menikah.Bang Ruli dan yang lainnya ikut tertawa karena bisa melihat aku seperti trauma dengan berita yang diberi sama Bang Ruli. Begitu juga istrinya, dia lah yang paling tau bagaimana jahilnya suami tercintanya itu. Kata Kakak ipar, dia mencintai Bang Ruli karena dia humoris. Tapi menurutku, dia jahil."Iya, dijamin dah berita ini up to date!" jawab Bang Ruli sambil tersenyum lebar. Aku terus menyuapkan nasi ke dalam mulut. Sudah lama sekali a
Keluargamu bukan KeluargakuPart 1Pov Kania"Iya, Ma. Mama tenang aja, aku yakin kok Mas Noval pasti bakalan kasih," ucapku pada Mama di telepon.Pagi ini Mama menelpon, padahal aku baru saja shalat subuh dan ingin memasak nasi goreng untuk sarapan Mas Noval. Tapi karena tidak biasanya Mama menelpon, makanya aku memilih mengangkat telpon dari Mama dulu. Aku khawatir jika terjadi apa-apa, karena sekarang Papa lagi sakit."Tapi Mama tetap aja nggak enak, Sayang. Kalian baru menikah satu tahun tapi Mama udah minta pinjaman sama Noval," sahut Mama sungkan.Mama menelpon karena ingin meminjam uang pada Mas Noval. Untuk pengobatan Papa yang sekarang sakit. Dan butuh biaya yang tidak sedikit. Dulu Mama dan Papa mempunyai usaha tekstil yang cukup maju. Hanya saja karena Papa sakit-sakitan, tidak ada yang mengurusnya.Aku anak ke dua, anak yang pertama Bang Ruli. Tetapi saat ini dia sedang menemani Istrinya melahirkan. Istrinya orang Turki, jadi mereka lebih memilih melahirkan di sana. Makany
Keluargamu bukan KeluargakuPart 2POV Kania"Kok kamu ngomongnya gitu, Mas? Jadi selama ini kamu nggak nganggap Mama dan Papaku sebagai orang tua kamu?" tanyaku berang. Sebenarnya aku ingin sabar menghadapi suami, tapi kali ini rasanya emosiku sudah berada di puncak.Tidak habis pikir dengan perkataan Mas Noval barusan. Bagiamana bisa dia mengatakan jika Mama dan Papa bukan orangtuanya. Padahal selama ini aku selalu menganggap Ibunya sebagai Ibuku sendiri."Kan memang benar yang aku bilang barusan. Mereka orang tua kamu, kalau kamu mau bantu mereka. Ya kasih yang kamu aja, karena kewajibanku mengabdi ya cuma buat Ibuku aja," jawab Mas Noval santai. Padahal aku sudah sangat marah tapi dia masih bisa sesantai ini.Apa dia tidak memikirkan bagaimana perasaanku saat dia mengatakan seperti itu. Baru kali ini aku melihat sikap Mas Noval begini. Benar kata pepatah, jika kita mau melihat sifat asli seseorang. Maka berurusanlah dengan uang. Padahal Mama cuma minta pinjam, bukan meminta dengan
Keluargamu bukan Keluargaku Part 3 POV Kania Brak! Aku menutup pintu kamar dengan sangat keras. Tidak peduli bagaimana Mas Noval akan terkejut akibat kelakuanku barusan. Dadaku naik turun seperti habis berlari maraton. Mas Noval, aku tidak menyangka jika kamu begitu perhitungan dengan keluargaku. Padahal dulu ketika kamu sedang susah, Papa dan Mama lah yang berdiri di depan untuk menolong kita. Ya, dulu pernah ketika baru-baru menikah. Perusahaan Mas Noval tempat dia bekerja dulu bekerja bangkrut. Dan otomasi dia harus dipecat tanpa uang pesangon. Saat itu aku menerimanya dengan lapang dada. Walaupun dia pengangguran, tapi Mama dan Papa sama sekali tidak mempermasalahkannya. Bahkan pekerjaan yang sekarang Mas Noval dapatkan karena bantuan Bang Ruli. Kebetulan perusahaan yang bergerak di bidang otomotif itu milik sahabatnya Bang Ruli. Jadi Mas Noval bisa dengan mudah bisa masuk ke sana untuk bekerja. Aku tidak habis pikir, apa sekarang semua kebaikan keluargaku tidak diingat oleh
Keluargamu bukan KeluargakuPart 4POV Kania"Kamu sudah siap?" tanya Mas Noval saat aku sedang menyisir rambut."Hampir ini," jawabku singkat. Aku terus menyisir rambut tanpa melihat ke arahnya. Masih kesal rasanya, mengingat semua kelakuan dan perkataan dia padaku tadi."Jangan lama-lama, kita makan malamnya di sana aja. Katanya Ibu udah masak buat kita," ucap Mas Noval lagi yang hanya aku balas dengan anggukan. Kemudian dia langsung keluar dari kamar.Setelah semuanya selesai, aku mengambil tas kecil di dalam lemari. Kemudian mengisinya dengan ponsel dan dompet. Kulihat sekali lagi penampilankh di cermin, rasanya aku masih cantik. Aku berjalan ke luar kamar untuk menemui Mas Noval yang mungkin sudah menungguku dari tadi."Kamu tenang aja, ini kami mau berangkat." Mas Noval berbicara di telepon. Entah dengan siapa dia bicara, membuat jiwa wanitaku meronta-ronta rasanya. Jelas aku penasaran, dia kan suamiku. Kalau dia sampai selingkuh seperti di novel-novel gimana."Mas, siapa yang n
Keluargamu bukan KeluargakuPart 5POV KaniaSetelah selesai makan, seperti biasa aku dan Sonya membereskan piring kotor dan sisa makanan. Kadang aku berpikir jadi menantu itu seperti menjadi seorang pembantu. Bagaimana tidak, ketika kami kesini. Ada saja pekerjaan rumah yang harus kami kerjakan. Seperti membuang sampah, menyapu, mengepel dan bahkan mencuci piring kotor bekas Siska makan.Jika piring kotor itu milik Ibu tidak apa. Tapi ini milik Siska, yang notabene sudah dewasa dan bisa mengerjakannya sendiri. Dulu hal seperti ini sama sekali bukan masalah untukku. Tali setelah pertengkaran tadi dengan Mas Noval. Membuatku tersadar, jika aku tidak harus menganggap keluarganya seperti keluargaku.Mungkin laki-laki akan menganggap sepele setiap pertengkaran yang terjadi antara dia dan istrinya. Tapi tidak bagi wanita, aku akan ingat sampai kapanpun semua perkataan dan peristiwa yang membuatku sakit hati dan kecewa."Bicaralah, ungkapkan semua uneg-uneg itu," ucapku pada Sonya saat kami