Short
Kematian Palsu Adikku

Kematian Palsu Adikku

By:  Sarina RaishaCompleted
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel4goodnovel
Not enough ratings
9Chapters
2.2Kviews
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
SCAN CODE TO READ ON APP

Ketika surat keterangan lulus universitas tiba, aku malah demam tinggi dan terbaring di tempat tidur. Adikku yang pergi mengambilkan surat itu untukku, malah mengalami penculikan di tengah jalan dan nasibnya tak diketahui, entah masih hidup atau sudah tiada. Orang tuaku memendam kebencian mendalam padaku. Mereka merobek suratku dan memaksaku berhenti sekolah, lalu menyuruhku bekerja di pabrik. Kemudian, aku juga diculik. Setelah berhasil melarikan diri dengan nyaris kehilangan nyawa, aku bersembunyi di sebuah pabrik tua sambil mengirim pesan meminta bantuan pada ayahku. Tak lama kemudian, ayah meneleponku dan langsung berteriak marah, “Sandra Joman! Dasar anak brengsek! Bisa-bisanya kamu bercanda seperti ini di hari kematian Valarie! “Kamu tahu nggak, betapa aku dan ibumu berharap yang meninggal waktu itu adalah kamu!” Detik-detik sebelum kematian, kata-kata hinaan mereka terus terngiang di telingaku. Tubuhku disiksa sampai tak berbentuk lagi, aku meninggal dengan tragis. Jasadku dibuang ke selokan busuk selama tiga hari. Bahkan, ayahku yang seorang ahli forensik senior pun tak bisa mengenali siapa diriku. Ketika adikku pulang bersama pacar yang kabur bersamanya dulu, ayah baru saja berhasil memulihkan wajahku melalui rekonstruksi teknologi. Mereka berlutut di depan jasadku yang telah membusuk, menangis hingga tak sadarkan diri.

View More

Chapter 1

Bab 1

Sudah tiga hari hujan deras, membuat seluruh kota terasa seperti terendam, semuanya tampak suram dan kelabu.

Saat tubuh yang sudah membengkak karena air mulai mengapung di got berbau busuk, beberapa orang yang menonton terlihat ketakutan.

Seorang anak kecil berusia delapan tahun menangis keras ketakutan, berlindung di pelukan ibunya yang menenangkannya dengan lembut.

Melihat itu, mataku juga berkaca-kaca.

Aku sudah lama tidak merasakan hangatnya pelukan ibu.

Sejak enam tahun lalu, setelah adikku menghilang, ayah dan ibu hanya memandangku dengan penuh kebencian.

Jangankan pelukan, bahkan senyuman pun tak pernah mereka berikan.

Segera, garis polisi dipasang mengelilingi tempat kejadian dan aku berdiri di antara kerumunan, diam-diam menatap tubuhku yang sudah hancur parah.

Sebuah mobil polisi berhenti tepat di depanku dan ketika pintunya terbuka, matanya bersinar.

“Kak Jack, diperkirakan mayat ini sudah tiga hari terendam air. Ditambah hujan deras beberapa hari ini, kemungkinan besar jejak di lokasi kejadian sudah terhapus. Jadi, harus memintamu untuk melakukan pemeriksaan pada tubuhnya.”

“Bagian laboratorium sudah mengambil DNA korban. Begitu hasilnya keluar, mereka akan langsung memberitahu kita.”

Ujar Kapten Paul, salah satu rekan ayahku yang berlari pelan mendekat dan melaporkannya.

Saat melihat mayat itu, ayahku mengernyit dan matanya terlihat sedikit berkaca-kaca.

Dia mengepalkan tangannya dan menggertak marah.

“Benar-benar brengsek!”

Aku mengikuti pandangannya dan melihat, kondisiku memang cukup mengenaskan.

Tangan dan kaki sudah dipotong, wajahku juga hancur hingga sulit dikenali, bahkan mataku telah dicongkel, hanya menyisakan dua lubang kosong.

Di keningku, samar-samar terlihat kerutan ketakutan di detik-detik terakhirku.

Mulutku ternganga lebar, itu karena sebelum napas terakhirku, aku menangis histeris.

Lidahku juga sudah dipotong dan sekarang mulutku hitam, tampak cukup mengerikan

Hanya dengan satu pandangan, ayah sudah meneteskan air mata.

Aku pun menangis. Sudah enam tahun, dia tidak pernah tersentuh karenaku sedikit pun.

Ayah berjongkok di depanku, tangannya bergetar saat menyentuh luka-luka yang memenuhi tubuhku.

Dia berbisik dengan suara paraunya,

“Ciri-ciri wajah korban sulit dikenali, tetapi diperkirakan adalah gadis muda sekitar 25 tahun.

“Sebelum meninggal, dia mengalami berbagai penyiksaan. Sungguh malang, masih begitu muda, orang tua mana yang nggak sakit hati melihatnya!”

Di belakangnya, aku menangis tanpa suara. Ayah, jika kamu tahu jasad ini adalah aku, apakah kamu akan merasa sedih juga?”

Bagaimanapun juga, aku adalah orang yang paling dia benci di dunia ini. Sudah tak terhitung berapa kali jumlahnya, dia terus berteriak memintaku untuk mati.

Kini, akhirnya harapanmu terwujud.
Expand
Next Chapter
Download

Latest chapter

More Chapters

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments

No Comments
9 Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status