Share

Bab 10. Misteri Paman Ho

Penampakan di depan matanya membuat Elang bangkit dari duduknya, dan mundur beberapa langkah. Mata berkelopak emas dan menonjol besar itu, membuat elang takut.

"Kau takut?"

"Tidak," jawab bohong Elang.

Paman Ho tersenyum lalu menutup matanya dengan kacamata hitamnya lagi. Bangkit dari duduknya berjalan menuju sebuah lemari, mengambil sesuatu dan kembali duduk. Semua dilakukan lancar tanpa menggunakan tongkatnya. Ah, mungkin ruangan ini sudah dihapalnya, batin Elang.

"Aku bisa melihatmu, aku tak buta, justru penglihatanku lebih tajam dari orang biasa."

"Benarkah? Apa yang kau lihat dariku?"

"Kau bawa plakat itupun aku tahu, lihat aku pun punya plakat yang sama." Paman Ho memperlihatkan barang yang tadi diambilnya, ternyata sebuah plakat yang sama dan dibungkus dengan kain hitam. Nampaknya dia sangat menyayangi benda tersebut.

"Aku hanya mau melihat, apakah itu plakat asli atau bukan?"

Elang tergugu, pelan tangannya mengambil plakat yang selalu ada di balik bajunya.

Tangan Paman Ho men
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status