Share

Bab 28. Pedang Giok Hitam

Laut tenang, mengantarkan kapal besar itu menyebrang hingga ke daratan, tanpa bantuan kompas dan arah tujuan, mereka hanya memakai feeling saja untuk menjalankankan kapal tersebut.

Perut mereka telah terisi oleh beberapa roti dari bekal para perompak itu. Hingga sekarang merekapun tak diketahui di mana keberadaannya, hilang bagai ditelan bumi.

Kapal berayun pelan di atas ombak yang tak besar. Beruntung tak ada badai malam ini, angin pun cukup bersahabat. Di sambut mentari pagi, kapal mulai mendekati daratan.

Namun, mereka harus waspada karena daratan ini tak mereka ketahui namanya.

"Sepertinya kita tersesat," ungkap Sher sambil menatap jauh ke depan. Gundukan tanah terlihat dari kejauhan.

"Entahlah, kita harus siap hadapi semuanya Sher. Tas dan semuanya hilang, ponsel pun lenyap, kita bagai hidup di jaman purba. " jelas Elang.

Sher memandang Elang, sambil tersenyum ia berkata," Kau banyak berubah Lang."

"Benarkah?"

"Iya, kita sudah berapa lama di Taipe?"

Elang memandang balik pada
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status