Share

Bab 27. Bebas Dari Tanah Keramat

Berkali-kali Elang bisa menghindari semburan api dari mulut Huang. Monster itu semakin kalap, ekor bergeriginya mulai menyambar tubuh Elang. Kuda tangguh itu sudah bersembunyi di balik celah dinding bukit yang berbatu, tempatnya menyempil, sebuah tempat persembunyian yang aman.

Mata kuda itu berwarna hitam legam, terus mengawasi gerakan Elang. Setelah lelaki muda itu menghabisi sayap dua kelelawar itu, maka jatuhlah dua mahluk raksasa yang menjijikan itu, air liurnya melukai tubuhnya sendiri, lengkingan kesakitan terdengar sangat menyayat hati.

Elang tak pedulikan rasa sakit dua makhluk jahat perusak manusia.

Tubuh Elang menjadi ringan, bahkan gerakannya kini saling klop dengan pedang di tangannya.

Asap hitam yang keluar dari ujung pedang ini agaknya sangat ditakuti oleh monster Huang. Terbukti tiap Elang hendak menghunuskan pedangnya, Huang mundur perlahan.

Sayang, Elang belum berani memakai pedang itu terlalu jauh, karena mata giok hitam yang belum ditemukan sampai sekarang.

Aragh
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status