Setelah seharian lelah berlari tanpa henti, Luo Xiang segera duduk bersila dihalaman depan kediamannya sendiri, sembari memeriksa luka Dantiannya yang rusak.
Disisi lain, Han Fei yang babak belur telah pergi dan kembali ke arah penginapannya. Karena malu akan kekalahannya dari Luo Xiang. Sebagai tuan muda kedua dari klan Han, Han Fei melaporkan kejadian tadi pada Han Lu.“Kakak apa kau tidak mau memberinya pelajaran lagi?!” bantah Han Fei yang kecewa karena kakaknya seperti tidak perduli akan masalahnya.“Bocah bodoh! Dia tidak bisa berkultivasi lalu apa yang kau takutkan? Dan lagi, kenapa mukamu bisa dibuat seperti babi?” tanya Han Lu tidak tertarik namun heran.Sebuah senyum kecil untuk memprovokasi kakaknya muncul di sudut bibir Han Fei.“Kakak... Di-dia bermain curang menggunakan serbuk racun untuk mengelabuiku... jadi inilah hasilnya!”Han Lu sedikit terkejut. Meski terkena racun, setidaknya adiknya yang berada di tingkat Dao Awal bintang tiga ini juga tidak mungkin dapat babak belur semudah itu.“Apa kau yakin dia bermain curang?” Kini reaksi Han Lu berubah menjadi dingin.Melihat provokasinya berhasil, Han Fei terus memanas manasi kakaknya agar membalaskan dendam atas kekalahannya.*Setelah memeriksa Dantiannya yang telah rusak. Luo Xiang menghela napas panjang karena untuk mengobatinya, ia memerlukan tiga bahan langka yang tentunya memiliki harga sangat mahal. Bahkan nyawa bisa menjadi bayarannya.“Di Benua ini bagaimana aku mencari Akar Daun Dewa, Air mata Langit, dan juga Gingseng Abadi?” tanya Luo Xiang menghela napas panjang.Di tengah kegalauan akibat kelangkaan tiga bahan itu yang sulit didapatkan di benua Langit. Tiba tiba dua pemuda yaitu Han Fei dan Han Lu serta rombongannya berjalan kearah kediaman Luo Xiang.“Sampah... Lihat saja aku telah membawa kakakku! Apa kau kini bersedia sujud dan meminta maaf padaku!?” tanya sombong Han Lu.“Meminta maaf? Kau kira aku mau melakukannya?” tanya Luo Xiang sedikit merasa familiar melihat wajah Han Lu.'Kenapa aku tidak bisa melihat ingatan tubuh asli ini?' gumam Luo Xiang heran.“Xiang sampah... Apa kau masih ingat bagaimana aku membuatmu menjadi lumpuh total? Dan sekarang kau sudah sembuh... Jadi karena ini keberanianmu muncul untuk membuly adikku?” Tanya Han Lu tenang, namun sorot matanya sangat tajam.“Ooh ternyata dia yang membuat luka pada tubuh asli ini...” Gumam Luo Xiang bersikap waspada.“Kenapa hanya diam... Apa kau takut aku membuatmu menjadi sampah lagi yang hanya bisa berbaring dikamar...“ Ucapan Han Lu berubah menjadi dingin.“Hahahahaha... Aku paling tidak suka ada yang memanggilku seorang sampah... Meski kau membawa para tetua busuk disampingmu itu... Aku juga berani membunuhmu...” Luo Xiang mulai memprovokasi.“Sialan cari mati!”Swuuuuush!Han Lu adalah tipikal orang yang mudah terpancing emosi. Karena emosinya telah meledak, tanpa memikirkan konsekuensi kedepannya, dengan cepat melesat dan menyerang Luo Xiang dengan tapak tangannya.Swuuuuush!Muncul sebuah tapak tangan terbentuk dari energi Qi melesat kearah Luo Xiang. Saat Luo Xiang hendak menghindari serangan itu, Luo Lan muncul dan segera menepis energi Qi dengan satu jarinya.Baaaaams!Fluktuasi energi Qi seketika menyebar dibarengi dengan munculnya Luo Lan dihadapan Luo Xiang.“Nak apa kau baik baik saja?” tanya Luo Lan langsung menatap rombongan Han Lu dengan tajam.“Aku baik baik saja bu!” balas Luo Xiang.Luo Lan mengangguk, namun pandangannya tertuju pada tetua yang berada dibelakang Han Lu.“Apa kalian datang ke Klan Luo hanya untuk merundung anakku saja?!” Luo Lan mengancam dengan nada dingin.“Ciiih! Dasar bajingan bau kencur! Jika berani lawan kami! Jangan ikut campur urusan anak muda!”Seorang Tetua melesat dan berhenti tepat dihadapan Luo Lan. Luo Lan tersenyum tipis melihat keberanian Tetua di hadapannya ini.Swuuuuung!“Jika datang dengan niat baik, aku pasti akan menyambut kalian dengan baik... Sayangnya, aku baru teringat tuan muda kalian telah melukai anakku! Sekarang enyahlah dari sini!”Energi besar meluap luap keluar dari tubuh Luo Lan. Merasakan aura Kultivasi ditingkat Dao Ling bintang lima, rombongan tetua itu seketika bergidik ngeri.“Si-sial... Tuan muda meski kita maju bersama, kita tidak mungkin dapat mengalahkan Dao Ling!” ungkap salah satu tetua.“Ckck! Dasar sampah...” Han Lu sedikit kesal.Meski para tetua itu gentar dengan aura Kultivasi milik Luo Lan, Shen Luo Xiang berbeda reaksi. Hal ini karena jika ibunya mengerahkan energi Qi, bisa bisa racun didalam tubuhnya meledak.“Ibu tenanglah... Aku tahu batasan ku sendiri...” ucap lirih Shen Luo Xiang.“Sekarang kalian pergilah! Jika masih melihat kalian ada di klan Luo... Aku sendiri yang akan menghabisi kalian,” ancam Luo Lan dengan nada dingin.“Ckckck! Seandainya patriak ada disini, apa kau masih bisa bersikap seperti ini lagi?” balas Han Lu kemudian pergi dengan wajah kecewa.Melihat mereka pergi, Luo Xiang segera menghentikan langkah rombongan klan Han.“Tunggu!”Han Lu seketika membalikan tubuhnya, sebuah senyum tipis muncul di sudut bibirnya.“Apa kau ingin mengandalkan ibumu itu?” tanya Han Lu.“HAHAHAHA! Tentu tidak, karena aku ingin menantangmu bertarung dalam waktu sebulan lagi!”Sontak permintaan Luo Xiang membuat Han Lu serta rombongannya tertawa. Namun berbeda dengan Luo Lan.“Nak apa kau bercanda! Kau tidak bisa ber kultivasi... Mungkin kamu tadi beruntung melawan Han Fei, tapi tidak dengan Han Lu yang berada di tingkat Dao Dan bintang lima.”“Ibu tenang saja...”“Baiklah aku menerima tantanganmu! Datanglah ke klan Han, aku pasti akan menyambutmu dengan baik!” jawab Han Lu kembali melanjutkan perjalanannya.“Tapi ingat... Pada masa pertarungan itu, kuharap kau tidak berlindung pada ibumu!”“... “ Saat akan menjawab, Luo Lan segera menyeret Luo Xiang ke dalam rumah.Setelah berada di ruang tamu, Luo Lan yang khawatir pada anaknya itu segera meyakinkan Luo Xiang agar membatalkan pertempuran berbahaya ini.“Nak... Apa kau yakin?”“Ibu... Xianger akan berusaha, jadi aku hanya ingin meminta restu pada ibu untuk berlatih di luar klan... Apa ibu merestui permintaanku?”“Tapi nak dengan kondisimu...” Luo Lan sangat tahu bagaimana bahaya diluar klan.Namun saat akan melanjutkan nasehatnya, suara yang sangat familiar bagi keduanya muncul.“Laner... Takdir pasti akan membantunya, jika itu keinginannya pasti akan ada secercah harapan untuk Xianger... jadi kau tidak perlu cemas.”“Ayah tapi...”Swuuuush!Sosok kakek tua muncul sambil memegangi janggut panjangnya didalam ruangan itu. Melihat kemunculannya yang tidak bisa ditebak, Luo Xiang merasa kakeknya ini dapat dipastikan adalah Kultivator hebat di benua Langit.“Kakek...” sapa Luo Lan dan Luo Xiang kompak.“Sudahlah... Lagi pula, cepat atau lambat Xianger akan meneruskan perjuanganmu dan ayahnya di masa depan nanti... Apa kau masih ingin menahannya?” tanya Luo Jin.“Baiklah... Ibu akan menyetujuinya... Oh iya Xianger karena ada hal penting yang akan kami bicarakan, kamu persiapkan keperluanmu dulu untuk diluar sana...”Luo Xiang mengangguk, kemudian menuju ke kamarnya untuk menyiapkan pakaian yang perlu ia bawa.Beberapa saat setelah selesai menyiapkan keperluan. Luo Xiang tidak sengaja mendengar sedikit pembicaraan Ibu dan kakeknya.“Kek aku masih belum dapat mengetahui keberadaan ayah Xianger... Apa kau memiliki beberapa petunjuk?”“Sepertinya kelompok yang menyerang saat itu adalah Pasukan Gelap... Tapi ini tidak bisa dipastikan.”Luo Xiang terkejut mendengar nama pasukan ini. Bahkan di masa dulu, pasukan ini pernah bertarung bersama pasukan Langit membasmi para Iblis.“Jika begitu bukankah klan Luo sebenarnya klan besar? Dan ayah dari pemilik tubuh asli ini merupakan sosok yang cukup disegani?” Karena tidak tahu apapun mengenai asal usul klan Luo, apalagi tidak ada ingatan pemilik tubuh asli, Shen Luo Xiang pasti akan memikirkan hal ini saat perjalanannya dimulai.“Aiiish... Aku tidak bisa egois mementingkan urusan balas dendamku sendiri... Jadi mau tidak mau, aku harus mengetahui hal yang seharusnya tubuh ini lakukan...” gumam Luo Xiang kemudian keluar dari kamarnya.Keluar dengan santai, Luo Xiang segera berpamitan pada Luo Lan dan Luo Jin.“Ibu, kakek... Xianger ingin berpamitan...”Luo Lan beserta kakeknya mengangguk secara bersamaan. Meski berat melepas kepergian anaknya ini. Namun karena Luo Xiang sudah memutuskannya sendiri, ia tidak mungkin dapat terus menahannya.“Ohh iya ibu... Di mana aku dapat menemukan banyak Hewan Iblis?” Tanya Luo Xiang mengejutkan Luo Lan.“Nak apa kau bercanda?” Tanya Luo Lan.Menggunakan wajah memelas, Luo Xiang memandang kakeknya yang berpura pura tidak melihatnya.“Kek...”“Haiiish...” Luo Jin hanya bisa menghela napas panjang.“Apa kau yakin?”Shen Luo Xiang hanya menganggukan kepalanya. Melihat keyakinan ini, Luo Jin kemudian memberikan beberapa pilihan untuk Luo Xiang.“Di Kekaisaran Abadi ini ada dua tempat yang dapat kau kunjungi... Satu Hutan Iblis, yang kedua Gurun Kematian... Penjelasan singkat, lebih baik kamu memilih Gurun Kematian.”“Memang kenapa kek?”“Disana mencakup wilayah sekte Lonceng Suci... J
Luo Jin yang merasa tidak ada hewan iblis berbahaya di kedalaman hutan Iblis bagi Luo Xiang segera kembali ke klan Luo. Disisi lain, Luo Xiang tahu kakeknya memantau dari jauh. Karena hal ini sengaja membuatnya memperlihatkan teknik berpedangnya agar kakeknya percaya dia dapat mempertahankan dirinya sendiri. Setelah kepergian kakeknya, senyum misterius terlihat disudut bibir Luo Xiang. Entah apa yang dipikirkan, yang pasti ia akan melakukan rencana gila yang ada dipikirannya.Mengambil beberapa darah hewan Iblis yang berceceran, Luo Xiang segera memotong Daun Suri yang ada disekitarnya, untuk menjalankan rencananya. Kini Luo Xiang membuat rujak menggunakan darah dan daun tersebut, Setelah selesai, ia menyebarkan racikan rujak aneh itu. Namun beberapa saat, tanah disekitar Luo Xiang bergetar hebat. Bukannya takut akan terjadi sesuatu, Luo Xiang malah tersenyum misterius saat derap kaki tersebut bergerak kearahnya. “Hehehe... Pemburuan dimulai!” Benar saja setelah ucapannya selesai,
"Dan ini..."Swoooosh! Api hitam menari nari ditangan Luo Xiang. Menganalisis kekuatan api tersebut, Luo Xiang sedikit merasa familiar saat merasakan sedikit hawa iblis terkandung didalam api ini. "Bukankah ini api Pelahap Langit!" kejutan terlihat dikedua mata Luo Xiang. Ditengah rasa keterkejutannya, Luo Xiang teringat akan pemilik api Pelahap Langit sebelumnya. Senyum tipis terukir disaat mengingat sosok Pangeran Iblis Hai Long yang telah tewas ditangannya.'Sayangnya api ini sudah tidak berada dimasa kejayaannya... Karena telah menjadi milikku, kupastikan kau akan menjadi salah satu senjata rahasiaku kelak...' gumam Luo Xiang merasa senang. Setelah menyimpan kembali api Pelahap Langit kedalam tubuhnya, kini Luo Xiang harus berpikir bagaimana cara keluar dari jurang yang dalam ini. Karena bagaimanapun, jurang ini terlihat sangat gelap. Bahkan, tidak ada cara jalan keluar kecuali harus menaiki dinding jurang tersebut. Swuuuuush! Memilih untuk menaikan ranah Kultivasinya, Luo X
"Tebasan Pedang Setan!" Wei Ho berteriak sembari melepaskan serangan pedangnya. Swuuuush! Memutarkan tubuhnya, Luo Xiang menggunakan pedangnya untuk menahan lesatan energi pedang. Baaams! Fluktuasi energi terjadi, debu seketika beterbangan. Melihat jurusnya mengenai target, Wei Ho mengira telah berhasil membunuh Luo Xiang. "Lihatlah! Hanya sampah saja kalian sudah ketakutan!"Debu yang berterbangan mulai menghilang, kini keempat rekan Wei Ho tidak menanggapi ucapan Wei Ho, melainkan mereka menelan ludah secara bersamaan disaat Luo Xiang telah berada dibelakang tubuh Wei Ho. Terlihat seperti menggunakan bahasa isyarat. Keempat rekan Wei Ho hanya bisa memelototi Wei Ho menggunakan mata mereka. Melihat reaksi rekannya, Wei Ho tidak bodoh. Dengan cepat ia memutarkan tubuhnya. Namun hanya beberapa detik, pandangannya seketika berubah menjadi gelap. Dan untuk terakhir kalinya, Wei Ho tidak bisa menggerakan tubuhnya. "Ka-kau membunuh...""Pergilah sebelum giliran kalian tiba!"Ancaman
"Langkah Pedang Hantu!" Luo Jin mengeluarkan jurus berpedangnya. Swuuuush! Bagaikan hantu, Luo Jin bergerak Zig Zag dengan kecepatan yang cukup mengejutkan bagi Luo Xiang. Namun, pengalaman bertarung Luo Xiang melebihi dari Luo Jin itu sendiri. Hingga semua gerakan jurus itu mampu dihindari dengan baik oleh Luo Xiang. "Bocah ini..."Swuuuush! Klaaang! Melihat celah pada jurus kakeknya, Luo Xiang segera memutarkan tubuhnya, sembari menyerang dengan pedang, tepat di tengah mata pedang milik Luo Jin. Hingga membuat pedang ditangan Luo Jin harus patah menjadi dua bagian. "Ini... ""Kek kamu kalah!"Luo Jin mengangguk, sudah jelas jika dilanjutkan dirinya lah yang kalah. Namun, Luo Jin tidak bisa berpikir jernih semenjak kapan cucunya ini memiliki teknik ilmu berpedang semengerikan ini. "Apa kakek masih mau menahanku bertarung dengan Han Lu?""Tentu tidak... Jika kau sudah membulatkan tekad, kakek hanya bisa menyetujuinya."Setelah berbincang panjang lebar, keduanya memutuskan untuk k
Kedua tetua dari klan Wei terdiam, keduanya mulai saling pandang dan akhirnya menganggukan kepalanya secara kompak. "Hahaha! Jika itu keinginan kalian, kami benar benar akan membuka surat terbuka untuk berperang!"Baaams! Wei Tian segera meledakan sebuah bola kecil. Hanya hitungan detik, muncul asap yang merupakan pengalihan keduanya untuk kabur. Swuush! Hanya beberapa detik, keduanya telah lenyap dari pandangan. Melihat kepergian mereka, apalagi tidak ada jejaknya, Luo Jin sedikit bisa meredakan kemarahannya. "Han Yu... Jika kau tidak menyentuh Luo Lan, mungkin aku tidak ingin meminta nyawamu... Namun kenyataannya kamu telah melakukan hal yang tidak seharusnya kamu lakukan... Jadi, serahkan nyawamu... Atau pembantaian massal akan menjadi bayarannya di klan Han...," ucap dingin Luo Jin. Han Yu yang tahu tidak bisa berbuat apapun, apalagi melihat lima tetua dari klan Luo yang pastinya lebih kuat darinya itu memejamkan matanya. "Baiklah aku akan...""Tunggu!" Luo Xiang memotong pe
Melihat kematian anaknya yang malang, Han Yu hanya bisa memejamkan matanya."Xianger mari kita kembali..." Luo Xiang mengangguk kemudian menatap Han Yu yang masih memejamkan matanya. " Dendam lama dan baru akan dimulai, kelak jika aku mampu melampuimu, aku akan kembali dan mengambil nyawamu dengan tanganku sendiri..." Han Yu mengangguk, "tidak perlu menunggu masa depan... Kini kau adalah pemenangnya!"Swuuush! Slaaash! Mengeluarkan pedang dari dalam cincin ruang miliknya. Han Yu segera bunuh diri tepat dihadapan Luo Xiang, Luo Jin, serta Luo Lan. Karena bagaimanapun, tidak ada lagi harapan hidup ketika ia harus melihat anaknya mati tepat didepan matanya. Menyipitkan matanya, Luo Jin menatap para anggota klan Han yang kini kebingungan, bahkan rasa takut muncul dihati mereka melihat patriak telah bunuh diri. "Aku tidak akan perhitungan dengan kalian... Kalian bisa memilih sesuai kemauan kalian, bergabung dengan klan Luo, atau membangun kembali klan Han...," menggunakan sedikit nad
"Baik ibu..."Setelah semuanya telah diutarakan, Luo Xiang segera keluar dari kediamannya secara perlahan. Karena ia tidak ingin dibuntuti oleh kakeknya yang akan melindunginya secara diam diam. Setelah keluar dengan aman, Luo Xiang kembali menuju ke hutan Iblis untuk memburu banyak hewan Iblis. Langkah ini ia gunakan untuk kembali melatih fisiknya.Setelah menggunakan ilmu meringankan tubuhnya, Luo Xiang sedikit mewaspadai area hutan yang tengah ia lewati. Merasakan banyak pasang mata yang tengah mengintainya, Luo Xiang mulai menyebarkan kesadaran jiwanya. "Sepuluh Dao Awal bintang lima, satu Dao Dan bintang empat..." gumam Luo Xiang sambil melanjutkan perjalanan menggunakan ilmu meringankan tubuhnya. Meski terlihat tenang, Luo Xiang tetap mengambil sikap waspada. Karena bagaimanapun ia tidak tahu alasan mereka mengintainya. Hingga sebuah anak panah melesat tepat diatas tubuh Luo Xiang. Karena anak panah ini tidak menuju ke tubuhnya, Luo Xiang terus melanjutkan perjalanannya. Hing