Share

Bab 2. Menempati tubuh baru.

Penulis: Al_Fazza
last update Terakhir Diperbarui: 2023-11-20 17:48:56

Saat ingin bangun dari tidurnya, Shen Luo Xiang merasakan tubuhnya tidak bisa digerakan sama sekali.

“Sial ada apa dengan tubuh ini!” gumam Shen Luo Xiang kemudian memeriksa tubuhnya sendiri.

Beberapa detik kemudian.

“Dantian rusak... Memiliki tiga akar elemen?” Gumam Shen Luo Xiang begitu terkejut melihat kondisi tubuhnya.

Tidak mengetahui apapun yang terjadi. Tiba tiba pintu kamarnya terbuka, dibarengi dengan munculnya sosok wanita cantik berusia empat puluh tahunan.

“Xianger... Kau sudah bangun?” tanya Wanita itu segera memeluk tubuh Shen Luo Xiang.

“I-ibu kira, ibu tidak akan pernah melihatmu lagi huhu...”

Di tengah kebingungannya, Shen Luo Xiang tahu. Bahwa Rohnya telah memasuki tubuh orang lain. Meski ini adalah hal baik, namun kondisi tubuhnya begitu parah dengan luka Dantian yang rusak. Serta lumpuhnya syaraf pergerakan dari tubuh Luo Xiang yang ia pinjam.

“Nak... Maafkan ibu, karena ibu ada urusan jadi tidak bisa melindungimu... “ tangis Luo Lan, ibu dari tubuh barunya.

Shen Luo Xiang merasa terharu, apalagi kini ia meminjam tubuh anaknya yang telah mati. Kini ia hanya bisa membalas pelukan Luo Lan dengan hangat.

“Ibu tenanglah, Xianger baik baik saja."

“Baguslah kalau begitu nak... Oiya nak, karena kamu baru bangun, bagaimana jika ibu buatkan bubur hangat untukmu?” tanya Luo Lan bersemangat kembali.

Shen Luo Xiang hanya mengangguk. Setelah kepergian Luo Lan, Shen Luo Xiang segera memeriksa Jiwa Dewanya.

“Aiishh... Hanya tersisa beberapa persen saja... Tapi setidaknya ini cukup untuk mengobati luka dalam bocah ini... Namun untuk Dantian yang rusak, aku akan segera memikirkannya nanti,” gumam Shen Luo Xiang kemudian mulai menggunakan Jiwa Dewanya untuk mengobati kelumpuhan tubuh itu.

Swuuuuung!

Tubuh Shen Luo Xiang bergetar hebat, perlahan tapi pasti luka dalam yang dialami tubuh tersebut mulai membaik. Hingga, beberapa menit kemudian semua luka di dalam tubuh telah kembali seperti sedia kala.

“Berhasil...”

Tak lama, Luo Lan kembali muncul membawa bubur hangat.

“Xi-xianger! Ka-kau sudah sembuh?” tanya Luo Lan terkejut, karena ia tahu anaknya telah lumpuh total.

“Ehh ini...” Bingung dalam menjawab, Shen Luo Xiang akhirnya menemukan sedikit alasan yang tepat.

“Tadi ada seorang kakek tua yang tiba tiba datang padaku... Dan dia mengobati ku tanpa pamrih. Jadi...”

“Sukurlah kalau begitu...”

Meski terlihat percaya, nyatanya Luo Lan sedikit menaruh curiga, bahkan ia merasa sifat anaknya ini telah berbeda seratus delapan puluh derajat.

“Oiya ibu... Sepertinya ibu mengalami keracunan...” ucap Shen Luo Xiang keceplosan melihat keanehan pada tubuh Luo Lan.

Sontak Luo Lan terkejut, karena hanya anaknya ini yang tahu soal racun di dalam tubuhnya.

“Ba-bagaimana kamu tahu nak!” Kini Luo Lan tidak bisa menyembunyikan raut wajah keterkejutannya.

Shen Luo Xiang hanya bisa menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal. Entah bagaimana cara menjawab pertanyaan ini, yang pasti ia takut identitasnya sebagai Shen Luo Xiang harus di ketahui oleh ibu dari pemilik tubuh yang sebenarnya.

“Sudahlah... Mungkin kau memiliki kelebihan lain setelah sembuh dari lukamu... Jadi sekarang istirahatlah dengan baik.”

“Dan jangan lupa... Makanlah bubur yang dibuat oleh ibu...”

“Baik Bu...” Luo Xiang merasa lega mendengar ibunya akan pergi.

Setelah kepergian Luo Lan, Shen Luo Xiang segera memakan bubur itu dengan lahap. Merasa bosan, apalagi tubuh yang baru ia tempati sangatlah lemah. Shen Luo Xiang memutuskan untuk melatih fisiknya dengan cara berlari seharian disekitar rumahnya.

“Tuan muda... Anda sudah...” ungkap salah satu pelayan terkejut melihat kondisi Luo Xiang yang sehat seperti sebelumnya.

Shen Luo Xiang hanya menaikan kedua bahunya, setelah itu ia melanjutkan melatih fisiknya dengan cara berlari tanpa henti.

Semua mata anggota klan Luo tertuju pada Luo Xiang. Karena mereka tahu, Luo Xiang tidak mungkin dapat berkultivasi karena Dantiannya yang telah rusak sejak kecil. Dengan kondisi seperti itu, bukankah usaha Luo Xiang sia sia jika melatih kekuatan fisiknya?

“Ah apa mereka tidak terbiasa melihat tubuh lama ini melakukan pelarian seperti ini?” tanya Shen Luo Xiang heran.

Namun tiba tiba, di tengah melatih fisiknya, seorang pemuda dengan sombongnya menabrak tubuh Shen Luo Xiang.

Braaaak!

“Dasar sampah! Apa kau tidak memiliki mata!”

Salah satu alis Shen Luo Xiang terangkat. Karena menurutnya ia berlari juga diarea kediamannya sendiri. Apalagi, ia berlari dengan rute yang sama seperti sebelumnya.

“Ooh maaf, mungkin matamu saja yang katarak!” balas singkat Shen Luo Xiang melanjutkan pelatihan fisik kembali.

Mendengar ucapan tengil dari Shen Luo Xiang. Pemuda dari klan Han itu segera melempar sebuah batu ke arah Shen Luo Xiang. Meski tidak melihatnya, namun Luo Xiang tahu adanya serangan menuju ketubuhnya. Sehingga ia harus menggeser sedikit tubuhnya, akhirnya Shen Luo Xiang berhasil menghindari lesatan batu itu.

“Apa ini caramu menghormati tuan rumah?” tanya Shen Luo Xiang menghentikan pelatihannya.

“Cuuiih! Sosok sampah sepertimu apa pantas dibandingkan denganku?” tanya Han Fei menyombongkan dirinya.

Tatapan mata Shen Luo Xiang berubah menjadi menakutkan.

“Selama hidupku, aku belum pernah mendengar seseorang memanggilku dengan sebutan sampah... Jika kau...” ucap Luo Xiang yang langsung terpotong.

“Hahaha dasar sampah! Hai lemah! Memang sejak dulu bukankah kau sampah?!”

Meski tubuh Luo Xiang cacat, namun dengan pengalaman bertarung hidup dan mati yang telah banyak dilalui, Luo Xiang tidak merasakan ancaman apapun jika Hanya Han Fei yang bertindak.

Swuuuung!

Di saat Luo Xiang mulai bergerak. Aura membunuh kini merembes di tubuh Han Fei, Han Fei juga langsung menyambut serangan Luo Xiang yang

mengarah padanya. Namun, tiba tiba gerakan Luo Xiang berubah ubah. Hingga tangan Luo Xiang dapat meraih tubuh Han Fei dengan mudah.

Plaaaaak! Plaaaaak! Plaaaaak!

Tamparan mendarat dengan cepat kearah wajah Han Fei. Semua orang yang melihat kecepatan, apalagi serangan tamparan keras Luo Xiang begitu terkejut.

“Coba katakan lagi...”

“Ka-kau curang...”

Plaaaaak! Plaaak! Plaaaaak!

Tamparan susulan terus mendarat kearah wajah Han Fei hingga terlihat seperti babi. Merah membekas telapak tangan, bengkak, yang jelas wajah Han Fei sudah tidak bisa dikenali kembali.

Setelah puas memberikan tamparan keras, Luo Xiang segera melanjutkan pelatihan fisiknya. Semua orang yang melihat kejadian ini masih berdiri mematung. Karena baru pertama kali mereka melihat Luo Xiang berani menyerang Han Fei. Apalagi yang membuat mereka sangat terkejut, seolah olah Han Fei adalah semut bagi Luo Xiang.

Begitu juga dengan Luo Lan yang memang melihat kejadian ini. Dengan wajah cantiknya, ia merasa bangga melihat keberanian serta perbedaan anaknya ini.

“Seandainya kesalahan tujuh belas tahun yang lalu tak terjadi... Mungkin kau pantas menjadi salah satu jenius pada seumuranmu...” gumam Luo Lan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (5)
goodnovel comment avatar
Zia Anzita
apaan... tau-tau hebat! ga pengin dicurigai tapi perilaku nya minta di curigai hadeeeeeh
goodnovel comment avatar
Arthur Kings
......mantap thor yg hebat
goodnovel comment avatar
Arim Kamandaka
manstaffff
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Kembalinya Sang Dewa Pedang Tanpa Tanding   335. Ending?!

    Tidak bisa melakukan apapun, kecuali mengikuti perintah Long Hua Chen. Yuan Yin memeluk anaknya dengan erat. Dia sungguh tidak bisa menahan rasa kekhawatirannya, pasalnya sudah sepuluh menit proses penghancuran jiwa berlangsung, belum ada tanda tanda bahwa suaminya ini akan keluar dari bola api Samadhi. Didalam bola api, Luo Xiang terus meraung, merintih, dan menahan rasa panas yang telah membuat seluruh kulitnya hangus terbakar. Akan tetapi, tekadnya untuk membunuh Chang Guan terus membakar semangatnya. Sama halnya yang dialami oleh Chang Guan itu sendiri. Dia merasa jiwanya terbakar, dan terus dimurnikan untuk beberapa waktu yang lama. Hingga lima menit kemudian, tiada suara teriakan lagi yang terdengar. "Ratu?! Mohon untuk menunggu?!" teriak panik Long Hua Chen melihat Yuan Yin ingin terbang dan memasuki bola api Samadhi. "Tidak bisa... Gege pasti sudah terluka cukup parah...Aku..." Swuuuuuuuuuung?! Langit bergetar hebat, sesaat setelah perkataan Yuan Yin terhenti.

  • Kembalinya Sang Dewa Pedang Tanpa Tanding   334.

    Menari nari dengan pedang ditangannya, Luo Xiang menunjukan kemampuan dalam menggunakan pedangnya. Gerakannya begitu cepat, lentur, dan menakutkan. "Saudara Qin Yan, pulihkan sedikit energi dan segera periksa kondisi alam Dewa... Melihat formasi besar tadi, pasti kerusakan besar terjadi..." Qin Yan mengerti, dia bersama enam saudaranya segera memulihkan energi Qi. Setelah beberapa saat, mereka pergi meninggalkan Long Hua Chen dan tiga saudaranya. "Jaga Yang Mulia..." "Aku tahu itu.." Melihat kearah pertempuran, meski mereka tidak dapat melihat kecepatan keduanya. Namun mereka tahu, kondisi saat ini masih terlihat seimbang. "Yang Mulia... Semua kedamaian di tiga alam, ada ditanganmu..." * "Chang Guan apa kamu hanya bisa menghindar hah?!" Chang Guan menyatukan kedua giginya, meski dia telah berada di masa primanya. Melihat kecepatan yang di bantu oleh elemen cahaya, dan petir ilahi. Dia tidak bisa gegabah untuk memberikan serangan balasan. Apalagi mengingat, menghadapi Luo

  • Kembalinya Sang Dewa Pedang Tanpa Tanding   333.

    Chang Guan mencoba menghancurkan dinding pembatas formasi dengan menggunakan api tingkat menengahnya. Dia mulai mengeraskan rahang, selain api surgawi, dia tidak mungkin dapat menembus perisai itu dengan mudah. "Semakin lama berada didalam tubuh ini energiku terus melemah... Arghhhh?!" Dia melesat kesana kemari dan mencoba menghancurkan dinding pembatas. Akan tetapi, Qin Yan yang mengendalikan formasi tidak membiarkan formasi besar dirusak mulai menyerang dan memberikan hujan serangan pedang yang terbentuk dari bintang formasi. "Saudara... Sepertinya energinya melemah, atau kita bantu Qin Yan dan saudaranya untuk membunuh Chang Guan? Dengan begini, bukankah Yang Mulia tidak perlu repot untuk membunuhnya?" "Kamu benar..." "Bentuk formasi empat arah penakluk iblis?!" Long Hua Chen dan tiga saudaranya yang tidak ingin menyia nyiakan situasi segera menyebar. Mereka membagi kelompok, lalu membentuk segel formasi yang sama. Hingga pembatas baru memasuki formasi pedang tuju

  • Kembalinya Sang Dewa Pedang Tanpa Tanding   332. 1-2 chap lagi tamat.

    Luo Xiang terpental sejauh satu kilometer dari tempat awalnya berada. Meski Chang Guan bisa mengendalikan tubuh ilusinya namun bukan bearti, dia mampu mempertahankan untuk waktu yang lama. "Hahahahaha! Tubuh yang kuinginkan sudah menjadi milikku, hari ini karena aku sangat bahagia, aku akan meninggalkan jasadmu tetap utuh..." dia berkata seraya memainkan tiga elemen di telapak tangannya. Namun Luo Xiang tersenyum tipis, dia melepas topengnya. "Benarkah?"Masih asik melihat tiga bola elemen yang berputar putar ditelapak tangannya. Chang Guan menganggukan kepala, namun dia masih tidak ingin melihat sosok yang telah melepas topengnya. "Mungkin diantara Dewa Pedang, Dewa Api, kamu adalah orang terkuat dari kedua Dewa besar ini... Tapi..." saat memandang wajah pria yang telah melepas topengnya, dia memelototkan matanya. Saat ini dia hanya bisa diam termenung, lalu terpaku melihat wajjah yang sama ada didepannya. "Ka-kamu?""Hahahaha! Chang Guan, permainanmu sungguh menyenangkan, selai

  • Kembalinya Sang Dewa Pedang Tanpa Tanding   331.

    Luapan energi terjadi sangat mengerikan, bahkan saat ledakan terjadi. Luo Xiang harus terpental dan memuntahkan seteguk darah merah dari bibirnya. Setelah debu menghilang, seluruh alam tiba tiba menunjukan fenomena langit. Awan menghitam, gunung memuntahkan lava, angin berhembus kencang, serta lautan menunjukan gelombang besarnya. Semua ini terjadi akibat salah satu dari unsur ima elemen yang mendirikan alam akan musnah. Namun Luo Xiang hanya tersenyum kecil, dia melihat kearah tubuh bekas dimana Dewa Api berada. Dewa Api telah mati, kini hanya menyisakan bola api berwarna merah keemasan yang terus membesar. Seolah api itu ingin melahap, bahkan meledakan tiga alam jika Luo Xiang tidak segera menyegelnya. * Di alam Dewa. Semua orang terkejut melihat dampak kematian dari Kaisar Tertinggi. Seolah terjadi kiamat yang akan menghancurkan seluruh alam, mereka segera melarikan diri dari alam Dewa. "Kenapa kamu masih bisa bersikap santai?" Chang Guan kini bertanya kepada pria

  • Kembalinya Sang Dewa Pedang Tanpa Tanding   330.

    "Bukankah aku yang harus mengatakan hal yang sama padamu? Chang Guan?" pria bertopeng putih disisinya membalas, sembari memberikan senyum tipis. * Kembali pada Pertempuran dua sosok terkuat di tiga alam. Dewa Pedang, memejamkan matanya untuk sesaat, setelah membuka mata dan mengayunkan pedang membentuk sebuah lingkaran formasi pedang. Dewa Api yang telah menjadi setengah tahap pencerahan tersenyum lebar. Dia tidak menyangka, bukannya sosok Dewa Pedang menyerah, melainkan malah mengawali serangannya. "Transformasi Api dari segala api!" Swuuuuuuuung! Tubuhnya kembali dilahap oleh api merah keemasan. Api ini terasa sangat panas, bagaimanapun api ini merupakan satu satunya api dari lima unsur elemen pencipta alam. Di sisi lain, Luo Xiang tetap tenang, setelah berhasil membentuk lingkaran formasi dia mengerahkan lima puluh kesadaran jiwa dewanya kedalam mata formasi Swuuuuuuuung! Mata formasi bergejolak, berdengung lalu mengeluarkan sesosok kesadaran jiwa dewa ya

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status