Share

Bab 1309

Penulis: Imgnmln
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-04 20:07:49

Nathan seketika merasakan seolah-olah seluruh gunung itu sendiri yang runtuh menimpa bahunya. Sebuah tekanan yang luar biasa berat menekannya ke bawah, berusaha membuatnya bertekuk lutut. Tubuhnya mulai bergetar hebat di bawah beban yang tak terlihat itu.

Di bawah tekanan aura Arlot yang seberat gunung, kerangka tubuh Nathan mulai mengerang.

Kreeeek~

Bunyi yang samar namun mengerikan terdengar dari dalam tubuhnya, seolah setiap tulangnya siap remuk menjadi debu. Kulitnya yang sekeras baja kini berkilauan oleh lapisan tipis berwarna merah—butiran-butiran darah yang merembes keluar saat pembuluh darah kapilernya pecah satu per satu.

Tubuh fisik Nathan memang luar biasa, hasil dari tempaan yang tak terhitung jumlahnya. Namun, di hadapan Arlot, dia menyadari sebuah kebenaran yang brutal di dunia bela diri, ada jurang yang tidak bisa dijembatani hanya dengan kemauan.

Arlot setidaknya berada di tahap Villain tingkat puncak, sementara Nathan baru saja menjejakkan kakinya di ambang pintu taha
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1313

    Pria berjubah hitam itu mengabaikan tatapan Nathan. Matanya terpaku pada badai sihir yang ia ciptakan, keningnya berkerut. Dia tahu kekuatan Arlot. Formasi Gerbang Pemusnah ini mungkin cukup untuk melukainya, tetapi untuk membunuhnya, kemungkinannya kecil.Benar saja.Tiba-tiba, sebuah raungan marah terdengar dari dalam formasi, diikuti oleh kilatan cahaya pedang yang begitu cemerlang hingga seolah mampu membelah malam. Formasi Gerbang Pemusnah itu pecah berkeping-keping seperti kaca.Arlot muncul dari sisa-sisa ledakan. Jubahnya compang-camping, wajahnya pucat pasi, dan noda darah segar menetes dari sudut mulutnya. Tatapan matanya yang tadi penuh kuasa kini meredup, menyimpan kemarahan dan rasa sakit. Dia terluka parah."Hmm, tidak kusangka kau punya penolong," desis Arlot, matanya yang penuh kebencian menatap tajam pada Nathan dan pria berjubah hitam itu. "Aku akan mengingat wajah kalian berdua. Dendam ini, cepat atau lambat akan kutagih."Setelah mengucapkan sumpahnya, Arlot melomp

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1312

    ‘Apa itu? Jangan-jangan bocah itu masih belum mati?’Dengan ekspresi kesal, Arlot melambaikan tangannya. Angin kencang tiba-tiba bertiup, menyapu bersih semua asap dan debu, perlahan-lahan menampakkan pemandangan di pusat ledakan. Di sana, terlihat sebuah kawah yang aneh. Lebarnya sekitar tiga meter, dengan dasar dan sisi yang halus seperti mangkuk, seolah-olah sebuah bola baja raksasa baru saja ditekan ke dalam perut gunung.Dan di dasar kawah itu, sesosok bayangan berdiri. Berlumuran darah dari ujung rambut hingga ujung kaki. "Ternyata tidak mati?!" seru Arlot, matanya membelalak tak percaya."Hari ini," sebuah suara terdengar dari dasar kawah. Suara itu dingin, datar, dan kosong dari emosi apa pun. Nathan masih menundukkan kepalanya, menyembunyikan wajahnya dalam bayang-bayang. "Salah satu di antara kita, harus mati."Kata-kata itu, meskipun diucapkan tanpa nada, membuat hati Arlot tanpa sadar bergetar.Perlahan, Nathan menyeka darah kental di wajahnya dengan punggung tangannya. Di

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1311

    Wajah Nathan berubah drastis. Kekuatan spiritualnya telah terkuras habis. Menahan serangan berikutnya dengan cara yang sama adalah hal yang mustahil. Dia menggigit ujung lidahnya dengan keras. Setetes darah merah yang berkilauan mengalir keluar.Dengan satu hembusan, Nathan menyemburkan darah itu ke udara, mengubahnya menjadi kabut darah. Lalu, dengan tarikan napas, kabut darah itu diserap kembali ke dalam tubuhnya. Itu adalah teknik terlarang: membakar esensi darah untuk mendapatkan lonjakan kekuatan sesaat. Seketika, auranya yang tadinya redup kembali melonjak, dan dia bisa merasakan darahnya sendiri mendidih di dalam pembuluh nadinya."TEBAS!"Nathan meraung marah. Pedang Aruna muncul di tangannya, bilah merahnya menyala begitu terang hingga menerangi seluruh lembah yang gelap. Dengan kilatan cahaya, sebuah tebasan pedang yang menyilaukan, membawa serta sisa-sisa kekuatan hidupnya, melesat untuk membelah pukulan Arlot yang sedang melaju.KREEK!Suara retakan yang nyaring terdengar

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1310

    Naga itu mengayunkan ekornya, dan tinju zamrud itu melesat turun dari langit, menghantam ke arah Arlot seperti sebuah meteor.Pada saat yang bersamaan, Nathan mengambil kuda-kuda. Tangan kirinya menggambar setengah lingkaran di udara, sementara tinju kanannya ditarik ke belakang."Pukulan Naga Penghancur!"Dia mendorong tinjunya ke depan. Awalnya, hanya ada setitik cahaya keemasan di buku-buku jarinya. Namun saat tinju itu melaju, cahaya itu meledak, membesar, hingga menjadi sebuah tinju energi emas seukuran batu gilingan raksasa. Permukaannya ditutupi oleh segel-segel dharma kuno yang bercahaya, memancarkan aura agung dan misterius.BRAAKKK!Dua serangan pamungkas—satu tinju zamrud dari langit dan satu tinju emas dari bumi—melesat dengan keganasan yang seolah mampu merobek kain realitas. Keduanya begitu mendominasi, begitu absolut, hingga rasanya jika ada sebuah gunung yang menghalangi jalan mereka, gunung itu pun akan hancur menjadi debu."Bagus sekali, anak muda," suara Arlot terde

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1309

    Nathan seketika merasakan seolah-olah seluruh gunung itu sendiri yang runtuh menimpa bahunya. Sebuah tekanan yang luar biasa berat menekannya ke bawah, berusaha membuatnya bertekuk lutut. Tubuhnya mulai bergetar hebat di bawah beban yang tak terlihat itu.Di bawah tekanan aura Arlot yang seberat gunung, kerangka tubuh Nathan mulai mengerang.Kreeeek~Bunyi yang samar namun mengerikan terdengar dari dalam tubuhnya, seolah setiap tulangnya siap remuk menjadi debu. Kulitnya yang sekeras baja kini berkilauan oleh lapisan tipis berwarna merah—butiran-butiran darah yang merembes keluar saat pembuluh darah kapilernya pecah satu per satu.Tubuh fisik Nathan memang luar biasa, hasil dari tempaan yang tak terhitung jumlahnya. Namun, di hadapan Arlot, dia menyadari sebuah kebenaran yang brutal di dunia bela diri, ada jurang yang tidak bisa dijembatani hanya dengan kemauan.Arlot setidaknya berada di tahap Villain tingkat puncak, sementara Nathan baru saja menjejakkan kakinya di ambang pintu taha

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1308

    Di medan pertempuran, Nathan menatap kehancuran di sekelilingnya. Gerbang sekte telah menjadi sejarah, bangunannya bergetar hebat. Dia tidak bisa melanjutkan pertarungan di sini. Ini adalah rumah Sheerena, hasil kerja kerasnya.Tanpa ragu, Nathan melesat ke udara, berubah menjadi seberkas cahaya keemasan yang terbang menuju pegunungan di belakang kompleks sekte."Kau mencoba kabur?" dengus Arlot dengan nada menghina.Dia sama sekali tidak mengira ini adalah tindakan taktis. Baginya, ini adalah tanda kepengecutan. Dengan satu hentakan, tubuhnya melesat mengejar, berubah menjadi bayangan hitam yang memburu cahaya keemasan itu.Di sebuah lembah terpencil di antara puncak-puncak gunung, Nathan mendarat. Namun, sebelum kakinya sempat menapak dengan kokoh, bayangan Arlot muncul secara tiba-tiba di hadapannya, memotong jalur pelariannya.Aura dingin yang menusuk tulang memancar dari tubuh Arlot, aura yang bahkan membuat Nathan, dengan segala kekuatannya, merasakan sedikit getaran waspada.Ta

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status