Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!

Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi!

By:  Pipi_Kiri  Updated just now
Language: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
10
1 rating
152Chapters
894views
Read
Add to library

Share:  

Report
Overview
Catalog
Leave your review on App

Samuel Lino Galaxi, pergi dari rumah karena bosan dengan semua tekanan dari kedua orangtuanya tentang penerus perusahaan. Dia bersembunyi menjadi orang biasa, memakai nama panggilan kecilnya yaitu Sam. Sam pun bekerja sebagai Cleaning Service di Hotel kecil di kota pelariannya. Sam terus dihina dan dipermalukan oleh pacar dan selingkuhannya di depan banyak orang karena status sosialnya yang rendah. Hari itu Papanya muncul membujuknya pulang ke rumah, disaat itu juga Sam bangkit dan memutuskan untuk membalas perlakuan semua orang yang menghinanya. Sam pun menjadi Pewaris terkuat dari kerajaan bisnis Galaxi group yang ditakuti oleh semua orang.

View More
Tuan Pewaris, Mohon Pimpin Kami Lagi! Novels Online Free PDF Download

Latest chapter

Interesting books of the same period

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Comments
user avatar
Pipi_Kiri
Holaaa, welcome dibuku malebook kedua ini... Semoga suka dengan perjalanan Babang tampan Sam ...
2024-02-24 00:30:41
0
152 Chapters
Bab 1 : Dihina dan Dikhianati
Pria 27 tahun itu memasukkan dompet usang ke dalam saku celana dan mengambil tas selempang satu-satunya yang dia punya dari atas kasur busa yang tipis dan kumal.Sam, nama panggilan pemuda itu.Dia mengunci pintu kos yang berdinding triplek dengan gembok kecil dan berjalan kaki sampai simpang dan lurus ke jalan raya sejauh 2 kilometer menuju hotel tempatnya bekerja karena dia tinggal di tempat yang terpencil dan kumuh.Perutnya terasa lapar, Sam membuka dompet usang miliknya."Cuma bisa beli roti!" Sam mengambil uang terakhir yang tersisa dengan wajah lesu.Kemudian dia mampir untuk membeli makanan di warung yang ada di pinggir jalan."Bu, beli rotinya 1 ya!" Sam pun mengambil satu bungkus roti isi dengan harga lima ribu.Tiba-tiba saja segerombolan anak-anak menabraknya dari belakang membuat rotinya terjatuh."Hei! kalau jalan lihat-lihat!" ucap Sam meneriaki anak-anak itu.Sam menghela napas panjang melihat rotinya yang sudah kotor. Sam tidak punya uang lagi, tapi dia juga tidak in
Read more
Bab 2 : Pewaris Galaxi Group
Adam Sanjaya Galaxi memandang lekat putranya yang terlihat kurus dan tidak terawat. Pria 48 tahun itu memindai putranya dari atas sampai bawah. Sangat berbeda saat terakhir kali Sam pergi meninggalkan rumah mereka."Pulanglah, Samuel Lino!" ucapnya dengan memanggil nama lengkap Sam.Sam hanya menggeleng."Maaf, Pa. Aku tidak ingin pulang," jawab Sam tegas.Samuel Lino Galaxi, itu adalah nama lengkapnya. Sam adalah panggilan kecil dari Mamanya. Sam merasa terbebani saat menyandang nama keluarga besarnya.Tapi hari ini Papanya berhasil menemukan keberadaannya. Itu pasti karena kekuatan uang Papanya atau permintaan Mamanya."Kamu harus mendengarkan papa, Sam. Perusahaan besar itu tidak mungkin papa sanggup mengurusnya sendirian." rayu papanya lagi."Bukankah sudah ada Om Hendra, suami dari Tante Angelina?" tanya Sam dengan wajah cuek."Mereka bukan pewaris utama, lagipula anaknya Angelina seorang perempuan yang masih sekolah, mereka tidak bisa mengambil alih perusahaan Kakekmu. Kita harus
Read more
Bab 3 : Membungkam Si Sombong
Sam kembali mendaratkan pukulan di wajah Reno. Meskipun Reno berusaha untuk melawan tapi Sam berhasil menekan tubuhnya hingga tak bisa bergerak dan itu membuat Sam dengan leluasa menghajarnya berulang kali."Hentikan, Sam! Aku bilang berhenti!" pekik Dinda histeris melihat darah di sudut bibir Reno dan wajahnya yang sudah membiru.Sam yang sudah puas menyalurkan kekesalan dan emosinya, menghentikan aksinya dan melepaskan kerah baju Reno yang dipegangnya.Dia juga melihat sekeliling banyak orang yang memperhatikan mereka. Sam tidak ingin mencari masalah lebih jauh, jadi dia akan menahan dirinya untuk membalas Reno dan mengakhiri semuanya sekarang. Sementara orang-orang di sana hanya bisa menonton mereka tanpa berani melerai, tidak ingin ikut campur."Sekolahkan dulu mulutmu sebelum kau bicara!" tunjuk Sam ke arah Reno dengan ekspresi yang tak terbaca.Dinda membantu Reno berdiri dengan susah payah."Dasar pria miskin pembuat onar! Pergi dari sini tukang pel!" maki Dinda kesal.Mulutnya
Read more
Bab 4 : Bertemu Gadis Cantik
"Maaf, tapi yang membeli mobil ini adalah Bapak Sam," jawab petugas itu tersenyum sopan.Sam langsung membubuhkan tanda tangannya dan petugas itu pamit permisi.Reno sangat malu karena sudah berbohong pada Dinda. Bukan itu saja tapi dia juga penasaran bagaimana bisa pria pengangguran seperti Sam bisa membeli mobil mewah dalam waktu singkat."Apa kau ingin mencoba mobil baru itu, Pak?" tanya Sam dengan tersenyum manis."Sayang, ayo kita pergi dari sini!" Reno sudah tidak sanggup berlama-lama di sana."Tapi sayang, dia harus kita laporkan ke-"Ucapan Dinda langsung dipotong oleh Reno."Sudah, biarkan saja dia! Aku mau istirahat!" jawabnya beralasan.Wajah Reno memerah karena menahan malu dan marah.Sam tersenyum penuh kemenangan karena berhasil membuat Reno tak berkutik sekaligus membuktikan ucapannya bahwa dia bisa membeli melebihi apa yang pria sombong itu punya.Sore hari…Reno baru saja memarkirkan mobilnya dan ingin masuk ke dalam apartemennya lalu dia mendengar bunyi klakson mobil
Read more
Bab 5 : Membuatmu Malu Lagi
Sam langsung mematikan telponnya. Dia pun kembali ke apartemennya menaiki taksi.Sesampainya di apartemen Sam melihat seseorang yang sudah menunggunya. Dia pun menghampiri orang tersebut."Apakah kau mau mampir?" tanya Sam ramah.Tapi orang itu hanya tersenyum mengejek dan berjalan menghampirinya."Aku akan mengungkap semua rahasiamu malam ini!" ucapnya dengan senyuman miring di sudut bibirnya.Ternyata orang itu adalah Reno. Dia sudah menunggu Sam dari tadi untuk membuktikan apakah benar bahwa dia tinggal di apartemen itu dan mempunyai uang untuk membelinya.Sam pun menghembuskan napasnya dengan kasar lalu dia melipat tangannya di dada dengan menatap tajam kearah Reno."Apa maksudmu datang kemari?" tanya Sam dengan nada dingin.Reno pun mendekatkan wajahnya di depan pemuda itu. Mereka saling menatap dengan sengit."Dinda bilang padaku, dia sangat yakin bahwa kau hanya bekerja sebagai supir karena dia melihatmu bersama seorang wanita datang untuk melamar pekerjaan di restoran milikku.
Read more
Bab 6 : Memberi Pekerjaan Pada Gadisku
Besok paginya Sam bertemu dengan Pak Yudi, di cafe biasa yang letaknya tak jauh dari hotel Royal Venus."Ini berkas, Tuan muda." Yudi menyerahkan map itu pada Sam"Terimakasih, Pak!" Sam pun mulai membukanya dan memeriksa dengan teliti."Apa yang akan Tuan muda lakukan dengan itu?" tanya Yudi penasaran."Aku ingin Pak Yudi membawa lamaran ini ke hotel Royal Venus!" pinta Sam."Baik, Tuan muda. Oh ya, kenapa tidak langsung memimpin perusahaan, seperti yang Tuan besar mau?" ucap Yudi dengan wajah serius sambil membetulkan letak kacamata di pangkal hidungnya."Tidak, Pak. Belum saatnya karena aku masih ingin menjalani kehidupan seperti yang aku mau," Jelas Sam."Bagaimana kalau Tuan muda bekerja di sana saja, sehingga bisa dengan mudah memahami bisnis milik Tuan besar," Yudi pun memberikan saran."Hmm, menarik. Baiklah kalau begitu, bawakan juga berkas milikku ini!" Sam memberikan map berisi surat lamaran kerja beserta data miliknya."Baiklah, Tuan. Sebenarnya Tuan besar juga berpesan,
Read more
Bab 7 : Bertemu Teman dan Musuh Baru
Sarah terkejut melihat orang itu di depan pintu kosnya, padahal hari sudah larut malam."Selamat malam, Bu!" sapanya dengan ramah."Malam! Mana uangnya? Ini hari terakhir saya kasi kami waktu!" ucap wanita paruh baya itu cepat.Bu Wati pemilik tempat kost Sarah datang untuk menagih uang sewa karena sudah 2 bulan Sarah menunggak."Maaf, Bu. Saya minta tambahan waktu. Besok saya mulai bekerja, nanti kalau sudah dapat gaji saya akan bayar semuanya!" pinta Sarah engan wajah sendunya."Halah! Jangan banyak alasan! Bayar sekarang atau kamu pergi!" hardiknya kasar."Ada apa ini?!" "Sam? Kenapa kamu kembali?" tanya Sarah heran."Aku ingin mengembalikan ponselmu yang terjatuh saat di taksi tadi," jelas Sam sambil menyodorkan ponsel Sarah."Terimakasih! Maaf merepotkan kamu terus!" ujar Sarah tidak enak karena saat ini Bu Wati masih ada di sana."Sini ponselmu! Anggap sebagai jaminan!"Wanita itu merebut ponsel itu dari tangan Sarah."Jangan, Bu! Kembalikan, saya butuh ponsel saya!" ucap Sarah
Read more
Bab 8 : Nih, Aku Yang Bayar!
Mereka berhenti tepat di depan Cafe La Vista. Tempat yang sangat mahal bagi karyawan biasa seperti mereka.Wira yang gugup berusaha tetap tenang di depan semua orang."Kenapa kita kemari? Kenapa tidak ke belakang hotel?" tanya Wira dengan tidak sabar."Tadinya Arya ingin mengajakku ke sini, jadi sekalian saja kita semua kemari. Iya kan?" Sam menyenggol lengan Arya."Iya, iya benar, Ra! Kapan lagi kita makan di sini, kamu 'kan banyak uang!" sahut Arya mendukung ide Sam."O-ok! Ayo masuk!" tutur Wira tetap dengan gaya angkuhnya.Mereka pun masuk ke dalam dengan bersemangat dan menyanjung Wira yang baik hati kali ini. Wira hanya bisa tersenyum dalam keadaan terdesak karena saat ini jantungnya berdegup kencang mengingat harga makanan di sini tidak bersahabat dengannya.'Gara-gara Sam! Aku terpaksa ikut kemari! Aku akan meminta bantuan pada kakakku kalau uangnya tidak cukup!' batin Wira.Sam dan yang lainnya pun duduk di meja yang cukup besar, cukup untuk mereka berlima. Lalu pramusaji pun
Read more
Bab 9 : Menolak Mobil Mewah?
"Kembalikan! Itu milikku!" hardik Sam kesal."Aku tidak yakin ini kartu milikmu?" ucap Dinda sambil memperhatikan kartu itu dengan membolak baliknya.Sam hanya menghembuskan napasnya dengan kasar. Rasanya kepalanya sudah cukup pusing berurusan dengan Wira. Sekarang malah bertambah satu lagi."Ucapanku benar! Kau pasti sudah mencuri dompet seseorang tapi kenapa Reno tidak percaya sih!" keluhnya."Aku mencuri? Ayo kita buktikan saja!" seringai Sam.Sam pun merebut kartu miliknya dari tangan mak lampir itu dan memberikan pada kasir."Tunggu! Sebaiknya diperiksa dulu kartu itu milik siapa! Asli atau tidak?!" titah Dinda dengan mata melotot pada kasir."Baik, Mbak. Tunggu sebentar!"Kasir itu pun mulai melakukan transaksi dan saat Sam memasukkan nomor pin, ternyata transaksi berhasil."Kenapa lama sekali? Apa terjadi sesuatu?" tanya Arya yang tiba-tiba muncul.Mereka semua penasaran kenapa Wira lama sekali membayarnya, bahkan Sam juga di sini. Jadi Arya datang menyusul untuk melihat apa ya
Read more
Bab 10 : Rencana Pria Licik!
Setelah parkir tidak jauh dari mobil Sam, orang itu mengikuti sampai pintu masuk apartemen.Orang itu adalah Dinda. Dinda yang melihat Sam sudah masuk ke dalam, mengikutinya setelah itu bersembunyi di balik pilar besar di dekat dinding. Setelah memastikan situasinya aman, dia pun dengan cepat berjalan karena Sam sudah masuk ke dalam lift.Setelah sampai ternyata dia tidak melihat Sam lagi saat keluar dari lift. Dia ingin memastikan sendiri bahwa Sam memang tinggal di sana. Gadis berambut pirang itu kembali masuk ke dalam lift untuk turun.Setelah sampai di parkiran, dia pun langsung masuk ke dalam mobil sambil membanting pintunya dengan kasar."Tidak mungkin! Darimana dia punya uang sebanyak itu? Bukankah selama ini untuk makan saja dia susah?!" gerutunya kesal.Dinda pun memutuskan untuk pulang karena Reno sudah terlalu lama menunggunya.Mobil ini adalah milik Reno, tadi sore Dinda merengek untuk memakainya dengan alasan untuk mencari tau tentang Sam."Kenapa baru sekarang dia jadi k
Read more
DMCA.com Protection Status