Share

Bab 175

Penulis: Imgnmln
last update Terakhir Diperbarui: 2024-05-15 22:14:24

“Makan bersama dengan mantan narapidana, benar-benar membawa sial!”

Beberapa teman kuliahnya berbisik-bisik, namun terdengar oleh semua orang.

Tentu saja Nathan juga mendengarnya, dia tidak marah dan menatap temannya itu dengan tatapan dingin, sedangkan teman-teman lainnya menatap Nathan dengan tatapan menghina.

Ronald seketika menjadi canggung, dan menarik Nathan lalu berkata padanya. “Kak Nathan, kamu baru bebas, apakah sudah mendapatkan pekerjaan?”

“Belum!” Nathan menggelengkan kepalanya.

“Bagaimana kalau kamu ikut denganku? Sekarang aku memiliki tim kontraktor kecil di bawah komandoku, dan aku adalah ketuanya, meskipun pekerjaannya berat tapi paling tidak kamu bisa menghasilkan uang 200 ribu sehari!”

Tujuan Ronald menghadiri acara reuni kali ini juga agar dia bisa mendapatkan sedikit proyek dari teman-temannya ini.

“Ronald, mana mungkin seorang ketos yang terhormat mau bekerja kasar seperti itu? Lagipula, kamu menyebut beberapa bawahanmu itu sebagai tim kontraktor? Dan kamu menyeb
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 176

    “Tunggu!” Nathan hanya menjawab dengan satu kata lalu menutup panggilannya. “Kak Nathan, siapa yang menelponmu, apa kamu punya urusan yang harus diselesaikan, kalau begitu kamu duluan saja!” Ronald sedang mencari jalan keluar untuk Nathan, Nathan sudah menyinggung Leo kalau dia terus berada disini, masalah akan menjadi semakin runyam. “Tidak apa-apa, Ryzen yang menelpon!” Nathan lalu menyimpan kembali ponselnya. “Ryzen?” Ronald tercengang, dan merasa nama ini sangat familiar, namun dia tidak bisa mengingatnya, namun sekejap kemudian Ronald teringat dan bertanya. “Maksudmu, Ryzen, pemilik dari Kafe Oasis ini?” “Entahlah!” Nathan mengangguk. Nathan tidak terlalu yakin karena dia memang tidak tahu bisnis apa saja yang Ryzen miliki, dia hanya tahu kalau Ryzen mengurus Nocturnal. Hanya saja, setelah dipikirkan, kalau tidak memiliki beberapa bisnis, Klan sebesar itu juga tidak akan berkembang. Jadi, tidak heran kalau Ryzen memiliki sebuah restoran atas namanya. “Hahaha ....” “Hahahah

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-16
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 177

    Sherly menatap Leo lalu berteriak dengan dingin. “Diam kamu, apa kamu pantas berkata seperti itu kepada Nathan?” Leo seketika tercengang, dan tidak mengerti apa yang sedang terjadi. Setelah memaki Leo, Sherly hanya tersenyum pahit dan berkata dengan lembut pada Nathan. “Kalau begitu, aku akan duduk agak jauh, aku duduk di seberangmu, yang penting aku bisa melihatmu!” Sherly lalu bergerak menuju kursi diseberang Nathan, wajahnya tersenyum dan kelihatannya cukup bahagia. “Sherly, kamu tidak apa-apa?” Sindy menatap Sherly dengan bingung lalu berbisik padanya. “Kamu juga diam!” Sherly takut Sindy akan merusak situasi dan langsung memelototinya. Segera, makanan mulai dihidangkan dan mereka mulai makan dan minum, dan mereka semua mulai memperhatikan Sherly, menuangkan alkohol dan mengambilkan makanan untuknya, tapi tidak ada orang yang memperhatikan Nathan dan Ronald. Hanya Sherly yang terus menyuruh Nathan untuk makan, dan memintanya untuk tidak minum terlalu banyak, dari raut wajahny

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-16
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 178

    “Telepon Rendy dan suruh dia kemari!” Nathan bahkan tidak melihat Sherly, seolah sedang berbicara dengan udara. Semua orang tercengang, dan melihat kearah Nathan, bahkan Leo juga tersenyum sinis dan berniat menghina Nathan. Tapi belum sempat dia membuka mulut, dia melihat Sherly mengeluarkan ponselnya dengan berat dan membuat panggilan. Seketika, panggilan itu tersambung dan Sherly berjalan ke pojok ruangan. “Wanita jalang, aku sudah bilang padamu kan, jangan menelponku, atau aku akan mematahkan kedua lenganmu itu!” Rendy yang ada dibalik telepon berteriak kesal. Sejak pulang hari itu, Rendy selalu merasa khawatir setiap hari, dia takut Nathan akan bertindak padanya, ayahnya sendiri jauh lebih khawatir lagi, dia selalu mencari cara untuk membenahi hubungan Keluarga Orton dengan Nathan. Memang lima tahun itu belum terlambat bagi seorang pria untuk membalas dendam, tapi mereka juga harus bisa bertahan selama itu. Kalau Nathan bertindak pada Keluarga Orton sekarang, maka habislah

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-17
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 179

    "Tuan Rendy?!" Leo yang melihat Rendy segera menyambutnya dengan senyuman. “Tuan Rendy, akhirnya kamu datang, ayo duduk!” Leo berkata dengan wajah menyanjung, dia juga mempersilahkan Rendy untuk duduk dan teman-teman lain juga bangkit berdiri dan menyapa dengan senyuman diwajah. Namun, Rendy tidak memperdulikan mereka, dia bahkan tidak melirik Sherly dan langsung menyapu seisi ruangan. Dan saat melihat Nathan, tubuhnya bergetar dan segera menghampiri Nathan. “Tuan Nathan, aku dengar kamu mencariku, jadi aku segera kemari!” Rendy berjalan ke arah Nathan dan berkata dengan wajah penuh hormat. BAAM! Seketika, semua orang kecuali Sherly langsung membelalakkan mata, mulut mereka terbuka lebar. 'Tuan Muda dari Keluarga Orton malah berkata dengan segan terhadap Nathan, apa yang terjadi?' 'Bukankah mereka seharusnya musuh berbuyutan?' Setelah melihat seisi ruangan yang tercengang, Nathan tersenyum sinis dan berkata pada Rendy. “aku dengar Keluarga Orton memiliki hubungan bisnis dengan

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-17
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 180

    "Surat penyerahan proyek?""Ya, Tuan!"Nathan mengambil surat perjanjian itu, dan Rendy yang melihatnya merasa sangat senang dalam hatinya. Asalkan Nathan mau menerima kedua perusahaan itu, maka Keluarga Orton akan selamat.“Karena Keluarga Orton juga menunjukkan ketulusannya, maka aku akan membiarkan kalian kali ini!” Nathan mengambil surat perjanjian itu dan langsung menanda-tanganinya.Alasan Nathan menerima dua perusahaan dari Keluarga Orton adalah karena dia kekurangan uang, dua obat yang disiapkan oleh Sarah saja sudah bernilai miliaran. Lalu, vila di Villa Ascalon yang hanya memiliki energi spiritual yang sedikit, lalu Batu kristal Bintang yang sudah mulai kehabisan berbagai macam energi yang ada didalamnya.Kalau Nathan ingin meningkatkan kekuatan kultivasi, hanya ada satu cara, yaitu membeli bahan obat berharga dan menggunakannya untuk meramu pil esensi mana untuk membantu kultivasinya!Agar Nathan bisa pergi menemui Marcel di tempat yang sudah mereka janjikan. Kalau menganda

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-18
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 181

    “Kalau belum pernah, bagaimana kamu bisa tahu dia sehebat itu?” Nathan tertawa. “Kak Nathan, beberapa tahun ini kamu berada di dalam penjara, kamu mungkin tidak tahu apa yang terjadi diluar, Tuan Ryzen dan Nocturnalnya, serta Stanley dan Geng Naga Apinya itu sangat sadis saat bertarung, pernah sekali sampai dua puluh orang lebih yang terbunuh, hal ini menggemparkan seluruh Kota Vale,” Ronald berkata dengan tatapan ketakutan. ​ “Tenang saja, ada aku disini, tidak akan ada masalah!” Nathan tersenyum sambil menepuk pundak Ronald, lalu memberikan dua surat perjanjian itu pada Ronald. “Kamu bantu aku urus dua perusahaan ini, aku sibuk, tidak punya waktu untuk mengurusnya!” Ronald seketika tertegun. “A-apa?! Ini …., aku juga tidak bisa mengurusnya!” “Kalau tidak bisa, belajar saja, siapa yang begitu lahir langsung bisa?” Nathan meletakkan perjanjian itu di tangan Ronald. “Kelak, tegakkan punggungmu, orang lain akan memanggilmu Direktur Ronald!” Ronald memegang dua surat perjanjian itu

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-18
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 182

    “Ah!”Beberapa wanita yang melihat itu berteriak ketakutan.Ronald kaget hingga memucat, dia melihat Nathan yang hampir dihantam dan menggertakkan giginya lalu berdiri dan mengangkat kursi.Bugh! Baam!Namun tidak menunggunya, Nathan yang tetap duduk melayangkan sebuah tinju. Yang terakhir sampai duluan, perut pria itu ditinju dan membuatnya terhempas sebelum akhirnya menabrak meja. Merasakan rasa sakit yang luar biasa membuat pria meringkuk dan raut wajahnya sangat menyedihkan!“Kak, kamu tidak apa-apa?” Leo bergegas memapah kakak sepupunya dan menanyakan keadaannya.“Serang! Serang dan buat dia cacat seumur hidup!” raung pria itu penuh amarah, beberapa satpam yang melihatnya langsung mengeluarkan tongkat dan langsung menyerang.“Kak Nathan, cepat lari, aku akan menahan mereka!” Ronald mengangkat kursi dan langsung maju kedepan.Swoooossshh!Tetapi saat Ronald dan beberapa satpam itu hendak bergerak, tiba-tiba ada sesosok yang lewat secepat kilat. Dan seketika, semua satpam itu terge

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-19
  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 183

    “T-Tuan Ryzen?” Lucas juga tidak bodoh, dia segera menyadari ada yang salah, dan bergegas berjalan menghampiri.“Lucas, sudah berapa lama kamu ikut denganku?” Ryzen tidak menjawab pertanyaannya, dan langsung bertanya padanya.“Tuan Ryzen, m-maaf!” Hati Lucas tersontak, dan menjawab dengan terbata-bata.“Sudah sepuluh tahun, waktu yang tidak singkat, ya!” Ryzen menepuk pundak Lucas dengan tenang.Brak!Seketika, Lucas langsung ketakutan dan langsung berlutut dihadapan Ryzen. Dia sudah mengikuti Ryzen selama sepuluh tahun, dia tahu semakin tenang Ryzen maka semakin kuat juga aura membunuhnya.“Tuan Ryzen, ampuni aku, tolong ampuni aku sekali ini ….” Lucas tidak berhenti bersujud pada Ryzen.Ryzen sama sekali tidak tergerak dan mengeluarkan sebilah belati lalu melemparkannya di lantai. “Iris tanganmu!”Lucas melihat belati di lantai itu dan ragu sejenak, namun setelah itu dia langsung meraihnya dan memotong tangannya sendiri.“Ah!”“T-tidak!”Kembali, terdengar teriakan yang bergema di r

    Terakhir Diperbarui : 2024-05-19

Bab terbaru

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1104

    Paul yang berada di dekatnya hanya bisa menyaksikan dengan ekspresi yang rumit. Dia masih mengingat pertama kali dia bertemu dengan Nathan, saat itu Nathan hanyalah pemuda biasa yang tak berarti. Namun sekarang, Nathan telah berkembang begitu pesat, mencapai kekuatan yang membuat Paul lebih menghormatinya.Sentinel, yang dipenuhi dengan amarah dan rasa kehilangan yang mendalam, menatap Darwin dengan penuh kebencian. "Darwin, aku akan membunuhmu!" teriaknya dengan suara penuh dendam.Tanpa ampun, Sentinel berlari ke arah Darwin dengan kecepatan luar biasa, seperti seekor binatang buas yang tidak mengenal rasa takut. Namun, sebelum dia sempat menyerang, Darwin yang tangguh sudah lebih dulu menggerakkan tangannya. Dengan gerakan yang begitu cepat, Darwin melayangkan tamparan keras ke kepala Sentinel.Crack!Kepala Sentinel langsung meledak, darah berciprat ke segala arah. Tubuhnya terjatuh ke tanah dengan keheningan yang mengerikan. Nathan yang menyaksikan itu, hanya bisa mengepalkan tin

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1103

    Saat Nathan dan Sentinel sedang dalam perjalanan untuk kembali ke Kota Moniyan, kegelapan sudah menyelimuti Keluarga Hufai. Di kediaman mereka, yang seharusnya menjadi tempat aman bagi keluarga besar itu, kini hanya ada darah dan kehancuran.Darwin, pemimpin organisasi Fushi, berdiri dengan senyum dingin di depan mayat-mayat yang tergeletak di sekitar kediaman Keluarga Hufai. Dengan bantuan pasukannya, mereka telah membantai puluhan orang, termasuk para penghuni rumah yang tak berdaya. Beberapa gadis yang tak bersalah juga diperlakukan dengan kejam sebelum akhirnya dibunuh, seakan nyawa mereka tidak berarti apa-apa bagi para kultivator hitam ini.Saat Darwin hendak pergi, beberapa sosok berseragam militer muncul, menahan langkahnya. Paul, dengan tatapan penuh kemarahan, memandang ke arah mayat-mayat yang bergelimpangan di tanah. Wajahnya memucat, seolah darah dalam tubuhnya mengering saat ia melihat kekejaman yang baru saja terjadi."Darwin," suara Paul bergetar, namun penuh kekuatan.

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1102

    Saat itu, di luar pelabuhan, Sentinel berdiri di atas kapal yang mengayuh pelan menuju lautan luas. Matahari mulai terbenam di cakrawala, sementara gelombang laut yang tak terduga seakan menggambarkan kegelisahan dalam jiwanya. Mencari Nathan tidak hanya soal menemukan dia. Lebih dari itu, dia harus memastikan bahwa Keluarga Hufai tetap selamat.Tiba-tiba, ombak besar datang menghantam kapal, menggoyangkan tubuh Sentinel. Keheningan tiba-tiba pecah, hanya untuk digantikan oleh suara retakan kayu yang mengerikan. Di depan, di bawah langit yang gelap, muncul sosok yang tak bisa dia duga.Seseorang yang lebih dari sekadar ancaman, Nathan.Di atas kapal yang terombang-ambing itu, keringat dingin membasahi dahi Sentinel. Nathan, yang seharusnya hilang, berdiri di sana, tatapan matanya seperti api yang menyala, penuh dengan rahasia yang belum terungkap. Sebuah pertemuan yang tak terduga baginya.***Saat ini, kota Moniyan sedang berada dalam masa-masa penuh ketegangan, setiap sudutnya seaka

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1101

    Dan saat dia berlayar menuju laut, jauh dari kota yang penuh dengan persekongkolan ini, di dalam sebuah kamar hotel, sebuah pesan telah sampai ke telinga Darwin."Ketua," seorang murid dari organisasi Fushi bergegas mendekat, wajahnya tegang dan cepat berbicara. "Sentinel telah menaiki kapal dan berlayar. Sepertinya dia pergi mencari Nathan."Darwin menatapnya sejenak, pikirannya berputar. Matanya menyipit, menimbang perkataan muridnya dengan hati-hati. "Ya," jawabnya dengan suara rendah namun penuh ketegasan. "Tidak disangka Nathan cukup cerdas, tahu cara bersembunyi di laut. Itulah sebabnya kita tak dapat menemukannya selama ini."Ada kilatan sinis di mata Darwin. Dia melangkah ke jendela, menatap keluar ke kota yang sibuk, namun pikirannya melayang jauh, menuju jauh lebih dalam, ke dalam kekuatan yang lebih gelap dan lebih kuat dari sebelumnya."Sekarang, mari kita pastikan saja. Kalau dia ingin bersembunyi di laut, kita akan membuatnya terperangkap di sana."Darwin kemudian membuk

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1100

    Waktu berlalu. Hari-hari damai di Pulau Berlian bagaikan embun pagi, tenang, namun sementara.Dalam setengah bulan, dunia bela diri di benua utama mulai melupakan nama Nathan. Forum-forum kultivasi mulai sunyi, hanya meninggalkan bisik-bisik samar tentang pembunuh siluman laut yang hilang tanpa jejak.Namun, kekuatan Nathan justru melonjak.Tingkatan dari penguasa Ingras tingkat akhir kini telah menjadi miliknya—Tahap Langit dalam Kultivator. Aura tubuhnya telah berubah. Dia tidak lagi hanya manusia dengan pedang dan amarah, dia telah menjadi noda cahaya di tengah kehampaan. Langkahnya tak terdengar, tapi setiap gerakannya mengguncang medan spiritual sekitarnya.Jika diberi waktu, Nathan yakin, dia akan mencapai tahap Villain atau setara dengan Tahap Surga. Dan dengan itu... memasuki Jiwaraga, tingkat suci yang menjanjikan keabadian.Tapi saat langit terlalu tenang, badai akan datang. Hari itu, matahari menggantung rendah di langit. Sentinel sedang duduk di halaman, mengenakan pakaian

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1099

    Wajah Hones memucat, dia menggertakkan gigi, lalu menekan telapak tangannya ke kepala siluman. Mata monster itu membara, ekor panjangnya mencuat dari air, lalu menyapu ke arah Nathan.BANG!Serangan dahsyat itu menghantam Nathan, melemparkannya sejauh puluhan meter ke belakang. Tubuhnya melayang di atas air, lalu menghentak permukaan laut. Ombak menggulung, dan sejenak tiba-tiba terdiam.Tapi ketika kabut mengendap, Nathan sudah berdiri kembali. Tubuhnya tak bergeming. Darah mengalir di bibirnya, namun matanya tetap dingin dan penuh murka. Dia tahu makhluk ini bukan siluman biasa. Itu hewan spiritual kelas atas, kekuatannya setara dengan sosok penguasa ingras tingkat akhir. Namun, kelemahan monster seperti ini jelas, mereka tak punya pikiran, hanya kekuatan dan tanpa strategi.Di seberang, Hones mulai tertawa getir. “Kau hebat di darat, Nathan! Tapi ini bukan medanmu! Di laut, kekuatanmu berkurang! Dan siluman ini, dia adalah dewa laut. Kalau kau menyerah sekarang, aku akan—”“Kau aka

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1098

    Mereka tiba di sebuah tempat sunyi, di mana bau tanah tercampur dengan aroma kematian. Tanah di situ pernah menjadi kuburan rahasia, berisi mayat dan tengkorak dari korban kekejaman mereka.Dengan tenang, Nathan mengangkat tangannya. Dua bajak laut seketika tersedot ke arahnya seperti diseret oleh kekuatan tak kasat mata. “Gali di sini,” katanya singkat.Kedua bajak laut itu saling berpandangan dengan bingung, lalu melirik ke arah Hones, menanti perintah. Namun keraguan mereka justru menjadi hukuman.PLAK!CRAACK!Dengan satu kibasan ringan dari Nathan, kepala mereka meledak, darah menyembur ke tanah seperti bunga merah berduri. Suasana seketika sunyi mencekam.“Kalian berdua! Giliran kalian, atau ….”Tanpa sepatah kata, dua bajak laut lainnya segera menggali dengan tubuh gemetar. Tak butuh waktu lama, mayat-mayat mulai bermunculan. Ada tulang belulang yang terkubur setengah, bahkan beberapa tengkorak kecil milik anak-anak. Udara mendadak membeku, seolah kematian menari di sekitar mer

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1097

    "Berhenti di situ," kata Nathan tenang, mengangkat satu tangan. "Kalau kamu tidak bisa membuat orang mati karena takut, kamu bisa saja membuat mereka mati karena bau."Suasana hening sesaat dan Hones membeku. Seumur hidupnya, belum pernah ada orang yang berani berbicara padanya seperti itu. Terlebih lagi soal bau tubuhnya."Dasar bajingan! Kau ingin mati rupanya!" Vriss meraung, melangkah cepat dengan niat menghajar Nathan.Namun baru setengah langkah mendekat, tubuh Vriss tersentak. Aura luar biasa yang memancar dari Nathan menabraknya seperti gelombang tak kasatmata. Tanpa sempat bereaksi, tubuhnya terangkat dari tanah dan menghantam dinding batu. Darah menyembur dari mulutnya, meninggalkan cipratan merah di permukaan batu yang retak.Semua terdiam. Wajah Hones memucat. Vriss bukan sembarangan, kekuatannya hampir setara dengan Hones, seorang puncak. Tapi kini, bahkan menyentuh lawannya pun tidak sempat.Nathan berdiri tak bergeming. Cahaya keemasan mulai merayap dari kulitnya, meman

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1096

    Kapal pesiar itu mulai berlayar ke arah yang tidak jelas, menuju sebuah pulau kecil yang terlihat dari kejauhan. Pulau itu tampak terisolasi, dengan bebatuan gundul yang tersebar, seakan tak ada kehidupan di sana. Namun saat mereka mendekat, bau darah yang menyengat mulai tercium, mengingatkan Nathan pada sesuatu yang sangat buruk.Di atas perahu motor cepat yang membawa mereka ke pulau itu, Nathan merasa ada sesuatu yang salah. Dengan tatapan gelap, dia melihat sekitar, kerangka tulang yang tersebar di tanah, dan yang paling mencurigakan, banyak tengkorak manusia yang tergeletak di sana, tengkorak yang hilang bagian kepalanya. Bau busuk yang menusuk membuat perutnya mual.Langit mendung menggantung di atas Pulau Berlian, pulau yang namanya indah namun menyimpan kengerian yang tak terperi.Nathan berdiri terpaku di depan tumpukan tengkorak yang menggunung. Kaki para awak kapal gemetar hebat, tubuh mereka nyaris roboh, dan hanya bisa disangga oleh rekan-rekannya yang juga gemetaran. Pe

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status