Setelah makan, demi menjamin Nathan tidak kabur saat tengah malam, Raj menyuruh Beverly untuk ikut bersama Nathan dan Sarah pulang ke rumah, Beverly dan Sarah adalah teman kuliah. Oleh karena itu tinggal bersama juga tidak akan merepotkan, lagipula ini hanya untuk satu malam.Setelah pulang ke Villa Ascalon, suasana hati Sarah masih jelek, sedangkan Beverly yang memiliki identitas sebagai seorang polwan juga tidak tahu bagaimana caranya menghibur Sarah, dua orang itu tidak berbicara sama sekali dan suasana terasa tertekan. Nathan membuatkan dua gelas teh dan mengantarkannya pada Sarah dan Beverly, seolah-olah tidak ada yang terjadi.“Ada apa dengan kalian? Kenapa terlihat tidak bahagia, ini juga bukan perpisahan seumur hidup, bisa saja aku hanya pergi ke Kota Boulmer selama beberapa hari lalu pulang!” Melihat Sarah yang muram, Nathan berkata sambil tersenyum.“Nathan, apakah kamu tidak bisa mendengarkanku kali ini saja, jangan pergi ke Kota Boulmer! Kalau memang tidak bisa di atasi, k
Keesokan paginya, Nathan dan Beverly berangkat menuju kota Boulmer. Setelah berkumpul dengan Raj, dan untuk mencegah Keluarga Zatulini menyerang di tengah jalan, Raj meminta Beverly dan Nathan untuk menyamar sebelum berangkat ke Kota Boulmer.“Nona Eve, ini sudah siang, karena sudah sampai di wilayahmu, sebagai tuan rumah, seharusnya kamu melakukan yang terbaik dan mentraktirku makan!” Nathan yang duduk di kursi penumpang berkata pada Beverly sambil tersenyum.“Kamu ini, sudah berada di ujung kematian, masih saja memikirkan makan!” Beverly berkata dengan tak berdaya.“Walaupun harus mati, aku harus menjadi hantu yang kenyang. Dalam hidup ini, semua orang pasti akan mati, itu hanya masalah waktu, untuk apa terlalu mengkhawatirkannya?” Nathan yang bercanda membuat Beverly yang tegang merasa sedikit lebih santai.“Karena kamu pernah menyelamatkan nyawa kakekku, maka aku akan mentraktirmu makan. Hanya saja, kita tidak boleh pergi ke tempat makan besar, hanya bisa makan di pinggir jalan, a
“Nathan, hati-hati! Dia menggunakan Kekuatan Jujutsu!” Beverly menyadari kalau Fiel menggunakan jurus Kekuatan Jujutsu, dia kaget dan segera memperingatkan Nathan.Fiel tertawa terbahak-bahak. “Bocah, hari ini aku akan memberimu kesempatan untuk merasakan kehebatan Kekuatan Jujutsu, agar wawasanmu bertambah, dan berhentilah berpikir untuk melawanku!”“Benarkah? Aku malah ingin mencobanya!” Setelah selesai berkata, Nathan langsung melayangkan tinjunya ke arah dada Fiel.Fiel tidak mengelak, matanya yang menatap Nathan terlihat penuh penghinaan.Bugh! Baam!Suara benturan yang sangat keras dapat terdengar, Fiel tidak bergerak sedikit pun, tetapi Nathan samar-samar merasakan lengannya mati rasa.“Hahaha …. Hahaha!” Fiel tertawa terbahak-bahak seperti orang gila, tatapannya memprovokasi.Nathan yang melihat itu juga mengangkat sudut bibirnya. “Cukup menarik, kalau begitu, aku akan mencoba satu pukulan lagi!”Setelah berkata, energi spiritual dalam tubuh Nathan mulai berputar dengan kuat l
“Klan Kaiju, nama mereka melonjak akhir-akhir ini, kekuatan mereka sangat kuat, terutama Master mereka, Nicole. Rumornya, dia sudah hampir mencapai tingkat Ingras, meskipun Nicole ini seorang wanita tapi dia sangat sadis dan kejam. Dia bisa mengembangkan Klan Kaiju dengan waktu yang singkat, dan mendapatkan posisi dalam keanggotaan aliansi, tapi Nicole tidak pernah melakukan hal yang ditentang langit!” Beverly berkata dan tatapan matanya terlihat penuh kekaguman, sepertinya dia sangat mengagumi Nicole.“Kalau begitu, Nicole adalah pahlawan bagi para wanita!” Nathan tersenyum, namun, Nathan juga mengagumi wanita perkasa seperti ini dari lubuk hatinya.“Tentu saja, di kota Boulmer banyak yang menyebut Nicole sebagai ratu, banyak Tuan Muda dari keluarga konglomerat yang menganiaya orang. Tapi, kalau bertemu dengan Nicole mereka mau tidak mau harus patuh, siapa pun tidak berani memprovokasinya. Bahkan, Santos dari keluarga Juventus sudah berkali-kali diberi pelajaran oleh Nicole, dan oleh
Pada saat ini, diluar Vila Keluarga Zatulini, terlihat seorang lelaki tua bagaikan dewa yang sedang berdiri dengan tenang, auranya begitu mendominasi. “Tuan Georgy, maafkan aku, bawahanku berani membiarkanmu menunggu diluar, dia benar-benar pantas mati! Aku akan menghukum mereka seberat mungkin,” William melihat Georgy dan langsung menyambutnya dengan penuh hormat. “Tuan William, jangan terlalu segan, bawahan Anda tidak salah, kenapa harus dihukum?” Georgy tersenyum dan dia berkata dengan sedikit tidak percaya. “Baik, aku akan menuruti perkataanmu, Tuan Geo, silahkan masuk!” William membuat isyarat mempersilahkan dan mengundang Georgy ke dalam. Georgy masuk ke ruang tamu dan William sendiri yang menuangkan teh dan memberikannya kepada Georgy dengan penuh hormat. Georgy mengangguk dan merasa sangat puas dengan sikap William. “Tuan Geo, apakah sebelum Anda kemari, Pemimpin dari Klan Matrix sudah menyampaikan pesan kepadamu?” William bertanya dengan ragu. “Hahaha …. masalah Tuan Wi
"A-apa?! Uang lagi?“ Beverly mendengus kesal. "Aku juga tidak punya, sudah berapa banyak uangku yang kamu pinjam?” timpalnya sembari menggelengkan kepalanya. Ckrek! “Kak, kalau kamu tidak mau meminjamkan uang kepadaku, maka aku akan memberitahu keluarga kita tentang pacarmu!” Flint berkata dan mengeluarkan ponselnya untuk memotret Nathan, lalu berkata dengan bangga. “Aku akan meminta keluarga kita untuk memberimu sedikit nasehat, dan menilai pacarmu!” “Hapus foto itu! Aku sudah bilang, dia bukan pacarku, dia hanya temanku!” Beverly hendak merebut ponsel Flint, tapi Flint tidak mau memberikannya, kedua kakak beradik itu kejar-kejaran di dalam rumah. "Flint!" Nathan menonton dari samping, rasa iri terlihat jelas pada wajahnya, terkadang dia juga berpikir betapa bagusnya kalau dia punya sepasang adik, dia pasti akan sangat memanjakan mereka. “Sudahlah, kamu hapus fotonya dan aku akan memberikan uangnya padamu, katakan berapa yang kamu butuhkan kali ini?” Beverly berkata pada Flint d
“Kamu berpikir terlalu jauh, dihatiku hanya ada Sarah seorang. Jadi, aku tidak akan berbuat macam-macam padamu,” Nathan berbalik dan kemudian tidur di atas sofa. Beverly terbelalak tanpa bisa berkata-kata, lalu dia masuk ke kamarnya untuk berganti baju. *** Di malam hari, Beverly memasak dan makan bersama dengan Nathan Dan pada saat itu, Flint datang. “Kenapa lagi kamu kemari?” Beverly melihat Flint dan mengernyitkan keningnya. “Ah …. Wangi sekali!” Flint melihat lauk yang ada di meja dan tidak segan-segan, dia langsung mengambil mangkuk dan sumpit lalu mulai makan, sambil makan dia berkata. “Kamu masih mengatakan hanya teman, kalau hanya teman apa kamu akan membuatkan dia makanan? Kalau teman biasa mana mungkin dia tidur disini malam ini?” “Tutup mulut busukmu itu, aku dan Nathan memang hanya teman biasa!” Beverly memelototi Flint. Setelah makan Flint menggertakkan giginya dan berkata pada Nathan. “Kakak ipar, malam ini aku akan membawamu bersenang-senang, lalu memperkena
“Cih! Hanya membayar dua puluh juta per jam, kamu kira aku peduli padamu? Aku tidak mau menerima uangmu, aku mau menemani siapapun, terserah padaku!” Eileen memutar matanya dengan malas, dan tidak berniat pergi menemani Flint. Menurut Eileen, orang seperti Nathan adalah orang dari desa yang kaya mendadak. Namun, dia tidak tahu bagaimana cara membelanjakannya, dan saat melihat kehidupan di kota mereka tidak tahu harus melakukan apa. Orang seperti ini paling gampang diperdaya, asalkan mereka masuk perangkap maka dia bisa memeras mereka hingga habis, satu sen pun tidak akan tersisa. Oeh karena itu, Eileen lebih memilih membuang Flint dan menemani Nathan. Dan itu membuat Flint sangat kesal, saat bir yang dia pesan diantarkan dia langsung meneguk habis semuanya sendiri. “Bukankah ini Tuan Muda Flint? Kenapa punya uang untuk bermain di tempat seperti ini? Memesan sebuah Barley pula?” Saat itu, beberapa pemuda yang sedang berkeliling datang menghampiri, dan seorang pemuda yang mengenakan
Bajak laut itu mengedipkan matanya kepada yang lain, memberi isyarat untuk memeriksa. Beberapa bajak laut bergegas pergi, melangkah cepat menuju bagian dalam kapal untuk memastikan kebenaran kata-kata awak kapal itu.Setelah beberapa saat, mereka kembali, wajah mereka tidak menunjukkan ekspresi apapun, hanya kebosanan yang samar."Memang benar hanya ada satu penumpang di sini," salah satu bajak laut itu melapor, suara datar tanpa emosi.Namun, ketegangan yang ada tak kunjung surut. "Ketua," salah satu bajak laut bertanya dengan cemas. "Apakah kita hanya akan membiarkan mereka hidup begitu saja? Apa yang harus kita lakukan setelah ini?"Bajak laut dengan tengkorak merah di dadanya mengerutkan kening, wajahnya menunjukkan ketidakpuasan yang mendalam. "Sial, hanya sedikit orang. Tapi, ini masih lebih baik daripada tak mendapatkan apapun."Dia memutar tubuhnya dengan tidak sabar, menyapu tangan ke udara seperti menepis gangguan kecil. "Bawa mereka semua kembali. Dan soal apa yang akan ter
Di atas lautan yang luas dan sunyi, kapal pesiar mewah itu melayang di atas ombak yang tenang.Kapal itu terlihat seperti benda asing di tengah kebiruan, tak ada tujuan yang jelas selain mengambang. Di dalam, hanya ada Nathan, yang seakan mengasingkan diri dalam hening yang menyesakkan. Dalam kamar yang sederhana, tanpa hiasan berlebihan, dia duduk bersila.Setiap tarikan napasnya terasa berat, seolah seluruh tubuhnya menanggung beban yang jauh lebih besar dari sekadar fisik. “Jika aku bisa mencapai tahap Surga,” pikirnya, memejamkan mata dan merasakan aliran energi di dalam tubuhnya. "Mungkin aku bisa menyelamatkan ibuku dan Sarah. Jika bukan itu, setidaknya aku bisa menyelamatkan diri sendiri dari kejaran semua orang yang ingin menghabisiku.”Namun, perjalanan itu tidaklah mudah. Tahap Surga bukan hanya tentang kekuatan, tapi juga tentang kesetiaan terhadap diri sendiri. Setelah mencapai tahap ini, tubuhnya akan terasa abadi, seolah tidak terikat oleh hukum dunia. Namun, seperti sem
Raut wajahnya dingin dan penuh percaya diri. “Sekarang, sudah cukup alasan bagimu untuk tunduk?”Tubuh Darwin menegang, dan untuk sesaat, hanya ada keheningan. Lalu dia membungkuk dalam-dalam. “Perintah diterima.”Sancho melemparkan sebuah amplop ke atas meja, yang mendarat dengan suara tumpul. “Di dalamnya ada target, bunuh dia. Gagal atau berhasil, namaku tidak pernah disebut. Anggap saja aku tidak pernah ada.”“Siap laksanakan,” jawab Darwin tanpa ragu, meski ada jejak ketegangan di suaranya.Begitu Sancho menghilang ke balik bayangan, Darwin membuka amplop itu dengan hati-hati. Sebuah foto tergelincir keluar dan wajah yang muncul membuat darahnya berdesir.“Nathan?”“Tuan Ketua Martial Shrine. kau ternyata menyembunyikan lebih dari yang kutahu!”Sementara itu, dunia bela diri tengah bergolak.Di forum-forum rahasia, nama Nathan menjadi pusat badai. Harga kepalanya terus meroket. Tidak hanya uang dan ramuan, bahkan artefak langka ditawarkan untuk sekadar mendapatkan jejak keberadaa
Sancho menyapu pandangannya ke penjaga di sekitar ruangan, dan senyum tipis terukir di wajahnya. "Masalah yang ingin aku bicarakan bersifat rahasia. Aku tidak ingin ada orang lain yang mendengarnya."Mendengar itu, Darwin langsung mengernyitkan keningnya. Dia tahu ini akan membawa masalah, namun dia tidak menyangka akan secepat ini.Sancho menyadari kegelisahan Darwin. "Ketua Darwin," katanya dengan nada dingin. "Jika aku ingin membunuhmu, walaupun seluruh penjaga di ruangan ini ada di sini, mereka tidak akan mampu menghentikanku," suaranya semakin keras, menggetarkan suasana.Tanpa menunggu tanggapan, Sancho mengibaskan tangannya dengan tegas. "Kalian semua, keluar!" Perintahnya menggema, dan para penjaga segera berlalu tanpa banyak bicara.Begitu hanya mereka berdua yang tersisa, Darwin menatap Sancho dengan tajam, menunggu penjelasan lebih lanjut. "Sekarang, kamu bisa bicara, Ketua Sancho," katanya.Sancho menatapnya dengan tatapan tajam. "Ketika aku datang kemari, tujuan utamaku a
Kota Wayoe, batas barat daya yang selalu basah oleh kabut pagi dan harum dedaunan liar. Dibelah oleh lembah dan pepohonan cemara tua, tempat ini adalah surga tersembunyi atau neraka yang menunggu bangkit.Di kedalaman gua purba, tersembunyilah Organisasi Fushi, kelompok kultivator hitam yang diburu di mana-mana. Tak punya sejarah panjang, namun ditakuti karena brutalitas dan teknik kultivasi terlarangnya.Di ruang kultivasi, Darwin duduk melayang, dikelilingi pusaran tulang dan aura kehitaman. Kerangka manusia melayang seperti angin musim gugur yang membawa kematian.Tiba-tiba, terdengar suara langkah diikuti suara tergesa.“Ketua! Gawat!” teriak seorang penjaga, menerobos masuk.Mata Darwin terbuka, merah menyala, tangan kirinya terulur cepat.Hwoosshh~Energi hisap menyedot penjaga itu ke hadapannya. Cakar gelap mencengkeram lehernya. “Sudah berapa kali kubilang?” desisnya. "Jangan ganggu saat aku berkultivasi.”Penjaga itu menggeliat dan wajahnya memerah. “Ma-maaf! Tapi .... a-ada
Tiga penguasa Ingras itu, yang seharusnya menjadi ancaman mematikan, kini hanya bisa merintih ketakutan. "Tuan Nathan, ampuni kami! Kami tidak bermaksud—" Suara mereka terputus oleh isak tangis, tubuh mereka bersujud ke tanah, tangan mereka menggenggam debu.Vinsen melihat pemandangan ini dengan mata terbelalak, tubuhnya seakan membeku di tempat. "Apa yang sedang terjadi?" bisiknya, suaranya penuh dengan ketidakpercayaan. "Tiga penguasa Ingras ini, yang bahkan bisa menghancurkan Kota Lamar. Dan sekarang, mereka hanya bisa merangkak seperti ini?"Nathan tidak mengalihkan pandangannya. "Aku tidak tertarik pada semut-semut kecil ini," katanya, suaranya penuh penghinaan. "Jangan salahkan aku jika kalian terinjak," dengan satu gerakan tangan yang angkuh, Nathan memberi isyarat pada tiga penguasa itu untuk pergi. "Enyahlah," katanya singkat. "Aku tidak punya waktu untuk masalah seperti kalian."Ketiga penguasa Ingras itu berterima kasih dengan suara gemetar, berbalik dan melarikan diri seol
"Aku datang untuk membicarakan bisnis," suara yang dingin dan tajam itu mengalun, mengiris ketegangan yang ada. Sosok itu muncul perlahan di balik kabut yang mengalir, seolah-olah ia adalah bayangan yang datang dari masa depan."Tuan .… Nathan?" Sentinel berbisik, matanya terbelalak. Wajahnya yang penuh kekesalan berubah menjadi penuh harapan. "Kamu .... datang pada waktu yang tepat," katanya terbata-bata. Seolah-olah nyawanya baru saja digenggam oleh malaikat maut, dan sekarang ada yang datang untuk menyelamatkannya.Nathan melangkah maju, langkahnya penuh ketenangan yang aneh di tengah huru-hara. "Aku hanya datang untuk urusan yang sedikit lebih mendesak," dia menatap Vinsen dan pengikutnya tanpa rasa takut. "Kalian harus menunda niat buruk kalian untuk sementara.""Siapa kau?" tanya Vinsen, nada suaranya bergetar sedikit, meskipun ia berusaha keras menahan ketegangan.Nathan mengangkat bahu sedikit, senyum tipis menghiasi wajahnya. "Aku hanya orang yang kebetulan datang di saat yan
“Adik kedua?” Sentinel tercengang. “Rivaldo?! Kenapa kau kembali?”Tapi Rivaldo tak menjawab, dia langsung berdiri di depan Vinsen dan membungkuk hormat. “Tuan Muda Vinsen.”Vinsen meliriknya. “Kalau aku serahkan posisi kepala keluarga padamu, apa yang akan kau lakukan?”“Dengan senang hati,” kata Rivaldo sambil tersenyum licik. “Aku akan serahkan seluruh kekayaan Keluarga Hufai kepada Keluarga Montrogami. Bahkan kami bersedia menjadi keluarga afiliasi.”Sentinel terpaku, dunia seakan runtuh di sekelilingnya. “Rivaldo …. kau—”Rivaldo menatapnya dengan dendam yang dipendam lama. “Kau sudah hidup bergelimang kekayaan selama bertahun-tahun! Aku? Aku hanya manajer biasa, hidup pas-pasan!” teriaknya. “Aku juga ingin jadi kepala keluarga! Aku juga ingin punya istri banyak, pesta tiap malam!”"Dasar bajingan!" teriak Sentinel, suaranya penuh amarah. "Aku bangun semuanya dari kegelapan ini, takkan pernah aku menyerahkannya padamu!"Setelah berkata demikian, amarah yang sudah lama dipendam ol
“Bagaimana kalau kita undang Kelompok bayangan?” tanya Rogue cepat-cepat.“Tak berguna!” dengus Sentinel. “Mereka bukan tandingan para puncak penguasa Ingras!”Rogue mulai panik. “Kalau begitu, apa yang harus kita lakukan? Banyak orang mulai melarikan diri! Mereka takut, Tuan Besar!”Namun tiba-tiba, wajah Sentinel berubah. Alisnya mengendur, seolah teringat sesuatu. “Benar juga… Bukankah ada sepasang pria dan wanita yang pernah datang bersama Tuan Zayn? Aku ingat, mereka sangat kuat. Mereka bawahan Tuan Nathan, dan aku rasa mereka juga seorang puncak penguasa Ingras!”Maksud Sentinel tentu saja adalah Ryzen dan Nicole, yang pernah beberapa kali datang bersama barang antik dari Kota Vale. “Tapi, mereka hanya berdua, Tuan,” kata Rogue ragu. “Apa mereka cukup kuat melawan tiga puncak penguasa Ingras sekaligus?”“Masalah nanti urusan nanti!” tegas Sentinel. “Kita undang mereka dulu. Kalau perlu, panggil juga Tuan Nathan!”Sentinel segera mengeluarkan ponselnya untuk menelepon.Namun tepa