Share

Bab 6

Penulis: Imgnmln
last update Terakhir Diperbarui: 2024-01-28 09:04:12

Sherly menatap Nathan tanpa ekspresi dan berkata. "Nathan, jangan menemuiku lagi, dan jangan datang mencariku lagi! A-aku …. Aku telah memutuskan untuk menikahi Rendy!"

Mata Nathan menyipit dan tangannya mengepal dengan erat. Meskipun dia sudah mengetahuinya, tapi ketika Sherly mengatakannya sendiri, hati Nathan berkedut dengan kencang. Dia dipenjara karena pria itu, tapi sekarang pacarnya akan menikah dengannya?

Sebuah cinta yang sangat ironis!

"Hahaha …." Tiba-tiba Nathan menertawakan dirinya sendiri, dia merasa bahwa dia benar-benar terlalu bodoh.

Tiba-tiba tawa Nathan berhenti, netra hitam dingin miliknya menatap ke arah Sherly, namun tidak ada kemarahan di wajahnya, dan tangannya perlahan mengendur. "Apakah itu yang kamu inginkan?"

“Ya!” Sherly mengangguk. “Aku ingin memiliki kehidupan yang indah, dan kamu tidak akan pernah bisa memberikannya kepadaku!”

"Dan kamu, sekarang kamu seorang mantan narapidana. Bahkan jika kamu keluar dari penjara, aku khawatir kamu akan sulit untuk menghidupi dirimu sendiri. Apa yang kamu punya untuk memberiku kehidupan yang indah?"

"Demi hubungan kita sebelumnya …." Sherly tiba-tiba berhenti berbicara, dia mengeluarkan beberapa lembar uang berwarna merah dari sakunya dan melemparkannya ke wajah Nathan. "Ambil uang itu, aku harap kamu bisa menggunakannya dengan baik!"

Pada saat ini, Nathan memandang Sherly dan menyerah sepenuhnya. Orang di hadapannya bukan lagi kekasihnya yang dulu.

"Bagus!" Nathan berbalik. "Kamu akan menyesali ini!" timpalnya seraya berjalan meninggalkan kediaman Gunawan.

"Cuih!" Catherine mendengus. "Jangan bermimpi! Anakku yang akan menyesal jika menikahi manusia malang sepertimu!"

Ketika Nathan sedang berjalan ke arah gerbang, terlihat tiga mobil mewah berhenti di depan gerbang dan menghalangi jalan.

Seorang pria muda dengan setelan jas dan sepatu kulit berjalan turun dari mobil itu sembari membawa buket bunga di tangannya, pria itu adalah Rendy Orton.

Rendy sedikit terkejut ketika dia melihat Nathan, tetapi kemudian dia tertawa terbahak-bahak. "Hahaha …. Saking senangnya, aku sampai lupa, hari ini, tepat dimana kamu dibebaskan dari penjara, kan? Kebetulan sekali. Apakah kamu ingin menghadiri pernikahanku dengan Sherly?" Rendy memandang Nathan dengan dingin, tatapan matanya penuh ejekan.

Nathan hanya melirik Rendy dengan datar, karena tidak ingin berbicara omong kosong dengan pria itu, dia kembali melangkahkan kakinya.

“Brengsek, apa kamu tidak mendengarku?!” Rendy berteriak. “Apakah kamu tuli? Atau, kamu sekarang jatuh miskin, Tuan Muda Sykes yang terhormat?"

Rendy berjalan mendekati Nathan, "Tidak masalah, kamu tidak perlu memberikan apapun pada kami, kamu bisa makan sisa makanan pada saat pernikahan kami selesai. Kami mengadakan acara pernikahan di Gedung Northern. Aku harap, kamu bisa menghadiri pernikahan kami," pria itu menyeringai pada Nathan, dan bahkan mengulurkan tangan dan menepuk wajah Nathan.

Mendapatkan perlakuan itu, Nathan mencengkeram tangan Rendy dengan seluruh kekuatannya, lalu menghempasnya.

Nathan tersenyum dingin. "Menikah dengan pelacur, tidak ada yang perlu dibanggakan."

Mendengar itu, Rendy tercengang dan buru-buru menatap Sherly.

Melihat Rendy menoleh ke arahnya, Sherly menjadi marah dan berteriak pada Nathan. "Nathan, omong kosong! Jangan berbicara sembarangan! Bahkan, aku tidak pernah memegang tanganmu, walau hanya sehelai rambutku!"

Faktanya, Nathan tidak pernah menyentuh Sherly sama sekali, atau bahkan memegang tangannya. Dia mengatakan itu hanya untuk membuat Rendy jijik kepada Sherly.

Catherine juga panik, dan dia ikut berteriak pada Nathan. "Dasar napi! Apa yang kamu bicarakan?!"

"Rendy, jangan percaya omong kosongnya, dia jelas-jelas hanya ingin membuatmu emosi!" Catherine menjelaskan kepada Rendy bahwa dia akhirnya menemukan menantu yang diidamkan banyak orang.

Rendy tidak bodoh, dan tentu saja dia tidak akan mempercayai kata-kata Nathan. "Bu, jangan khawatir, aku tidak akan percaya padanya."

"Percaya atau tidak, itu terserah padamu!" Nathan terlalu malas untuk meyakinkan Rendy, jadi dia melewatinya dan berjalan keluar.

"Tunggu sebentar!" Rendy kembali menghentikan Nathan. "Kamu sebaiknya lebih menjaga mulutmu, jangan berbicara buruk tentang istriku, atau aku akan membuatmu membayarnya!"

Rendy takut Nathan akan berbicara omong kosong kepada orang-orang dan merusak reputasi keluarga Orton mereka!

"Ah, apakah ada masalah? Aku bisa mengatakan apapun yang aku mau. Apakah kamu bisa mengendalikanku?" Nathan memandang Rendy dengan dingin. "Tapi kamu harus memperhatikan dirimu, jangan sampai kehilangan nyawamu suatu hari nanti, aku tidak tahu apa yang akan terjadi!"

Saat Rendy menatap netra hitam milik Nathan, tubuhnya tiba-tiba begidik ngeri, dan ada sedikit ketakutan di hatinya.

Rendy merasa bahwa dia telah dipermalukan, matanya melebar dan dia mendengus. "Jangan buat aku berbicara untuk kedua kalinya, aku tidak ingin melihatmu bersujud di hadapanku suatu saat nanti!"

Wajah Rendy penuh dengan amarah, jika bukan karena dia menikah hari ini, dia pasti akan menghajar Nathan sampai mati.

Nathan melihat Rendy dan berkata. "Hahaha …. Berlutut? Siapa yang akan berlutut di hadapanmu? Aku, atau kamu yang akan melakukan itu?"

Catherine menatap Nathan dengan jijik. "Rendy, sudahlah, mari kita abaikan napi ini!"

Mendengar itu, Rendy berbalik pergi dan mereka berjalan menuju rumah.

Nathan menyeringai dingin, dan dia tiba-tiba menjentikkan jarinya, sebuah kilatan cahaya tiba-tiba merasuki tubuh Rendy. Rendy sedikit bergidik, tapi dia tidak menyadarinya dan terus berjalan ke dalam rumah.

'Aku yang akan membuatmu berlutut dan memohon padaku!' Seringai dingin muncul di sudut bibir Nathan, dia berbalik dan pergi dari kediaman Gunawan.

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (4)
goodnovel comment avatar
Nyamuk Kecil
sakit sekali telah dihinati kekasih
goodnovel comment avatar
Yudiono Ion
bikin penasaran saja
goodnovel comment avatar
Gusti Prayuda
Sangat bagus
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1136

    Fernand mendekat, menatapnya seperti menatap seekor semut yang tak sengaja dia injak. “Setengah Villain memang status yang sama, tapi kekuatan tak bisa disamaratakan!” dia menunduk. “Kau petarung kuat, Sacko. Tapi kau lupa satu hal, pengalaman tidak bisa dicuri, hanya ditumpahkan di medan perang.”Suasana menjadi tegang dan kerumunan mulai saling bersahutan. Bahkan Soyir menyipitkan matanya.“Bagaimana Fernand bisa menang semudah itu?”“Sacko punya kekuatan, tapi Fernand punya kehancuran dalam setiap serangannya.”“Masih muda tapi sudah sombong. Itu akibatnya.”“Setengah Villain juga ada kelasnya. Sacko belum apa-apa dibanding Fernand.”“Puluhan tahun di satu tahap membentuk kekuatan yang tak bisa ditebak.”Setiap ucapan adalah cambuk yang mencambuk harga diri Sacko.Fernand melangkah ke depan, tatapannya menusuk ke arah kerumunan Hulmer. “Komunitas bela diri Kota Hulmer? Ini kekuatan kalian? Hanya bocah sok jago? Cuih!” dia meludah ke tanah. “Kalau tidak ada yang cukup jantan untuk m

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1135

    Tiga hari kemudian, langit Kota Hulmer dipenuhi bendera. Organisasi bela diri berdatangan, dan mereka tak datang untuk membantu, mereka datang untuk menonton.Panggung telah disiapkan.Surat tantangan telah dikirim.Pemerintah menutup mata.Ini bukan lagi pertarungan, ini pertunjukan berdarah!Di tempat lain, di balkon tinggi dengan pemandangan sempurna ke arah Matilda, seorang pemuda menyesap anggur merah.“Akhirnya tiba juga saatnya,” gumam Kaidar. Senyum tipis menghiasi wajahnya, senyum yang menusuk seperti belati.Kepala pelayannya berdiri gugup di belakang, dia tahu betapa gelap pikiran pemuda di depannya.“Apakah semua sudah diatur?”“Sesuai perintah Tuan Muda. Mereka sudah berada di antara pasukan Matilda. Siap untuk bergerak kapan pun.”Kaidar memutar gelas anggurnya. “Bagus. Biarkan mereka percaya bahwa ini tentang kehormatan, saat yang sebenarnya adalah pengkhianatan.”Kepala pelayan menunduk dalam-dalam, dia pernah melihat Kaidar menghancurkan orang hanya karena berkata sal

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1134

    “Mereka benar-benar datang, seluruh komunitas Hulmer.”Ariel, salah satu pemimpin muda, berbicara pelan. "Tuan, sepertinya mereka benar-benar mengincar Tuan Nathan.”Famrik mengangguk. “Tak peduli apapun risikonya, meski seluruh organisasi harus hancur, kita tidak akan menyerahkan Tuan Nathan!” Sorot matanya tajam. Aura keyakinannya menyebar ke seluruh ruangan.“Siapkan semuanya. Beri tahu setiap anggota—kita bertarung sampai titik darah penghabisan!”Fernand melangkah maju, sedikit ragu. “Bagaimana jika aku keluar untuk mencari bantuan?”Famrik tertawa sinis. “Bantuan? Kita ini siapa? Kita tak pernah menjilat, tak pernah tunduk, tak pernah ikut persekutuan keluarga atau organisasi manapun. Kita sendirian. Selalu sendirian.”Fernand tak menjawab. Kata-kata itu pahit, tapi ucapan Famrik benar.Ditengah-tengah diskusi itu, seorang penjaga masuk dengan napas terengah.“T-Tetua! Di luar …. ada banyak orang datang. Mereka ingin bertemu denganmu!”Famrik mengerutkan dahi. “Mereka datang ter

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1133

    Soyir, yang berdiri di tengah-tengah mereka, mulai tersenyum puas. “Bagus! Kalau kalian semua sepakat, maka kita mulai bergerak. Aku akan mengirim surat tantangan terbuka kepada organisasi Matilda. Jika mereka berani menyembunyikan Nathan, maka mereka harus membayar harganya!”Semakin banyak yang mendukungnya, semakin besar kepercayaan diri Soyir.Namun, kepala pelayan Wilford masih belum bisa menahan kekhawatirannya. Dia mendekat, berbicara dengan suara pelan namun tegas. “Tuan Kedua, saya rasa lebih baik kita menunggu Tuan Besar keluar dari pengasingan dan membahas ini bersama. Perjalanan ke organisasi Matilda cukup jauh, dan itu .… wilayah Kota Moniyan.”“Jika kita menggerakkan pasukan sebanyak ini, para pemimpin di wilayah itu bisa saja ikut campur. Kalau pemerintah turun tangan, masalah ini akan menjadi sangat rumit.”Soyir menatapnya tajam. “Sudah kubilang, ini urusan pribadi! Surat tantangan adalah prosedur resmi dalam dunia bela diri! Pemerintah tidak bisa ikut campur!”“Dan,

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1132

    Kediaman keluarga Wilford, Kota Hulmer.Soyir telah tiba kembali di Kota Hulmer.Namun, satu masalah mengganggunya, kakaknya—Lasso, masih dalam pengasingan. Tak ada yang tahu kapan dia akan keluar. Jika harus menunggu kakaknya bangkit dari kultivasi, Nathan mungkin sudah melarikan diri tanpa jejak.Soyir mengepalkan tinjunya, wajahnya suram. “Kepala pelayan, segera kirim pesan ke semua organisasi dan keluarga bela diri yang memiliki hubungan dengan keluarga Wilford!”“Aku akan menyatukan semua kekuatan! Aku akan meratakan organisasi Matilda! Aku tidak peduli siapa Nathan itu!”Kepala pelayan tampak khawatir. “Tuan Kedua, bagaimana kalau kita tunggu Tuan Besar keluar? Bukankah akan lebih bijak—”“Cukup!” bentak Soyir marah. “Kau tak mendengar perintahku?! Pergi sekarang juga!”Kepala pelayan segera menunduk dan pergi untuk mengirimkan utusan.Dalam waktu kurang dari sehari, hampir seluruh kepala klan dan perwakilan keluarga bela diri Kota Hulmer telah berkumpul di kediaman Wilford. Nam

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1131

    Sementara itu, Famrik maju ke tengah arena, menatap tajam Soyir. Aura pertempuran menebal. Dua kekuatan besar dari dua kota berbeda kini saling berhadapan dan hanya satu yang akan berdiri tegak di akhir.Langit di atas medan latihan organisasi Matilda gelap tertutup awan. Ketegangan menggantung di udara saat Soyir berdiri menghadapi Famrik. Dengan tatapan menghina, Soyir mengangkat tangannya, memancarkan cahaya ungu pekat dari telapak tangannya.“Siapa pun yang menghalangiku hari ini, sama saja musuh!” bentaknya dingin.Tanpa menunggu jawaban, dia menerjang maju, mengayunkan serangan ke arah Famrik. Namun Famrik tidak bergerak. Wajahnya tetap tenang, nyaris acuh. Saat Soyir nyaris mencapainya.PLAK!Sebuah tamparan keras tiba-tiba menghantam wajah Soyir.Braaakk!Tubuhnya terlempar beberapa meter ke belakang dan menghantam tanah. Setengah wajahnya langsung membengkak merah, dan darah mengalir dari sudut bibirnya.Suasana langsung sunyi.Famrik menatapnya tajam, penuh rasa jijik. “Hany

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1130

    Di aula utama organisasi Matilda, suasana terasa dingin dan kaku saat seorang pria asing melangkah masuk.Dengan wajah sombong dan senyum yang tipis, pria itu menangkupkan kedua tangan dan memberi hormat dengan formalitas yang tidak tulus.“Soyir dari keluarga Wilford, Kota Hulmer, memberi salam kepada Penguasa organisasi Matilda.”Famrik membalas dengan anggukan kecil, lalu memberi isyarat agar Soyir duduk. “Tuan kedua dari keluarga Wilford,” ujar Famrik tenang. "Apa yang membawamu menempuh jarak sejauh ini untuk datang ke Matilda? Setahuku, kita tak pernah punya hubungan apa pun dengan Wilford.”Soyir terdiam sejenak, sebelum akhirnya menyampaikan maksudnya dengan nada tajam. “Aku datang untuk meminta seseorang.”Alis Famrik terangkat sedikit. “Seseorang?”“Namanya Nathan.” Tatapan mata Soyir berubah dingin. “Dia telah membunuh keponakanku dan melarikan diri ke tempat ini. Serahkan dia padaku.”Sekilas kegusaran muncul di wajah Famrik. Dia tidak menyangka bahwa Nathan benar-benar pu

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1129

    Ternyata, dugaan Nathan benar—organisasi Matilda kini hampir kehabisan sumber daya. Tak ada lagi bahan obat, ramuan, atau bahkan kristal energi. Semua lenyap ditelan waktu dan keterasingan mereka dari dunia luar.“Tenang saja,” Nathan berkata, menepuk bahu Famrik sambil tersenyum tipis. “Kultivasiku tak bergantung pada sumber daya dari luar. Aku sudah membawanya sendiri. Yang kubutuhkan hanyalah tempat yang terpencil dan luas.”Famrik segera memandu Nathan ke tempat bagian dalam, wilayah paling sunyi dan tak terjamah di kompleks Matilda.Beberapa saat kemudian, mereka tiba di sebuah dataran datar yang tersembunyi di balik kabut. Pepohonan menjulang, angin sejuk berembus pelan.“Tuan Ace, apakah tempat ini cukup?” tanya Famrik.Nathan mengangguk, lalu tanpa berkata panjang lebar, mengangkat tangannya dan mengeluarkan menara kegelapan dari dalam cincin ruang. Dalam sekejap, menara hitam legam itu melesat ke udara. Dengan suara bergemuruh yang menggetarkan tanah, menara itu tumbuh tinggi

  • Kembalinya sang Dewa Perang   Bab 1128

    “Organisasi Matilda,” kata salah satu dari mereka dengan suara berat dan bergaung. “Kami, Ravensclaw, memberi salam kepada Penguasa!”Suara itu menggema dalam lorong batu seperti gema palu di atas lonceng perang.Waktu seakan berhenti. Zephir, yang berdiri di samping Nathan, memucat. Bola matanya membelalak, dan suara napasnya tertahan seperti tercekik. Nathan, sebaliknya, tak menjawab, tak bereaksi. Ia hanya memandangi mereka—diam, namun tidak damai dan dingin. Pupil matanya mengerut, rahangnya mengencang, dan telapak tangannya mengepal perlahan.“Apa yang kalian katakan?” Nathan akhirnya bersuara, tapi kalimatnya terdengar seolah ditarik paksa dari tenggorokan yang terbakar.Famrik menatap langsung ke arah Nathan, lalu berlutut lagi dengan satu tangan menekan dadanya.“Tuan Ace, Anda telah mewarisi takhta Dragnows. Maka Matilda, yang sejak awal adalah fondasi bayangan dari Dragnows, tunduk padamu.”Zephir menoleh cepat ke Nathan. “Nathan, kau tahu tentang ini?” suaranya nyaris bisik

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status