Sherly menatap Nathan tanpa ekspresi dan berkata. "Nathan, jangan menemuiku lagi, dan jangan datang mencariku lagi! A-aku …. Aku telah memutuskan untuk menikahi Rendy!"
Mata Nathan menyipit dan tangannya mengepal dengan erat. Meskipun dia sudah mengetahuinya, tapi ketika Sherly mengatakannya sendiri, hati Nathan berkedut dengan kencang. Dia dipenjara karena pria itu, tapi sekarang pacarnya akan menikah dengannya?Sebuah cinta yang sangat ironis!"Hahaha …." Tiba-tiba Nathan menertawakan dirinya sendiri, dia merasa bahwa dia benar-benar terlalu bodoh.Tiba-tiba tawa Nathan berhenti, netra hitam dingin miliknya menatap ke arah Sherly, namun tidak ada kemarahan di wajahnya, dan tangannya perlahan mengendur. "Apakah itu yang kamu inginkan?"“Ya!” Sherly mengangguk. “Aku ingin memiliki kehidupan yang indah, dan kamu tidak akan pernah bisa memberikannya kepadaku!”"Dan kamu, sekarang kamu seorang mantan narapidana. Bahkan jika kamu keluar dari penjara, aku khawatir kamu akan sulit untuk menghidupi dirimu sendiri. Apa yang kamu punya untuk memberiku kehidupan yang indah?""Demi hubungan kita sebelumnya …." Sherly tiba-tiba berhenti berbicara, dia mengeluarkan beberapa lembar uang berwarna merah dari sakunya dan melemparkannya ke wajah Nathan. "Ambil uang itu, aku harap kamu bisa menggunakannya dengan baik!"Pada saat ini, Nathan memandang Sherly dan menyerah sepenuhnya. Orang di hadapannya bukan lagi kekasihnya yang dulu."Bagus!" Nathan berbalik. "Kamu akan menyesali ini!" timpalnya seraya berjalan meninggalkan kediaman Gunawan."Cuih!" Catherine mendengus. "Jangan bermimpi! Anakku yang akan menyesal jika menikahi manusia malang sepertimu!"Ketika Nathan sedang berjalan ke arah gerbang, terlihat tiga mobil mewah berhenti di depan gerbang dan menghalangi jalan.Seorang pria muda dengan setelan jas dan sepatu kulit berjalan turun dari mobil itu sembari membawa buket bunga di tangannya, pria itu adalah Rendy Orton.Rendy sedikit terkejut ketika dia melihat Nathan, tetapi kemudian dia tertawa terbahak-bahak. "Hahaha …. Saking senangnya, aku sampai lupa, hari ini, tepat dimana kamu dibebaskan dari penjara, kan? Kebetulan sekali. Apakah kamu ingin menghadiri pernikahanku dengan Sherly?" Rendy memandang Nathan dengan dingin, tatapan matanya penuh ejekan.Nathan hanya melirik Rendy dengan datar, karena tidak ingin berbicara omong kosong dengan pria itu, dia kembali melangkahkan kakinya.“Brengsek, apa kamu tidak mendengarku?!” Rendy berteriak. “Apakah kamu tuli? Atau, kamu sekarang jatuh miskin, Tuan Muda Sykes yang terhormat?"Rendy berjalan mendekati Nathan, "Tidak masalah, kamu tidak perlu memberikan apapun pada kami, kamu bisa makan sisa makanan pada saat pernikahan kami selesai. Kami mengadakan acara pernikahan di Gedung Northern. Aku harap, kamu bisa menghadiri pernikahan kami," pria itu menyeringai pada Nathan, dan bahkan mengulurkan tangan dan menepuk wajah Nathan.Mendapatkan perlakuan itu, Nathan mencengkeram tangan Rendy dengan seluruh kekuatannya, lalu menghempasnya.Nathan tersenyum dingin. "Menikah dengan pelacur, tidak ada yang perlu dibanggakan."Mendengar itu, Rendy tercengang dan buru-buru menatap Sherly.Melihat Rendy menoleh ke arahnya, Sherly menjadi marah dan berteriak pada Nathan. "Nathan, omong kosong! Jangan berbicara sembarangan! Bahkan, aku tidak pernah memegang tanganmu, walau hanya sehelai rambutku!"Faktanya, Nathan tidak pernah menyentuh Sherly sama sekali, atau bahkan memegang tangannya. Dia mengatakan itu hanya untuk membuat Rendy jijik kepada Sherly.Catherine juga panik, dan dia ikut berteriak pada Nathan. "Dasar napi! Apa yang kamu bicarakan?!""Rendy, jangan percaya omong kosongnya, dia jelas-jelas hanya ingin membuatmu emosi!" Catherine menjelaskan kepada Rendy bahwa dia akhirnya menemukan menantu yang diidamkan banyak orang.Rendy tidak bodoh, dan tentu saja dia tidak akan mempercayai kata-kata Nathan. "Bu, jangan khawatir, aku tidak akan percaya padanya.""Percaya atau tidak, itu terserah padamu!" Nathan terlalu malas untuk meyakinkan Rendy, jadi dia melewatinya dan berjalan keluar."Tunggu sebentar!" Rendy kembali menghentikan Nathan. "Kamu sebaiknya lebih menjaga mulutmu, jangan berbicara buruk tentang istriku, atau aku akan membuatmu membayarnya!"Rendy takut Nathan akan berbicara omong kosong kepada orang-orang dan merusak reputasi keluarga Orton mereka!"Ah, apakah ada masalah? Aku bisa mengatakan apapun yang aku mau. Apakah kamu bisa mengendalikanku?" Nathan memandang Rendy dengan dingin. "Tapi kamu harus memperhatikan dirimu, jangan sampai kehilangan nyawamu suatu hari nanti, aku tidak tahu apa yang akan terjadi!"Saat Rendy menatap netra hitam milik Nathan, tubuhnya tiba-tiba begidik ngeri, dan ada sedikit ketakutan di hatinya.Rendy merasa bahwa dia telah dipermalukan, matanya melebar dan dia mendengus. "Jangan buat aku berbicara untuk kedua kalinya, aku tidak ingin melihatmu bersujud di hadapanku suatu saat nanti!"Wajah Rendy penuh dengan amarah, jika bukan karena dia menikah hari ini, dia pasti akan menghajar Nathan sampai mati.Nathan melihat Rendy dan berkata. "Hahaha …. Berlutut? Siapa yang akan berlutut di hadapanmu? Aku, atau kamu yang akan melakukan itu?"Catherine menatap Nathan dengan jijik. "Rendy, sudahlah, mari kita abaikan napi ini!"Mendengar itu, Rendy berbalik pergi dan mereka berjalan menuju rumah.Nathan menyeringai dingin, dan dia tiba-tiba menjentikkan jarinya, sebuah kilatan cahaya tiba-tiba merasuki tubuh Rendy. Rendy sedikit bergidik, tapi dia tidak menyadarinya dan terus berjalan ke dalam rumah.'Aku yang akan membuatmu berlutut dan memohon padaku!' Seringai dingin muncul di sudut bibir Nathan, dia berbalik dan pergi dari kediaman Gunawan."Kau beruntung aku tidak membunuhmu waktu itu," balas Nathan, nadanya sedingin es. "Hari ini, keberuntunganmu sudah habis."Setelah selesai berbicara, cahaya keemasan menyelimuti tinju Nathan. Ia tahu pertarungan ini tidak bisa dihindari. Kekuatan spiritualnya belum pulih sepenuhnya setelah pertarungan dengan kraken. Ia harus menyerang lebih dulu dan menyelesaikannya dengan cepat. Dengan satu hentakan, ia melesat maju dan menghantamkan tinjunya ke arah Ryuki.Ryuki tidak menyangka Nathan akan menyerang tiba-tiba. Ia tidak sempat menghindar, dan pukulan itu mendarat telak di dadanya, membuatnya terlempar ke belakang. Jika bukan karena Lewis dan tiga orang lainnya yang sigap menangkapnya, ia mungkin sudah terlempar ke dalam laut.Ryuki menatap Nathan dengan marah, rasa sakit yang tajam di dadanya membuatnya meringis. "AAAAHHH!" Ia meraung, dan aura hitam pekat meledak dari tubuhnya saat ia balas menyerang.Nathan menyambutnya dengan tinju emasnya sendiri.BANG!Kedua tinju itu berbentur
Di tengah kerumunan, Ryuki merasakan sedikit rasa tidak aman di dalam hatinya. Kekuatan Nathan ini berkali-kali lipat lebih hebat dari yang ia duga. Di dalam kamarnya, Sancho menatap pemandangan itu dari jendela, wajahnya sangat jelek. Niat membunuh di dalam hatinya semakin kental.‘Anak ini... tidak boleh dibiarkan hidup!’Nathan perlahan-lahan turun dan mendarat di atas dek. Anehnya, tidak ada orang yang memperhatikannya. Mata semua orang yang tadinya terpaku padanya, kini tertuju pada satu hal lain yang lebih menarik—bangkai kraken di lautan. Mereka mungkin tidak bisa mendapatkan darah hewan spiritual, tetapi daging dari monster itu adalah sumber daya kultivasi yang luar biasa langka.Keserakahan mengalahkan rasa takut. Satu per satu, para Tuan Muda dan Nona dari berbagai keluarga bela diri itu melompat ke laut, membantai hiu-hiu yang mengganggu dengan gila-gilaan.Dalam sekejap, suasana berubah menjadi perburuan sisa-sisa yang kacau. Mereka saling memperebutkan setiap bagian dari
Melihat Nathan kini berada di dalam jangkauannya, kraken itu menghantamkan tentakelnya ke bawah dengan sekuat tenaga.BOOM!Tentakel raksasa itu menghantam air dengan keras, menciptakan ledakan air raksasa yang mengirimkan ombak besar ke arah kapal pesiar. Kapal kembali bergoyang-goyang. Semua orang di atas kapal menjulurkan kepala mereka, mencoba melihat apa yang terjadi pada Nathan. Namun, saat air kembali tenang, di permukaan laut yang bergolak itu, tidak terlihat lagi sosok Nathan."Tidak mungkin! Nathan tidak akan mati semudah ini, bukan?""Kraken itu memang terlalu hebat. Bahkan jenius seperti Nathan saja bisa dibunuh dengan mudah.""Sayang sekali, orang yang disebut-sebut sebagai yang paling berbakat, akhirnya mati dengan tragis di sini."Kerumunan mulai berdiskusi.Sementara itu, Ryuki menyipitkan matanya, terus menatap ke arah laut. Ia sedikit tidak percaya Nathan akan mati begitu saja.Setelah beberapa saat yang terasa seperti keabadian, permukaan air yang tadinya bergolak h
Chelsea meliriknya. "Jangan berpikir terlalu indah. Kekuatan monster ini sangat luar biasa, ia bisa menghentikan kapal sebesar ini hanya dengan arusnya. Tentakel-tentakelnya sangat lengket dan berbahaya. Sebagian besar orang disini bahkan tidak akan bisa menyentuhnya."Peringatan Chelsea justru semakin memicu semangat juang Nathan. Namun, sebelum ia sempat bergerak, seseorang dari tengah kerumunan sudah melompat lebih dulu. Orang itu adalah seorang pemuda dengan kekuatan setengah Villain. Godaan untuk mendapatkan darah hewan spiritual itu terlalu besar baginya. Jika berhasil, ia bisa langsung menerobos ke tahap Villain, sebuah pencapaian yang mungkin tidak akan pernah ia raih seumur hidupnya.Pemuda itu melompat tinggi ke udara, lalu melayangkan kedua tinjunya secara serempak. Aliran energi yang kuat meledak dari kepalan tangannya, menghantam lurus ke arah kepala kraken itu.BAM! BAM! BAM!Ledakan yang keras terdengar, menciptakan gelombang besar di permukaan air. Namun, saat air kemb
Di atas panggung, Jazer memulai pengarahannya, diakhiri dengan semua peserta yang harus menandatangani surat perjanjian hidup dan mati. Setelah semua formalitas selesai, kerumunan itu pun mulai berangkat. Perjalanan mereka akan dimulai dengan pesawat menuju Kota Mantik, lalu dilanjutkan dengan kapal pesiar mewah menuju Pulau Draken.Di atas kapal pesiar yang berlayar membelah lautan, di dalam sebuah ruangan suite yang mewah, Sancho duduk tenang sambil menyeruput tehnya. Tidak lama kemudian, pintu terbuka dan Ryuki berjalan masuk, diikuti oleh empat pemuda berwajah kosong yang mengenakan seragam biru tua."Tuan Muda Ryuki, silahkan duduk," kata Sancho."Ketua Sancho, kapan kita akan menyerang Nathan?" tanya Ryuki tidak sabar."Tenang," jawab Sancho sambil tersenyum dingin. "Pulau itu adalah sebuah sangkar yang sempurna. Begitu kita tiba di sana, kita akan punya banyak waktu untuk bermain dengannya. Dengan begitu banyak orang di pihak kita, bahkan jika Nathan memiliki seribu nyawa sekal
"Brengsek!" umpat Bachira dengan marah. "Keluarga Zellon benar-benar bernyali besar! Berani-beraninya mereka meracuni para Tuan Muda dari seluruh klan dan keluarga di Moniyan! Apa mereka ingin menjadi musuh seluruh dunia bela diri?!" Ia melempar obat di tangannya ke lantai dengan jijik.Alasan mengapa tidak ada orang lain yang curiga adalah karena logika sederhana, meracuni pewaris dari hampir seluruh keluarga kuat di kota adalah tindakan bunuh diri. Tidak ada yang percaya keluarga Zellon akan sebodoh itu.Tidak jauh dari sana, Chelsea yang sejak tadi mengamati, melihat Nathan dan Bachira tidak memakan obat mereka. Dengan gerakan yang sangat halus dan tidak terlihat, ia juga diam-diam membuang di tangannya ke tanah. Di atas panggung, Jazer melihat kerumunan orang yang telah menelan pilnya tanpa ragu, dan sebuah senyuman tipis yang penuh kemenangan muncul di wajahnya.Setelah pembagian obat selesai, empat orang pemuda berbadan tegap yang mengenakan seragam berwarna biru tua berjalan me