Zyran, seorang pemuda berbakat dari keluarga Endevour, tiba-tiba menjadi bahan tertawaan dan dianggap sampah karena masalah darah garis keturunan. Di saat keputusasaan mencapai puncaknya, takdirnya berubah drastis. Dengan bantuan benda pusaka peninggalan ibunya, Zyran menyatu dengan darah naga dan menjadi tak terkalahkan. Namun, seiring kekuatannya yang terus melesat, Zyran mulai menyadari bahwa dunia di sekitarnya tidak sesederhana yang dia pikirkan. Orang-orang yang dia anggap teman ternyata memiliki motif tersembunyi, dan musuh-musuhnya lebih kuat dan licik dari yang dia bayangkan. Dunia ini penuh dengan konspirasi besar dan rahasia-rahasia yang tak terduga. Dalam perjalanan mengungkap kebenaran, Zyran harus menghadapi tantangan yang menguji keberanian dan kekuatannya. Akankah Zyran berhasil mengungkap rahasia di balik kekuatannya dan menyelamatkan dunia dari ancaman yang lebih besar? Atau, akankah dia terjebak dalam jaring konspirasi yang semakin rumit?
더 보기"Dyre menang? Kau bercanda, kan?"
Suara itu menggema di bawah langit malam Kota Lunar yang dihiasi ribuan bintang seolah ikut mengawasi drama yang tak terduga. Cahaya lentera spiritual yang tergantung di sekitar lapangan bela diri keluarga Endevour bergoyang lembut tertiup angin dingin, menciptakan bayangan meliuk di permukaan tanah seperti roh yang gelisah.
Zyran Endevour, seorang pemuda jenius keturunan pemimpin keluarga sebelumnya—Leiv Endevour. Berdiri mematung di tengah arena. Matanya yang biasanya tenang seperti danau dalam kini membara, menyimpan badai yang tak terlihat oleh siapa pun.
Joy Endevour, sang Tetua Agung, melangkah maju di atas podium. Wajahnya tersenyum, tetapi tatapannya menusuk seperti belati yang berlapis es. "Aku ulangi, elixir pembangkit jatuh ke tangan Dyre."
Tawa dan sorak-sorai yang sebelumnya memenuhi udara mendadak tercekik oleh sunyi. Seakan langit malam pun menahan napas.
"Tidak, ini pasti kesalahan," bisik seorang pemuda dari barisan penonton. Suaranya lebih kepada doa daripada protes.
“Dyre?!” timpal seorang pemuda sambil meletus tawa sinis. “Apa keterampilan anak tetua itu lebih hebat dari latihan tiga tahun Zyran? Mustahil!”
Zyran memandang Joy dengan pandangan penuh luka dan kemarahan yang tertahan. Suaranya akhirnya pecah, dalam dan tajam, seperti baja yang ditarik dari sarungnya. "Menurut peraturan, aku menang. Kenapa kau menyingkirkanku, Tetua Joy?"
Elixir pembangkit, sebuah ramuan yang diminati oleh banyak pemuda. Sebuah elixir yang mampu membangkitkan kekuatan sejati para pemuda bela diri.
“Benar, Penatua Agung, sesuai aturan, pertandingan—”
“Apa kalian tuli, hah?!” potong Joy, geliat tawa pahit menyelinap di kerongkongannya. “Kupilih Dyre, putraku, karena Zyran, sampah!”
Joy menatapnya sejenak. Sorot matanya berubah, bukan lagi seperti tetua yang bijak, tapi seperti sosok lain yang penuh manipulasi dan kebencian tersembunyi. "Karena kau bukan siapa-siapa."
"Karena sejak awal, kau hanya pion yang tak tahu tempat!" timpalnya dengan dingin.
Beberapa tetua lain bergeming, tetapi tak ada satu pun yang membantah. Diam mereka adalah persetujuan yang menyakitkan.
Zyran mengatupkan rahangnya. Tubuhnya bergetar, bukan karena takut, tapi karena pengkhianatan. Tiga tahun! Selama tiga tahun pengorbanan dan darah yang dia curahkan, kini diinjak tanpa ampun.
Pertarungan tahunan antar pemuda keluarga Endevour, Zyran mendapati peringkat pertama. Setelah mengalahkan Dyre dalam pertarungan, dia berhak mendapatkan elixir pembangkit tersebut. Namun, takdir berkata lain, seorang pemuda jenius kini dianggap sampah?
"Jadi, ini semua sudah diatur?"
Tiba-tiba, langkah berat menggema dari arah podium. Dyre muncul, mengenakan jubah hitam dengan sulaman lambang keluarga Endevour di dadanya. Senyum sinis mengukir wajahnya. "Sebenarnya …. menyedihkan melihatmu begitu berharap, Zyran. Tapi kau harus tahu, elixir ini bukan untuk orang sepertimu, yang garis keturunannya tidak murni, yang kekuatannya tidak stabil."
Zyran menatap Dyre, lalu Joy. “Kalian takut?”
“Takut pada apa yang bisa kulakukan jika aku mendapatkan kekuatan itu?”
Joy melangkah turun dari podium, mendekati Zyran. Angin berputar liar di sekeliling mereka. Langit di atas perlahan tertutup awan gelap. "Kau mengira kami akan membiarkan seekor naga tidur, bangkit dan menggigit tuannya?" bisik Joy, nadanya setajam pisau di tenggorokan.
Zyran menunduk, membiarkan kata-kata itu menampar jiwanya. Tapi saat dia mengangkat wajahnya lagi, sesuatu dalam dirinya telah berubah.
Mata Zyran bersinar. Sekilas, cahaya merah darah melintas, lalu hilang. "Kalau begitu," katanya pelan. “Aku akan mencabut hak itu dengan tanganku sendiri."
Suara ledakan terdengar di kejauhan, mengguncang tanah. Angin berubah jadi badai. Cahaya elixir yang dikantongi Dyre mendadak berkedip tak stabil.
Joy melangkah mundur, samar terlihat waspada. “Kau tidak akan berani—”
Zyran mengangkat tangannya. Tanah di bawahnya retak dengan suara gemeretak. Aura energi murni membumbung, menembus langit. Para tetua tersentak. Beberapa pemuda menjerit tertahan.
"Lihat baik-baik, Joy .... Dyre .... kalian semua …."
"Aku mungkin tidak dipilih, tapi aku akan mengambil apa yang seharusnya menjadi milikku. Dengan paksa!"
"Hahaha …. Zyran, dia berkata bahwa kamu sampah dan kamu memang sampah! Bahkan, jika elixir pembangkit ini diberikan kepadamu, itu tidak akan bisa membangkitkan kekuatan spiritual garis keturunanmu!" teriak Joy dengan lantang.
"Hah?" Zyran menggelengkan kepalanya dan mencibir, hatinya merasa jijik, bahkan banyak orang yang diam-diam tidak mau menerimanya.
Tanpa menunggu lama, dia menurunkan tudung jubahnya, menyalurkan hela nafasnya menjadi mantra, matanya menatap Dyre dengan dingin. “Datanglah, Dyre,” desah Zyran rendah. “Buktikan bahwa Elixir ini pantas di tanganmu.”
Mendengar tantangan itu, Dyre melangkah maju membawa pedang pusaka keluarga di tangan kanannya yang memantulkan cahaya lentera seperti ular perak menari.
Klang~
Dalam sekejap, kedua pemuda itu sudah saling berhadapan. Tiupan angin malam membawa gema denting pedang yang ditarik dari sarung. Kilatan cahaya membelah kegelapan ketika Zyran memutar pergelangan, memanggil kekuatannya, semburan semburat ungu kehijauan mengelilingi telapak tangannya.
BANG!
Dyre menyerang lebih dulu, pedangnya mencipta sabetan putih memanjang tanpa cela. Zyran menangkis, suara benturan logam membahana seperti petir memecah malam. Lumpur dan dedaunan kering beterbangan, menciptakan tabir kabut di antara mereka. Dia merunduk, menghindar dengan gesit, lalu balas dengan serangan. Gelombang energi gelap menembus tanah, merobek lantai batu hingga retak panjang, menghambat kaki Dyre.
Kerumunan terperangah.
Bayangan naga yang terukir di tiang seakan hidup, ikut menari dalam pusaran angin. Tegangan mencapai puncak ketika Dyre melompat tinggi, menghujamkan pedang peraknya lurus ke dada Zyran, tapi Zyran menyibak udara, memutar tubuhnya, selip di bawah sabetan maut itu.
Dia membalas dengan pukulan jurus pamungkasnya. “Rasakan ini!” Tubuhnya diselimuti aura membunuh, dan pukulan itu menghantam pelindung Dyre yang mengirimnya terpelanting beberapa meter ke belakang.
Sorak kagum dan kekagetan pecah bersamaan. Di bawah sinar lentera berpendar, wajah Zyran memancarkan ketegasan dan kemurkaan terhenti, ragu memudar digantikan kebulatan tekad.
Dyre tergeletak, nafas tersengal, namun matanya tetap menyala dingin.
PROLOG. DIBAWAH LANGITMereka pertama kali bertemu di bawah pohon sakura yang langka di taman, di antara bangunan marmer dan jembatan kristal Kota Lunar, kota yang tentram dan damai, tempat angin membawa aroma bunga abadi dan matahari senja menciptakan siluet keemasan di permukaan danau. Di sanalah dunia diam sejenak untuk mempertemukan dua jiwa muda yang tak tahu bahwa mereka akan saling mencintai dan menghancurkan.Zyran duduk di bangku batu, mengenakan jubah latihan yang sudah lusuh. Rambut hitamnya berantakan, matanya menatap danau dengan sorot tajam yang seolah hendak menantang takdir. Dia pewaris keluarga Endevour—atau seharusnya begitu. Namun sejak ayahnya, Leiv Endevour, pemimpin sebelumnya meninggal, Zyran hanya dianggap bayangan buruk, anak dengan garis darah yang terbuang, warisan yang tak diinginkan.Sementara itu, seorang gadis dengan rambut perak seperti cahaya bulan berjalan menyusuri jalan setapak dengan langkah anggun. Gaun ringan berwarna ungu membelai rerumputan, da
Mata mereka bertemu …. dan untuk sesaat, waktu seakan berhenti. Di antara mereka bukan hanya ada pertarungan kekuatan, tapi juga reruntuhan cinta dan janji yang terkoyak. “A-apa?!” “Apa yang sebenarnya terjadi?” “Janji satu tahun …. apa maksud meraka?” “Kudengar, dulu mereka bertunangan, bukan?” Suara sorak-sorai penonton bergema. "Zyran ...." bisik Neil, nyaris tak terdengar. "Apa kau tahu sesuatu?" Mata mereka bertaut, dan di sana—di kedalaman pupil mereka—tersimpan kisah yang belum selesai. "Aku tahu segalanya," jawab Zyran pelan. "Tapi hari ini, aku ingin tahu, apakah hatimu masih bisa kutemukan di antara tebasan pedangmu, Neil?" Zyran dan Neil saling menatap dalam waktu yang cukup lama, penuh kehangatan, rindu namun meyakitkan. Keduanya mengeluarkan pedang dari sarung di pinggang mereka, pedang es Wistoria dengan cahya ungu kebiruan di tangan Zyran. Dan pedang Fenghuang dengan cahaya merah ditangan Neil. Swoosshh~ Klang! Dan dengan itu, mereka mulai bergera
"KAIJIN!" Ledakan dahsyat mengoyak udara. Bayangan tanduk meledak dari langit seperti meteor neraka, menghantam dengan kekuatan brutal. Debu dan energi spiritual beterbangan, menciptakan pusaran kekacauan yang membuat waktu seakan berhenti. Namun yang terjadi berikutnya membuat semua penonton terperangah. Zyran tidak terguling. Dia hanya terhenti sejenak, seolah menerima serangan itu sebagai angin lalu. Matanya menatap tajam ke arah lawannya dengan ketenangan yang mengintimidasi. Sunny sendiri ternganga. "Tidak mungkin!" Dalam pikirannya, tinju kaijin adalah teknik pamungkas, mampu merobohkan batu besar dan menumbangkan binatang buas berkulit baja. Tapi kini? Hanya menghasilkan jeda sepersekian detik. Zyran menghela napas. "Kalau hanya segitu, kamu sudah kalah sejak awal." Tawa gila meledak dari bibir Sunny. Dia melompat tinggi, tubuhnya dilingkupi aura merah menyala. "Jangan sombong! Kekuatan garis keturunanku belum kau rasakan sepenuhnya!" Kaki kanannya menghantam uda
Langkahnya ringan namun mantap, dia mengepalkan tinju dan melayangkan pukulan lurus, menyambut serangan telapak tangan raksasa Sunny.Swohs!Tinju itu meluncur secepat kilat, menimbulkan raungan angin yang menggema di seluruh arena.Sunny justru menyeringai, percaya diri bahwa ini adalah akhir bagi Zyran. Teknik tanduk banteng adalah warisan keluarganya dari Kota Marlin, mampu menghancurkan logam dan tulang dalam satu cengkeraman.Begitu telapak tangan itu menangkap tinju Zyran, dia berniat langsung meremukkannya. “Hahaha! Ini yang kau minta, Zyran!”BANG!Namun, saat telapak tangan Sunny mencengkeram tinju Zyran, senyum kemenangan itu langsung membeku. Matanya membelalak, tangan kanannya bergetar hebat.“A-Apa?! Tidak mungkin!” Dia menggigit bibir bawah, mencoba menghimpun kekuatan untuk menekan balik. Tapi tinju Zyran justru memancarkan dua gelombang energi dahsyat yang meledak dari dalam genggaman!“Apakah ini yang kau sebut tanduk?” Zyran mencibir. Tinju keduanya kini melayang ke
Sunny menatap Zyran dari atas panggung, matanya menyipit merendahkan, seolah kemenangan telah dia genggam. Namun sebelum duel dimulai, tatapannya sempat beralih kepada Leslie yang duduk di tribun.“Leslie, aku ingin kau menyaksikan sendiri bagaimana aku menghancurkan murid Aula Langka!”Leslie tidak menyembunyikan perasaannya, dia mengernyit jijik melihat tubuh kekar Sunny yang menggembung dan penuh percaya diri. Baginya, pria semacam itu tak punya nilai.Sunny tak menyadari penolakan itu, dia terlalu sibuk menikmati rasa kagumnya terhadap diri sendiri. “Aku akan membuat semua orang tahu,” katanya lantang. "Zyran mungkin kuat, tapi kekuatan fisikku telah mencapai sembilan puluh ribu! Hanya dengan tubuhku, aku bisa menghancurkannya!”Zyran terdiam, sedikit terkejut. “Sembilan puluh ribu?” gumamnya pelan.Melihat keterkejutan itu, Sunny semakin menjadi-jadi. “Apa? Takut? Dunia kecil macam apa yang pernah kau lihat, bocah desa? Aku tahu kekuatanmu hanya delapan puluh delapan ribu. Tapi i
Tawa para murid Aula Langka pun pecah memecah keheningan. Suara sorak-sorai menggema di sekitar arena, meluapkan emosi yang sejak tadi mereka tahan.“Zyran mengalahkan Sahada! Ini luar biasa!”“Ini sejarah! Murid Aula Langka mengalahkan salah satu dari rmpat jenius Aula Mytic!”Sebaliknya, para murid Aula Mytic hanya bisa terdiam. Keangkuhan mereka selama ini runtuh dalam sekejap. Wajah mereka suram, penuh kekecewaan.Guru dari Aula Mytic mengerutkan kening. “Sahada, jika kau tak ingin kehilangan segalanya, fokuslah ke penilaian eksternal. Masih ada kesempatan untuk membuktikan dirimu. Tapi sekarang, minggirlah! Jangan ganggu jalannya ujian!”Sahada mengertakkan gigi, matanya bersinar dingin. “Penilaian eksternal, ya? Di sanalah aku akan bangkit dan menjatuhkanmu, Zyran!”Zyran mengabaikannya. Tatapannya kini beralih ke satu sosok lain—Sunny.Dari bangku pengamat, Pemimpin Aula Mytic, Kotaro, hanya bisa mengerutkan kening, wajahnya muram. Para guru di sekitarnya terlihat lebih buruk l
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
댓글