Share

Bab 10. Suara Familiar Itu

Author: minaya
last update Last Updated: 2025-09-22 20:00:34

“Ahh….saya tidak papa, terimakasih, Pak Sergio,” ujar Thana dengan wajah yang sudah bersemu merah.

Buru-buru Thana hendak mengambil kopernya, tetapi dia malah lebih didahului oleh Sergio yang mengambilkannya untuknya.

“Eh…Pak gak papa biar saya aja yang bawa,” ujar Thana cepat-cepat ingin merebut kopernya tetapi pria itu menghalangi Thana.

“Saya aja yang bawa, repot kalau kamu jatuh lagi kayak tadi,” ujar pria itu dengan tatapan mata intensnya.

Thana langsung menurut dan membiarkan Sergio menarik dua koper. Satunya milik Thana dan satunya miliknya sendiri.

Dominasi pria itu membuat Thana langsung kicep dan tidak berani membantah lagi. Setelah melewati bagian imigrasi, Thana kembali dikejutkan karena ternyata tipe pesawat yang dipesan pria ini adalah first class, yang paling mahal.

Saat keduanya sudah duduk bersebelahan, Thana memberanikan dirinya bertanya. “Pak Sergio, apa ini tidak ber

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Kembar Rahasia: Bolehkah Kami Memanggilmu Daddy?   29. Pacar Baru?

    “Anabella…hey…sadarlah, katakan padaku dimana alamat rumahmu.” Sergio menggoyang-goyangkan tubuh wanita itu untuk menanyai dimana alamatnya.Sergio sudah menggendong Thana hingga ke basement dimana mobil Bugatti hitamnya terpakir rapi tetapi wanita disampingnya ini tidak mau bekerja sama dengannya.Entah sudah berapa kali Sergio mengguncang tubuhnya untuk menyadarkannya tetapi Thana hanya merancu tidak jelas. Sepertinya memang mabuk parah.Sergio mengetuk-ngetukkan jemarinya distir mobilnya itu, berpikir keras apa yang harus dia lakukan. “Anabella, katakana padaku dimana rumahmu, hm?” Kali ini Sergio bertanya dengan nada lembut sembari menangkup wajah Thana dengan kedua tangannya.Thana terlihat terganggu dan mulai bergumam tidak jelas sebelum akhirnya ia tiba-tiba bangun dan tersadar. “YA! PULANG! AYO!” pekiknya, lagi-lagi kumat dengan wajahnya yang sudah sayu itu.Sergio geleng-geleng kepala dibuatnya. Ini baru pertamakalinya dia pernah berhadapan dengan wanita yang mabuk seperti in

  • Kembar Rahasia: Bolehkah Kami Memanggilmu Daddy?   28. Kata Hati

    Jantung Thana jangan ditanya lagi. Dengan keadaan sedekat ini bahkan ia sudah mabuk mencium aroma parfum milik pria ini.Jika seperti ini Sergio benar-benar menguji Thana. Dia sudah berusaha meyakinkan dirinya untuk tidak berharap apapun dengan pria ini tetapi kenapa saat Thana berusaha mendorongnya menjauh pria ini malah makin mendekat?Siapa yang tidak baper jika Sergio terus seperti ini? Mengikis jarak diantara mereka secara perlahan?“K-kalau menurutmu itu tidak mengganggu, maka lebih baik hapus saja, atau setidaknya revisi sedikit larangannya menjadi dilarang menunjukkan kemesraan dikantor sepertinya lebih manusiawi,” jawab Thana cepat.Sergio mengangguk kali ini dia terlihat puas dengan jawaban Thana. “Oke, ide bagus aku akan mengubahnya sesuai keinginanmu,” jawab Sergio.Thana memberanikan dirinya menoleh walau wajahnya penuh dengan tanda tanya. “Kenapa tiba-tiba membahas itu? apa karena Jo dan Amara?” tanya Thana, dia sudah sedikit lebih tenang kali ini.Entahlah mungkin karen

  • Kembar Rahasia: Bolehkah Kami Memanggilmu Daddy?   27. Berdua Saja

    “Sumpah! Arghh dimana taruh muka gue sekarang Mar?” Thana berteriak, mengacak-acak rambutnya dan berjalan mondar-mandir menceritakan kejadian paling memalukan yang pernah terjadi di hidupnya itu.Amara yang duduk diujung ruangan tertawa terbahak-bahak. “Hahaha…terus ini di grup ghibah kantor masak dibilang kamu jatuh dipangkuannya Pak Sergio,” celetuk Amara yang memang sedang membaca isi grup ghibah kantornya itu.Thana memang tidak ada yang mengundang masuk karena semua wanita iri dan benci padanya sementara Amara memasuki grup itu dengan nomor keduanya sehingga ia bisa selalu menjadi mata-mata disana.Thana mendekat dan merampas ponsel sahabtnya itu untuk melihat semua orang menghujat dan mengata-ngatainya menggatal pada Sergio. Padahal semua informasinya bohong dan terkesan dilebih-lebihkan untuk menggiring semua orang agar membenci Thana. “Terus gimana reaksi Pak Sergio? Dia beneran langsung batalin rapatnya dan suruh semuanya keluar?” tanya Amara memastikan sembari menegak minuma

  • Kembar Rahasia: Bolehkah Kami Memanggilmu Daddy?   26. Kejadian Memalukan

    “Coba kamu jujur aja sama aku, Than,” ucap Amara sembari memakan makan siangnya.Keduanya tengah berkumpul di kantin perusahaan di waktu makan siang dan ekspresi Thana membuat Amara tahu secara otomatis kalau sahabatnya ini pasti sedang ada masalah, atau setidaknya sedang terpikirkan karena suatu hal.Thana menghela napasnya kasar. “Mar, menurut kamu aku harus segera mencari pasangan?”Mata Amara berbinar dan ia mengedipkannya berkali-kali menatap Thana tak percaya. “Than…ya ampun setelah beberapa tahun ini aku sampai capek ngasi tau kamu akhirnya kamu ada hijrah buat nyari pacar?”Thana menggeleng. “Gak aku kepikiran aja sebenernya kemarin waktu aku ngajak si kembar ke taman bermain mereka lagi ngomong sama Daniel, temennya itu terus aku gak sengaja nguping masa mereka udah tau Than arti perceraian? Mereka berdua ngira papa dan mamanya cerai mungkin dikasi tau Ibu atau denger dari temen-temennya. Pantes aja belakangan ini mereka gak pernah lagi nanya dimana papanya.”Amara memegang t

  • Kembar Rahasia: Bolehkah Kami Memanggilmu Daddy?   25. Ulah Si Kembar

    “Entahlah Om tadi mommy duduk deket sini mungkin lagi di toilet kalau Om sibuk Om bisa pergi duluan kita tunggu mommy disini aja,” ujar Enzo dengan ramah. “Oh ya kita sekarang gak bawa uang tadi udah habis buat mainan kalau kita ketemu lagi nanti Enzo bakal balikin uang Om ya.”Thana sontak bersembunyi dibelakang stand es krim itu dengan jantung yang sudah hampir copot. Wanita dengan mata yang sedikit sembab itu memegang dadanya dan tangannya sudah bergetar.Apa benar itu Sergio? Tetapi tidak mungkin bagaimana bisa pria itu ada disini?Thana berusaha menenangkan dirinya, mungkin saja itu hanya orang yang mirip dengan Sergio bukan?Wanita itu memberanikan untuk mengintip dari belakang stand es krim itu untuk melihat dengan jelas wajah pria aisng yang memangku Elio itu bahkan keduanya terlihat sangat akrab dengan pria itu tidak seperti biasanya.Elio dan Enzo sudah ia wanti-wanti untuk tidak sembarangan berbicara dan percaya pada pria asing dan biasanya keduanya memang menurut tetapi ad

  • Kembar Rahasia: Bolehkah Kami Memanggilmu Daddy?   24. Cocok Dengan Mommy

    “Gimana enak gak?” tanya Sergio dengan senyuman disepanjang wajahnya. Takdir mempertemukannya lagi dengan kedua bocah pintar ini yang entah kenapa selalu membuat Sergio terbayang-bayang dan membekas diingatannya.“Yummy! Enak banget Om makasi ya nanti kalau mommy kita datang pasti digantiin uangnya Om,” jawab Elio.Sergio tersenyum melihat ada bekas es cream diujung bibir Enzo tetapi niatnya untuk mengelapnya hilang ketika Enzo sendiri yang mengambil tisu dan mengelap bibirnya lalu melipat tisu itu rapi dan membuangnya ditempat sampah yang memang untuk sampah khusus organik.Sergio tentunya sangat terkejut melihat itu. Entah kenapa gayanya persis mirip sepertinya. Rapi dan tidak suka ada yang melenceng satupun. “Om sampai lupa nanya nama kalian dari dulu, kamu siapa namanya?” tanya pria itu penasaran.Elio mengulurkan tangannya. “Aku Elio, Om dan itu kakaku Enzo kami kembar hanya berbeda 20 menit,” jawabnya. “Lalu nama Om siapa?” tanyanya sembari menjilat es krimnya.“Gio, panggil saj

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status