Belenggu Hasrat Dendam Membara

Belenggu Hasrat Dendam Membara

last updateÚltima actualización : 2025-12-13
Por:  Michaella KimActualizado ahora
Idioma: Bahasa_indonesia
goodnovel18goodnovel
No hay suficientes calificaciones
5Capítulos
1vistas
Leer
Agregar a biblioteca

Compartir:  

Reportar
Resumen
Catálogo
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP

Lima tahun lalu, Ethan Deighton menyerahkan kebebasannya demi cinta. Ia menanggung kesalahan atas kejahatan yang tak pernah ia lakukan—hanya untuk melindungi wanita yang pernah berjanji akan menunggunya: Iris Valeska. Namun ketika gerbang penjara akhirnya terbuka, dunia tak lagi sama. Iris bukan miliknya lagi. Ia kini menjadi istri Marcus Cross, miliarder kejam—orang yang menghancurkan keluarga Ethan dan membuat ayahnya bunuh diri. Pengkhianatan itu membakar lebih dalam dari luka mana pun. Pria yang dulu percaya pada cinta kini hidup dengan dendam yang mengalir dalam nadinya. Ia bersumpah tak akan pernah percaya lagi… Sampai takdir mempertemukannya dengan Celeste Morel, seorang pewaris rapuh asal Prancis yang tanpa sengaja terseret ke dalam dunia gelapnya. Lembut. Polos. Segalanya yang sudah lama tak dipercayai Ethan. Ketika hidup Celeste terancam, Ethan melangkah masuk—bukan sebagai pahlawan, melainkan sebagai pria yang tak lagi tahu cara berpaling. Dan di mata Celeste, ia mulai melihat sesuatu yang dulu ia pikir telah hilang selamanya—harapan. Namun bisakah hati yang dibangun dari dendam belajar mencintai lagi? Ataukah harga dari keheningan itu akan menelannya sekali lagi?

Ver más

Capítulo 1

BAB 1. LIMA TAHUN YANG TERBUANG

“Lima tahun,” gumamnya pelan. “Dan kau masih di sini, Ethan. Masih hidup.”

Ethan Deighton menarik kerah jaketnya lebih tinggi. Langkahnya mengarah ke sebuah rumah milik seseorang yang dulu membuat setiap malamnya berarti. Iris Valeska. Nama yang selalu menjadi pelarian dalam kepalanya ketika suara jeruji besi bergesek di malam hari. Wanita yang dulu menatap mata Ethan dengan penuh keyakinan, lalu memintanya untuk diam dan mengaku bersalah agar reputasinya tidak hancur.

Ethan menuruti. Karena cinta, katanya waktu itu.

Dan cinta itulah yang kini menuntunnya menembus dinginnya kota New York, ke rumah megah dengan pagar besi tinggi di ujung jalan.

Lampu-lampu di sana berkilau, memantul di salju seperti permata. Ada tenda putih besar berdiri di halaman, dengan musik jazz mengalun lembut dan suara tamu bercampur tawa serta denting gelas.

Hati Ethan berdegub cepat. Ia menatap pesta itu lama, lalu tersenyum kecil. “Dia tahu aku bebas hari ini,” pikirnya. “Dia pasti menyiapkan ini.”

Namun langkahnya melambat ketika mendengar suara seorang wanita dari arah pagar, penuh semangat.

“Selamat ulang tahun pernikahan yang pertama untuk Tuan Marcus Cross dan Nyonya Iris Cross!”

Suara tawa menyusul, lalu tepuk tangan.

Ethan berhenti. Senyumnya padam seketika.

Kata-kata itu seperti batu yang menghantam dada.

Marcus Cross.

Nama itu.

Nama yang ia benci setengah mati.

Nama yang telah menghancurkan keluarganya, membuat ayahnya kehilangan segalanya dan akhirnya bunuh diri.

Dan sekarang, nama itu disandingkan dengan Iris.

Ethan menggenggam pagar besi itu erat, sampai buku-buku jarinya memutih. Dunia di depannya terasa berputar. Ia ingin meyakinkan diri bahwa ia salah dengar, tapi matanya menangkap sosok wanita bergaun putih gading berdiri di atas panggung.

Iris.

Cantik seperti dulu, tapi kini dengan tangan melingkar di lengan Marcus Cross.

Marcus mengenakan setelan hitam sempurna, senyumnya tenang, memeluk Iris seolah dunia ini miliknya.

Dan mungkin memang begitu.

Ethan melangkah ke depan, membuka gerbang tanpa peduli penjaga yang terkejut melihatnya.

“Hey! Kau tak boleh masuk!”

Terlambat.

Ethan sudah menapaki halaman pesta itu. Musik terhenti perlahan saat kemunculannya, obrolan berganti bisik-bisik. Semua mata menoleh padanya. Sosok lelaki kurus berjaket lusuh, wajahnya belum sempat dicukur rapi, matanya tajam tapi lelah.

Marcus tersenyum samar, seolah sudah menunggu ini. “Lihat siapa yang baru keluar dari kandang.” Suaranya tenang tapi penuh racun.

Para tamu tertawa kecil, beberapa menutup mulutnya pura-pura sopan, tapi matanya berbinar ingin tahu.

Ethan berdiri di tengah mereka, tak peduli tatapan itu. Matanya hanya tertuju pada satu sosok, Iris.

“Iris,” Ethan memanggil pelan, hampir berbisik. “Apa ini? Kau dan dia?”

Marcus turun dari panggung,  mendekat, langkahnya ringan tapi sombong. “Kau datang tanpa undangan, Ethan. Seharusnya kau tahu cara membaca situasi. Ini pesta kelas atas, bukan reuni napi.”

Beberapa tamu menahan tawa. Satu di antaranya berbisik, cukup keras untuk terdengar, “Lihatlah pakaiannya, seperti gelandangan. Bagaimana mungkin dia berani bicara pada Nyonya Cross?”

Ethan mengepalkan tangannya, tapi matanya tetap pada iris. “Katakan padaku ini tidak nyata, Iris.”

Iris menghindari tatapan itu. “Ethan, tolong, jangan buat keributan di sini.” Suaranya bergetar.

“Keributan?” Ethan tertawa pendek, getir. “Lima tahun aku di penjara untukmu. Lima tahun aku tutup mulut agar nama keluargamu bersih. Dan sekarang aku kembali, hanya untuk melihatmu menjadi istri dia? Sungguh, Iris?”

Marcus tersenyum puas, memutar cincin di jarinya. “Hey, jangan seperti itu. Dia hanya membuat pilihan tepat. Kau tahu, perempuan cerdas tak akan menunggu laki-laki bodoh yang sia-sia.”

“Ya, benar!”

Tawa lagi-lagi terdengar. Kali ini lebih lepas, lebih tajam.

Seorang wanita muda bersuara manja menyahut, “Astaga, jadi ini benar? Pria ini yang dulunya masuk penjara gara-gara manipulasi saham itu? Kupikir dia sudah mati di dalam sana.”

Marcus menoleh pada tamunya dengan senyum ramah palsu. “Tidak, sayang. Sayangnya, dia masih hidup.”

Ethan menatap Marcus tajam. “Itu bukan kesalahanku!”

Marcus mendekatinya, begitu dekat hingga napasnya beradu dengan napas Ethan. Kemudian berbisik, “Ethan, tidak ada yang akan membela seorang napi. Dunia mencatat kau bersalah. Dan aku? Aku hanya pewaris yang beruntung mengambil alih reruntuhan keluargamu.”

Ethan tersenyum dingin. “Beruntung? Kau menyebut ‘merusak nama ayahku dan membuatnya bunuh diri’ sebagai keberuntungan?” ujarnya.

Marcus menarik dirinya, menunjukkan ekspresi pura-pura kecewa dengan perkataan Ethan. “Ayahmu lemah. Bisnismu rapuh. Lalu kuambil alih agar gedung itu tetap ada. Kenapa itu jadi salahku?” Ia berkata dengan lantang.

“Ya Tuhan, dia benar-benar tak tahu malu datang ke pesta Tuan Cross.”

“Berani sekali dia muncul setelah menghancurkan nama keluarganya sendiri.”

Ethan tak peduli pada mereka. Ia kembali menatap Iris. “Dan kau. Kau diam saja mendengar semua ini, Iris?”

Iris menelan ludah, matanya berair tapi tetap menunduk.

“Jawab, Iris!” Ethan tertawa, getir. “Kenapa kau seperti ini? Apakah membuatmu bahagia tidur di kasurnya?”

Wajah Iris memucat. Marcus mengangkat tangan, menahan amarahnya tapi masih menjaga nada elegan. “Kau sudah cukup membuat malu dirimu sendiri.”

“Ethan, kau seharusnya tetap di tempatmu. Dunia luar sudah berubah. Iris milikku sekarang.”

Seorang tamu pria menepuk pundak Marcus. “Tuan Cross, biar aku urus orang ini. Tak pantas dia ada di sini.” Kemudian menjulurkan tangannya ke arah Ethan.

Ethan menepis tangan itu kasar. “Coba sentuh aku, dan kau akan kehilangan gigi depanmu.”

Hening seketika. Pengawal marcus mulai bergerak, tapi Marcus menahan. Ia ingin menonton.

Marcus menatap Iris dengan nada pura-pura manis. “Sayang, kenapa tak jelaskan pada mantanmu ini, bahwa semua sudah berakhir?”

Iris menggigit bibirnya, suaranya pelan tapi cukup membuat dada Ethan hancur. “Ethan. Aku mohon, pergilah. Aku bukan Iris yang dulu lagi.”

Satu kalimat itu menamparnya lebih keras dari semua hinaan yang dilemparkan padanya malam itu.

Ethan menarik napas panjang, mencoba menahan gejolak di dadanya. “Baiklah,” katanya datar. “Kalau begitu, aku akan pergi.”

Marcus tersenyum puas, mengangkat gelasnya. “Bagus. Dunia tak menunggu orang gagal.”

Ethan berbalik, berjalan pergi di antara tamu-tamu yang menyingkir seperti menghindari penyakit. Tidak ada teriakan. Tidak ada permohonan agar Iris kembali padanya.

Ia berhenti di ambang pintu tenda, menoleh sekali lagi. Pandangannya tajam seperti bilah pisau. “Kau sudah ambil segalanya dariku, Marcus. Tapi ingat, waktu tak selamanya di pihakmu. Suatu hari nanti, aku akan menagih setiap detik yang kau curi.”

Marcus menjawab dengan senyum meremehkan. “Kau harus punya dunia dulu sebelum bisa menantangku, Ethan. Dan dunia ini, milikku.”

Tawa tamu-tamu kembali pecah, menggema sampai Ethan melangkah keluar dari cahaya lampu pesta, menembus hujan yang semakin deras. Tak ada yang mengejarnya. Tak ada yang peduli.

Hanya suara musik yang kembali dimainkan, seolah tak ada tragedi kecil barusan.

Dan Iris tetap diam, bahkan tidak berani menatap matanya. Itu yang paling menyakitkan.

Hujan sudah jadi badai ketika Ethan menyusuri jalan sempit di dekat Central Park. Pikirannya kosong tapi dadanya sesak. Hanya rasa dingin dan lelah yang tersisa.

Beberapa blok kemudian, Ethan berhenti di bawah papan iklan raksasa. Di atasnya, tulisan besar menyala terang.

Cross Holdings Group.

Marcus Cross seperti menatapnya dari foto iklan itu, mengenakan setelan mahal, dengan slogan besar di bawahnya.

“Kepercayaan Adalah Segalanya.”

Ethan menatap papan itu lama, ia basah kuyup, lalu tiba-tiba tertawa pelan. Tawa yang lebih mirip desisan sakit hati.

“Kepercayaan, ya?” gumamnya. “Kau bahkan mencuri itu dariku.”

Ia mengangkat wajahnya, menatap lampu-lampu kota New York yang berpendar di tengah hujan. Untuk pertama kalinya dalam lima tahun, matanya tidak lagi kosong. Ada sesuatu di sana. Arah.

Ia menyelipkan surat kebebasan lusuh itu ke saku jaketnya, lalu berkata pelan tapi tegas, “Lima tahun terlalu lama untuk tidur. Sekarang giliranku bermain.”

Expandir
Siguiente capítulo
Descargar

Último capítulo

Más capítulos

A los lectores

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Sin comentarios
5 Capítulos
Explora y lee buenas novelas gratis
Acceso gratuito a una gran cantidad de buenas novelas en la app GoodNovel. Descarga los libros que te gusten y léelos donde y cuando quieras.
Lee libros gratis en la app
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP
DMCA.com Protection Status