Share

Bab 17

Author: Daun Jahe
"Tuan Javier, maksudnya sengaja apaan? Bukankah aku berbaik hati menjodohkanmu dengan Kayla?" Sambil berbicara, Claire berusaha melepaskan tangannya.

Javier menariknya kembali dengan kuat, membuat Claire hampir saja menabrak dada Javier.

Pria itu mendengus, lalu berkata, "Ini tujuannya kamu menyuruh Kayla mengundangku makan di Keluarga Adhitama?"

Claire tertegun dan merasa heran. Dia menatap Javier dengan geli, "Aku menyuruh Kayla mengundangmu ke Keluarga Adhitama? Hebat sekali aku?"

Tatapan Javier tampak dingin ketika berkata, "Claire, kamu tidak berhak ikut campur dalam hubunganku dan Kayla. Apa pun tujuanmu, jangan sok pintar."

"Javier, biar kutegaskan sekali lagi. Aku nggak menyuruh Kayla untuk mengundangmu. Meski aku nggak tahu apa yang dibilang Kayla padamu, aku sama sekali nggak ada hubungannya dengan hal ini."

Claire menepis tangannya, lalu berkata dengan serius, "Aku juga nggak peduli dengan hubungan kalian. Beri tahu wanita itu, jangan lemparkan semua kesalahan padaku. Aku bukan orang yang gampang ditindas!"

Claire benar-benar murka saat ini, dia sudah tidak peduli lagi dengan citranya.

Ketika baru saja dia hendak berbalik dan pergi, Javier tiba-tiba menariknya ke dalam mobil.

"Javier! Apa yang kamu lakukan, lepaskan aku!" teriak Claire sambil mendorong pintu mobil belakang yang dikunci dari luar. Dia memelototi pria yang memasuki mobil itu.

"Javier! Lepaskan aku atau aku akan lapor polisi!"

"Lapor saja," ucap Javier tak acuh. Kemudian, dia langsung mengemudikan mobilnya.

Melihat mobil itu melaju, Kayla yang baru keluar dari rumah langsung mengepalkan tangannya. Tatapannya tampak dingin dan kejam.

Javier mengemudikan mobilnya ke daerah terpencil yang sepi. Ketika menghentikan mobilnya, Claire menatap pria itu dengan waswas. "Kenapa kamu membawaku ke tempat terpencil begini? Jangan-jangan kamu mau membunuhku?"

"Turun," perintah Javier dengan dingin.

Melihat pemandangan di luar sana yang gelap gulita, Claire bertanya, "Kamu mau menurunkanku di sini?"

Javier menjadi tidak sabaran. "Nggak ngerti ucapan orang? Turun!"

Claire mendengus, lalu mendorong pintu mobil dan turun. Begitu dia menutup pintu mobil, Javier benar-benar langsung pergi.

Melihat lampu mobil yang menjauh, Claire menggertakkan giginya dan berteriak, "Javier, awas saja kamu!"

Keadaan di sekitarnya gelap gulita, jalan raya yang panjang ini hampir tak terlihat ujungnya.

Dari arah hutan, terdengar suara serangga yang berbunyi. Claire mengarahkan cahaya ponselnya dan berjalan ke sisi lain jalan raya. Di samping jalanan yang dibatasi oleh bebatuan, ada tebing yang di bawahnya adalah batu dan air laut.

Baru saja ingin menelepon taksi, ternyata di tempat ini tidak ada sinyal sama sekali.

Jangan-jangan, dia harus bermalam di sini?

Javier mengemudikan mobilnya agak jauh dan berhenti di samping jalanan. Dia sendiri juga tidak mengerti mengapa dia begitu perhitungan terhadap wanita itu.

Kali ini, dia benar-benar emosi. Javier mengira bahwa Claire menyuruh Kayla mengundangnya ke Keluarga Adhitama adalah untuk mendesaknya menikahi Kayla.

Javier tidak pernah mengakui secara resmi bahwa Kayla adalah pacarnya. Bahkan Rendy dan ibu Kayla sekalipun, tidak ada yang berani mendesaknya menikahi Kayla.

Sementara itu, Javier sendiri memang tidak berencana untuk menikahi Kayla, meskipun Kayla adalah wanita yang bermalam dengannya 6 tahun yang lalu.

Namun, Claire mengatakan bahwa dia tidak menyuruh Kayla mengundang Javier datang. Lalu, kenapa Kayla mengatakan bahwa semua ini adalah ide Claire?

Apakah Claire yang berbohong, atau Kayla yang menipunya? Javier mengerutkan alisnya, hatinya terasa gusar.

Setelah ditelantarkan di tempat seperti ini, Claire juga seharusnya sedang ketakutan sekarang, bukan?

Javier berdecak, lalu memutar balik mobilnya.

Kembali ke tempat sebelumnya, Javier melihat Claire sedang duduk di batu di tepi jalan menghadap ke arah laut.

Sosoknya yang indah sedang duduk dengan tegak, rambutnya yang lebat dan bergelombang terurai di punggungnya. Dia menggunakan jari-jarinya untuk menyisir dan hendak mengikat rambutnya ke atas. Ketika rambutnya terangkat, lehernya yang mulus dan elegan tampak jelas.

Cahaya rembulan menyelimuti dirinya bagaikan sebuah kain satin, membuat orang ingin merobeknya.

Begitu Claire berbalik, dia terkejut melihat pria yang sedang berdiri di belakangnya. Dia berkata sambil tertawa kecil, "Aku kira Tuan Javier benar-benar mau menelantarkanku di sini semalaman. Sepertinya kamu masih punya hati nurani?"

Ketika Claire berdiri melewati dirinya, Javier mengerutkan kening. Dia mulai meragukan dirinya sendiri.

Javier tidak ingin mengakui bahwa dia bahkan bisa tergoda oleh cara perempuan ini mengikat rambutnya. Claire menghampiri pintu belakang untuk membukanya, tetapi suara di belakangnya berkata, "Duduk di depan."

Claire berbalik menatapnya.

Javier berkata dengan nada datar, "Aku bukan sopirmu."

Usai berbicara, dia pun langsung naik ke mobil.

Claire bergumam dan berjalan menuju kursi penumpang depan, "Tuan Javier, menurutku kamu ini orang yang sangat aneh."

Javier mengabaikannya, lalu mengemudikan mobil dengan wajah suram.

Claire juga malas berbicara. Kepalanya bersandar di kaca mobil dengan ditopang oleh sebelah tangannya. Ketika mobil melaju keluar dari daerah terpencil, ponsel Claire tiba-tiba berdering.

Setelah melirik sekilas, ternyata panggilan dari Jody!

Gawat, sekarang ini sudah 21.30, anak-anaknya pasti sudah khawatir karena Claire belum pulang selarut ini.

Claire menjawab teleponnya dengan nada yang lembut, "Halo, Sayang?"

Raut wajah Javier menjadi suram. Sayang? Dia sudah punya pacar?

"Maaf, aku tertunda karena ada sedikit urusan. Sekarang ini aku sedang dalam perjalanan pulang. Tunggu aku di rumah ya, muah ... bye!" Kemudian, Claire menutup telepon itu.

Javier yang duduk di sampingnya tertawa sinis. "Pacar?"

Claire meliriknya dengan tersenyum menggoda. "Iya, pacarku."

Di rumah, tidak hanya satu "pacar" yang menunggunya, dia bahkan punya dua "pacar"!

Javier tidak berkata apa-apa lagi, tetapi suasana hatinya menjadi makin kacau.

Setelah mengemudikan mobilnya ke pusat kota, Javier langsung mengusirnya dari mobil. Sikapnya yang aneh ini membuat Claire terheran-heran.

Sesampainya di rumah, waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Jody meletakkan sandal ibunya, lalu bertanya dengan alis berkerut, "Ibu, tadi Ibu sedang bersama pria menyebalkan ya?"

Claire tertawa dan bertanya, "Kenapa kamu bisa tahu?"

Jody melipat tangannya di depan dada dan berkata dengan tak berdaya, "Asalkan ada pria menyebalkan di samping Ibu, Ibu selalu memanggil kami 'Sayang' di telepon."

Ibunya adalah orang berpengalaman. Jika ada pria di luar negeri yang mendekati ibunya dan Claire tidak suka dengan pria itu. Ibunya akan mengirimkan pesan kepada Jody dan Jerry untuk berpura-pura menjadi pacar atau suami yang meneleponnya.

Claire berjongkok dan mengelus wajah mungilnya sambil berkata, "Dasar cerdik! Nggak ada yang bisa luput dari kamu. Di mana Jerry dan Jessie?"

"Mereka sudah tidur."

Claire mengelus kepala Jody dan berkata, "Maaf sudah merepotkan Kakak, ya. Selama Ibu nggak ada di rumah, Kakak yang menjaga adik-adik semuanya."

Jody membuka kedua tangannya dan berkata, "Siapa suruh aku ini yang paling besar?"

....

Di Perusahaan Perhiasan Vienna.

Claire sedang berada di depan lift. Ketika baru saja hendak masuk, tiba-tiba Kayla datang dan menariknya ke samping.

"Kayla, kamu cari masalah ya?" Claire menarik kembali tangannya sambil tersenyum.

"Claire, aku nggak tahu kamu masih punya cara seperti ini ya?"

"Cara apa?" tanya Claire sambil tertawa.

Kayla menatapnya sambil menggertakkan gigi. Dengan tatapan yang seolah-olah ingin menghabisinya, Kayla berkata, "Bukankah aku sudah pernah memperingatkanmu jangan pernah mencoba-coba untuk mendekati Javier? Apa yang kalian berdua lakukan di belakangku semalam?"

Kayla melihat dengan mata kepala sendiri Claire naik ke mobil Javier. Setelah itu, Javier tidak pulang semalaman. Pasti wanita sialan ini yang menggodanya!
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
ORTYA POI
tanpa alasan harus marah pada Claire, Kayla pintar
goodnovel comment avatar
Just Rara
dih nyalahin si claire,kan si javier sendiri yg maksa claire buat masuk ke dlm mobil nua
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2769

    “Oh, ya, di mana Kak Ariel?” tanya Bastian.Jodhiva membalas, “Dia lagi temani ayahnya untuk jalan-jalan. Sekarang aku juga mau nyusul ke sana. Aku permisi dulu.”Usai berbicara, Jodhiva meninggalkan tempat.Bastia berdecak sembari menggeleng. “Orang yang sudah punya istri memang berbeda.”“Kamu ngomongnya seolah-olah kamu nggak sama dengan dia.” Yura juga meninggalkan tempat.Bastian meletakkan gelasnya, lalu mengikuti langkah Yura. “Hei, kenapa kamu malah meninggalkanku. Tunggu aku.”Claire berhenti di hadapan Javier. Javier menggandeng tangannya. “Sudah selesai mengenang masa lalu?”“Menurutmu? Bukannya sore nanti, kamu dan Ayah akan pergi ke Kediaman Keluarga Tanaka?”Javier tersenyum. “Aku lagi menunggumu untuk makan di sana.”Roger berjalan di sisi Izza, lalu menatap mereka. “Tuan Javier, Nyonya Claire. Kalau begitu, kamu pergi cari Ayah Angkat dulu.”Javier mengangguk. Dia merangkul pundak Claire, lalu berjalan ke koridor. Cahaya matahari dipantulkan ke sisi jendela. Bayangan d

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2768

    Jessie tersenyum lebar. “Kalau begitu, aku akan mengenakan mahkota ini saat pernikahanku nanti. Anggap saja sebagai iklan desain ibuku.”Jules memeluk Jessie dari belakang. “Yang penting kamu suka.”…Anggota Keluarga Fernando baru tiba di Negara Hyugana dua hari sebelum resepsi pernikahan. Mereka tinggal di hotel yang dipesan Jules. Seluruh hotel ini telah dipesan oleh anggota keluarga kerajaan untuk menjamu para hadirin.Keluarga Chaniago dan Keluarga Kenata juga telah datang. Tobias juga tidak absen. Bahkan Shinta, Erin, Levin, dan Samuel yang berasal dari dunia hiburan juga telah datang. Tentu saja, Yura dan Bastian juga masuk dalam daftar undangan.Claire tiba di restoran. Pelayan membawanya ke dalam ruangan VIP. Ketika melihat pria yang duduk di dalam sana, dia pun tersenyum. “Ayah Angkat.”Owl memutar tubuhnya dengan perlahan. Sudah bertahun-tahun mereka tidak bertemu. Owl masih seperti dulu saja, tapi tubuhnya kelihatan lebih kurus dari sebelumnya. Claire langsung maju untuk m

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2767

    Orang lainnya juga ikut tersenyum.Menjelang malam, seluruh kota diselimuti dengan cahaya lampu neon. Setelah Jessie dan Jules menyelesaikan makan malam, mereka pun kembali ke Kompleks Amara.Jessie baru selesai mandi. Rambutnya pun masih basah. Jules mengambil handuk dari tangan Jessie, lalu membantunya untuk mengeringkan rambut.Saat ini, Jessie duduk di depan meja rias sembari menatap orang di dalam cermin. Senyuman merekah di atas wajahnya. “Kak Jules, aku sangat menantikan resepsi pernikahan kita.”“Oh, ya?” Jules mengusap rambut lembut Jessie. “Aku juga menantikannya.”“Aku merasa hidupku sangat sempurna karena bisa menikah dengan orang yang paling aku cintai, apalagi bisa bersama orang yang aku cintai berjalan ke jenjang berikutnya.”Jules pun tertawa, lalu membungkukkan tubuhnya untuk berbisik di samping telinga Jessie. “Apa kamu tahu, keinginan dalam hidupku juga sudah terwujud.”Jessie menoleh untuk menatapnya. “Keinginan apa?”Jules berbisik di samping telinga Jessie, “Menik

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2766

    Hiro mengiakan.“Setelah di luar beberapa saat, kamu menjadi semakin dewasa saja.” Naomi menepuk-nepuk pundaknya. “Semoga kamu bisa semakin baik lagi.”Hiro hanya tersenyum dan tidak berbicara.…Dalam sekejap mata, akhirnya telah sampai ke akhir bulan. Liburan Jessie dan yang lain sudah berakhir. Mereka pun kembali ke ibu kota.Claire dan Javier berdiri di depan halaman untuk menunggu mereka. Setelah mereka menuruni mobil, Jessie langsung berlari ke sisi mereka. “Ayah, Ibu!” Dia langsung memeluk kedua orang tuanya.Javier mengusap kepala Jessie dengan tidak berdaya. “Padahal kamu sudah dewasa, masih saja minta dipeluk.”Senyuman di wajah Jessie semakin lebar lagi. “Tapi, di mata kalian, selamanya aku itu anak kecil!”Claire tersenyum tipis. Dia menatap beberapa orang yang berjalan kemari. “Baguslah kalau kalian bermain dengan gembira. Ayo, kita ke dalam dulu. Nanti malam kita makan bersama.”Setelah Dacia dan Ariel memasuki rumah, mereka duluan naik ke lantai atas untuk melihat anak.

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2765

    Jules menatap mereka. “Kebetulan sekali kalian juga ada di sini.”Yura membalas, “Aku dan Bastian memang ada di sini. Setelah lihat unggahan Jessie, aku baru tahu ternyata kalian juga di sini.”Jessie membawanya ke tempat duduk. “Kalau begitu, kita tinggal beberapa hari bersama.”Setelah Bastian duduk, Jodhiva memperkenalkannya kepada Dacia dan Jessie. “Ini adik iparku, Dacia, dan adikku, Jessie.”“Aku pernah bertemu mereka di pernikahanmu.” Bastian masih mengingatnya. Dia pun berkata, “Adikmu itu satu sekolah dengan istriku. Istriku sering mengungkitnya.”Yura menatapnya. “Istrimu? Belum pasti aku akan menjadi istrimu.”Kening Bastian berkerut. “Kita saja sudah tunangan. Apa kamu masih bisa menikah sama orang lain?”Semua orang pun tertawa. Hanya Jessie saja yang terbengong. “Tunangan apaan? Yura, kamu sudah tunangan?”Yura berdeham ringan. “Aku lupa beri tahu kamu.”“Kamu nggak setia kawan banget, sih. Malah nggak beri tahu aku. “Jessie mencemberutkan bibirnya. Dia benar-benar tidak

  • Kembar Tiga: Ayah Presdir untuk Ibu   Bab 2764

    Bos pemilik permainan berkata, “Dua puluh ribu diberi tiga kesempatan.”“Mahal sekali? Dua puluh ribu hanya diberi tiga kali kesempatan saja?” Dacia merasa sangat tidak menguntungkan.Bos mengangkat kepalanya. “Ini sudah paling murah. Tempat lain malah tiga puluh ribu.”Jessie menarik Dacia. “Dua puluh ribu juga nggak masalah. Nggak gampang bagi mereka untuk berbisnis. Kita juga cuma main-main saja.”Seusai berbicara, Jessie mengeluarkan uang tunai sebesar empat puluh ribu kepada bos. “Berarti enam kali kesempatan, ya.”Bos menyerahkan enam gelang kepada Jessie. Jessie menyukai sebuah gelang. Dia tahu gelang itu hanya barang KW, tapi kelihatannya sangat cantik. Jessie melempar ke sana, tetapi dia tidak berhasil mendapatkannya.Setelah melempar dua kali lagi, Jessie masih saja tidak berhasil mendapatkan targetnya. Sekarang hanya tersisa tiga kali kesempatan.Ketika melihat Jessie putus asa, Ariel pun mengambil sisa gelang dari tangan Jessie. “Coba lihat aku.”Ariel melirik tepat ke sisi

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status