Share

Bab 16

Claire kehabisan kata-kata melihat mereka bersusah payah mengundangnya pulang untuk makan malam. Selain itu, mereka juga mengundang Javier dan bersikeras menyuruh Claire untuk makan malam di sana.

Claire justru ingin melihat apa yang ingin dilakukan oleh ibu dan anak ini.

Dia mendongak dan tersenyum tipis sambil berkata, "Baiklah, kalau begitu aku ikut makan."

Kayla dan Imelda tidak menyangka bahwa Claire akan menyetujuinya. Namun, hal ini justru sesuai dengan rencana mereka.

Sepanjang makan malam, Claire hanya menunduk dan menyantap makanannya. Mungkin karena ada Javier yang hadir, Rendy dan Imelda juga tampak agak pendiam.

Javier tidak banyak makan. Awalnya ketika Kayla menyuruhnya untuk menemani makan malam di kediaman Keluarga Adhitama, Javier sebenarnya ingin menolak. Namun, Kayla mengungkit tentang Claire.

Lantaran Kayla mengatakan bahwa Claire yang mengundangnya, Javier ingin melihat apa yang ingin dilakukan oleh Claire.

"Claire, bagaimana kehidupanmu di luar negeri selama ini?" Pada saat ini, Rendy baru teringat untuk menanyakan kabar putrinya.

Claire menjawab tanpa menatapnya sama sekali, "Berkat Ayah, aku hidup dengan bahagia."

Wajah Rendy tampak menjadi kaku sejenak.

Imelda memberi isyarat pada Kayla, menyuruhnya untuk berpura-pura di hadapan ayahnya. Akhirnya, Kayla mengambilkan lauk ke piring Javier sambil berkata, "Javier, kamu makan yang banyak ya."

Selanjutnya, Imelda buru-buru menyahut, "Tuan Javier, terima kasih atas bantuan Anda selama ini. Kayla adalah anak yang pengertian dan patuh, kalau dia ada kekurangan, mohon Anda lebih bersabar menghadapinya."

Claire menunduk dan hampir tidak bisa menahan tawanya.

Javier menangkap ekspresi Claire, lalu bertanya padanya, "Sepertinya Nona Claire punya pendapat lain?"

Perkataannya membuat ketiga orang yang berada di meja makan itu menatap ke arah Claire.

Claire tidak bisa menahan tawanya ketika berkata, "Mana mungkin aku punya pendapat lain? Aku cuma penasaran, kalian sudah berpacaran selama 6 tahun, Tuan Javier juga sudah berusia 30-an. Bukankah sudah seharusnya Anda menikahi gadis yang pengertian dan patuh ini?"

Dia sengaja menekankan kata "pengertian dan patuh" untuk menunjukkan betapa janggalnya ucapan ini.

Setelah mendengar ucapan ini, ekspresi Imelda dan Kayla menjadi kaku.

Begitu juga dengan Javier, dia memelototi Claire seolah-olah ingin mengulitinya.

Kayla khawatir bahwa Javier akan salah paham, dia buru-buru menjelaskan, "Javier, Claire sedang bercanda. Jangan dimasukkan di hati, ya."

Lebih parahnya lagi, Claire malah menimpali, "Kayla, bagaimanapun, Tuan Javier adalah pacarmu. Kenapa nada bicaramu begitu segan terhadap pacarmu?"

Raut wajah Kayla berubah drastis, dia memelototi Claire dengan kejam.

Imelda melihat ekspresi Rendy yang tampak tidak nyaman, dia buru-buru mencairkan suasana, "Claire, jangan bicara sembarangan. Ini bukan perjodohan."

Sialan, kenapa wanita itu harus membahas hal ini? Bukankah ini sengaja mau mempermalukan mereka?

Meskipun Imelda memang menyuruh Kayla mengajak Javier agar bisa menjodohkan mereka, tetap saja mereka tidak berani terlalu terang-terangan.

Javier yang memutuskan sendiri apakah dia mau menikah atau tidak. Mereka tidak berani memaksanya.

Mereka hanya ingin berpura-pura di hadapan Claire, agar Claire bisa mundur dengan sendirinya. Namun, tak disangka Claire malah sengaja memprovokasinya!

Claire bukan orang yang bodoh. Beberapa orang telah memperingatkannya untuk tidak memendam perasaan terhadap Javier. Namun, kini mereka malah mengundang Javier ke rumah dan bersikeras menyuruh Claire untuk tetap tinggal. Bukankah ini yang mereka inginkan?

Kalau memang begitu, Claire akan menjodohkan mereka.

Tanpa memedulikan Imelda, dia memandang Javier dan berkata, "Tuan Javier, jangan-jangan Anda tidak berniat seperti itu?"

Melihat ekspresinya yang menjadi suram, Claire berpura-pura kaget, "Mana bisa begitu? Masa muda wanita tidak boleh disia-siakan. Apalagi, kakakku ini sudah berusia 26 tahun. Sudah saatnya dia menikah."

Raut wajah Kayla menjadi makin murung, tetapi dia tidak berani menatap Javier.

Claire mengangkat alisnya dan menimpali, "Atau mungkin, Tuan Javier sedang mempermainkan perasaan kakakku?"

"Claire!"

Rendy sontak naik pitam dan menggebrak meja. Dia tidak peduli dengan kehadiran Javier dan langsung memaki Claire, "Diam kamu! Bagaimana bisa kamu berbicara seperti itu pada Tuan Javier!"

Claire tersenyum jail dan berkata, "Berkata jujur juga kena marah? Ayah, lihatlah, Tuan Javier saja nggak marah. Sepertinya Ayah terlalu berpikiran sempit?"

Jika Javier juga marah pada Claire sekarang, berarti dia juga berpikiran sempit.

"Kamu ..." Rendy merasa kesal bukan main. Kalau dia tahu Kayla akan mengajak Tuan Javier, Rendy pasti tidak akan menyuruh Claire untuk pulang.

Claire meletakkan alat makannya dan berdiri. "Sepertinya makan malam ini nggak bisa dilanjutkan lagi. Aku sudah berbaik hati berkata jujur, tapi kalian malah jadi kesal. Ternyata aku memang orang luar bagi Keluarga Adhitama. Aku pamit dulu, kalian lanjutkan saja makannya."

Rendy merasa jengkel hingga tangannya gemetaran. Raut wajah Imelda dan Kayla juga tidak terlalu baik. Kayla menatap Javier sambil berkata dengan hati-hati, "Javier ...."

Dengan ekspresi yang dingin, Javier bangkit berdiri. Kayla bahkan tidak berani bersuara melihat Javier yang sedang murka saat ini.

Kayla hanya bisa menggertakkan giginya melihat Javier pergi tanpa menoleh sama sekali.

Melihat Javier yang pergi dengan kesal, Rendy juga tidak selera makan lagi. Dia membanting alat makan di meja, lalu berjalan ke lantai atas.

Pada saat ini, Imelda dan Kayla sangat dendam terhadap Claire!

Ketika Claire baru saja sampai di tepi jalan dan hendak memanggil taksi, tiba-tiba sebuah tangan menariknya.

Claire berdiri dengan terhuyung-huyung sambil menatap Javier. "Tuan Javier, apa maksudmu?"

Javier menggertakkan gigi dan bertanya, "Kamu sengaja ya?"
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Just Rara
rasain tu keluarga si rendy,emang enak dibalas perlahan sm claire hahaha
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status