Rainn jangan cemberut dong ayo semangat lagi, udah biarin aja omongan mereka jangan didengerin yang tadi, gimana nanti istirahat yang kedua kita main kekelas sebelah?”
“Gw ga mood Nis, salah gw juga, gw ga ngasih tau ke teman-teman kalo ada Pr matematika.”
“Lu ga salah kok, seharusnya mereka intropeksi dong. Dah ah Rain yuk senyum lagi.” Nisa membujuk Rain agar bisa tersenyum kembali.
“Iya-iya gw senyum ni, ciss” Rain sambil senyum lebar.
“Nah gitu dong. Rain kan tambah cantik. Btw habis ini mapelnya Ipa Nis.”
“Oalah Ipa ternyata, eh gurunya galak enggak?”
“Kaga, itu guru baik, pengertian bangettt. Ngajarinya jelas semua murid pada suka namanya bapak Agus.”
“Semoga beneran enak deh, ga ada Pr Rain? Coba kamu cek gih terus kasih tau ke teman-teman.”
“Gaada Nis, mereka juga tau kok pak Agus jarang banget ngasih Pr.”
Sembari nunggu jejak pak Agus, semua murid pada keluar untuk memastikan gurunya ada atau tidak. “Man-teman bestie and brother kuu, Bapak Agus tercinta lagi rapat, dan ini tugasnya bisa lu tulis di papan tulis nih.” tutur figo.
Sangat disayangkan padahal Nisa ingin bertemu pak Agus dan merasakan yang ia dengar dari Rain.
“YEAYYY, jamkos tiba, jamkos tibaaa” segirang semua siswa.
“Nis keluar yuk, ke kelas sebelah habis ini istirahat sholat dzuhur dan makan siang.”
Mereka berdua keluar untuk menemukan sejoli Rain siapalagi kalo bukan mereka ber 4.
Ehh tu Rain sama Nisa, mukanya Rain kenapa cemberut njir gabiasanya tuh anak begitu.
“Yailah palingan juga gamodd.” sahut Rasya.
Sesampai mereka berdua tak heran lagi mereka bertiga pada nanya.
“Lu kenapa Rain? Muka ditekuk dah kaya baju kusut aja lu.” jelas tasya dengan nyenggol lengan Rain.
“GPP, dah lu sono mau main kek mau apa gw liatin. Sekalian Nisa ajakin tuh biar bisa berbaur.”
“Dih, ditanyain ngegas malah suruh main, gimana si Rain lu ga mod yakan? Jujur deh kenapa?”
“Eh Nis ni bocah hujan kenapa?”
“Gamood dia gara-gara Pr matematika tadi.”
“Oalah yang tadi teman-temanya pada keluar kan, terus tinggal lu berdua, emang anak baik-baik dah lu”
“pasti lu disorakin sama temen kan Rain? Gw tau kok, dah gausah di dengerin Rain kan ada kita? Bagimana nanti istirahat kita beli makanan yang pedes-pedes”
“Gw setuju aajakan Tasya” sahut rasya
“Lah tumben kulkas jalan ngomong biasanya diem aja mantengin hp/ laptop.”
Sambil menunggu istirahat mereka berdua bercerita tentang kisah kisah yang pernah mereka alami.
Dari Tasya yang menceritakan semasa kecilnya dengan ayahnya. Lalu dibarengi vina yang pernah hampir ketabrak, lanjut dengan Rasya kenapa ia bisa sifat dingin. Dan nisa semasa pindahan kesini. Terkecuali Rain daritadi hanya diam menyimak cerita teman-temanya, biasanya Rain yang paling rame diantara mereka. Tapi kali ini rain benar-benar susah diahak ketawa, apa sampe sakit hati Rain atas perkataan teman-temanya?
"Rain ayolah ngomong kek senyum, jangan diem aja suasana jadi ga kaya tadi."
"Gausah dengerin Rain kan ada kita lagian 6 bulan lagi naik kelas, terus mungkin kita bakal bisa bareng." Rasya yang menyemangati Rain. Tumben tumben Rasya buka bicara? Apa ini sifat hangatnya keluar.
"Rain, semuanya dah pada nyemangatin lu, yamasa lu tega ma mereka Rain? Apa perlu orang yang nyakitin lu kita samperin?" Dengan sok beraninya vina mengutarakan omongan, dan dilanjut gayanya yang mengepal jari.
Nisa memberhentikan langkah kakinya menuju pintu depan. Ia langsung menoleh ke arah yang memanggil."Pak Ramli manggil saya? Ada apa ya pak""Em, gapapa saya hanya reflek manggil kamu. Maaf ya, yaudah silahkan lanjut lagi ke kelas" pak Ramli menggaruk tengkuknya yg tak gatal, yang sedang salah tingkah."Oh,iya pak permisi." Nisa langsung menuju kelas tanpa aba-abaSetiba Nisa didepan pintu kelas semua murid tertuju pada Nisa. Tatapan yang tak mengenakkan dan sinis, apalagi belum dengan cibirannya.Nisa acuh tak acuh, menuju tempat duduk yang dimana tepat disamping rain.Ia hanya duduk nun
Ketua kelas langsung berdiri dari bangku, ia langsung menarik kertas-kertas teman-temannya, ia tidak peduli rengekkan teman-temannya bahwa ada yang belom selesai.Tidak butuh waktu lama semua sudah terkumpul. Meskipun sebagian ada yang belom mengerjakan."Hitung jumlahnya ada berapa, dan siapa yang belom mengumpulkan, tulis di kertas merah ini!" Suara berat nan tegas itu membuat siswa diem ditempat tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.Waktu hampir 2menit untuk mengoreksi yang sudah mengumpulkan."Pak sudah selesai semua" ketua kelas mengangkat tangan, dan menuju meja guru sangngar itu."Baik anak-anak semua jumlah dari si
Sesampai sekolah chellyn dan Nisa langsung masuk kelas, dikarenakan bel sudah berbunyi."Kak aku duluan, Babay." Nisa langsung menuju kelas bawah.Disaat Nisa menuju kelasnya, Nisa tak sengaja berpapasan dengan pria itu lagi? Nisa tak menggubris laki-laki itu. Ia harus cepat-cepat menuju kelas."Ya ampun akhirnya sampai" gumam hati Nisa.Nisa memasuki kelas yang tadinya rame menjadi sepi. Ia menuju bangku belakang, untuk duduk dan menghampiri teman gesreknya."Tumben, lu Nis telat?" Sapa Maudy."Eh, iya dy. Hehe ga sengaja telat."
Malam berganti pagi, ayam berkokok menguatkan Indra pendengaran agar sang empu bangun. Kringgggg… kringgg. Jam alarm Nisa berbunyi keras, sampai-sampai Nisa kaget dari tidurnya. "Ya, ampun masih jam 5 ternyata, Masi ada waktu buat tidur lagi. Sebelum tidur mending sholat dulu deh." Lalu Nisa menuruni kasur dan menuju kamar mandi, untuk mengambil air di bilik, yang hanya tersisa sedikit, lalu melaksanakan kewajiban. Hampir 5 menit, nisa sangat khusyuk. Tidak lupa setelah sholat berdoa kepada sang pencipta. Agar doa-doanya dikabulkan. "Aamiin." Setelah selesai sholat, mata dan pikiran sedikit tenang. Ia ingin melanjutkan tidur, tetapi tidak bisa.
Akhirnya selesai juga, dan dimana saatnya gw ngelanjutin tugas gw yang se Abrek ini."Lalu Nisa keluar dari dapur dan menuju kamar, lalu belajar diruang tamu, yang beralas tikar."Dek, udah selesai kamu?""Udah kak, tenang aja ya. Semua udah aku beresin, oh, iya aku mau ngerjain tugas dulu ya.""Yaudah kerjain fokus ya, jangan Ampe salah."Nisa mengeluarkan buku-buku yang harus Nisa kerjakan. Sebelum melanjutkan niugas, Nisa menmbuka ponsel tersebut, ada beberapa pesan yang tak dikenal entah itu siapa.Nisa membuka pesan dari rain, rain menanyakan tugas dan menceritakan sesu
Tak disangka dari kejauhan tampak pasukan dan teman se Geng nya. Rambut hitam campur coklat dan sedikit ikal di ujung rambut, berkulit kuning langsat ditambah jalan seperti model. Tubuh ramping dan sedikit berisi itu menggiurkan mata untuk menatap lama.Siapalagi kalo bukan Chellyn dan teman-temannya."Puji Tuhan, cantik banget ciptaan mu ini." Siapalagi kalo bukan Vina.Semua mata ber arah pada chellyn dan se Geng nya, kecuali Tasya. Ia tidak peduli sedikit pun, melirik pun sekilas."Haii Nisa, gimana udah selesai kerja kelompoknya?" Kak chellyn menghampiri dan duduk disamping Nisa. Wangi parfum vanila yang semerbak di Indra penciuman."Oh,
"Nis, kamu ga mau ikut belajar kelompok? Coba tanya ka chellyn deh." Rain membujuk Nisa agar ia membantu teman-temannya."Sebentar gw telepon dulu ya." Lalu Rain mengeluarkan benda pipih berlogo Apple itu dari saku tas, ia menelepon chhelyn."Halo kak? Nisa minta waktu satu jamnya boleh gak kak? Nisa ada belajar kelompok ni, di bawah pohon beringin dibelakang kelas Nisa ""Satu jam? Boleh kok sayang, Nisa belajar yang giat. Kakak samperin kesana ya biar kakak bantu " terdengar suara chellyn dari sebrang telpon sana."Okey, kak Nisa tungguin ya. Babay chellyn cantik."Setelah tutup telepon, nisa menghampiri temannya di lapangan tersebut."Gimana Nis? B
"Saya disini tidak mau bertele-tele lama. Saya menugaskan kalian, kalian belajar dengan giat dan memahami materi yang saya berikan selama pelajaran Minggu lalu ya? Kalo kalian tidak bisa mungkin bisa bertanya dengan saya yang ganteng ini" tampak Pede dan mengibaskan rambut pirang itu, lalu menyipitkan mata sebelah kiri bisa dibilang Mata genit. Semua terkekeh kecil, ulah guru yang dihadapan nya membuat bibir melengkung ke atas. "Haish- gw bingung Banget ah." Dengus gatha, yang berdampingan dengan nisa. "Hei Nisa, kan kamu anak kota nih pasti tau dong bahasa Inggris, sekiranya ya paham lah. Tolong ajarin dong?" Gatha mencolek kaki nisa dengan sepatu nya. "Hmm, kamu yang gapaham bagian mananya tha?" "Nih,bagian
Semua menuju kelas masing-masing. Rain-nisa menuju Utara dan Vina dengan yang lainnya menuju barat.Sembari menunggu pelajaran berlanjut, semua murid menyiapkan buku untuk disetor kepada guru mapel. Sebagian mengerjakan dengan deadline, sebagian tenang karena sudah selesai, dan ssbagian acuh tak acuh.Unik ternyata sifat manusia, kita tidak bisa memaksakan, apa yang harus kita paksakan. Bila butuh ya, dikejar kalo tidak ya Itu urusan mereka. Toh, yang menentukan nasib dia dan tuhan.Selagi masi ada otak, tenaga, dan badan sehat. seharusnya kudu bisa menyeimbangi lawanmu. Entah itu manusia, masa depan atau bisa jadi musuh. Apalagi berhadapan dengan ajal?Maka dari itu kita, harus siap sejak dini. Me