Share

27. Sandiwara

Sejak turun dari mobil hingga sudah mengganti pakaiannya, Ina masih diam seribu bahasa enggan membuka suara dan tetap juli pendiriannya. Sedangkan Amir, pria itu diam di tempatnya di atas kasurnya dengan pandangan mata yang tidak lepas dari istrinya, Ina.

Amir terus menatap setiap gerak-gerik Ina dan tidak mengalihkan pandangannya sedetik pun. Bahkan hingga Ina naik ke atas kasur dan mulai membaringkan tubuhnya, menarik selimut untuk menutupi tubuhnya hingga leher. Dan ketika Ina membalikkan badannya untuk membelakangi Amir, membuat pria itu mendesah kasar. “Ai, jangan belakangin aku dong,” gumam Amir mengusap bahu Ina yang tidak tertutup kain.

Ina bergeming di tempatnya. Ia sedang berusaha menahan tawa agar tidak pecah seketika karena suaminya itu sedang merayu padanya. Ah menggemaskan. Batin Ina. Ia suka ketika melihat Amir yang sedang merajuk tetapi tidak mungkin bukan jika ia melakukan sandiwaran ini lebih lama. Ia tidak bisa dan tidak tahan jika harus menahan semua ini, melihat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status