Share

Penyesalan Damar

Mendengar kalimat Dodi, Rafif dan Damar saling pandang.

"Amar? Maksud Bapak Amar anaknya Pak Suryadi, mantan direktur PT. Niskala Semesta?" ucap Damar dengan ekspresi keterkejutan yang sama dengan Dodi.

Seketika alis Dodi merapat. "I-ya. Amar itu suaminya Arini, keponakan saya."

"Saya Damar, Pak. Saya menantunya Rafif dan juga seorang hakim pengadilan negeri."

"Maafkan saya, Pak Damar. Tapi Bapak mirip sekali dengan Amar. Bahkan terlalu mirip."

Untuk kedua kalinya di malam itu, kedua pria di depan Dodi saling beradu tatap. Harapan untuk segera menemukan Riana membanjiri dada keduanya.

"Oh, iya, silakan duduk dulu, Pak. Mau pesan apa?" Rafif lalu melambaikan tangannya. Tak lama kemudian, seorang pemuda berkemeja putih dan bercelana hitam datang mendekat seraya menyodorkan buku menu.

"Saya pesan kopi susu aja, Mas. Sama roti bakar selai kacang," kata Dodi bersamaan dengan menarinya tangan pramusaji di atas kertas.

"Ada lagi, Pak?"

"Sementara cukup, Mas."

"Baik, silakan ditunggu,"
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status