Share

2. MENEKAN RASA

"Hilmi, kamu sudah pulang?" tanya Arfan di sebrang telpon.

"Sudah, Mas. Nih, baru saja tiba." jawab Hilmi sambil meletakkan tas pada gantungan di samping lemari.

Handphonenya ia pindahkan ke sebelah kiri karena tangan kanannya hendak mengambil baju ganti.

"Aku minta tolong boleh?"

"Boleh, Mas,"

"Kamu masuk ke ruang kerjaku dan ambilin map warna hijau yang ada di atas meja. Terus antarkan ke sini ya, sekalian bawakan aku makan siang," pinta Arfan dari sebrang sana.

"Baik, Mas. Tapi, bukannya mbak Fika yang biasa bawakan makan siang untuk mas?"

"Fika sekarang ada pemotretan, jadi dia gak bisa membawakan aku makan siang,"

Hilmi mendesah pelan mendengar jawaban Arfan, dia hanya akan dianggap saat di keadaan darurat saja. Sakit? Tentu, tapi ia tak bisa berbuat apa-apa. Diam, adalah caranya menyikapi semuanya. Hilmi selalu mengingatkan pada dirinya sendiri bahwa dia harus sadar posisinya saat ini.

"Baik, Mas,"

"Bawa dua porsi, ya. Kita makan siang bersama," pinta arfan

"I-iya, Mas." ada ras
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status