Membuatmu Menyesal

Sejak kejadian di hotel itu, Saras tidak bisa berhenti memikirkan Dennis. Setiap kali ia mencoba fokus pada pekerjaannya, bayangan tatapan mata pria itu selalu muncul, membuat dadanya berdebar tak karuan.

Di sisi lain, Dennis pun sama saja. Di ruangannya yang sunyi, ia duduk bersandar di kursi sambil menatap layar ponselnya. Senyum tipis terukir di wajahnya, seolah ada sesuatu yang hanya ia pahami sendiri.

Di galeri ponselnya, tersimpan beberapa foto Saras yang diambil secara candid malam itu. Ada satu foto yang membuatnya berhenti lama, Saras tertawa, dengan cahaya lampu hotel yang memantul di matanya. Dennis mengusap layar pelan, seakan takut bayangan itu menghilang begitu saja.

“Kenapa aku jadi seperti ini…” gumamnya lirih, tapi senyum itu tidak pernah benar-benar hilang.

Notifikasi ponsel berbunyi, membuat Dennis terperanjat. Sebuah pesan singkat muncul di layar.

[Iya, Sayang. Di tempat biasa.]

Dahi Dennis langsung berkerut. Ia menatap pesan itu lama, seolah tak percaya dengan apa