Kumemilih ketulusan untuk merangkulmu. Kumemilih kesetiaan untuk mencintaimu. Kumemilih pengorbanan untuk merasakan sakitmu. Agar kebahagiaan tak kan pernah lari lagi darimu. Kumemilih hatimu dengan pasti. Kesungguhanku yang akan membuktikan semua itu. Agar keabadian tak pernah pergi darimu. Akan terus kukepakkan sayap cinta untukmu, membawamu meninggi dan terus mengibas sampai akhirnya sampai pada tujuan kebahagiaan hakiki. Senyummu yang tak pernah pudar di wajah cantikmu.
(Kenzo - Ketulusan Hati Amirah)
***
Amirah dan abah Syaifuddin juga ummi Rianti menyambut kedatangan mereka dengan senyum tulus yang mengembang di wajah mereka.
"Siapa ini, Bu Ambar, Bu Vika? Sebelumnya saya belum pernah melihat mereka?" tanya abah sambil menunjuk dengan jempolnya ke arah Amran dan Revi.
"Perkenalkan ini anak angkat saya, Abah. Namanya Amran, kakaknya Kenzo, dan ini istrinya Revi," ucap Vika memperkenalkan Amran dan Revi.
"Assalamualaikum, Abah. Saya Amra
*** Cinta adalah pengorbanan, karena untuk mendapatkan cinta, rinai ujian harus dihadapi dengan tangguh dan sabar. Semua itu tak semata agar pada saatnya nanti kebahagiaan menanti diakhir keikhlasan. *** Kenzo dan Amran melangkahkan kaki mereka masuk kedalam rumah Amirah. Kenzo menghampiri sang mama dan tante Ambar yang duduk selonjoran disamping Revi. "Kenapa ma, tan, capek ya?" "Nggak capek," ucap keduanya serentak. "Tante dan mamamu hanya menikmati semilir angin yang sejuk disore hari ini," ucap tante Ambar jujur. Memang mereka sedang menikmati hembusan angin dari pintu samping yang sejuk banget karena ada hamparan kebun abah yang tertata rapi. Kenzo melihat kearah pintu kamar Amirah yang tertutup. "Amirah sedang apa ya didalam? kenapa hati ini sangat merinduka
***Suara adzan shubuh berkumandang.setelah mengerjakan sholat shubuh berjamaah mereka kembali melakukan aktivitasnya. Mereka semua sibuk menyiapkan persiapan acara hari ini.Pukul 07.30. Berbagai hidangan makanan, bermacam buah-buahan dan beraneka macam minuman tersedia disana. Semua sudah siap untuk acara ini. Tikar sudah digelar untuk tamu undangan pengajian yang akan dihadiri kurang lebih 200 anak yatim dari panti asuhan Vika dan selebihnya anak yatim yang ada didaerah tempat tinggal Amirah juga kaum dhu'afa.Amirah sangat bahagia hari ini. Kini dirinya memakai gamis putih senada dengan kerudungnya, gamis yang dibelikan Ambar untuknya ternyata sama dengan Ambar maupun Vika juga ummi Rianti dan uwak Anisah serta kak Revi. Ternyata mereka berenam sarimbitan. Sedangkan Niken dengan gamis kecil yang lucu dan membuatnya semakin gemes.Dari arah pintu samping sosok dua laki-laki tampa
***Ummi dan Abah segera meminta Amirah untuk memberikan ASI Pertamanya pada bayi mungil itu. Amirah menerimanya dengan senyuman yang mengembang di wajah cantiknya."Ummi, sedikit geli Umm," ucap Amirah saat pertama kali sang bayi menggapai putingnya."Mungkin belum terbiasa, nanti kalau terbiasa teteh nggak akan merasa geli, kok."Setelah memberikan bayi mungil itu pada Amirah. Abah berusaha menelpon Ambar untuk mengabarkan kalau puterinya sudah melahirkan dengan selamat.Detik berikutnya Ambar mengangkat telpon dari Abah.[Assalamualaikum, iya Abah ada apa?][Wa'alaikumussalam, ini cuma mau ngabarin bu Ambar kalau Amirah sudah melahirkan][Alhamdulillah ya Allah, bagaimana keadaannya sekarang? Amirah juga bayinya?][Alhamdulillah, semuanya sehat]
Hari ini ini Amirah menghadiri persidangan terakhir. Sidang putusan yang akan mengubah statusnya, memberi dirinya status baru di mata masyarakat dan negara, "janda"Amirah sedikit nervous. Namun, abah selalu memberinya semangat. Saat ini Amirah sedang ditemani abah dan pengacaranya, sedangkan ummi di rumah menjaga Rayyan. Tanpa Amirah dan abah duga Ambar, Vika, dan Kenzo datang ikut memberi dukungan pada Amirah. Mereka bertiga memberikan senyum tulus mereka pada Amirah yang dibalas Amirah dengan senyuman."Terima kasih Mama, Tante Vika, dan Kak Kenzo sudah mau datang.""Iya, Sayang. Kamu harus semangat kami selalu ada untukmu," ucap Ambar sambil mengusap-usap bahu Amirah.Tidak berapa lama, Abizar datang bersama Amanda dan juga pengacaranya. Ambar melihat kedatangan mereka. Ambar diam saja pura-pura acuh. Abizar melihat Ambar, ingin rasanya ia menghampiri sang mama. Namun, tidak ia lakukan. Kenzo melihat Abizar, ia tersenyum pada sahabatnya itu, tapi Abiz
Di saat rindu semakin dalam bila tidak menyapa.Cinta yang membuncah dalam diam.Inginku teriakkan namamu dalam jeratan qolbuku. Namun, aku hanya bisa menyebutmu disujudku, dalam untaian doa di sepertiga malam. Berharap pada Robb. Engkaulah yang akan menjadi pendampingku, menyempurnakan kekuranganku bersamamu menuju surgaNya kelak. Bila memang dirimu adalah jodoh untukku, semesta akan mendekatkan, sekalipun saat ini saling berjauhan, meskipun harus menunggu lama dirimu tuk mengejar cita-citamu. Aku akan tetap menunggu karena aku percaya bahwa Allah tidak akan mengkhianati usahaku dalam memperbaiki diri dan menjaga hati.(Kenzo Alaudin Adinata)***Kenzo sangat bahagia melihat Amirah bahagia menerima formulir pendaftaran mahasiswa baru fakultas kedokteran."Ta-tapi, Kak. Kalau aku mau mendaftar kuliah sekarang, bagaimana dengan Rayyan? Aku tidak mau Rayyan minum sufor. Aku ingin Rayyan minum ASIku sampai dia umur dua tahun," ucap Amirah sedih
Mereka semua masih berembuk membahas pernikahan Kenzo dan Amirah. Membicarakan semua yang dibutuhkan nantinya. Mulai dari menentukan hari pernikahan, mahar, souvenir, undangan, baju pernikahan, seragam, konsep yang diusung dan semua yang berhuhungan dengan pernikahan itu.Setelah rembukan untuk persiapan pernikahan selesai. Kenzo dan keluarganya pamit pulang.Kenzo merasa lega, semua yang dirinya harapkan berjalan lancar, tunggu satu bulan lagi menuju pelaminan."Alhamdulillah, Allah sudah memuluskan jalanku untuk segera menghalalkan Amirah," batin Kenzo***satu minggu berlalu, sesuai janji Kenzo kembali lagi ke Bandung untuk menjemput Amirah sekeluarga.Sampai di rumah sudah ada Aisyah yang sedang berbincang dengan teman-temannya di halaman rumah. Mobil Kenzo berhenti di halaman itu, Aisyah dan teman-temannya lansung heboh ketika Kenzo turun dari mobil menyapa Aisyah.Amirah mendengar kehebohan sang adik segera keluar dari rumah.
Setelah prosesi ijab qobul selesai. Kenzo dan Amirah melakukan sungkem pada kedua orang tua mereka juga pada Ambar.Dalam prosesi sungkem itu abah berpesan pada Kenzo, menitipkan Amirah dan memintanya memulangkan Amirah bila Kenzo sudah tidak menginginkannya. Begitu pun Devan berpesan pada Kenzo untuk bertanggungjawab pada Amirah, menyayangi, mencintai dan mau membimbing Amirah."Apa pun yang terjadi dalam berumah tangga yang dibutuhkan selain tanggung jawab adalah kepercayaan, komunikasi dan saling menghormati dan menghargai. Saling mengisi kekurangan. Jangan pernah main tangan, jaga ucapan dan jaga emosi. Kalau sedang marah lebih baik diam dan menghindar jadilah air untuk menenangkan jangan jadi api kalau istrimu sedang marah," ucap Devan bijak. Menasihati sang putra."Dengerin tuh, Bro. Apa yang dibilang Om Devan dan Abah," celetuk Amran menggoda.Bukan saja Devan, Vika juga dengan cerewetnya juga menasihatinya dengan bijaksana."Jadilah imam ya
Amirah memesan dua ronde pada penjual ronde. Lalu memesan dua bubur ayam pada penjual bubur ayam. Sembari menunggu enggak bosen-bosennya Kenzo godain sang istri."Sayang ... aku kangen Rayyan kemarin kan sebelum makan malam video callan sama baby lucu itu. Sekarang kira-kira Rayyan udah bangun belum ya? Video callan lagi yuk!""Tadi pas nunggu kakak mandi aku sempat telepon ummi, katanya Rayyan masih tidur. Sekarang kita coba lagi yuk... Mungkin udah bangun."Kenzo menghubungi abah. Suara cempreng Aisyah menyapa Kenzo dan Amirah. Kenzo menanyakan Rayyan. Namun, bayi itu masih dimandikan Ummi.Penjual ronde mengantarkan pesanan Amirah. Disusul penjual bubur ayam."Bismillahirrahmanirrahim ... kita langsung makan, Sayang," Kenzo mulai sedikit meniup."Nunggu dingin dikit Kak. Biar nggak pakai ditiupin. Kan nggak boleh makan sambil ditiup.""O iya lupa ... Oke, istriku yang cantik ... Bidadari surgaku," goda Kenzo. Amirah tersenyum malu-