Share

Peran Di Jamuan Makan Malam

Varsha hanya terperangah mendengar cerita detail keluarga Fabian yang cukup rumit di dengar. Varsha mengamati satu persatu foto keluarga yang Fabian tunjukan.

"Jadi, saat ini Ayahmu menikahi Kakak iparnya?" tanya Varsha mencerna cerita.

Fabian mengangguk.

"Menarik sekali bukan kisah keluargaku? Ayah bahkan tidak berminat untuk mengelola perusahaan milik Kakek dan memilih menjadi Presdir di Suryakancana Group. Karena itu, sebagai cucu satu-satunya aku menjadi korban harapan!" keluh Fabian.

Varsha baru menyadari bahwa Fabian adalah orang yang memiliki kepribadian menarik. Kepribadiannya lugas, cara bicaranya menyenangkan, dan juga sangat ramah. Jauh berbeda dengan Varsha yang dingin dan juga sulit membuka diri.

Bertukar peran ini akan sangat menyulitkannya!

Suara ringtone lagu Dionysus terdengar dari ponsel Fabian. Fabian meraih ponsel dan menempelkannya di telinga.

"Halo cantik, ada apa menelefon?" sapa Fabian dengan nada merayu.

Varsha terlihat meringis. Ia tidak suka gaya bicara semacam itu pada wanita. Terlebih lagi, Varsha memang tidak pernah berpacaran.

"Oh... baik Alin sayang, aku akan datang untukmu dan Keyhan. See you...," tutur Fabian sambil menutup ponselnya.

Varsha hanya menatap Fabian. Ia tidak berani bertanya, namun entah mengapa ia sedikit penasaran.

"Alindra, ia adalah puteri Nyonya Keiyona. Aku sering menggodanya karena kami sudah seperti saudara kandung sejak kecil. Apakah kau mengira ini kekasihku?" Fabian terkekeh seolah mengetahui apa yang akan Varsha tanyakan.

Varsha tersenyum simpul. Entah bagaimana Fabian mengetahui isi pikirannya.

"Nah, karena malam ini aku ingin berkemah. Untuk itu, kau gantikan aku menghadiri jamuan makan malam!" usul Fabian.

Varsha terkejut. Tidak mungkin, ini terlalu mendadak. Ia bisa mati kutu jika ketahuan!

"Kau tahu, ini terlalu mendadak. Sulit buatku!" Varsha menyanggah.

Fabian menjentikan jarinya.

"Kalau enggan, bayar saja uang sewa hotel ini."

Licik! 

Varsha tentu tidak akan sanggup membayar dan mau tidak mau mengikuti kemauan Fabian. Ia hanya bisa mendengus.

"Akan kuajari banyak hal mengenai tata cara makan. Kau bisa berlatih selama dua jam!" tutur Fabian.

Terdengar pintu kamar diketuk. Para pelayan masuk, membawakan mereka berdua makanan.

Salah seorang pelayan nampak gemetar ketika melihat sosok Fabian dan Varsha yang serupa! Fabian bergegas menghampiri pelayan itu.

"Jika kau mengatakan apa yang kau lihat disini diluar sana. Kupastikan  riwayatmu akan tamat!" ancam Fabian.

Pelayan itu menunduk ketakutan.

"T-tidak Tuan. Saya berjanji!" ujar pelayan itu.

Fabian mencabut name tag pelayan itu. Ia memasukan name tag tersebut ke dalam saku.

"Siapapun diantara kalian, jika hal ini tersebar keluar. Kupastikan kalian pulang hanya membawa nama." Fabian memberi titah.

"Baik Tuan!" jawab para pelayan.

Para pelayan itu mundur dan pergi dari ruangan Fabian. Fabian menoleh dan menatap Varsha lekat-lekat.

"Menyenangkan bukan memerintah orang seperti ini?" tanya Fabian sambil menyeringai.

Dasar gila!-Umpat Varsha dalam hati. Ia hanya menyeringai mendapati Fabian yang terlihat santai sambil duduk kembali di hadapan Varsha.

"Kuajari kau table manner untuk makan. Ah... aku lupa, apakah kau suka minuman keras?" tanya Fabian.

Varsha menggeleng.

"Tidak terlalu...," jawab Varsha, ia tidak ingat kapan terakhir kali ia minum.

Fabian merutukkan jemarinya diatas meja dan berpikir. Ia menatap Varsha sambil mengulum bibirnya.

"Sampanye, wine, dan minuman keras lainnya akan tersaji acapkali diadakan pertemuan bisnis. Kau harus mulai membiasakan perutmu," Fabian menatap Varsha dengan sungguh-sungguh.

"Aku akan berpura-pura tidak enak badan," Varsha memberi usul.

Fabian tertawa kecil.

"Kau lebih cerdas daripada apa yang kubayangkan. Kurasa, ini akan menjadi pertukaran nasib yang memicu adrenalin!" Fabian tersenyum.

Mereka berdua berpandangan dan saling melemparkan senyum penuh arti. Seperti apakah malam itu akan terjadi?

**

Rambut Fabian dan Varsha kini usai dipangkas sama persis. Sang penata rambut dibayar mahal untuk tutup mulut atas kemiripan mereka berdua.

"Lihat, tidak ada bedanya antara dirimu dan diriku!" tutur Fabian.

Varsha menatap Fabian. Ia memang benar-benar seperti berkaca!

"Ada bedanya. Aku memiliki tahi lalat kecil di ujung hidung, sementara... kau tidak."

Fabian menyentuh ujung hidungnya dan tertawa kecil.

"Tidak akan ada yang menyadari secara signifikan. Kurasa, ini sudah saatnya kau ke acara pesta. Pergilah, kau bisa kembali ke Hotel ini setelah selesai pesta."

Varsha mengangguk. Ia sudah dilatih dan diberikan banyak wawasan mengenai perusahaan. Ia juga sudah diberi tahu mengenai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang mungkin dilontarkan padanya.

Dengan mobil mewah Varsha duduk di bangku belakang. Dilayani bagaikan seorang Raja dan dihormati layaknya mentari. Para pengawal mengikuti mobil yang dinaki Varsha ke arah hotel Suryakancana Group.

Pesta jamuan makan malam itu terlihat privat. Hanya bagian keluarga Suryakancana Group yang boleh menghadiri pesta tersebut. Varsha sedikit gugup, ia belum pernah bertemu dengan orang-orang kalangan kelas atas!

Mobil akhirnya tiba di depan lobby Suryakancana Group. Varsha semakin gemetar menghadapi semua ini.

Ah sial! Ini lebih menakutkan daripada masuk penjara!

"Selamat datang Tuan Fabian...," sapa para pelayan di Hotel tersebut.

Varsha berjalan diikuti para pengawal, ia membalas sapaan itu dengan senyum. Gestur tubuh dan cara Varsha berjalan sama persis seperti Fabian. Tidak akan ada yang menyadari bahwa ia adalah orang yang berbeda.

Ruangan pesta yang sangat mewah itu dihiasi ornamen-ornamen mahal yang terasa mencolok mata. Pakaian orang-orang terlihat sangat mahal saat Varsha memandangnya. Musik klasik Eropa pun mengiringi jamuan makan malam tersebut, ini bagaikan drama kerajaan klasik!

"Fabian anakku!" sapa seorang pria.

Varsha menatap pria usia 50-an itu dengan perasaan aneh. Entah mengapa, ia seperti sudah mengenal pria itu sejak lama. Padahal, pria itu merupakan Presdir sekaligus Ayahanda Fabian!

"Ya, Ayah...," sapa Fabian ragu.

Pria itu tersenyum, ia Giandra Triasono. Wajah tampannya tak memudar meskipun sudah berusia senja. Entah mengapa, Varsha merasa bahagia menatap wajah Tuan Giandra. Ia tak mengerti akan perasaan yang satu itu.

"Duduklah, Alindra dan Keyhan terus menanyaimu!" ujar Tuan Giandra sambil menepuk pundak puteranya.

Varsha tercengang melihat Keyhan yang manis dan tampan. Ia adalah adik tiri Fabian sekaligus calon penerus tahta kerajaan bisnis Suryakancana Group.

"Muka lu kusut banget. Kenapa bro, puyeng duduk di kursi Direktur?" ledek Keyhan sambil berderai tawa.

Varsha berusaha tertawa. Ia sulit sekali tertawa belakangan ini. Namun semuanya harus sempurna, akting ini harus sempurna!

"Gua kangen sama lo bangsul, Keyhan ngeledek gua terus saat latihan! Lo gak akan ngetawain gue 'kan?" tanya Alindra.

Alindra adalah wanita yang sangat cantik. Varsha cukup tertarik saat melihat sosok Alindra! 

Namun Varsha harus mengenyahkan segala perasaan itu demi kelancaran tukar nasib yang Fabian pinta. Semoga tidak akan ada hal buruk yang terjadi.

"Ah, jangan terlalu giat berlatih!" Varsha berusaha senatural mungkin.

"Lo sariawan? Irit banget buka mulutnya!" protes Alindra.

Keyhan terkekeh. Ia menepuk pundak Varsha.

"Anak gadis mana mengerti kelelahan seorang pria! Ya 'kan?" bela Keyhan.

Varsha hanya menanggapi itu semua dengan senyum. Tak lama kemudian datang seorang wanita dan seorang pria yang telah berusia senja.

Kalau Varsha tak salah mengingat, itu Raja dari Suryakancana Group, yakni Keiyona Larasati.

Tunggu. Bukankah mereka pernah bertemu sebelumnya?!

"Selamat berkumpul, senang rasanya kita bisa makan malam bersama," Nyonya Keiyona membuka pembicaraan.

"Ya, Nyonya." Jawab mereka serentak.

Nyonya Keiyona memainkan gelas wine kemudian membasahi kerongkongannya dengan cairan hitam kemerahan itu.

"Jadi, malam ini saya akan mengumumkan sesuatu yang penting. Terlebih ini adalah wasiat mendiang Tuan Giri Suryakancana." Nyonya Keiyona membuka pembicaraan.

Varsha jadi ikut penasaran. Apa yang akan terjadi setelah ini?

"Dalam wasiat sudah dituliskan jelas, bahwa akan ada perjodohan." tambah Nyonya Keiyona.

Nampak para hadirin terlihat heboh. Varsha hanya mengamati satu persatu orang-orang tersebut.

Siapakah yang akan dijodohkan itu? Varsha jadi sangat penasaran!

**

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status