Home / Urban / King of Bosses / Peran Di Jamuan Makan Malam

Share

Peran Di Jamuan Makan Malam

Author: ARCELYOS
last update Last Updated: 2021-02-16 00:24:53

Varsha hanya terperangah mendengar cerita detail keluarga Fabian yang cukup rumit di dengar. Varsha mengamati satu persatu foto keluarga yang Fabian tunjukan.

"Jadi, saat ini Ayahmu menikahi Kakak iparnya?" tanya Varsha mencerna cerita.

Fabian mengangguk.

"Menarik sekali bukan kisah keluargaku? Ayah bahkan tidak berminat untuk mengelola perusahaan milik Kakek dan memilih menjadi Presdir di Suryakancana Group. Karena itu, sebagai cucu satu-satunya aku menjadi korban harapan!" keluh Fabian.

Varsha baru menyadari bahwa Fabian adalah orang yang memiliki kepribadian menarik. Kepribadiannya lugas, cara bicaranya menyenangkan, dan juga sangat ramah. Jauh berbeda dengan Varsha yang dingin dan juga sulit membuka diri.

Bertukar peran ini akan sangat menyulitkannya!

Suara ringtone lagu Dionysus terdengar dari ponsel Fabian. Fabian meraih ponsel dan menempelkannya di telinga.

"Halo cantik, ada apa menelefon?" sapa Fabian dengan nada merayu.

Varsha terlihat meringis. Ia tidak suka gaya bicara semacam itu pada wanita. Terlebih lagi, Varsha memang tidak pernah berpacaran.

"Oh... baik Alin sayang, aku akan datang untukmu dan Keyhan. See you...," tutur Fabian sambil menutup ponselnya.

Varsha hanya menatap Fabian. Ia tidak berani bertanya, namun entah mengapa ia sedikit penasaran.

"Alindra, ia adalah puteri Nyonya Keiyona. Aku sering menggodanya karena kami sudah seperti saudara kandung sejak kecil. Apakah kau mengira ini kekasihku?" Fabian terkekeh seolah mengetahui apa yang akan Varsha tanyakan.

Varsha tersenyum simpul. Entah bagaimana Fabian mengetahui isi pikirannya.

"Nah, karena malam ini aku ingin berkemah. Untuk itu, kau gantikan aku menghadiri jamuan makan malam!" usul Fabian.

Varsha terkejut. Tidak mungkin, ini terlalu mendadak. Ia bisa mati kutu jika ketahuan!

"Kau tahu, ini terlalu mendadak. Sulit buatku!" Varsha menyanggah.

Fabian menjentikan jarinya.

"Kalau enggan, bayar saja uang sewa hotel ini."

Licik! 

Varsha tentu tidak akan sanggup membayar dan mau tidak mau mengikuti kemauan Fabian. Ia hanya bisa mendengus.

"Akan kuajari banyak hal mengenai tata cara makan. Kau bisa berlatih selama dua jam!" tutur Fabian.

Terdengar pintu kamar diketuk. Para pelayan masuk, membawakan mereka berdua makanan.

Salah seorang pelayan nampak gemetar ketika melihat sosok Fabian dan Varsha yang serupa! Fabian bergegas menghampiri pelayan itu.

"Jika kau mengatakan apa yang kau lihat disini diluar sana. Kupastikan  riwayatmu akan tamat!" ancam Fabian.

Pelayan itu menunduk ketakutan.

"T-tidak Tuan. Saya berjanji!" ujar pelayan itu.

Fabian mencabut name tag pelayan itu. Ia memasukan name tag tersebut ke dalam saku.

"Siapapun diantara kalian, jika hal ini tersebar keluar. Kupastikan kalian pulang hanya membawa nama." Fabian memberi titah.

"Baik Tuan!" jawab para pelayan.

Para pelayan itu mundur dan pergi dari ruangan Fabian. Fabian menoleh dan menatap Varsha lekat-lekat.

"Menyenangkan bukan memerintah orang seperti ini?" tanya Fabian sambil menyeringai.

Dasar gila!-Umpat Varsha dalam hati. Ia hanya menyeringai mendapati Fabian yang terlihat santai sambil duduk kembali di hadapan Varsha.

"Kuajari kau table manner untuk makan. Ah... aku lupa, apakah kau suka minuman keras?" tanya Fabian.

Varsha menggeleng.

"Tidak terlalu...," jawab Varsha, ia tidak ingat kapan terakhir kali ia minum.

Fabian merutukkan jemarinya diatas meja dan berpikir. Ia menatap Varsha sambil mengulum bibirnya.

"Sampanye, wine, dan minuman keras lainnya akan tersaji acapkali diadakan pertemuan bisnis. Kau harus mulai membiasakan perutmu," Fabian menatap Varsha dengan sungguh-sungguh.

"Aku akan berpura-pura tidak enak badan," Varsha memberi usul.

Fabian tertawa kecil.

"Kau lebih cerdas daripada apa yang kubayangkan. Kurasa, ini akan menjadi pertukaran nasib yang memicu adrenalin!" Fabian tersenyum.

Mereka berdua berpandangan dan saling melemparkan senyum penuh arti. Seperti apakah malam itu akan terjadi?

**

Rambut Fabian dan Varsha kini usai dipangkas sama persis. Sang penata rambut dibayar mahal untuk tutup mulut atas kemiripan mereka berdua.

"Lihat, tidak ada bedanya antara dirimu dan diriku!" tutur Fabian.

Varsha menatap Fabian. Ia memang benar-benar seperti berkaca!

"Ada bedanya. Aku memiliki tahi lalat kecil di ujung hidung, sementara... kau tidak."

Fabian menyentuh ujung hidungnya dan tertawa kecil.

"Tidak akan ada yang menyadari secara signifikan. Kurasa, ini sudah saatnya kau ke acara pesta. Pergilah, kau bisa kembali ke Hotel ini setelah selesai pesta."

Varsha mengangguk. Ia sudah dilatih dan diberikan banyak wawasan mengenai perusahaan. Ia juga sudah diberi tahu mengenai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang mungkin dilontarkan padanya.

Dengan mobil mewah Varsha duduk di bangku belakang. Dilayani bagaikan seorang Raja dan dihormati layaknya mentari. Para pengawal mengikuti mobil yang dinaki Varsha ke arah hotel Suryakancana Group.

Pesta jamuan makan malam itu terlihat privat. Hanya bagian keluarga Suryakancana Group yang boleh menghadiri pesta tersebut. Varsha sedikit gugup, ia belum pernah bertemu dengan orang-orang kalangan kelas atas!

Mobil akhirnya tiba di depan lobby Suryakancana Group. Varsha semakin gemetar menghadapi semua ini.

Ah sial! Ini lebih menakutkan daripada masuk penjara!

"Selamat datang Tuan Fabian...," sapa para pelayan di Hotel tersebut.

Varsha berjalan diikuti para pengawal, ia membalas sapaan itu dengan senyum. Gestur tubuh dan cara Varsha berjalan sama persis seperti Fabian. Tidak akan ada yang menyadari bahwa ia adalah orang yang berbeda.

Ruangan pesta yang sangat mewah itu dihiasi ornamen-ornamen mahal yang terasa mencolok mata. Pakaian orang-orang terlihat sangat mahal saat Varsha memandangnya. Musik klasik Eropa pun mengiringi jamuan makan malam tersebut, ini bagaikan drama kerajaan klasik!

"Fabian anakku!" sapa seorang pria.

Varsha menatap pria usia 50-an itu dengan perasaan aneh. Entah mengapa, ia seperti sudah mengenal pria itu sejak lama. Padahal, pria itu merupakan Presdir sekaligus Ayahanda Fabian!

"Ya, Ayah...," sapa Fabian ragu.

Pria itu tersenyum, ia Giandra Triasono. Wajah tampannya tak memudar meskipun sudah berusia senja. Entah mengapa, Varsha merasa bahagia menatap wajah Tuan Giandra. Ia tak mengerti akan perasaan yang satu itu.

"Duduklah, Alindra dan Keyhan terus menanyaimu!" ujar Tuan Giandra sambil menepuk pundak puteranya.

Varsha tercengang melihat Keyhan yang manis dan tampan. Ia adalah adik tiri Fabian sekaligus calon penerus tahta kerajaan bisnis Suryakancana Group.

"Muka lu kusut banget. Kenapa bro, puyeng duduk di kursi Direktur?" ledek Keyhan sambil berderai tawa.

Varsha berusaha tertawa. Ia sulit sekali tertawa belakangan ini. Namun semuanya harus sempurna, akting ini harus sempurna!

"Gua kangen sama lo bangsul, Keyhan ngeledek gua terus saat latihan! Lo gak akan ngetawain gue 'kan?" tanya Alindra.

Alindra adalah wanita yang sangat cantik. Varsha cukup tertarik saat melihat sosok Alindra! 

Namun Varsha harus mengenyahkan segala perasaan itu demi kelancaran tukar nasib yang Fabian pinta. Semoga tidak akan ada hal buruk yang terjadi.

"Ah, jangan terlalu giat berlatih!" Varsha berusaha senatural mungkin.

"Lo sariawan? Irit banget buka mulutnya!" protes Alindra.

Keyhan terkekeh. Ia menepuk pundak Varsha.

"Anak gadis mana mengerti kelelahan seorang pria! Ya 'kan?" bela Keyhan.

Varsha hanya menanggapi itu semua dengan senyum. Tak lama kemudian datang seorang wanita dan seorang pria yang telah berusia senja.

Kalau Varsha tak salah mengingat, itu Raja dari Suryakancana Group, yakni Keiyona Larasati.

Tunggu. Bukankah mereka pernah bertemu sebelumnya?!

"Selamat berkumpul, senang rasanya kita bisa makan malam bersama," Nyonya Keiyona membuka pembicaraan.

"Ya, Nyonya." Jawab mereka serentak.

Nyonya Keiyona memainkan gelas wine kemudian membasahi kerongkongannya dengan cairan hitam kemerahan itu.

"Jadi, malam ini saya akan mengumumkan sesuatu yang penting. Terlebih ini adalah wasiat mendiang Tuan Giri Suryakancana." Nyonya Keiyona membuka pembicaraan.

Varsha jadi ikut penasaran. Apa yang akan terjadi setelah ini?

"Dalam wasiat sudah dituliskan jelas, bahwa akan ada perjodohan." tambah Nyonya Keiyona.

Nampak para hadirin terlihat heboh. Varsha hanya mengamati satu persatu orang-orang tersebut.

Siapakah yang akan dijodohkan itu? Varsha jadi sangat penasaran!

**

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • King of Bosses   Rahasia Yang Terungkap

    Han berdiri di depan jendela besar yang menghadap ke halaman belakang rumah besar yang dulunya merupakan milik ayahnya, Tuan Giri. Taman itu, yang dulu dipenuhi dengan bunga-bunga eksotis dan air mancur yang gemericik, kini tampak layu dan tidak terurus. Begitulah kondisinya, sama seperti bisnis keluarga mereka, Suryakancana Group, yang jatuh ke tangan orang lain. Meskipun Varsha adalah sepupunya, akan tetapi tetap saja semuanya terasa menyedihkan karena perusahaan tidak jatuh di tangannya sebagai pewaris utama.Langkah kaki terdengar di belakangnya, lembut namun berwibawa. Han tahu siapa yang datang bahkan tanpa berbalik. Nyonya Keiyona, istri kedua almarhum ayahnya, berjalan masuk dengan anggun. Wanita itu masih tampak mempesona meskipun usianya sudah tidak lagi muda, wajahnya yang selalu tampak tenang kini terlihat lebih serius."Han," panggil Nyonya Keiyona lembut namun tegas, menghentikan Han dari lamunannya.Han berbalik, menatap wanita yang sudah lama dianggap sebagai bagian da

  • King of Bosses   Sang Pemegang Tahta

    Di sebuah gedung pertemuan megah di tengah kota, para eksekutif dan tokoh-tokoh penting berkumpul dengan penuh antusias. Ruangan itu dipenuhi oleh suara bisik-bisik tentang berita besar yang akan disampaikan hari ini. Di depan mereka, berdiri seorang pria muda dengan tatapan penuh keyakinan, Varsha Suryakancana. Ia adalah pemimpin baru yang akan mengubah wajah bisnis di negeri ini.“Terima kasih atas kehadiran kalian semua,” suara Varsha mengalun tegas di mikrofon. "Hari ini, saya dengan bangga mengumumkan penggabungan antara dua kekuatan besar, Triasono Group dan Suryakancana Group, menjadi satu entitas yang akan kami sebut Suryakancana Group. Dengan ini, kita menjadi salah satu perusahaan terbesar yang membawahi banyak sektor, mulai dari energi, infrastruktur, hingga teknologi.”Suara tepuk tangan menggema di ruangan, tapi di antara tepukan tangan itu, ada juga wajah-wajah yang penuh keterkejutan. Pasalnya, yang ia rebut adalah perusahaan milik sang Paman dan jelas-jelas masih ada k

  • King of Bosses   Takhta yang Tergadai

    Han duduk di kursi ruang kerjanya, matanya terpaku pada jendela yang memandang keluar gedung Suryakancana Group. Di luar, langit mendung seolah mencerminkan kekacauan yang sedang ia alami. Perusahaan ini bukan hanya sekadar bisnis baginya, tapi warisan keluarga yang telah dibangun dengan darah, keringat, dan air mata oleh kakek dan ayahnya. Suryakancana Group telah menjadi simbol kejayaan keluarga mereka, sesuatu yang tak ternilai harganya.Namun kini, semuanya perlahan-lahan runtuh. Skandal perselingkuhan, krisis ekonomi perusahaan, dan ketidakmampuan Han mengendalikan situasi telah membuat posisinya semakin terancam. Setiap hari, ia merasakan tekanan yang semakin berat. Divisi-divisi perusahaan mulai kehilangan arah, bahkan beberapa telah melakukan pemutihan karyawan besar-besaran, membuat para pekerja marah dan menggelar demonstrasi di depan kantor pusat.“Han, kita tidak bisa terus seperti ini,” ujar Mona, istrinya, yang tiba-tiba masuk ke ruang kerjanya. Wajahnya yang cantik tamp

  • King of Bosses   Intrik di Balik Tirai Suryakancana

    Suryakancana Group, yang dulu merupakan salah satu perusahaan terkuat di industri, kini perlahan-lahan runtuh dari dalam. Frans, yang selama ini bergerak di balik layar, dengan hati-hati meluncurkan rencananya. Ia mulai mendekati bawahan-bawahan Han, sang CEO, dengan janji manis dan iming-iming keuntungan. Beberapa di antara mereka, yang telah lama merasa kurang puas dengan kepemimpinan Han, perlahan-lahan mulai beralih kesetiaan mereka kepada Frans.Di ruang rapat utama perusahaan, suasana tegang menggantung di udara. Beberapa eksekutif saling bertukar pandang dengan raut cemas, sementara yang lain berbisik-bisik, membicarakan gosip yang mulai menyebar. Di tengah-tengah kekacauan ini, Han tetap berdiri tegar, meskipun ia tahu ada sesuatu yang salah. Suryakancana mulai kehilangan arah, dan divisi-divisi kunci dalam perusahaan mulai berantakan."Han, kita harus bicara," suara berat Nyonya Keiyona, menggema di ruangan itu. Dia melangkah maju, matanya menatap tajam ke arah Han. "Apa yan

  • King of Bosses   Dorongan Untuk Menjadi Penguasa

    Setelah mengetahui bahwa Archy Prameswari akan menjadi adik iparnya, Varsha merasakan kecemasan yang semakin mendalam. Dia duduk di ruang kerjanya, memandang ke luar jendela dengan pikiran yang berputar tak menentu. Kehadiran Archy di dalam keluarga akan mengubah segala perhitungan yang telah ia buat. Archy bukanlah orang sembarangan—dia adalah pewaris sah Suryakancana Group, dan pernikahannya dengan Reyhan akan semakin memperkuat posisi Archy dalam keluarga. Hal ini membuat Varsha merasa terancam, dan setiap langkah ke depan harus diperhitungkan dengan cermat.Ia harus mendapatkan Archy apapun caranya.Suara lembut namun tegas dari Frans, ajudannya, memecah kesunyian ruangan. "Tuan Varsha," kata Frans, sambil menundukkan kepala sedikit, "Saya rasa kita harus mulai mempertimbangkan langkah-langkah untuk mengamankan posisi Anda."Varsha menoleh, matanya menyipit sedikit. Kira-kira apa yang akan Frans katakan?"Kau pikir aku belum mempertimbangkannya? Archy akan menjadi adik iparku. In

  • King of Bosses   Jejak Takdir di Suryakancana

    Enam bulan berlalu.Varsha menatap kosong berkas-berkas di hadapannya, tangannya bergetar halus saat merapikan kertas-kertas itu. Suryakancana Group, perusahaan besar yang sekarang berada di bawah kendalinya, terasa semakin jauh dari prediksinya. Dia sudah berusaha sekuat tenaga untuk menaklukkan dewan direksi, tetapi semua itu terasa sia-sia.Sejak menikahi Syahna, putri pemilik saham terbesar, Varsha berharap posisinya di perusahaan akan lebih kuat. Namun kenyataannya, pernikahannya dengan Syahna tidak membawa pengaruh besar. Han sekarang jauh lebih gemilang dalam mengelola perusahaan dibanding sebelumnya.“Bagaimana mungkin aku bisa menguasai Suryakancana Group kalau setiap langkahku terus-menerus ditolak oleh mereka?" gumam Varsha, mengacak-acak rambutnya frustrasi.Syahna, istrinya, tampak masuk ke dalam ruang kerja dengan langkah tenang. Dia bisa melihat tekanan yang dirasakan suaminya dari tatapannya yang lesu."Varsha, kamu tidak bisa terus-menerus memaksakan kehendakmu. Dewan

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status