Share

Perjodohan Konglomerat

Varsha benar-benar penasaran dengan perjodohan itu. Kira-kira siapa orang yang Nyonya Keiyona maksud?

"Mendiang Tuan Giri telah menuliskan wasiat tersebut sejak lama. Jadi, tidak ada bantahan sama sekali untuk perjodohan ini." Nyonya Keiyona mengangkat gelas wine.

Seluruh orang mengangkat gelas. Varsha sedikit kikuk. Ia sama sekali tidak suka minuman keras! Haruskah ia minum juga?

Tegukan demi tegukan terlihat membasahi kerongkongan para anggota keluarga konglomerat itu. Varsha berakting meminumnya.

Varsha sedikit tertekan. Astaga, sampai pukul berapa ia harus menegak minuman-minuman keras ini? 

"Kurasa, Fabian lah yang akan segera dijodohkan! Bukankah, ia adalah penerus kerajaan bisnis yang paling kompeten?" Keyhan tersenyum sambil melirik ke arah Varsha penuh arti.

Varsha belum tahu bila Fabian termasuk orang yang paling suka bercanda saat bersama Keyhan. Karena itu, ia menyikapi semua berdasarkan intuisinya sendiri.

Perlahan Varsha mencoba membuka mulut untuk menjawab kalimat yang Keyhan lontarkan. Diiringi tatapan orang-orang terhadapnya.

"Tidak ada yang lebih kompeten, kita berdua sudah menguasai bidangnya masing-masing." Varsha tersenyum, "Kurasa, kau berpeluang lebih tinggi daripada aku...," Varsha berakting sambil meneguk wine perlahan.

Astaga, rasanya seperti obat batuk! Varsha menyipitkan mata, menahan rasa tidak enak itu sekuat tenaga.

"Lihat, betapa dewasanya Fabian saat ini! Semenjak ia memegang kekuasaan di Hotel milik Triasono Group, ia terlihat lebih dewasa bukan?" Tuan Elvano memuji Varsha.

Varsha hanya tersenyum dengan wajah dingin. Sebenarnya, Keyhan dan Alindra sedikit bingung pada sikap Fabian malam itu. Apakah ia sudah dewasa lebih dulu dibandingkan mereka?

Menyaksikan pembicaraan itu, Nyonya Keiyona berdeham. Ia menatap seluruh peserta jamuan makan malam itu lekat-lekat.

"Tuan Giri memiliki putera dengan sebuah tujuan, yaitu... menjadikannya sebagai satu-satunya pewaris tahta Suryakancana Group. Namun, untuk mewujudkan itu semua, diperlukan pasangan dari kandidat yang kuat juga untuk Keyhan...," Nyonya Keiyona melirik ke arah Varsha.

Varsha menatap seksama Nyonya Keiyona. Ia bingung! Sebenarnya, kenapa tatapan Nyonya Keiyona seolah-olah tengah menekannya? Masa ia yang akan dijodohkan dengan Keyhan. Pffttt!

"Surat wasiat Tuan Giri menyatakan bahwa Alindra, akan menjadi calon isteri Keyhan. Saat usia Keyhan 22 tahun, akan segera dilakukan upacara pernikahan."

Varsha membelalakan mata. Astaga, di usia semuda itu mereka akan dinikahkan?

"Tuan Giri sudah mempersiapkan ini sejak lama, tidak ada penolakan!" tutur Nyonya Keiyona tegas melihat ekspresi orang-orang.

Alindra dan Keyhan nampak sangat shock. Mereka mengernyitkan kening.

"Kenapa kami?!" tanya keduanya bersamaan.

Nyonya Keiyona menyantap makanan dengan alis yang terangkat satu.

"Kurasa, apa yang sudah diucapkanku sudah sangat jelas. Mengapa kalian mempertanyakan kembali?" tanya Nyonya Keiyona dengan nada dingin.

Alindra terlihat berkaca-kaca. Ia langsung beranjak dan pergi meninggalkan jamuan makan malam.

Tuan Elvano hendak menyusul puterinya itu. Namun Nyonya Keiyona menahannya.

"Tidak perlu dikejar, biarkan saja! Tidak boleh ada penolakan."

Keyhan mendesah kesal. Ia merasa masih sangat belia untuk menikah. Bahkan ia telah memiliki impiannya sendiri! Kenapa ia sama sekali tidak curiga soal ini sebelumnya?

"Nyonya, aku terlalu muda untuk menikah! Bisakah kau pikirkan terlebih dahulu tentang perasaan kami?!" Keyhan berusaha menyanggah.

Nyonya Keiyona menggeleng.

"Ketika Tuan Giri memerintahkan sesuatu, itu semua bersifat mutlak. Keputusan ini telah dilakukannya dua puluh tahun lalu. Sebagai anak, kau tidak ingin durhaka bukan?" tanya Nyonya Keiyona dengan tatapan tajam.

Keyhan memukul meja, ia beranjak dan meninggalkan jamuan makan malam itu. Ayah Fabian memberi kode pada Varsha agar mengikutinya.

Varsha membungkukkan badan, mengekori Keyhan yang terlebih dahulu pergi.

Varsha hanya mendengus sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

Ia harus berbicara apa nanti ?

**

Keyhan melempar-lempar batu ke kolam yang berada di taman hotel. Ia memajukan bibir dengan amarah yang terlihat berkecamuk dalam benaknya.

"Ah, rasanya menyebalkan sekali bukan? Daddy adalah orang yang tegas menurut Mami. Kenapa ia membuatku dengan tujuan seperti ini? Apa ia tidak ingin anaknya bahagia?!" keluh Keyhan bersungut-sungut.

Varsha hanya terdiam. Ia sebenarnya bingung harus mengatakan apa pada Keyhan? Terlebih lagi ia tidak punya banyak teman sehingga tak tahu cara menghibur.

"Bukankah kau menyukai Alindra?" tanya Keyhan sambil menatap Varsha.

Varsha tertegun. Apa? Jadi... Fabian menyukai Alindra? Kenapa si berengsek itu tidak mengatakannya?!

"Entahlah, apa kau berpikir seperti itu?" tanya Varsha hati-hati.

Ah sial! Kenapa Fabian tidak mengatakan hal yang satu ini? Varsha merasa sangat tertekan!

"Alindra... sangat menyukaimu. Kau juga tahu itu bukan? Kenapa berpura-pura tidak tahu? Menyebalkan!" Keyhan mencibir.

Varsha bagaikan pengelana yang tersesat di gurun pasir. Ia melakukan semua ini hanya berdasarkan insting semata. Sebenarnya ia tidak benar-benar mengerti keluarga Konglomerat ini!

"Aku tidak menyukainya, lalu kenapa aku harus peduli?" Varsha menjawab dengan nada dingin.

Keyhan terbelalak, ia kemudian memukul lengan Varsha.

"Fabian sialan! Kau selalu saja membuatnya berharap. Kupikir, itu semua karena kalian saling mencintai!"

Oh sial. Apa yang harus Varsha katakan sekarang? Ia tidak tahu menahu tentang hubungan Fabian dan Alindra!

"Perhatian seorang pria bukan berarti mencintai. Kurasa karena kami dekat sejak kecil, itu menjadi hal yang wajar bukan?" Varsha mencoba menjawab lagi dengan penuh percaya diri.

Sial! Varsha berjanji akan memukuli Fabian saat pulang jika ia harus mengalami hal buruk karena jawabannya!

Keyhan menatap lekat-lekat Fabian, kemudian tertawa kecil.

"Aku juga seperti itu! Alindra sudah kuanggap sebagai Kakakku. Mana mungkin aku menikahi perempuan sepertinya... aku sudahmencintai wanita lain!" Keyhan menghela napas.

Baru saja Varsha hendak menjawab, terdengar langkah kaki mendekat ke arah mereka berdua.

Mereka berdua menoleh, nampak Alindra berjalan menghampiri ke arah mereka berdua.

"Fabian, apakah aku bisa bicara berdua denganmu?" tanya Alindra dengan air mata yang menggunung di pelupuk matanya.

Astaga. Cobaan apalagi ini? Varsha benar-benar menyesal menerima tawaran Fabian!

"Kutinggalkan kalian berdua untuk bicara. Bye!" Keyhan beranjak meninggalkan Alindra dan Varsha berdua saja. 

Oh tidak. Varsha benar-benar tidak tahu harus berbuat apa sekarang!

Alindra tiba-tiba memeluk Varsha dengan erat. Varsha sangat terkejut! Ia bergegas mendorong tubuh Alindra agar menjauh darinya.

"Jangan sentuh!" titah Varsha setengah membentak.

Alindra mendesah pelan.

"Aku tahu kau marah karena perjodohan ini. Tapi izinkan aku memelukmu barang sebentar saja! Aku membutuhkanmu...," Alindra memegang jemari Varsha.

Varsha bukan marah. Ya tentu saja, untuk apa ia marah? Namun ia tidak pernah bersentuhan dengan wanita manapun kecuali adik dan Ibunya! Hal sepele itu membuat Varsha sangat tertekan.

"Dengar, aku tidak mau Nyonya Keiyona melihat ini." Varsha berusaha berdalih.

Semoga alasan ini tepat!

"Mami sangat menyebalkan bukan? Bukankah ia juga merasakan cinta yang tulus dari mendiang Tuan Giri? Kenapa ia harus membiarkan anaknya sendiri menderita karena perjodohan?" Alindra mulai menangis lagi.

Oh sial, jangan menangis! Varsha sangat membenci perempuan yang menangis kepadanya.

"Sudahlah Alindra, menolak juga kurasa percuma. Lebih baik, persiapkan diri untuk menikah dengan Keyhan. Kehidupanmu akan tetap menyenangkan, uangmu juga akan tetap banyak!" Varsha berusaha menghibur.

Alindra mengkerutkan keningnya.

"Bukankah, kau berjanji akan menikah denganku? Aku kali ini ingin menagih janji yang kau ucapkan! Kita pergi dari keluarga dan menikah!"

Sial!!!

Varsha benar-benar ingin menonjok Fabian saat itu juga! Bedebah itu, rupanya ia adalah sosok yang semudah itu menebar janji?

"Alindra, kau tahu bahwa itu tidak akan mungkin. Sudahlah, lupakan semuanya!" titah Varsha dengan nada ketus.

Alindra mencengkram pakaian Varsha. Ditatapnya lekat-lekat kedua bola mata Varsha dengan air mata berlinang-linang.

"Kalau begitu, berikan aku kesempatan untuk memberikan kesucianku padamu!"

Varsha benar-benar shock! Apa yang harus ia lakukan sekarang?!

**

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status