Share

Bab 6

Penulis: Widi
last update Terakhir Diperbarui: 2021-05-17 17:35:25

Ternyata yang datang adalah Vita..

Meski luka di kakinya masih terbalut perban bekas kecelakaan kemarin, dia sudah diperbolehkan pulang oleh dokter.

Dalam perjalanan pulang, dia berpikir untuk menyempatkan diri ke rumah Adi. Dia sengaja berbohong pada orang tuanya kalau dia akan langsung bekerja. Itulah alasannya kenapa dia datang seorang diri.

Dia sengaja datang kerumah itu untuk mengetahui bagaimana keadaan Adi sekarang, karena khawatir. Ponsel Adi tidak aktif sejak kemarin malam. Dan memang ponsel Adi sudah habis baterai karena kemarin terlelap tidur. Bagi kerabat Adi, mereka sudah sangat mengenal Vita karena dulu dia sering main kerumah. Dan mereka berpikir bahwa Adi dan Vita seperti ibarat kakak dan adik. Padahal, sebenarnya kisahnya tidak seperti itu. Hahaha!!

" Apakah Adi didalam, Kak??" Tanya Vita dengan berjalan agak sedikit tertatih.

" Iya, dia dikamar. Kamu gimana kabarnya? Udah lama gak pernah ke sini. Kamu masuk aja gapapa. Kelihatannya dia sakit, wajahnya pucat dan badannya agak panas. Kamu sendiri gak papa kan, Vita? Kemarin katanya kecelakaan bersama Adi?? " Kakak Adi Mengerutkan kening dengan melihat arah kaki Vita sambil mempersilahkannya masuk. Bagaimanapun kakak Adi sangat mengenal Vita dulu. Dia juga sangat peduli dengan gadis itu.

" Baik-baik saja, kak. Ini lagi sibuk dengan keluarga, kak. Jadi agak jarang main ke sini. Gak papa kok, kak. Luka ini udah agak mendingan, cuman terkilir aja kemarin." Sahut Vita menjelaskan dengan senyum.

" Ya, sudah kalau gitu kamu disini aja dulu sambil istirahat. Lagian kalau kamu gak repot, tolong jagain Adi sebentar yaa sampai kami kembali!! Kami mau kerumah Veny untuk berbela sungkawa. " Kakak ketiga Adi menyahut.

" Ohh! Iya, kak. Tenang aja, pasti akan aku jagain. Lagi gak ada kesibukan juga hari ini. " Sahut Vita dengan senyum.

" Jangan aneh-aneh yaa??! Adi posisi sakit loh?? Hahaha. " timpal saudara yang lain.

" Apaan, sihh kak!? ". Gumam Vita sedikit canggung.

" Hahahaha. "

Setelahnya, semua pergi menuju kediaman Veny.

Sebenarnya antara Adi dan Vita sudah seperti saudara sendiri di mata keluarga besar Adi. Karena seringnya mereka berdua bersama di masa lalu. Maka dari itu, merekapun juga tak sungkan meminta tolong pada Vita untuk menjaga rumah dan menemani Adi sementara mereka pergi. Toh juga rumah itupun sederhana dan gak ada hal mewah didalamnya. Wkwkwkwkwk!!

Vita tahu bahwa Adi sedang beristirahat dalam kamar, jadi dia memutuskan untuk tidak mengganggunya dulu dan beristirahat di ruang tamu. Selang beberapa menit, Vita mencoba mengetuk pintu kamar Adi hanya untuk memastikan apakah Adi baik-baik saja.

Tok. .tok. .tokk!!

" Mas. .mas Adi!!" Vita mengetuk pintu kamar.

" Aku Vita mas. .boleh aku masuk??" Timpalnya.

Sampai tiga kali Vita mengetuk pintu kamar itu, namun tak ada jawaban sama sekali. Dia berpikir kalau mungkin Adi terlelap nyenyak sekali. Bergegas ia menuju dapur untuk sekedar menyiapkan makan dan minum kalau-kalau nanti Adi terbangun.

Satu jam berlalu dan Vita mencoba mengetuk pintu kembali, lagi-lagi tak ada jawaban. Dia sedikit cemas saat itu, namun dia segera menyingkirkan pikiran tidak-tidaknya. 

'mungkin aku tunggu setengah jam lagi aja, mungkin dia letih banget.' gumamnya dalam hati.

Dia ingat ada sesuatu hal yang ingin dibelinya. Bergegas dia pergi ke toko sebelah rumah Adi.

" Loh?? Vita?? " Pemilik toko menyapa ramah.

" Iya, bu. " Jawab Vita dengan senyum 

" Sudah lama sekali gak main kesini?? Lagi ngapain ini??" Sahutnya.

Toko itu memang menjadi langganan Vita saat sering main ke rumah Adi, jadi tak heran jika pemiliknya juga sudah mengenal akrab dirinya.

" Iya, bu. Kemarin dapat kabar duka soalnya, apalagi menyangkut mas Adi. Jadi harus bisa nyempetin kesini. " Jawab Vita dengan lembut.

" Ibu juga tahu, kasihan yaa nak Adi? Padahal dia sering cerita ke Ibu soal gadis itu, dan rencananya bulan November depan dia akan melamarnya. Ehh...malah takdir berkata lain. Kalau nak Vita mau, nih? Gimana kalau nak Vita saja yang gantiin? " Canda ibu pemilik toko seraya tersenyum.

"  Ahhh!! Ibu ini bisa ajaa. Lelaki seperti mas Adi itu terlalu baik untuk saya, Bu. " Jawab Vita terkekeh dan menunduk menyelipkan rambut ditelinganya.

Setelah obrolan yang cukup lama itu, Vita berpamitan pada pemilik toko dan berlalu pergi.

Di rumah Adi, Vita berpikir untuk sekali lagi mengetuk pintu kamar dan berusaha membangunkan Adi.

Tokk..tokk..tokk!!

Tak ada jawaban didalam, hanya terdengar suara rintihan kecil. Apa itu???

Semakin lama semakin terdengar jelas suara rintihan itu. Seperti seorang sedang mengerang kesakitan.

Kecemasan sudah dirasakan Vita saat itu dan kemudian mencoba membuka pintu kamar tanpa meminta ijin lagi, karena takut terjadi sesuatu di dalam.

Kriiaakkkk.....pintunya tak terkunci,

Perlahan pintu terbuka, Dan.......

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Kisah cinta lelaki bodoh   Bab 36

    Vita juga tak tahu harus bagaimana setelah mendapati dirinya tak kunjung datang bulan, yang dia lakukan hingga saat ini hanya menunggu untuk datangnya rutinan bulanannya itu keluar. Dia bahkan tak berani membeli testpack untuk mengetahui kebenarannya." Ini masih belum pasti, Lin. Dan akupun tak berani bilang pada Mas Adi. " Vita mengatakan itu sambil memegangi perutnya." Ahhh, sudahlah kalau begitu. Terserah kamu saja. Yang pasti aku tak mau terlibat apapun mengenai itu. Dan....." Belum sempat Linda melanjutkan kata-katanya, Dia terperanjat kaget ketika tahu bahwa ada seseorang dibelakang Vita.Saat Linda ingin mengetahui siapa orang itu, suara seorang pria terdengar dengan jelas. " Ohhh, jadi kejutan ini berlanjut??!"Suara itu tidak lain dan tidak bukan adalah Adi. Dia memegang kotak cincin perak ditangannya bermaksud untuk memberikannya pada Vita. Namun saat ia kembali, dia mendapati Vita dan Linda sedang berbincang serius. Dan sekarang dia tahu apa

  • Kisah cinta lelaki bodoh   Bab 35

    Setidaknya penjelasan yang benar-benar akurat adalah hal yang diinginkan Adi saat ini. Karena bagaimanapun, Desta adalah orang yang membunuh Johan dan Fanya. Ditambah lagi dengan nasib Kang Ujang yang saat ini masih dalam penjara. Ohhhh!! Sungguh, di negeri ini sudah hilang yang namanya keadilan. " Aku tanya sekali lagi, apakah kau benar-benar ingin berubah??" Adi menatap tajam ke arah Desta yang sejak tadi ingin berjabat tangan dengan Adi namun tak direspon sama sekali. " I..iya. Aku minta maaf. Sungguh minta maaf. Jika memang kata maafku tak bisa membuatmu memaafkanku, kau bisa melakukan apapun sesukamu padaku. Aku tak akan membalas. Bahkan jika kau menginginkan aku lenyap dari pandanganmu, aku bisa melakukannya sekarang di hadapanmu." Desta berbicara lalu mencari sesuatu di sekitar. Di menemukan bekas pecahan botol di bawah tempat mereka duduk, lalu seketika mengambilnya. Dengan perasaan bersalahnya, dia lalu menggoreskan di urat nadi lengannya. Tak

  • Kisah cinta lelaki bodoh   Bab 34

    Sangat jelas sekali bahwa di dalam foto itu adalah Desta dan Vita yang bergandengan tangan." Terima kasih, Linda. Kau melakukan hal yang tepat. Akan aku beri kejutan untuknya atas kedatanganku kali ini. " Adi sedikit menyunggingkan senyum berkata pada Linda yang hanya terbengong melihat ekspresi Adi.Reaksi Adi sungguh berbeda kali ini. Meskipun terlihat gusar, namun ketenangannya dalam menangani masalahnya bersama Vita sedikit berbeda dari pada sebelumnya. Mungkin terlalu seringnya gadis itu berperilaku seperti ini kepada Adi. Jadi, Adi hanya mengekspresikannya dengan senyum pahit.Keinginannya memberikan sebuah kejutan, justru lebih dikejutkan lagi dengan apa yang dilihatnya dalam foto itu. Apalagi Vita bersama dengan seseorang yang seharusnya mendekam dalam penjara. Apa-apaan ini??Adi berusaha menelepon Vita, namun lagi-lagi ponselnya tidak aktif. Sesuatu yang sama berulang kali ketika dia akan memergoki gadis itu dengan pria lain.Karen

  • Kisah cinta lelaki bodoh   Bab 33

    Terlihat banyak kerutan di dahi Adi saat mendengar pernyataan dari Tika. Itu karena keterkejutannya mendengar hal yang begitu tampak serius di mata Tika. " Ap...apa??" " Iya, aku akan berusaha sepenuhnya menjadi istri yang baik untukmu. Dan akan selalu menutupi segala kekuranganmu. Percayalah padaku! " Tika berkata dengan sesekali membelai lembut pipi Adi. Adi membalas dengan senyum lalu berkata, " Baiklah, tapi aku belum bisa memastikannya. Akan aku pertimbangkan, aku juga masih memiliki Vita, kau tahu?? Dia cinta pertama di hidupku. Meski tak bisa dipungkiri bahwa kau memang lebih darinya. " Meski Adi berkata demikian, dalam hatinya sebenarnya ragu. Dia sengaja berbohong untuk memastikan bahwa dia tak melukai hati Tika yang penuh harap. Setelah beberapa waktu, Tika pamit pulang. Dan sesaat setelah Adi kembali ke kamar, panggilan telepon dari Vita sudah puluhan kali terlewat. Adi kemudian beralasan bahwa ponselnya dicas dan dia tertidur

  • Kisah cinta lelaki bodoh   Bab 32

    Tokk..tokk..tookkk.. Setelah terdengar suara motor yang berhenti di depan rumahnya, suara ketukan pintu menggerakkan Adi membuka jalan untuk gadis itu memasuki rumahnya. " Silahkan, masuk nyonya!" Canda Adi dengan badan sedikit membungkuk dan gestur seperti seorang bodyguard. " Dasar, pria polos!" Tika hanya tersenyum manja menatap Adi dan melangkah masuk. Hari itu ada sedikit perbedaan dari tampilan Tika. Biasanya rok mini selalu jadi andalannya saat bepergian kemana-mana. Tapi sekarang dia memakai rok panjang dengan corak dan pernak pernik khas cewek pada masa itu. Baju yang di kenakan juga lebih sopan dari saat terakhir kali bertemu. Sekitar 2 bulan yang lalu, Adi mengantarkan Tika ke Terminal. Karena dia akan menyelesaikan urusannya untuk resign dari pekerjaannya. Entah apa yang mendasari keputusannya untuk tidak lagi bekerja di sana. Yang pasti, Tika ingin mencari pekerjaan di sini dan memulai hal baru lagi mulai sekarang. " Udah

  • Kisah cinta lelaki bodoh   Bab 31

    Mereka berdua sudah memesan makanan dan minuman pada saat Adi melihatnya dari kejauhan. Di dalam hatinya berkecamuk banyak hal. Perasaan yang tak mudah dideskripsikan dengan tulisan.Saat mereka berdua akan menempati salah satu meja yang memang di sekat sedemikian rupa, Adi memotretnya dan mengirim foto itu kepada Vita. Pada saat itu, ponsel berkamera sudah beriringan memasuki gerai handpone. Dan ponsel baru dengan fitur kamera lebih jernih di launching tiap minggunya. Itulah kenapa Adi bergegas melakukan itu, agar buktinya semakin jelas. Sungguh tekhnologi yang bermanfaat. Hahahahaha.Sangat disayangkan, ponsel Vita dimatikan. Dia lalu menuju kasir dan mencoba memesan beberapa minuman. Pesanan itupun merupakan kesukaan Vita." Mbak, bisa minta tolong?" Adi menyapa gadis pelayan di kasir itu." Iya, mas. Silahkan. Ada perlu apa?" Senyum ramah pelayan itu sangat profesional." Pesan satu Alpukat susu dan kentang goreng satu. Lalu tolong kirimk

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status