Share

Bab 6

Ternyata yang datang adalah Vita..

Meski luka di kakinya masih terbalut perban bekas kecelakaan kemarin, dia sudah diperbolehkan pulang oleh dokter.

Dalam perjalanan pulang, dia berpikir untuk menyempatkan diri ke rumah Adi. Dia sengaja berbohong pada orang tuanya kalau dia akan langsung bekerja. Itulah alasannya kenapa dia datang seorang diri.

Dia sengaja datang kerumah itu untuk mengetahui bagaimana keadaan Adi sekarang, karena khawatir. Ponsel Adi tidak aktif sejak kemarin malam. Dan memang ponsel Adi sudah habis baterai karena kemarin terlelap tidur. Bagi kerabat Adi, mereka sudah sangat mengenal Vita karena dulu dia sering main kerumah. Dan mereka berpikir bahwa Adi dan Vita seperti ibarat kakak dan adik. Padahal, sebenarnya kisahnya tidak seperti itu. Hahaha!!

" Apakah Adi didalam, Kak??" Tanya Vita dengan berjalan agak sedikit tertatih.

" Iya, dia dikamar. Kamu gimana kabarnya? Udah lama gak pernah ke sini. Kamu masuk aja gapapa. Kelihatannya dia sakit, wajahnya pucat dan badannya agak panas. Kamu sendiri gak papa kan, Vita? Kemarin katanya kecelakaan bersama Adi?? " Kakak Adi Mengerutkan kening dengan melihat arah kaki Vita sambil mempersilahkannya masuk. Bagaimanapun kakak Adi sangat mengenal Vita dulu. Dia juga sangat peduli dengan gadis itu.

" Baik-baik saja, kak. Ini lagi sibuk dengan keluarga, kak. Jadi agak jarang main ke sini. Gak papa kok, kak. Luka ini udah agak mendingan, cuman terkilir aja kemarin." Sahut Vita menjelaskan dengan senyum.

" Ya, sudah kalau gitu kamu disini aja dulu sambil istirahat. Lagian kalau kamu gak repot, tolong jagain Adi sebentar yaa sampai kami kembali!! Kami mau kerumah Veny untuk berbela sungkawa. " Kakak ketiga Adi menyahut.

" Ohh! Iya, kak. Tenang aja, pasti akan aku jagain. Lagi gak ada kesibukan juga hari ini. " Sahut Vita dengan senyum.

" Jangan aneh-aneh yaa??! Adi posisi sakit loh?? Hahaha. " timpal saudara yang lain.

" Apaan, sihh kak!? ". Gumam Vita sedikit canggung.

" Hahahaha. "

Setelahnya, semua pergi menuju kediaman Veny.

Sebenarnya antara Adi dan Vita sudah seperti saudara sendiri di mata keluarga besar Adi. Karena seringnya mereka berdua bersama di masa lalu. Maka dari itu, merekapun juga tak sungkan meminta tolong pada Vita untuk menjaga rumah dan menemani Adi sementara mereka pergi. Toh juga rumah itupun sederhana dan gak ada hal mewah didalamnya. Wkwkwkwkwk!!

Vita tahu bahwa Adi sedang beristirahat dalam kamar, jadi dia memutuskan untuk tidak mengganggunya dulu dan beristirahat di ruang tamu. Selang beberapa menit, Vita mencoba mengetuk pintu kamar Adi hanya untuk memastikan apakah Adi baik-baik saja.

Tok. .tok. .tokk!!

" Mas. .mas Adi!!" Vita mengetuk pintu kamar.

" Aku Vita mas. .boleh aku masuk??" Timpalnya.

Sampai tiga kali Vita mengetuk pintu kamar itu, namun tak ada jawaban sama sekali. Dia berpikir kalau mungkin Adi terlelap nyenyak sekali. Bergegas ia menuju dapur untuk sekedar menyiapkan makan dan minum kalau-kalau nanti Adi terbangun.

Satu jam berlalu dan Vita mencoba mengetuk pintu kembali, lagi-lagi tak ada jawaban. Dia sedikit cemas saat itu, namun dia segera menyingkirkan pikiran tidak-tidaknya. 

'mungkin aku tunggu setengah jam lagi aja, mungkin dia letih banget.' gumamnya dalam hati.

Dia ingat ada sesuatu hal yang ingin dibelinya. Bergegas dia pergi ke toko sebelah rumah Adi.

" Loh?? Vita?? " Pemilik toko menyapa ramah.

" Iya, bu. " Jawab Vita dengan senyum 

" Sudah lama sekali gak main kesini?? Lagi ngapain ini??" Sahutnya.

Toko itu memang menjadi langganan Vita saat sering main ke rumah Adi, jadi tak heran jika pemiliknya juga sudah mengenal akrab dirinya.

" Iya, bu. Kemarin dapat kabar duka soalnya, apalagi menyangkut mas Adi. Jadi harus bisa nyempetin kesini. " Jawab Vita dengan lembut.

" Ibu juga tahu, kasihan yaa nak Adi? Padahal dia sering cerita ke Ibu soal gadis itu, dan rencananya bulan November depan dia akan melamarnya. Ehh...malah takdir berkata lain. Kalau nak Vita mau, nih? Gimana kalau nak Vita saja yang gantiin? " Canda ibu pemilik toko seraya tersenyum.

"  Ahhh!! Ibu ini bisa ajaa. Lelaki seperti mas Adi itu terlalu baik untuk saya, Bu. " Jawab Vita terkekeh dan menunduk menyelipkan rambut ditelinganya.

Setelah obrolan yang cukup lama itu, Vita berpamitan pada pemilik toko dan berlalu pergi.

Di rumah Adi, Vita berpikir untuk sekali lagi mengetuk pintu kamar dan berusaha membangunkan Adi.

Tokk..tokk..tokk!!

Tak ada jawaban didalam, hanya terdengar suara rintihan kecil. Apa itu???

Semakin lama semakin terdengar jelas suara rintihan itu. Seperti seorang sedang mengerang kesakitan.

Kecemasan sudah dirasakan Vita saat itu dan kemudian mencoba membuka pintu kamar tanpa meminta ijin lagi, karena takut terjadi sesuatu di dalam.

Kriiaakkkk.....pintunya tak terkunci,

Perlahan pintu terbuka, Dan.......

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status