Ternyata yang datang adalah Vita..
Meski luka di kakinya masih terbalut perban bekas kecelakaan kemarin, dia sudah diperbolehkan pulang oleh dokter.
Dalam perjalanan pulang, dia berpikir untuk menyempatkan diri ke rumah Adi. Dia sengaja berbohong pada orang tuanya kalau dia akan langsung bekerja. Itulah alasannya kenapa dia datang seorang diri.
Dia sengaja datang kerumah itu untuk mengetahui bagaimana keadaan Adi sekarang, karena khawatir. Ponsel Adi tidak aktif sejak kemarin malam. Dan memang ponsel Adi sudah habis baterai karena kemarin terlelap tidur. Bagi kerabat Adi, mereka sudah sangat mengenal Vita karena dulu dia sering main kerumah. Dan mereka berpikir bahwa Adi dan Vita seperti ibarat kakak dan adik. Padahal, sebenarnya kisahnya tidak seperti itu. Hahaha!!
" Apakah Adi didalam, Kak??" Tanya Vita dengan berjalan agak sedikit tertatih.
" Iya, dia dikamar. Kamu gimana kabarnya? Udah lama gak pernah ke sini. Kamu masuk aja gapapa. Kelihatannya dia sakit, wajahnya pucat dan badannya agak panas. Kamu sendiri gak papa kan, Vita? Kemarin katanya kecelakaan bersama Adi?? " Kakak Adi Mengerutkan kening dengan melihat arah kaki Vita sambil mempersilahkannya masuk. Bagaimanapun kakak Adi sangat mengenal Vita dulu. Dia juga sangat peduli dengan gadis itu.
" Baik-baik saja, kak. Ini lagi sibuk dengan keluarga, kak. Jadi agak jarang main ke sini. Gak papa kok, kak. Luka ini udah agak mendingan, cuman terkilir aja kemarin." Sahut Vita menjelaskan dengan senyum.
" Ya, sudah kalau gitu kamu disini aja dulu sambil istirahat. Lagian kalau kamu gak repot, tolong jagain Adi sebentar yaa sampai kami kembali!! Kami mau kerumah Veny untuk berbela sungkawa. " Kakak ketiga Adi menyahut.
" Ohh! Iya, kak. Tenang aja, pasti akan aku jagain. Lagi gak ada kesibukan juga hari ini. " Sahut Vita dengan senyum.
" Jangan aneh-aneh yaa??! Adi posisi sakit loh?? Hahaha. " timpal saudara yang lain.
" Apaan, sihh kak!? ". Gumam Vita sedikit canggung.
" Hahahaha. "
Setelahnya, semua pergi menuju kediaman Veny.
Sebenarnya antara Adi dan Vita sudah seperti saudara sendiri di mata keluarga besar Adi. Karena seringnya mereka berdua bersama di masa lalu. Maka dari itu, merekapun juga tak sungkan meminta tolong pada Vita untuk menjaga rumah dan menemani Adi sementara mereka pergi. Toh juga rumah itupun sederhana dan gak ada hal mewah didalamnya. Wkwkwkwkwk!!
Vita tahu bahwa Adi sedang beristirahat dalam kamar, jadi dia memutuskan untuk tidak mengganggunya dulu dan beristirahat di ruang tamu. Selang beberapa menit, Vita mencoba mengetuk pintu kamar Adi hanya untuk memastikan apakah Adi baik-baik saja.
Tok. .tok. .tokk!!
" Mas. .mas Adi!!" Vita mengetuk pintu kamar.
" Aku Vita mas. .boleh aku masuk??" Timpalnya.
Sampai tiga kali Vita mengetuk pintu kamar itu, namun tak ada jawaban sama sekali. Dia berpikir kalau mungkin Adi terlelap nyenyak sekali. Bergegas ia menuju dapur untuk sekedar menyiapkan makan dan minum kalau-kalau nanti Adi terbangun.
Satu jam berlalu dan Vita mencoba mengetuk pintu kembali, lagi-lagi tak ada jawaban. Dia sedikit cemas saat itu, namun dia segera menyingkirkan pikiran tidak-tidaknya.
'mungkin aku tunggu setengah jam lagi aja, mungkin dia letih banget.' gumamnya dalam hati.
Dia ingat ada sesuatu hal yang ingin dibelinya. Bergegas dia pergi ke toko sebelah rumah Adi.
" Loh?? Vita?? " Pemilik toko menyapa ramah.
" Iya, bu. " Jawab Vita dengan senyum
" Sudah lama sekali gak main kesini?? Lagi ngapain ini??" Sahutnya.
Toko itu memang menjadi langganan Vita saat sering main ke rumah Adi, jadi tak heran jika pemiliknya juga sudah mengenal akrab dirinya.
" Iya, bu. Kemarin dapat kabar duka soalnya, apalagi menyangkut mas Adi. Jadi harus bisa nyempetin kesini. " Jawab Vita dengan lembut.
" Ibu juga tahu, kasihan yaa nak Adi? Padahal dia sering cerita ke Ibu soal gadis itu, dan rencananya bulan November depan dia akan melamarnya. Ehh...malah takdir berkata lain. Kalau nak Vita mau, nih? Gimana kalau nak Vita saja yang gantiin? " Canda ibu pemilik toko seraya tersenyum.
" Ahhh!! Ibu ini bisa ajaa. Lelaki seperti mas Adi itu terlalu baik untuk saya, Bu. " Jawab Vita terkekeh dan menunduk menyelipkan rambut ditelinganya.
Setelah obrolan yang cukup lama itu, Vita berpamitan pada pemilik toko dan berlalu pergi.
Di rumah Adi, Vita berpikir untuk sekali lagi mengetuk pintu kamar dan berusaha membangunkan Adi.
Tokk..tokk..tokk!!
Tak ada jawaban didalam, hanya terdengar suara rintihan kecil. Apa itu???
Semakin lama semakin terdengar jelas suara rintihan itu. Seperti seorang sedang mengerang kesakitan.
Kecemasan sudah dirasakan Vita saat itu dan kemudian mencoba membuka pintu kamar tanpa meminta ijin lagi, karena takut terjadi sesuatu di dalam.
Kriiaakkkk.....pintunya tak terkunci,
Perlahan pintu terbuka, Dan.......
Eittss!!! Tenang, kawan..Karena ini bukan cerita ber-genre misteri, jadi segera singkirkan hal-hal yang berbau horor dipikiran kalian. Hahahaha?!?Vita berhasil masuk kamar dan mendapati Adi sedang menggigil, wajahnya sangat pucat dan berkeringat dingin. Bibirnya terlihat kering dan suaranya merintih kesakitan. Seketika itu dengan sigap, Vita memberikan kompress di kening Adi.Dengan posisi Vita yang berada dalam kamarnya, Adi seketika terhentak sedikit kaget. Apalagi Vita sudah seperti seorang istri yang sedang melayani suami yang terbaring sakit." Ehhmmm...aku baik-baik saja, Vita. Hanya sedikit demam, bentar lagi juga sembuh. Kamu tak perlu repot-repot mencemaskan aku. " Adi memulai obrolan, meski dengan sikap acuh karena rasa kesalnya kemarin pada Ayah gadis itu." Udah, mas. Kamu jangan banyak gerak dan bicara dulu. Lebih baik sekarang kamu makan bubur yang sudah aku siapkan, trus minum obat!" Vita juga sedikit kesal namun berusaha men
" haaaahh??? " Mata Adi terbelalak melihat bahwa gadis didepannya adalah Vita." Apa yang kamu lakuin, Vit? " Tanya Adi gusar." Aku..aku.. " belum sempat gadis itu menjawab," Kenapa kamu bisa ada disini, dan lalu...kenapa kamu bisa berada di pelukku??"Vita mengerutkan keningnya ketika menatap Adi tanpa mampu menjawab semua pertanyaannya. Dia berlalu pergi keluar kamar sambil menunduk, mendaratkan tangannya mengusap air mata yang hampir jatuh.Adi tahu bahwa ada rasa kecewa pada Vita, bagaimanapun kata-katanya terlalu kasar. Setidaknya dia harus meminta penjelasan dulu tanpa harus berusaha memojokkan gadis itu. 'aahhh...dasar egois!' begitulah di pikirannya." Vit. .Vita, tunggu! " Dia menghampiri Vita yang akan berjalan keluar rumah dan segera meraih lengannya kemudian meminta agar kembali masuk rumahnya dan menenangkannya." Ma..maaf. aku terlalu kasar tadi. Bu..bukan maksudku begitu. " Adi mulai menjelaskan dengan raut muka masam
Dengan kerutan kening yang tampak, jelas bahwa Adi bertanya-tanya." Aku rindu, mas?!" Wajah Vita memelas." Tapi...vit,?? Ini tidak benar." Sahut Adi." Tolong mas. .aku hanya ingin memuaskan rinduku sedikit saja denganmu. Boleh, kan??" Ada seringai manja di wajah gadis itu." Tapi...??" Kata-kata Adi terhenti karena bibir Vita sudah mendarat pada bibirnya. Dorongan dari Vita saat itu merebahkan tubuh Adi hingga terbaring di bawahnya." Aku janji gak akan melebihi batas." Mengerdipkan satu matanya centil lalu memulai ciumannya lagi.Pergumulan hebat pun berlangsung cukup lama, semua yang ada di ruangan itu menjadi saksi bisu. Dan....jangan coba berpikiran aneh-aneh karena pergumulan itu tak melebihi batas wajar. Apalagi sampai berhubungan intim. Mereka hanya melampiaskan hasrat yang terpendam di antara keduanya. Jadi tidak ada yang namanya melepaskan pakain atau segala macam seperti kebanyakan cerita-cerita saat ini! Hihihihi.....peace *emoji*
****Pada suatu malam 9 tahun yang lalu,Kringgg....kriinggggg....kriinggggTerpampang jelas nama Vita di layar ponsel Adi ketika itu. Gadis itu baru berusia sekitar 16 tahun ketika pertama kali bertemu dengan Adi yang berumur lebih tua 4 tahunan. Berawal dari seorang teman yang memberikan kontak padanya, Adi sebenarnya iseng-iseng aja menggodanya. Hingga pada akhirnya ada yang berbeda dari gadis itu.Bagaimana mana mungkin seorang gadis berpendidikan yang saat itu masih duduk di bangku sebuah sekolah SMA favorit mau menerima cinta seorang lelaki yang baru lulus sekolah dan tanpa pekerjaan tetap. Sedangkan Vita termasuk keluarga berada. Ayahnya seorang anggota kepolisian dan Ibunya seorang guru di sekolah dasar.Meskipun kalau dibilang hanya cinta monyet di generasinya, namun tidak untuk Adi. Dia berpikir dengan polosnya bahwa gadis itu memang berbeda. Di sudut pandang seorang Adi, toh kalaupun gadis itu hanya ingin memiliki seorang pacar untuk pam
-kamu harus kesini! Vita bersama lelaki lain.-Saat Adi membuka pesan, tulisan itu dibacanya. Dengan wajah yang cemas seolah tak percaya dia bergegas menuju tempat yang di kirimkan oleh orang itu setelahnya.Adi berusaha dengan cepat melajukan motor yang dibawanya. Menuju tempat bernama Pondok bambu. Kawasan itu ramai dikunjungi banyak anak muda karena memang terkenal dengan kerindangan tampat dan panoramanya yang indah di malam hari. Jadi sangat cocok untuk khususnya kaum muda-mudi bermesraan.Selang beberapa menit, dia sampai ke tempat itu. Dia segera menyapu tatapannya kepada semua orang yang ada disana. Namun karena banyaknya orang saat itu dia tak bisa memastikan dimana Vita. Sesaat dirinya akan mengeluarkan ponsel di sakunya," Hai, Adi." Suara seorang lelaki menepuk pundak Adi." Kamu??" Adi menoleh dan terkejut, karena lelaki itu seseorang yang dia kenal." Desta, sedang apa kamu disini? Dan kenapa kamu tahu aku datang kesini?" Adi bertany
Tepat saat Adi sampai kerumahnya, dia beranjak ke kamarnya. Sekedar melepas penat yang dari tadi mengganggunya. Dia tak habis pikir dengan apa yang sedang dialaminya. Huffffttt!! Intinya perasaan yang dirasakan Adi bukan lagi kecewa tetapi marah. Dia ingin sekali menenggak minuman keras sampai tak sadarkan diri. Haatttccchhiinngg...Tokk...tokkk...tookkkk!!Ketukan pintu membuyarkan lamunan Adi seketika. Dia bergegas membukakan pintu." Selamat..ulang....tahun!! Selamat ulang tahun?!" Suara kompak dari beberapa orang didepan pintu lalu memaksa melangkah masuk. Vita tepat memimpin didepan membawa kue ulang tahun lengkap dengan lilin yang menyala. Desta juga terlihat meskipun ia tak berada di bagian depan. Mungkin dia merasa bersalah karena telah berkompromi dengan Vita saat itu."Ohh!!aahh! Ap..apa ini??" Seketika kerutan kening yang dari tadi nampak jelas berangsur-angsur menjadi senyum yang merekah.Vita yang saat itu memegang kue ulang tah
'Sepertinya aku mengenalnya?!' gumam gadis pelayan hotel itu.'Ohh! Aku ingat! Bukankah dia pacarnya Adi? Tapi siapa pria itu?' Gadis pelayan hotel akhirnya mengingatnya.Fanya, gadis yang bekerja di sebuah hotel di daerah Anjungan. Tempat yang terkenal dengan keindahan alamnya karena berada di sekitar area pegunungan. Dia merupakan teman Adi sewaktu kecil. Fanya pernah bertemu sekali dengan gadis itu di sebuah Cafe. Waktu itu dia memang berencana berkunjung ke rumah orang tuanya di daerah kota, karena sudah lama sekali tidak bertemu dengan sahabat masa kecilnya, dia menghubungi Adi. Dan pada saat yang sama, Adi sedang berada di Cafe itu bersama pacarnya, tidak lain adalah Vita.Nah! Jelas sekali kalau itu memang beneran Vita. " Aku harus menghubungi Adi untuk memastikan?!" Fanya berbicara pada dirinya sendiri lalu menghubungi Adi saat itu juga.Sementara di kediaman Adi, kawan-kawan Adi sudah hampir semua tak sadarkan diri karena pengaruh minuman keras. Dan
"Apa jangan-jangan ini dari Desta!!!" Mereka berdua sama terkejutnya." Ahhhh!! Siall! Coba buka apa isinya?" Johan sangat geram jika memang fakta itu benar. Untuk lebih memastikan lagi dia ingin tahu apa isi dibalik kertas itu." Baik!!" Adi sama geramnya lalu segera membuka kertas itu.Sedikit informasi, Bagaimana mungkin mereka berdua tidak geram? Pada masa itu, ponsel masih belum secanggih ponsel seperti sekarang ini. Dengan gampangnya mengungkapkan perasaan hanya melalui video call atau sticker-sticker cinta dari ponsel canggih saat ini. Zaman dulu, ekspresi dari perasaan yang sesungguhnya hanya bisa dilukiskan melalui tulisan.Semakin indah kata di setiap bait kalimat, semakin yakinlah para gadis akan kesungguhan perasaan yang tercurah.Hummmpphh!! Meski tak sedikit juga para pria yang memanfaatkan syair-syair indah buatan hanya untuk memikat para gadis. Lalu, setelah didapat apa yang mereka cari, seketika dihempaskan begitu juga. Hufft!! Tapi jan