Share

Bab 5

Seorang pria berperawakan agak kurus, dan tidak terlalu tinggi dengan penampilan yang sederhana. Adi biasa memanggilnya Mas Iwan, dia kakak ipar Veny. Dia juga yang selalu dengan tangan terbuka menyambut Adi ketika berkunjung kerumah Veny saat Veny masih hidup.

" I..iya...mass.." kata Adi masih sesenggukan.

" Ayo kita kerumah, ada hal yang harus dibicarakan. Kamu udah ditunggu oleh Ayah dan ibu di rumah." Mas Iwan berusaha mengangkat tubuh Adi dari jongkoknya dan menopangnya kemudian berlalu pergi meninggalkan area pemakaman.

Kejadian saat itu memang tak kan pernah dilupakan oleh Adi, hal yang akan selalu diingatnya, mungkin hingga akhir hayatnya.

Selang beberapa menit, keduanya sudah berada di kediaman Veny. Orang tua Veny tak henti-hentinya menenangkan Adi, mereka berusaha agar tidak terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Karena mereka semua tahu bahwa keduanya sudah sepakat untuk melangsungkan pertunangannya di bulan November nanti. Namun yang terjadi di luar kendali. Akhir bulan juli menjadi bulan perpisahan mereka berdua. 

" Nak....kamu yang sabar yaa?! Lanjutkan hidupmu, jangan berputus asa." Dengan berkaca-kaca ibu Veny memberi nasihat pada Adi.

" Iyaa. .nakkk, Jodoh, rezeki, maut tiada yang tahu. Semua kehendakNYA. Kita hanya bisa berpasrah diri." Ayah Veny menimpali dengan kata bijaksananya.

" Iyaa ,pak..Bu." jawab Adi lirih sedikit memberi senyum yang dipaksakan.

Singkat cerita, saat semua sudah selesai, tengah malam Adi berpamitan pada semua kerabat Veny. Dia diantarkan pulang oleh Mas iwan karena insiden sebelum berangkat lalu sudah diceritakannya.

Sesampainya di rumah, Dia bergegas mandi dan menuju ke kamarnya.

Memainkan ponselnya, melihat-lihat galeri foto dan iseng membaca semua pesan terdahulu dari Veny hanya untuk sekedar mengingat-ingat masa indah bersamanya. Tanpa sadar, ia pun terlelap.

" Mas....,!" Terdengar suara wanita lembut dari samping. Gadis itu memiliki wajah manis dengan aura cerah memancar di setiap sudut wajahnya. Memakai gaun putih seperti gaun pernikahan dan tersenyum manja ke arah Adi.

" Veny??" Adi heran dan tertegun.

" Aku cuman mau bilang, makasih mas. Selama ini sudah menemaniku dan membahagiakanku. Dan terima kasih juga atas perhatian mas selama ini ke aku, maaf....karena sekarang, aku gak bisa lagi nemenin mas. " Jelasnya dengan senyum lembut mengiringi.

" Eh, mas jangan takut. Aku hanya ingin berpamitan sama mas, dan tolong ingat pesanku mas! Jadilah pribadi yang baik dan jangan lupa mencari seseorang yang sanggup menemani mas sebagai pendamping hidup. Pokoknya harus melebihi aku!! " Mengerdipkan sebelah matanya.

" Eh?? " Belum sempat Adi bertanya lanjut, Gadis itu menghilang.

" Ven, Veny.. Veny!! Tunggu sebentar! " Adi berusaha menghampiri ke arah hilangnya gadis itu. Pelan-pelan matanya terbuka dan tersadar.

Disebelahnya sudah banyak kerabatnya berkumpul.

" Kamu gapapa, Adi??" Tanya kakak tertua Adi memegang lembut pundak dan mengusap kening Adi yang mulai berkeringat dingin.

" Tadi kamu tertidur dan mengigau keras, lalu kami semua menghampiri ke kamarmu." Celetuk suami Kakak Adi di sebelahnya.

" Yaa sudah. . Kamu minum dulu lalu segera beristirahat lagi, hari ini kamu libur kerja dulu aja. " Kakak Adi merebahkan tubuh Adi kembali lalu membuka korden kamar.

Mentari sudah nampak, Adi sadar jika ternyata saat itu sudah agak siang. Dia tertidur pulas kemarin malam, hingga bermimpi bertemu Veny yang berpamitan padanya.

"Ahhh...heemmm!!" Adi menghela nafas panjang yang berat, dia merasakan tubuhnya agak sulit digerakkan. Mungkin dia merasa letih akibat semalam, ditambah lagi dengan pikiran-pikiran yang tidak karuan.

" Aku gak bisa kerja hari ini, tolong kabari temanku kalau aku sakit kak. " pinta Adi dengan Menatap sayu kakaknya.

" Iyaa. .kamu istirahat aja. Nanti aku coba kabari tempat kerjamu." Sambil membawakan obat dan segelas air putih ke Adi lalu meminumkannya.

" Makasih, kak ?" Adi menyibakkan selimut ke tubuhnya dan berusaha memejamkan matanya lagi.

Kakak serta kerabat yang lain berlalu pergi dari kamar Adi. Saat itu, kabar mengejutkan perihal meninggalnya Veny sudah beredar di kalangan keluarga Adi, dan semuanya sengaja berkumpul di rumah. Mereka berencana berbela sungkawa ke kediaman Veny.

Saat semua kerabat ingin pergi, tiba-tiba terdengar suara ketukan pintu depan dengan iringan salam seorang gadis.

Tokk...tookk!!

Saat dibuka, ternyata....

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status