Share

Bab 7

Eittss!!! Tenang, kawan..

Karena ini bukan cerita ber-genre misteri, jadi segera singkirkan hal-hal yang berbau horor dipikiran kalian. Hahahaha?!?

Vita berhasil masuk kamar dan mendapati Adi sedang menggigil, wajahnya sangat pucat dan berkeringat dingin. Bibirnya terlihat kering dan suaranya merintih kesakitan. Seketika itu dengan sigap, Vita memberikan kompress di kening Adi.

Dengan posisi Vita yang berada dalam kamarnya, Adi seketika terhentak sedikit kaget. Apalagi Vita sudah seperti seorang istri yang sedang melayani suami yang terbaring sakit.

" Ehhmmm...aku baik-baik saja, Vita. Hanya sedikit demam, bentar lagi juga sembuh. Kamu tak perlu repot-repot mencemaskan aku. " Adi memulai obrolan, meski dengan sikap acuh karena rasa kesalnya kemarin pada Ayah gadis itu. 

" Udah, mas. Kamu jangan banyak gerak dan bicara dulu. Lebih baik sekarang kamu makan bubur yang sudah aku siapkan, trus minum obat!" Vita juga sedikit kesal namun berusaha menahan.

Dari nada bicara Vita, sudah jelas bahwa dia tersinggung dengan ucapan Adi. Dengan sedikit menghela nafas, dia sudah bisa berpikir agak tenang. " Keadaan kakimu bagaimana?? Maaf. .kemarin aku gak bisa nemenin kamu." Adi sedikit berusaha menatap ke arah kaki Vita yang diperban.

" Gapapa mas. .jangan khawatirkan aku, ini udah mendingan kok. Sekarang ini, kamu jangan kebanyakan pikiran dulu mas, nanti malah tambah parah loh sakitnya? Ini buburnya, dimakan trus segera minum obat! "

Setelah membantu Adi, Vita kembali ke ruang tamu meninggalkan lelaki itu untuk bisa beristirahat lagi. Sementara itu, Adi merasakan seakan kepalanya berputar-putar. Dia berusaha memejamkan mata sekuat mungkin. Entah pikiran macam apa yang menghinggapi kepalanya, yang pasti Adi merasakan hal yang belum pernah dia alami sebelumnya. Mungkinkah ini yang namanya depresi?? Dalam kekhalutan itu....

***

Adi melihat wajah Veny seakan semakin jelas menatapnya, dia tersenyum memandang Adi. Dan perlahan mendekat tepat dihadapan Adi.

' Aku cinta kamu, mas.' merah merona tampak pada kedua pipinya.

' Aku juga cinta kamu. ' senyum terurai dari bibir Adi lalu mendekap erat tubuh Veny hingga ia merasakan hangat yang nyaman menusuk kalbunya.

Namun ada perasaan berbeda saat itu, bukankah Veny kemarin udah meninggal?

Bagaimana mungkin perasaan ini begitu terasa jelas??

Aroma tubuh, dan rasa dekapan itu begitu nyata. Yang sedikit berbeda di rasakan Adi hanya tonjolan didada gadis itu sedikit berbeda. Veny tak seperti ini! Dekapannya sedikit 'berasa'. Lalu siapa yang didekapnya?

Ahhhh. . Sudahlah, mungkin Adi yang terlalu berpikiran mesum. Tadi dia melihat dengan jelas bahwa Veny yang ada dihadapannya. Hangat pelukan yang dia rasa sudah sedikit memberinya ketenangan. Lalu dia pejamkan matanya. Tidak bisa dipungkiri bahwa dia rindu sekali berada pada suasana seperti ini.

Sementara jari tangan kirinya mengapit pada jari jemari gadis itu, tangan kanannya sedikit 'nakal' meraba hampir seluruh bagian punggung gadis itu. Sampai barulah berada tepat dipinggang, dia menekannya bertujuan untuk semakin mengeratkan pelukannya. Dann...pastinya juga ingin sedikit menempelkan' torpedo 'nya yang mulai menegang agar bisa merasakan sensasi sesuai hasratnya!! Dasar lelaki!! Hahaha.

Sebaliknya, gadis itu hanya diam. Sekalipun dia merasakan 'sesuatu' itu mengganjal disekitar bagian bawah perutnya, dia hanya bisa sesekali menghela nafasnya. Begitu lama mereka berdua berpelukan, Adi berusaha agak 'berani' dengan mencoba meraba bagian dada gadis itu. Karena ingin memastikan sendiri apa yang ada di pikirannya tadi.

' mmmm...mulai deh!? ' gadis itu bergeming lembut.

' hehehe. ' Adi hanya membalasnya dengan senyum dan seringai nakal.

Saat Adi mencoba mulai beraksi, gestur tubuh dan tangan gadis itu berusaha mengelak namun perlahan akhirnya dia pun mulai pasrah.

' aahhhh!! ' desahannya terdengar jelas di telinga Adi hingga membuatnya semakin menjadi-jadi. Segera dia meremas buah dada gadis di dipelukannya itu.

Belum lama dia meremasnya, seketika dia berhenti. Dia berpikir ada yang aneh, dia tahu betul ukuran dada Veny dan seperti apa rasa serta sensasinya karena memang dia sering 'memainkannya'. Yang ini agak berbeda, dari tekstur dan ukuran besarnya serta rasa 'pegangan'nya sangat berbeda sekali dengan milik Veny.

' ada apa, mas? ' tanya gadis itu yang bersandar di dada Adi manja.

' enggak. .enggak apa-apa. ' jawab Adi gugup.

Saat perasaan itu semakin membuncah dan mata Adi sudah mulai bisa terbuka, sontak dia terhentak dan terkejut.

Dia melihat sedang berada dalam kamarnya. Kemudian dia mengalihkan pandangan pada gadis yang berada dipelukannya. Saat dia menyadari tangannya yang sedang memegang buah dada gadis dipelukannya itu, dia pun sangat kaget.

Segera dengan perasaan cemas melepaskan tangannya kemudian beralih memandang gadis yang sedang bersandar di dadanya itu. 'Siapa ini?? Kelihatannya tidak asing??' Gumamnya dalam hati.

Dengan kedua tangannya, dia meraih bahu gadis itu lalu berusaha melepaskan pelukannya. Dan benar saja!! Saat mereka bertemu pandang, Adi sontak terkaget!!

" Haaaaahhh?? "

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status