Share

Bab 8

" haaaahh??? " Mata Adi terbelalak melihat bahwa gadis didepannya adalah Vita.

" Apa yang kamu lakuin, Vit? " Tanya Adi gusar.

" Aku..aku.. " belum sempat gadis itu menjawab,

" Kenapa kamu bisa ada disini, dan lalu...kenapa kamu bisa berada di pelukku??"

Vita mengerutkan keningnya ketika menatap Adi tanpa mampu menjawab semua pertanyaannya. Dia berlalu pergi keluar kamar sambil menunduk, mendaratkan tangannya mengusap air mata yang hampir jatuh.

Adi tahu bahwa ada rasa kecewa pada Vita, bagaimanapun kata-katanya terlalu kasar. Setidaknya dia harus meminta penjelasan dulu tanpa harus berusaha memojokkan gadis itu. 'aahhh...dasar egois!' begitulah di pikirannya.

" Vit. .Vita, tunggu! " Dia menghampiri Vita yang akan berjalan keluar rumah dan segera meraih lengannya kemudian meminta agar kembali masuk rumahnya dan menenangkannya.

" Ma..maaf. aku terlalu kasar tadi. Bu..bukan maksudku begitu. " Adi mulai menjelaskan dengan raut muka masam di wajahnya.

" Aku tahu mas, gapapa. Aku juga salah. " Jawab Vita lirih.

" Tolong jelasin tadi gimana?? Sumpah aku tadi berhalusinasi bahwa kamu Veny. Aku tak bermaksud melakukan semua itu. " Tampak raut muka penyesalan Adi bertambah masam.

Setelah menerima penjelasan dari Vita diketahui bahwa semua kejadian itu memang bisa dibilang kesalahpahaman.

Sebenarnya, setelah Vita ingin pergi dari kamar Adi seketika itu Adi memanggilnya. Meskipun memanggilnya dengan nama'Veny'. Dia menghampiri bermaksud ingin menenangkan Adi. Saat dia mulai mendekat, seketika Adi memeluknya. Dia berusaha menghindar namun tak kuasa karena tenaga Adi yang mungkin lebih besar darinya.

Dan memang tak bisa dipungkiri lagi bahwa Vita pun masih memendam perasaan cintanya pada Adi. Dia pun merasakan kerinduan yang sama dengan apa yang dirasakan Adi. Dan menerima semua itu meskipun tahu kalau ia hanya perumpamaan dari sosok seorang Veny.

" Maafkan aku, Vit??" Perasaan canggung itu penuh di pikiran Adi. Meski ia pun pernah melakukannya dengan Vita waktu dulu, tapi situasinya sekarang berbeda.

" Iya. .gapapa mas. Aku juga bisa ngerti apa yang sedang kamu alami, sudah lupakan saja." Senyum kecil mulai mengembang di bibir Vita.

" Kelihatannya kamu udah agak mendingan mas! Tuh lihat badanmu udah gak panas kayak tadi pagi?" Berusaha mengganti topik pembicaraan sambil menempelkan tangannya kearah kening Adi.

" Ah! Iya. .aku. .aku juga merasa agak enakan." Jawab Adi agak gugup dengan menyeka keringat yang menetes di keningnya.

" Sana masuk kamar, istirahat aja lagi. Biar cepet sembuh!" Vita menggandeng lengan Adi menuju kamar.

Adi tak berhenti menatap Vita saat itu, dia merasa perhatian dan kepedulian gadis itu sedikit memberinya ketenangan walaupun ada kesalah pahaman yang terjadi barusan. Meski dalam hati ia pun ragu perasaan apa itu? Namun yang pasti dia tak ingin kembali menjadi bagian dari hidup gadis itu lagi.

" Sudah aku beresin, sekarang kamu istirahat gih!?" Membuyarkan lamunan Adi kala itu.

" I..iya. Makasih." Belum sempat Adi akan berbaring ketempat tidurnya, gadis itu menghampiri lalu memeluknya lagi.

" Jujur mas, aku rindu sekali padamu." Menatap Adi dengan mata berkaca-kaca lalu merebahkan tubuhnya erat.

Adi tak bisa mengelak, karena gadis itu semakin erat memeluk tubuhnya. Dia hanya pasrah menunggu gadis itu mulai meregangkan pelukannya.

Perasaan Adi saat itu bukan cinta atau sayang, melainkan hanya perasaan simpatinya pada Vita. Karena bagaimanapun gadis itu pernah singgah di hatinya dalam kurun waktu yang cukup lama.

Saat Vita mulai menatap Adi, kedua mata mereka bertemu pandang. Keheningan mulai terjadi ketika Vita mulai semakin mengarahkan pandangannya mendekat. Di sisi lain, Adi yang sudah terjebak pada situasi saat itu tak bisa menghindar lagi. Dia hanya berpikir apa yang akan terjadi kemudian.

Tanpa sadar bibir mereka berdua bertautan, Vita agak agresif dengan sedikit menjulurkan lidahnya dan sesekali menggigit lembut bibir bawah Adi. Lelaki itu hanya membalas kecil walaupun dia sebenarnya tak ingin. Karena ia tahu akan melukai gadis itu. Namun yang terjadi justru ia mulai terbawa suasana.

Hanya tiga kali ciuman itu terjadi, karena saat keempat kalinya ketika Vita berusaha mendaratkan bibirnya lagi ke arah Adi, 

" Vit, apa semua ini?" 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status