Di Balik Nama dan Luka

Di Balik Nama dan Luka

last updateTerakhir Diperbarui : 2025-06-18
Oleh:  Mr.IABaru saja diperbarui
Bahasa: Bahasa_indonesia
goodnovel16goodnovel
10
1 Peringkat. 1 Ulasan
17Bab
8Dibaca
Baca
Tambahkan

Share:  

Lapor
Ringkasan
Katalog
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi

Sinopsis Singkat: Alvaro Raditya, pewaris tunggal keluarga konglomerat Raditya Group, merasa hidupnya kosong meski bergelimang harta. Dalam sebuah perjalanan pribadi mencari makna hidup, ia memutuskan menyamar menjadi orang biasa bernama “Raka”, hidup sederhana di lingkungan kelas bawah. Di sana, ia bertemu Nayla, seorang wanita muda yang bekerja sebagai wanita penghibur demi melunasi utang keluarganya dan menyelamatkan adik-adiknya dari keterpurukan. Alvaro—sebagai Raka—jatuh cinta pada kepribadian Nayla yang kuat dan berhati mulia meski hidup di dunia gelap. Tanpa membuka identitas aslinya, Raka berjuang mengangkat Nayla dari kehidupan kelamnya—melalui pendidikan, pekerjaan baru, dan dukungan moril. Tapi ketika masa lalu Nayla terkuak dan rahasia Raka hampir terbongkar, keduanya dihadapkan pada pilihan sulit: bertahan demi cinta atau menyerah pada realita. ⸻ Daftar Isi Sementara (Rencana 24 Bab) 1. Hidup di Balik Jas Armani 2. Langkah Pertama Menuju Dunia Gelap 3. Namaku Raka, Bukan Alvaro 4. Perkenalan di Tengah Malam 5. Secangkir Kopi dan Luka Lama 6. Nayla, Wanita yang Tak Patah 7. Hati yang Terpikat Diam-Diam 8. Ketika Harapan Mulai Muncul 9. Raka Mulai Terluka 10. Bisikan Masa Lalu 11. Titik Balik: Nayla dan Pendidikan 12. Jejak Luka dan Cinta yang Tumbuh 13. Keluarga yang Kembali Menuntut 14. Raka Hampir Ketahuan 15. Cemburu, Cinta, dan Kebohongan 16. Badai Sebelum Kepastian 17. Ayah Nayla: Dosa yang Tak Bisa Ditebus 18. Nayla Pergi Tanpa Pesan 19. Kebenaran Terungkap 20. Di Ujung Harapan 21. Kembali dari Pelarian 22. Cinta yang Tak Butuh Nama 23. Pernikahan yang Diuji Dunia 24. Bahagia Bukan Karena Kaya, Tapi Karena Cinta ⸻

Lihat lebih banyak

Bab 1

Hidup di Balik Jas Armani

Langkah-langkah kaki terdengar berat meski berjalan di atas marmer putih yang dingin dan sempurna. Gedung Raditya Tower yang megah menjulang seperti lambang kejayaan tak terbantahkan dari keluarga Alvaro Raditya—anak tunggal pewaris imperium bisnis Raditya Group. Jas Armani yang ia kenakan hari itu seharusnya membuatnya tampil sempurna, tapi tak ada satu helai pun pakaian mewah yang bisa menutupi kehampaan di matanya.

“Pak Alvaro, rapat dengan direksi akan dimulai lima belas menit lagi,” kata sekretarisnya, Marisa, dengan suara formal seperti biasa.

Alvaro hanya mengangguk. Tak ada senyum, tak ada tatapan hangat. Hanya sepasang mata letih yang telah jenuh dengan dunia yang terlalu ia kuasai.

Sudah tujuh tahun ia menjalani hidup sebagai pewaris tunggal yang digadang-gadang akan melipatgandakan kejayaan sang ayah. Tapi sejak kematian ibunya lima tahun lalu dan ayahnya yang sibuk menikah lagi dengan wanita muda pilihan dewan komisaris, Alvaro lebih sering berbicara dengan kesepiannya sendiri daripada manusia.

Hari itu ia kembali menatap jendela kaca besar di lantai 35, memandangi kota Jakarta yang sesak dan penuh cerita. Di balik kemewahan, ia tahu ada dunia yang tak pernah ia sentuh. Dunia yang tak mengenal kata privilege. Dunia yang tidak melihat manusia dari merk jasnya, tapi dari keberanian untuk bertahan hidup.

Lelah dengan semua yang palsu, ia menarik napas panjang dan mematikan ponselnya.

“Aku ingin tahu, bagaimana rasanya hidup tanpa nama Raditya.”

Tiga hari kemudian, sebuah mobil tua melintas di pinggiran kota. Di dalamnya, seorang pria dengan kaus lusuh dan rambut agak berantakan tengah menyetir sambil tersenyum kecil.

Namanya kini bukan lagi Alvaro Raditya.

Orang-orang memanggilnya Raka.

Dengan bantuan sahabat lamanya, Rino—seorang pengusaha kecil yang dulu pernah diselamatkan keluarganya—Alvaro menyewa kamar petakan di sebuah gang sempit di daerah perbatasan Jakarta–Bekasi. Ia juga bekerja di sebuah warung kopi kecil sebagai barista lepas, demi bisa berbaur dengan dunia yang tak pernah ia jamah.

Hari pertamanya menjadi Raka sungguh canggung. Ia terbiasa dengan rapat miliaran rupiah, bukan mengangkat galon atau menyeduh kopi dengan tangan yang tak terbiasa kasar. Tapi ada ketulusan dalam dunia baru itu yang membuatnya tersenyum. Setiap orang tampak nyata. Tak ada basa-basi.

Dan di situlah ia pertama kali melihat Nayla.

Wanita itu tidak datang untuk minum kopi. Ia hanya duduk di bangku luar warung, menatap lampu jalan seperti sedang berbicara dengan malam. Pakaian yang ia kenakan tak vulgar, tapi cukup kontras dengan lingkungan sekitar—baju pas dengan jaket kulit, sepatu boots yang sedikit lusuh, dan riasan wajah yang mulai luntur karena gerimis.

Raka—yang masih canggung dengan kehidupan barunya—berpura-pura sibuk membersihkan meja, tapi matanya tak lepas dari sosok Nayla.

“Kalau mau nanya, nanya aja. Bukan ngintip dari balik meja,” suara Nayla menyentaknya.

Raka tersipu, lalu memberanikan diri mendekat. “Saya cuma penasaran. Mbak sering duduk di situ. Tapi nggak pernah pesan apa-apa.”

Nayla memiringkan kepala, memperhatikan wajah lelaki muda itu.

“Kamu baru ya? Biasanya yang kerja di sini nggak terlalu peduli urusan orang.”

Raka mengangguk. “Baru pindah ke sini. Nama saya Raka.”

“Nayla,” jawab perempuan itu singkat.

Ada jeda canggung. Angin malam mulai menusuk kulit, dan Nayla menutup jaketnya lebih rapat.

“Ngopi, Mbak? Saya bikinkan. Gratis, biar kenal,” tawar Raka.

Nayla menatapnya, seolah mencoba membaca motif tersembunyi dari tawaran itu. Tapi akhirnya ia tersenyum kecil dan mengangguk.

“Boleh. Asal nggak pake kopi mahal yang pahitnya kayak hidup.”

Obrolan pertama itu menjadi awal dari pertemuan-pertemuan selanjutnya. Nayla sering datang ke warung, dan Raka perlahan mulai mengenalnya lebih dalam. Nayla adalah wanita yang keras di luar, tapi rapuh di dalam. Ia hidup bersama adik perempuannya, menghidupi mereka berdua setelah orang tua mereka meninggal dan mewariskan utang.

Pekerjaannya sebagai wanita penghibur—meski tak pernah ia katakan secara langsung—terlihat dari cerita-cerita yang ia lontarkan setengah bercanda. Tentang tamu-tamu menyebalkan. Tentang tempat kerja yang gelap. Tentang rasa lelah yang tak bisa dihapus dengan tidur.

Tapi Raka tidak menilai. Ia mendengar, dan itu membuat Nayla merasa nyaman untuk pertama kalinya dalam hidup.

“Kenapa kamu di sini, Raka?” tanya Nayla suatu malam, saat mereka duduk di pinggir jalan, menyeruput kopi sachet murahan.

Raka menatap langit. “Aku lari dari sesuatu.”

“Pacar?”

“Bukan. Dari kehidupan yang terlalu… dibuat-buat.”

Nayla tertawa. “Jadi kamu ini anak orang kaya yang kabur dari rumah?”

Raka hanya tersenyum samar. Dalam hatinya, ada rasa takut. Tapi ia tahu, Nayla harus mengenalnya sebagai Raka, bukan sebagai Alvaro Raditya.

Di balik semua kehangatan itu, Nayla menyimpan luka yang lebih dalam. Suatu malam, Raka melihatnya menangis diam-diam di belakang warung. Raka mendekat, duduk di sebelahnya tanpa berkata apa-apa.

Nayla tidak menyuruhnya pergi. Ia hanya berkata pelan, “Kadang aku cuma pengen jadi perempuan biasa. Yang pulang kerja bawa bunga, bukan uang receh dari lelaki asing.”

Raka menggenggam tangannya. Dan malam itu, untuk pertama kalinya, Nayla tidak merasa sendirian.

Tiga minggu berlalu. Dunia Raka semakin jauh dari dunia lamanya. Tapi hatinya semakin dekat dengan Nayla.

Ia mulai mencari cara untuk membantu Nayla tanpa membuatnya merasa dikasihani. Ia menawarkan les komputer untuk adik Nayla. Ia menyarankan Nayla bekerja paruh waktu di warung, agar bisa perlahan keluar dari dunia kelamnya. Semua ia lakukan diam-diam, perlahan, dengan hati-hati.

Tapi dunia tidak tinggal diam.

Suatu sore, seorang lelaki paruh baya dengan setelan jas mahal datang ke warung. Ia melihat Raka dan langsung mengenalinya.

“Alvaro? Astaga, ini kamu?” pria itu terkejut.

Raka membeku.

Nayla, yang sedang menyapu teras, ikut menoleh.

Pria itu mendekat, tak sadar bahwa ia baru saja menyiramkan minyak panas ke atas rahasia yang Raka coba lindungi dengan susah payah.

“Kenapa kamu ada di sini? Ayahmu mencarimu ke mana-mana!”

Bersambung ke Bab 2…

Tampilkan Lebih Banyak
Bab Selanjutnya
Unduh

Bab terbaru

Bab Lainnya

To Readers

Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.

Komen

user avatar
Mr.IA
Alvaro Raditya, pewaris tunggal keluarga konglomerat Raditya Group, merasa hidupnya kosong meski bergelimang harta. Dalam sebuah perjalanan pribadi mencari makna hidup, ia memutuskan menyamar menjadi orang biasa bernama “Raka”, hidup sederhana di lingkungan kelas bawah. Di sana, ia bertemu Nayla, s
2025-06-18 11:35:33
1
17 Bab
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status