Share

Bab 21

PART : 16

"A-apa? Kamu nggak salah, Irwan?"

"Nggak, Bu. Mereka 'lah yang saya ceritakan akan membeli kebun kita."

"Nggak, nggak mungkin." Bu Rahma terduduk lemas. Bibir wanita itu meracau, sambil tangannya memegangi dahi.

Dengan tersenyum miring, aku berjalan mendekati wanita yang tampak sangat terpukul itu. Siapa tahu dengan mendekatinya, ibunya Bang Arman itu semakin terpukul. Dalam hati aku tertawa jahat.

"Memangnya sudah saling kenal ya?" tanya Irwan.

"Tentu saja, Pak Irwan. Beliau ini adalah mantan mertuaku."

"Mantan mertua? Bukannya besan Bu Rahma yang dulu itu cuma ...." Pak Irwan menggantung ucapannya.

"Cuma petani miskin dan orang kampung?"

Pak Irwan menggaruk-garuk kepalanya yang tak gatal.

"Hai, Bu. Kita ketemu lagi tapi dalam situasi dan keadaan yang berbeda."

Wanita berambut sebahu itu melirik sedetik dengan sudut matanya, lalu membuang pandangannya kembali. Entah apa yang ada dalam pikirannya. Mungkin malu, kesal atau ... Ah, entah lah! Tapi, aku benar-benar pu
Hana Makaira

Hai, jgn lupa vote bintang lima dan gem nya yaa

| 2
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status