Beranda / Thriller / Konspirasi / 5.Penyelamatan

Share

5.Penyelamatan

Penulis: Penikmat lelah
last update Terakhir Diperbarui: 2021-07-27 12:23:08

Diana mengumpulkan semua keberanian untuk memastikan orang itu masih hidup atau tidak. Sekelebat muncul sosok zombie di pikirannya, sehingga Diana menjadi ragu.

"Heh. Kau manusia atau zombie.?" Teriak diana hati hati. Rasa takutnya sedang bergelut dengan rasa simpati .Diana memang tumbuh dengan sangat baik dan memiliki empati tinggi. karena itu diana melemparkan kardigan dari jauh dan memasang kuda-kuda untuk mengantisipasi kalau pemuda itu benar sosok zombie.

Hasilnya tidak ada respon. Diana kembali memberanikan diri untuk mendekati William kemudian mengambil kembali kardigannya. Masih tidak ada respon, Diana mulai mengecek leher , tangan dan kaki William memastikan bahwa pemuda itu bersih dari gigitan zombie. Diana membuang nafas lega, karena tidak ada bekas gigitan disana.

Diana lanjut memeriksa denyut nadi dan jantung. "Loh kok aku gak denger suara dagdigdug, "Diana bergumam sendiri diatas dada William

Kemudian lanjut menekan pergelangan tangan William.

Deg..deg..deg..

'nadi nya berdenyut.' Pikir diana. Berarti dia masih hidup.

"pak bangun pak. " Diana bernafas lebih cepat dan pupilnya membesar. Tapi William masih tidak memberi respon. Diana buru buru menutup hidungnya dengan kardigan basah kemudian mengeluarkan semua kekuatan untuk mengangkat tubuh William dan menggendongnya di belakang punggung.

Diana mulai berjalan dengan terhuyung huyung dan bergerak menuju eskalator yang masih berfungsi. Kepulan asap semakin mendominasi, membuat Diana mulai terbatuk batuk.

Sesampainya di lantai empat, Diana menemukan api telah menyebar, lampu juga sudah padam dan eskalator tidak berfungsi. Ditengah remang remang, diana terus berdoa dan meyakinkan dirinya untuk keluar dan membawa pemuda ini dengan selamat.

Perlahan lahan Diana mengerakkan langkahnya dari satu tangga ke tangga yang lain. Tapi di satu tangga terakhir, beban William tiba tiba lebih dominan kekanan, membuat Diana tidak bisa menahannya lagi dan William terjembab di lantai.

"Eh....Huaaa...." diana tiba tiba nangis takut orang yang di jatuhkannya mati. Diana segera memburu tubuh william dan kembali mengecek denyut nadinya. Untunglah denyut nadi masih ada, Diana kembali lega tapi tidak mau menghentikan tangisannya.

Di lantai tiga, api terlihat semakin besar . Api dengan mudah melalap furniture dari kayu yang mendominasi ruangan ini. Diana tidak bisa melihat kesekeliling bahkan matanya sudah mulai perih.

Diana kembali berjalan dengan terhuyung huyung mencari arah ke garasi. Tiba tiba terdengar suara ledakan yang sangat besar di lantai atas.

Degg..

seketika tubuh Diana ambruk kelantai. Diana melepaskan William dari punggung nya dan dibiarkan tergeletak kemudian menangis meraung raung sambil memeluk lutut. Kekuatan nya sekarang sudah tidak ada , jangan kan menggendong William bahkan untuk berdiri saja Diana merasa tidak mampu.

Sesuatu yang buruk pernah terjadi di masa kecil . Membuat Diana dimasa kini selalu lemas tiap kali mendengar suara ledakan.

Brak...

Sebuah lampu besar jatuh tidak jauh dari keberadaan diana, "ah.."Diana langsung teriak kaget. Diana semakin batuk batuk melawan asap yang terasa sangat panas di dadanya.

Di ambang keputusasaan, Diana melihat sebuah lampu mobil diluar ruangan tidak jauh dari tempatnya saat ini. Warna lampu itu seperti bintang yang berkerlap kelip. kemudian terdengar juga mobil itu melaju semakin jauh.

Tiba tiba Diana kembali bangkit dan berjalan mendekati wajah william. 'apa dia artis, 'pikir Diana. Walaupun terlihat samar pemuda itu sangat tampan. Diana semakin mendekati wajah itu dan mencium bibirnya sebentar. ' mumpung gak sadar.' Diana bergumam sendiri. " tidak tahu malu." Diana memarahi bibirnya sendiri tapi kemudian tersenyum.

Sekarang Diana membalut kepala William dengan kardigan nya kemudian menggusur kaki William agar secepatnya sampai di garasi .

Sesampainya di pintu, Diana kembali mengangkat tubuh William dan menggendongnya keluar, namun ketika Diana hendak mengulurkan tangan untuk membuka pintu, sebuah besi panas tiba tiba jatuh dan membakar tangan Diana. Sakit sekali. Diana akhirnya kembali menangis sambil berjalan menuju sebuah motor matic yang diparkirkannya.

Diana melepaskan kardigan di kepala William kemudian membantunya duduk diatas motor. Diana mengikat tubuh William agar menempel di punggung nya menggunakan kardigan, kemudiaan menjepit kedua kaki William di pijakan paling depan dengan kakinya sendiri.

Diana membawa motornya melaju ke sebuah rumah sakit.

Deg..

"Pasien tidak akan di tangani kalau tidak ada uang admistrasi."

Diana merogoh sakunya, tapi hanya ada seratus lima puluh ribu. Diana memejamkan mata untuk berpikir. Dua puluh detik berikutnya, Diana kembali keruangan William dan merogoh sakunya. Diana berbinar-binar melihat lembaran seratus ribu yang menumpuk disana.

Setelah pembayaran administrasi lancar, William langsung di bawa ke UGD dan di tangani oleh dokter ahli. Diana duduk diluar untuk menunggunya. Diana mengambil handphone dari dalam tas, tapi batrenya lobet. Diana meringis tidak bisa menghubungi siapapun. Ini sudah jam 9, diana bisa membayangkan bagaimana Dewi akan memarahinya dan membuat Diana tidur di luar rumah lagi ketika nanti dia pulang.

Akhirnya dokter yang menangani William keluar .

"Apa anda keluarganya." Tanya dokter, Diana langsung mengangguk.

"Ayo ikut keruangan saya."

Diana kembali mengangguk, dan berjalan membuntuti dokter dari belakang.

Diruangan dokter Farhan, Diana duduk sambil meringis tiap kali sebuah kapas yang dibasahi alkohol menyentuh lukanya yang cukup lebar.

"Jadi gimana dok kondisi kakak saya?"tanya Diana untuk mengalihkan rasa perih di tangannya.

"Kakak anda keracunan. Beruntung Ade langsung membawanya kesini. Biasanya racun seperti ini bisa membunuh seseorang dalam waktu satu jam. Sepertinya kakak anda mempunyai daya tahan tubuh yang kuat " Farhan menjelaskan sambil memasang perban di tangan Diana.

"Ada yang lebih bahaya lagi de. Kami menemukan bahwa kakak Ade juga telah rutin mengonsumsi obat obatan tertentu. Obat itu bisa memutuskan saraf .Jika itu terus berlanjut, kakak Ade bisa mengalami cacat seumur hidup."

"Apa obat itu sejenis Narkoba.?"tanya diana penasaran.

"Ah bukan. Hanya orang orang di bagian farmasi yang biasanya memiliki obat itu. Sepertinya, ada orang yang sengaja memberikan obat itu tanpa sepengetahuan siapapun."

Diana bergidik membayangkan bagaimana penderitaan William kalo seandainya suatu saat dia benar benar cacat. Sangat disayangkan jika ketampanannya jadi mubazir karena penyakit yang diciptakan sendiri.

Setelah lukanya dibalut kain kasa, Diana berjalan pelan untuk kembali menghampiri william di ruang rawat. Sekarang tubuh william sudah dibalut pakaian pasien berwarna putih.

Diana memperhatikan wajah william dengan lekat. ."Pemuda ini terlihat lebih tampan ya kalo di bawah penerangan yang cukup"Diana bergumam sendiri sampai pipinya bersemu merah.

Diana kembali membuka dompet William dan mencatat identitasnya. Setelah itu diana menyimpan semua barang barang William diatas meja tidak jauh dari ranjang.

Tiba tiba Diana melihat jari tangan William bergerak gerak , pertanda orang itu akan segera sadar. Diana sudah tidak sabar menunggu dan mengajak pasien berkenalan.

Brak..

Seseorang masuk ke dalam ruangan kemudian Diana di sered keluar.

"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Konspirasi   37. membuka lembaran baru

    diana sudah diijinkan untuk pulang. farhan tidak lupa memberi selamat kepada diana dengan bahasa yang ringan." selamat ya diana, sekarang kamu boleh pulang. jangan terlalu banyak bergerak karen lukamu belum sembuh benar. nanti kalau kamu ada keluhan, kamu bisa langsung menghubungi ku. "diana tersenyum dan menyambut keramahan dokter farhan. diana mengulurkan tangannya kepada farhan. " Terimakasih juga untuk dokter karena sudah bekerja begitu keras saat merawat ku."farhan pun menyambut tangan diana. " sama sama. bagiku kesehatan pasien adalah hal yang paling berharga. ""ah iya dokter. lain kali, aku akan melindungi diriku dan lebih berhati hati terhadap orang yang mempunyai perilaku jahat. "diana sengaja memberi tekanan pada kata katanya agar william bisa mendengar ny lebih jelas. " ah iya dok. boleh minta nomornya, siapa tahu nanti aku ada perlu. " "tentu saja boleh. " farhan memberi diana sebuah kartu nama. "terimakasih dok. senang bertemu dokter. " dari percakapan ini

  • Konspirasi   36 permintaan maaf

    William pergi kerumah sakit untuk menemui diana. awalnya markus mencegah William, tapi pemuda itu bersikeras sampai markus membiarkan nya. diana baru menjalani operasi dan tidak sadarkan diri. banyak sekali selang yang terpasang di tubuhnya. kali ini William merasa bersalah dan berjanji pada diri sendiri untuk menebus semua kesalahannya nanti. keesokan paginya, William datang lagi menemui diana. ada dewi dan herman juga. melihat William, dewi langsung geram dan mendorong William. " kau mau apa lagi. apa kau tidak puas melihat diana seperti ini, apa kau ingin melihat nya lebih menderita. dasar psikopat. " akhirnya dewi bisa meli luapkan kekesalannya pada William. "sudah sudah. mungkin ini salah paham" Herman memeluk dewi untuk menenangkan nya. " maafkan aku bi, izinkan aku untuk menebus kesalahan ku. " William menunduk dan menyesali perbuatannya dengan sungguh sungguh. " tidak, kau pasti merencanakan sesuatu. "" beri aku kesempatan untuk memperbaiki nya. "Herman memberi isyarat

  • Konspirasi   35

    Lantai lima rumah sakit ini sengaja disiapkan khusus untuk keluarga Johan dan dijaga ketat, karena itu tidak ada satupun orang asing yang bisa berkeliaran disini . " kabar baik pak, Operasinya berjalan dengan lancar. Sekarang kita tinggal menunggu pasien sadar dan luka operasinya kering. " Ujar dokter Farhan. dokter ahli yang dipilih untuk memimpin jalannya operasi. Sebelumnya, markus sempat menawari sebuah posisi dirumah sakit ini kepada Farhan. Namun, pemuda itu menolaknya dengan halus. Walaupun merasa berhutang budi pada markus, farhan bertekad untuk mengabdi di sebuah rumah sakit kecil yang berdiri di pinggiran kota. Kebaikan Markus di masalalu membuat farhan berada disini sekarang untuk menyelamatkan gadis menantu. Sebuah kehormatan untuk farhan. Mendengar kabar itu, markus sangat bersyukur, begitu juga dengan dewi dan novi. Mereka membuang nafas lega sambil berpelukan. ternyata, bumi masih meng

  • Konspirasi   34. kebenaran

    dengan langkah yang pelan, aldi berjalan mendekati william kemudian menepuk bahunya. william masih tertunduk menatap tanah kering yang di pijak. aldi tidak bisa menahan tawanya. dia terbahak bahak seperti menonton pertunjukan komedi. suara tawanya yang aneh membuat william tertegun. perlahan lahan william mengangkat wajah. kedua mata mereka saling bertemu. secara kebetulan kabut yang terbawa angin melintasi keduanya sehingga memercikkan hawa dingin diantara mereka . aldi segera menarik pandangannya " matamu persis seperti bibi.apa kau tidak merindukan ibumu?" aldi berbicara dengan dingin kemudian kembali tertawa " hahahaha..... aku lupa. kau kan yang membunuh bibi. kenapa kau bisa merindukannya. tobat kau william." brukk william menjatuhkan aldi dengan satu kali pukulan. Tak ambil diam aldi pun segera bangkit dan membalasnya. akhirnya mereka saling mendaratkan tinju satu sama lain sampai ked

  • Konspirasi   33. Masih di selamatkan

    beruntung diana tidak sampai ke dasar jurang yang di penuhi bebatuan, tubuh diana tertahan di batang pohon. diana terengah engah. dia tidak bisa bergerak lebih banyak, karena sebuah akar menusuk perutnya. sakit sekali. penyesalan dalam hidupnya adalah menyelamatkan william kala itu ataupun datang ke perusahaan catepoop. Andai pada saat itu diana tidak datang ke catepoop dan bertemu dengan william atau aldi, hari ini tidak akan pernah terjadi dan mariamnya tidak akan berubah. diana menatap langit yang biru seperti samudra dan awan yang putih seperti susu. Terukir wajah sang ibu disana. Walaupun Diana tidak mempunyai ingatan yang cukup mengenainya, Diana yakin bahwa Karla adalah orang yang paling menyayangi nya semasa hidup. Bahkan setelah dia berada di langit. Diana menangis dalam diam. bosan menangis, diana mengalihkan pikirannya dengan kembali membayangkan bagaimana menjadi seorang desainer terkenal. berjal

  • Konspirasi   32. Babi ganas

    Setelah di yakinkan beberapa kali, akhirnya Diana setuju untuk mengikuti ritual . Hutan tempat pasangan itu di asingkan memang sudah di jaga ketat oleh puluhan tentara dan polisi hutan, mereka di tugaskan Markus untuk memantau keadaan sepasang cucunya. Selain itu, setiap hari seorang pendeta akan datang untuk Memimpin ritual. Saat ini Diana sedang membaca buku sambil menghirup udara segar di depan jendela, gubuk yang kini sedang di tempatinya bersama William. Gubuk kayu ini sengaja di bangun dengan jarak yang lebih tinggi dari tanah, tujuannya agar terhindar dari gangguan binatang buas dan poin pentingnya Diana bisa menikmati keindahan pegunungan malabar, baik di teras atau pun depan jendela. Satu tangannya yang lain meraih kacang dalam toples dan memasukkannya ke dalam mulut. Disisi lain, William sedang berkutat di depan kompor. Dia sedang membuat sandwich untuk sarapan. Sejak pernikahan itu terjadi, mereka

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status