Share

69. Belajar Gombal

Penulis: Estaruby
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-10 09:50:48

Askara melihat wajah Arina yang mudah sekali merona tiap kali dipuji atau bahkan digoda seperti ini olehnya. Dirinya hanya spontan mengutarakan apa yang ada dalam pikirannya dan senang melihat reaksinya itu. Apalagi hari ini Arina nampak begitu cantik dengan tatanannya. Kelihatan profesional, tapi masih sangat feminim dan elegan, sesuai dengan citra perempuan tersebut selama ini.

Sepertinya dia tidak akan bosan sama sekali untuk memandangi atau bahkan menggoda Arina. Meskipun dia telah berulang kali menyatakan perasaan dan niatnya, Arina mungkin masih menganggapnya hanya bercanda. Salahnya sendiri karena beberapa kali memang menyelipkan pengakuan tersebut dalam format candaan. Hanya saja, Askara rasa Arina masih belum siap akan komitmen apapun sekarang.

Bola berada pada tangan Arina sekarang. Askara sejak awal telah mengatakan bahwa dia serius dan 'all in' dalam hubungan ini. Tapi sepertinya, dia masih belum sepenuhnya bisa memenangkan kepercayaan dari Arina. Meskipun, Askara percaya
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Ferinda Yanti
ayoloh....ada calon papa mertua rin..
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Konsultasi Cinta dengan Dosen Muda   72. Perkenalkan, Saya Askara

    Mobil melaju pelan di jalanan kota yang mulai sepi, hanya suara mesin dan deru angin dari jendela yang sedikit terbuka. Askara menatap lurus ke depan, fokus pada setir, sementara Arina duduk di kursi penumpang dengan kedua tangannya terlipat di pangkuan. Sejak sedikit salah paham tadi, keheningan menjadi selimut tipis yang memisahkan mereka. Sesekali Askara melirik, ingin bicara, tapi takut salah nada.Arina tak jauh berbeda. Meskipun wajahnya nampak tenang, gadis itu merasa benar-benar malu sekarang. Entah apa yang Askara pikirkan tentangnya. Tentang bagaimana gadis itu secara acak menuduhnya punya tunangan dan secara gamblang memperlihatkan 'kecemburuannya'. Hanya karena Arina salah menafsirkan maksud dari kata-kata Pak Danendra, ayah Askara. Entah apa yang Pak Danendra maksudkan, tapi sepertinya Askara juga tidak bohong perihal tunangan. Sekarang ini, yang terlihat jelas hanyalah kecemburuan tanpa alasan dari Arina. Persepsi bahwa gadis itu mulai merasa terusik jika ada wanita l

  • Konsultasi Cinta dengan Dosen Muda   71. OVT Random Arina

    "Aku hanya terlalu lelah. Benar-benar ingin segera istirahat," Arina akhirnya membalas dengan sebuah jawaban yang dia harap dapat memuaskan dahaga penasaran Askara.Namun mungkin itu hanya sekadar harapan saja. Askara Danendra terlampau peka jika itu menyangkut Arina. Tidak seperti biasanya, dan dia yakin ini bukan hanya karena wanita itu merasa tengah lelah. "Mau cerita sesuatu, mungkin?" Askara masih menyetir dengan tenang meskipun kepalanya sungguh berisik. Heningnya Arina meskipun memang biasanya wanita itu bukan tipe yang banyak bicara cukup membuatnya menjadi merana. Dia tidak nyaman dengan kondisi begini. Tapi bagaimanapun dia bertanya, Arina masih kukuh akan pendiriannya. Dia hanya akan diam atau bahkan menggeleng. Mengatakan bahwa semuanya baik-baik saja dan dia hanya benar-benar lelah seharian bekerja.Pada pertanyaan yang entah keberapa, mobil Askara pada akhirnya melambat kala memasuki kawasan kediamannya. Mereka memang masih harus mampir di rumah Askara dulu guna menga

  • Konsultasi Cinta dengan Dosen Muda   70. Peringatan Atau Perhatian?

    Mobil hitam itu berhenti tepat di depan gerbang kampus ketika Arina baru saja melangkah keluar, menenteng tas dan setumpuk buku. Askara turun dari kursi kemudi, membukakan pintu penumpang seperti biasa. Namun, angin dingin seolah menembus kulitnya ketika dia melihat tatapan aneh milik Arina. Arina menatapnya sekilas tanpa suara, lalu kemudian masuk mobil dan duduk di sebelahnya, ada sesuatu yang langsung terasa berbeda.Biasanya, Arina akan menyapa dengan senyum hangat dan mungkin juga sedikit kelakar tentang mahasiswanya. Kali ini, bahkan tidak ada sapaan singkat dan tatapan singgah yang cepat-cepat dialihkan ke luar jendela. Askara melirik sekilas, mencoba membaca raut wajahnya. Ada jarak tak kasatmata yang memisahkan mereka, seolah Arina sedang membangun dinding tipis di antara mereka. Ada apa?Mobil itu sudah berjalan selama kurang lebih lima menit. Namun selama itu, tak sedetik pun Askara melihat senyum tipis Arina layaknya hari-hari biasa. Sore ini Arina benar-benar terasa berb

  • Konsultasi Cinta dengan Dosen Muda   69. Belajar Gombal

    Askara melihat wajah Arina yang mudah sekali merona tiap kali dipuji atau bahkan digoda seperti ini olehnya. Dirinya hanya spontan mengutarakan apa yang ada dalam pikirannya dan senang melihat reaksinya itu. Apalagi hari ini Arina nampak begitu cantik dengan tatanannya. Kelihatan profesional, tapi masih sangat feminim dan elegan, sesuai dengan citra perempuan tersebut selama ini.Sepertinya dia tidak akan bosan sama sekali untuk memandangi atau bahkan menggoda Arina. Meskipun dia telah berulang kali menyatakan perasaan dan niatnya, Arina mungkin masih menganggapnya hanya bercanda. Salahnya sendiri karena beberapa kali memang menyelipkan pengakuan tersebut dalam format candaan. Hanya saja, Askara rasa Arina masih belum siap akan komitmen apapun sekarang.Bola berada pada tangan Arina sekarang. Askara sejak awal telah mengatakan bahwa dia serius dan 'all in' dalam hubungan ini. Tapi sepertinya, dia masih belum sepenuhnya bisa memenangkan kepercayaan dari Arina. Meskipun, Askara percaya

  • Konsultasi Cinta dengan Dosen Muda   68. Askara 'Jahil' Danendra

    Pagi itu, mobil Askara melambat lalu berhenti di depan sebuah gerobak bubur ayam yang tampak ramai. Asap tipis dari panci besar mengepul, bercampur aroma gurih yang langsung menggoda indera.“Kamu tunggu disini saja. Ada kondimen yang kamu hindari?” Tanya Askara sambil melirik Arina sekilas.Arina tersenyum tipis, "Tanpa kacang, tolong," pintanya.Askara mengacak pelan puncak kepala Arina bersamaan dengan senyuman yang dia daratkan pada sang wanita. Lalu setelah itu ia melepas sabuk pengaman dan turun dari mobil. Arina memerhatikannya, melihat punggung pria itu melangkah santai menuju kerumunan.Gerobak itu dikelilingi pembeli—dan sebagian besar adalah perempuan. Ada yang pura-pura menyesap kopi padahal matanya mengikuti Askara, ada pula yang berbisik-bisik sambil tersenyum kecil.Arina, dari balik kaca mobil, tak bisa menahan senyum miringnya. Bukan sekali dua kali ia melihat pemandangan seperti ini. Askara dengan wajah tenang dan ramah, menerima tatapan kagum seolah kehadirannya sa

  • Konsultasi Cinta dengan Dosen Muda   67. Kopi dan Bubur Ayam

    Arina mematut penampilannya sekali lagi di cermin. Wajahnya terlihat fresh bak habis dirias makeup natural oleh MUA profesional. Rambutnya sengaja dibuat sedikit bergelombang, tidak seperti biasanya dia lebih sering tampil dengan rambut lurusnya. Sejujurnya tak banyak riasan dan gaya rambut yang dia ubah, hanya saja 'sedikit' perubahan itu sudah cukup menjelaskan bahwa wanita itu sedang dalam mood yang sepertinya luar biasa bagus hari ini. Hari ini dia memakai blazer kesukaannya yang berwarna cream. Dipadukan setelan rok dan juga sepatu tinggi yang sebenarnya cukup polos namun berhasil membuatnya semakin jenjang dan mengaksentuasi tampilan profesionalnya. Senyumnya bukan lagi mengembang, tapi seperti sama sekali tidak meninggalkan posisi bahkan sejak Arina bangun tadi pagi. Wajahnya berseri, persis seperti orang yang tengah kasmaran. Sejujurnya, dia merasa sedikit konyol karena kentara sekali bersemangat menyambut Askara pagi ini. Meskipun pada dasarnya sekarang ini mereka tengah t

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status